“Ya, sepertinya aku memang harus segera masuk ke dalam. Kali ini aku tidak mau iblis itu membunuhku dengan racun yang sama!” Ucapnya dalam hati.
Di dalam ruangan kerjanya, Yu Silan sedang memainkan gelang giok milik Saena. Pria itu sengaja memperlihatkan benda tersebut di depan mata Saena seolah-olah benda itu adalah miliknya sendiri. Yu Silan bersandar santai pada kursi kerjanya seraya menatap gelang tersebut tepat di depan wajahnya. Saena yang baru saja masuk ke dalam ruangan, begitu melihat gelang giok dengan ukiran nama keluarga besarnya itu langsung melotot. Apalagi Yu Silan sengaja melemparkan benda berharga itu ke atas hingga mengudara lalu kembali menangkapnya dalam genggaman. Saena mulai gugup, gadis itu berjalan mendekat ke arah meja kerja Yu Silan tanpa menunggu perintah dari pria tersebut. “Tu-Tuan Yu.” “Hem!” Sahut Yu Silan santai seraya melemparkan benda itu lebih tinggi dari sebelumnya,sampai-sampai gelang tersebut terlempar keSekitar pukul tujuh pagi, Yu Silan meminta Xue Zhang untuk mengantarkan mereka berdua ke kediaman Abraham. Yu Silan sepanjang jalan mengusap-usap organ intim Saena yang sudah basah dimainkannya sejak mereka berdua masuk ke dalam mobil, Yu Silan juga melumat bibir Saena dan hanya beberapa saat melepaskannya lalu kembali melumatnya lagi. Pakaian dalam Saena sengaja dilepas dan tergolek di bawah kaki wanita itu.“Ouuh, emmm, ssshh, ahh, Tuan Yu, seharusnya langsung bawa aku ke BCC. Aku takut Papa cemas jika melihat kakiku gemetar.” Ujar Saena manja. Saena sengaja membuka kedua pahanya agak lebar, Yu Silan sangat menyukai nada basah dari organ intim miliknya itu.“Jangan cemas, bahkan aku bisa tinggal di dalam kamarmu sepanjang malam jika aku mau. Tuan Abraham tidak akan berani mengusirku keluar. Apa kamu ingin aku membuktikannya pagi ini? Hem..?” tawar Yu Silan seraya menekan-nekan jarinya keluar masuk dari area basah yang sejak tadi disentuh olehnya itu.“Ouuh Tuan, ouuh,
***Selesai bertukar hasrat, Saena segera bangun dari atas ranjang Yu Silan.“Kamu mau ke mana?” Tanya pria itu pada Saena seraya menahan pergelangan tangannya.Saena membuka bibirnya dia ingin mengatakan sesuatu namun ucapannya tertahan kembali, gadis itu menarik ujung selimut untuk menutupi sisi depan tubuhnya. Hanya sekenanya saja dia menutupi tubuh erotis miliknya tersebut.“Kenapa kamu tidak menjawab?” Yu Silan beringsut mendekat, pria itu menarik selimut dari tubuh Saena sampai tubuh Saena terlihat polos seperti sebelumnya.“Tuan Yu, aku akan pulang ke rumah, semua yang harus aku katakan sudah aku katakan pada Tuan.” Ucapnya dengan wajah menunduk.Yu Silan menyentuh dagunya lalu kembali melumat bibirnya. “Kenapa ingin buru-buru pergi? Hem?” Tanya Yu Silan di sela lumatan bibirnya.Saena menggelengkan kepalanya perlahan, “Akkh, Tuan..” Saena kembali menatap sisi area basah di antara kedua pahanya. Yu Silan kembali menyentuh sisi tersebut untuk membua
“Tapi, kita tidak akan tahu jika belum mencobanya!” Antonio tetap memaksa Saena untuk masuk ke kediaman Yu Silan malam ini juga.***Di kediaman Yu Silan.“Xue Zhang?” Tegur Yu Silan lantaran melihat seseorang melintas di depan pintu ruangan kerjanya. Karena tidak ada jawaban, Yu Silan segera berdiri dari kursinya untuk memeriksa. Pria itu melihat orang tersebut masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu. Dengan langkah pelan Yu Silan berjalan menyusul menuju kamarnya.Perlahan pria itu membuka pintu, dan dia melihat Saena berdiri di tengah ruangan dalam kamar tersebut.“Bagaimana kamu bisa masuk ke sini? Apa kamu ingin mencuri sesuatu di dalam kamar ini? Penjaga di luar rumah begitu ketat. Pasti ada seseorang yang membuatmu bisa masuk dengan mudah.”“Jangan salah paham, aku datang hanya untuk meminta Tuan Yu mencabut semua tuntutan terhadap Antonio. Jangan pindahkan dia ke luar negeri.” Ucap Saena padanya. Dia melakukan itu agar Antonio tidak membeberkan hub
Sudah satu jam Saena tertidur di dalam ruangan kerja barunya. Gadis itu terlihat sangat lelap dalam tidurnya. Lima menit berikutnya, Saena baru terjaga.“Ukh, uaaah, astaga!” Awalnya menggeliat untuk meluruskan otot punggungnya kemudian langsung terkejut karena melihat seseorang duduk di sofa panjang dalam ruangan tersebut. Saena menatap penampilan orang tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hampir mirip seperti sosok pria yang selalu berada di sisinya selama ini, yaitu Yu Silan. Tapi sinar mata dari pria di hadapannya itu terlihat lebih lembut dari sosok Yu Silan.“Siapa dia? Kenapa dia di sini? Apakah dia seorang manager? Sejak kapan pria itu duduk di sana?” Saena bertanya-tanya dalam hatinya. Gadis itu merasa harus bertanya sesuatu padanya, karena dia sendiri hanya pegawai magang sudah sepantasnya dia menyapa terlebih dahulu.“Tu-tuan?” Serunya sambil membungkuk di depan pria tersebut.“Aku datang ke sini untuk mengajarimu, tadinya aku pikir kamu sudah sia
“Iya, mereka menahanku. Aku hanya ingin bertemu dengan Presdir Yu! Tapi mereka malah menghalangiku, aku tidak tahu apa kesalahan yang sudah aku lakukan. Tuan harus menolongku, pertemukan aku dengan Presdir Yu..”“Maaf Nona. Presdir sangat sibuk sekali. Seperti yang beliau katakan sebaiknya Nona kembali saja ke BCC. Saya sudah mengatur ruangan di sana, di mana Nona akan menyelesaikan magang. Ruangan itu setidaknya lebih nyaman untuk ditempati jika dibandingkan dengan ruang penyimpanan kemarin-kemarin.” Ucapnya pada Saena.“Jadi, Presdir benar-benar tidak ingin bertemu denganku sekarang?” Tanya Saena Abraham sambil meremas tali tasnya. Kepala Saena menunduk dalam-dalam, kedua matanya sudah menggenang penuh air mata. Dia merasa sudah dibuang dan disingkirkan begitu saja tanpa tahu kesalahan seperti apa yang sudah dia lakukan terhadap Yu Silan.“Bukan begitu .... sementara ini Presdir sangat sibuk, saya harap Nona mengerti. Presdir bukannya ingin ....”“Aku paham!” Poton
“Aku sudah melakukan tes DNA, jadi tidak ada yang bisa menampik bahwa darah dalam tubuhmu adalah milikku.” Ucapnya sambil menekan dadanya.“Jadi selama ini keluarga Yu.. dengan keluarga Abraham..?” Yu Silan mengusap wajahnya dengan frustasi. Dia tidak menyangka akan mengalami hal tragis seperti ini. Di saat dirinya dan Saena terlanjur saling menikmati tubuh satu sama lain, semua kebenaran yang terselubung kini terbuka.“Ya.. Kevan Yu ayahmu, dia tahu semua ini.. bahkan saat menikahi Yu Memei dia juga bertanya padaku tentang janin dalam kandungan Yu Memei. Aku sudah menceritakan semuanya. Perusahaan milik Yu Memei Ailen adalah wujud benih cinta perjuangan dari kami berdua. Diam-diam aku membantu Yu Memei untuk membuat perusahaan Ailen melesat hingga tak tergoyahkan! Di medan bisnis Ailen memegang hampir setiap lahan! Aku bilang pada Yu Memei untuk menyerahkan perusahaan hasil kerja keras kami pada putra kami. Dan semua itu kini menjadi milikmu.” Jelas Abraham panjang lebar.