Share

Bunglon

Nahla menatap bingung ke tiga orang yang ada di hadapannya saat ini. 

"Tadi kamu ngapain?" tanya Nurul mengintrogasi Nahla.

"Nggak ada," bohongnya pasalnya Nahla mendonorkan darahnya. Sebenarnya mendonorkan darah baik untuk sang pendonor sendiri tapi melihat kondisi Nahla seperti ini cukup mengkhawatirkan bagi mereka.

"La!" Naufal menatap tajam adiknya. Nahla menghela napas. "Aku cuman mau bantu,"  cicitnya. "Tapi kamu ngorbanin diri kamu tanpa tau efek samping bagi kamu," ujar Nurul memarahi.

"Kan niat Nahla baik," ujarnya tak mau kalah. 

"Kita pulang," ajak Naufal membuat Nahla terdiam.

"Kemana?" tanyanya melirik  Naufal dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Ke rumah Abang." Karena tidak mungkin saat ini Nahla kembali ke rumah mamanya.

"Anin?" tanyan lagi membaut Naufal ingin sekali membenturkan kepalanya ke tempok dengan sikap Nahla yang kelewati peduli sekali.

"Anin Kakak titipin ke tante Iren,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status