Share

Bab 8

Author: Tempura
Hujan deras membasahi seluruh tubuh Yvonne. Dia menatap telapak tangannya yang terluka karena jatuh dan tiba-tiba teringat kenangan lama saat pertama kali Cedric membawanya pulang untuk bertemu orang tuanya.

Saat itu, Liana menyematkan gelang pusaka Keluarga Timoer ke tangannya dengan penuh hormat dan berkata, "Seumur hidup ini, aku hanya akan mengakui kamu sebagai menantuku."

Para sahabat Cedric pun menatapnya sambil tersenyum hormat, "Seumur hidup ini, kami hanya akan mengakuimu sebagai kakak ipar kami."

Namun kini, Liana juga telah memberikan gelang yang sama pada wanita lain. Para sahabatnya pun memanggil wanita itu sebagai kakak ipar.

Mereka semua sama seperti Cedric. Mulutnya selalu mengatakan mencintai dan menghormatinya, tapi malah menerima wanita lain dalam hati.

Yang paling menyedihkan lagi. percakapan mereka barusan menyiratkan kenyataan yang mencabik-cabik hatinya. Ternyata mereka semua telah lebih dulu mengetahui tentang Regina. Mereka semua memilih untuk ikut merahasiakan darinya.

Di seluruh dunia ini, hanya dialah satu-satunya orang yang begitu bodoh. Yvonne hanya bisa berjongkok di tepi jalan. Para pejalan kaki berlalu-lalang dengan payung, tetapi tidak ada satu pun yang berhenti untuk meneduhinya.

Setelah hujan deras itu, Yvonne jatuh sakit. Demam tinggi menyerangnya selama tiga hari, tubuhnya lemah, pikirannya pun terasa linglung.

Di dalam vila, Cedric memekik marah, "Dia sudah demam tiga hari! Kenapa belum turun juga?!"

Para dokter hanya bisa menunduk tanpa bisa memberi penjelasan. Suasana dalam kamar itu padat dan menyesakkan.

Akhirnya Cedric mengusir semua orang dengan satu lambaian tangan, lalu duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Yvonne yang dingin. Matanya memerah saat berkata, "Sayang, bangunlah ... cepat sembuh ya ...."

Namun, wanita di atas ranjang itu tetap diam. Wajahnya pucat pasi, mata tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda kehidupan.

Malam kembali menjelang. Akhirnya, ketika demamnya mulai turun, Yvonne membuka mata perlahan-lahan. Namun, tubuhnya terasa lemas, tenggorokannya juga kering dan pahit.

Yvonne berusaha untuk bersuara. Namun, sebelum dia sempat mengatakan apa pun, tiba-tiba terdengar suara benturan keras dari luar kamar. Lalu, terdengar suara marah Cedric yang teredam.

"Bukannya sudah kubilang, jangan muncul di hadapannya lagi?"

Kemudian, terdengar suara Regina yang manja dan sedih, "Tapi ... bayi dalam perutku ingin bertemu ayahnya. Aku juga bawa kejutan untukmu ... mau lihat, nggak?"

Setelah itu, yang terdengar dari balik pintu hanyalah suara gesekan kain dan desah napas berat yang semakin jelas.

"Kenapa kamu pakai baju seperti itu?"

Regina tertawa pelan. Suaranya lembut dan manja, membuat orang tergoda mendengarnya.

"Kamu nggak suka?"

Yang membalas Regina hanyalah napas Cedric yang semakin berat. Yvonne tidak sanggup lagi mendengarnya. Saat hendak menyembunyikan diri di balik selimut, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

"Di luar dingin sekali, kita masuk ke dalam saja, ya?"

Mata Yvonne membelalak. Dia refleks menoleh ke arah bayangan di kaca jendela besar di seberang ruangan. Dalam redupnya cahaya lampu, dia melihat dua sosok yang saling merapat dan jatuh di atas sofa di kaki tempat tidurnya.

Hujan di luar semakin deras. Meski terhalang kaca, suara hujannya tetap terdengar jelas. Udara dingin yang menyusup dari celah jendela yang tidak tertutup rapat, masuk dan membekukan suasana. Dinginnya angin itu juga perlahan-lahan membekukan hati Yvonne.

Setelah sakit berat itu, kondisi Yvonne semakin lemah. Sorot di matanya benar-benar redup dan tidak ada lagi cahaya kehidupan sedikit pun.

Dia membungkus tubuhnya dengan selimut tebal dan meringkuk di kursi malas sambil menatap kosong ke luar jendela. Berbanding terbalik dengan ketenangannya, Cedric yang berada di sisinya tampak kacau.

Sejak Yvonne sadar, dia nyaris tidak menyentuh apa pun. Tidak peduli seberapa kerasnya Cedric berusaha membujuknya, reaksi Yvonne tetap tidak tergerak sama sekali.

Bubur untuk memulihkan lambungnya sudah diganti berkali-kali, tapi dia tetap tidak bergerak dari posisinya. Bahkan meliriknya sekilas pun enggan.

Cedric benar-benar cemas. Apalagi, besok adalah hari pernikahan mereka, tapi Yvonne masih terlihat begitu pucat dan tak bersemangat.

Rasa panik dalam dirinya semakin besar. Dia mencoba menahan gejolak di dadanya, lalu berjalan mendekat dan berlutut di hadapan Yvonne untuk memohon, "Yvonne, makan sedikit saja, ya? Aku tahu kamu masih lemas karena sakit, tapi tubuhmu butuh tenaga."

"Waktu kamu demam, aku benar-benar takut .... Kalau sampai terjadi sesuatu lagi padamu, aku bisa gila ...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 25

    Dalam keheningan, kenangan mereka berdua perlahan muncul di benak Joy, begitu nyata, begitu jelas.Saat usia 6 tahun, Cedric menggenggam tangannya erat dan berkata kepada orang tua Joy dengan tegas, "Kalau kalian nggak mau dia, biar aku yang jaga dia."Saat usia 16 tahun, Cedric memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Joy seorang.Saat usia 22 tahun, Cedric menggunakan dana miliaran demi melamarnya, memohon agar Joy tidak meninggalkannya, mengatakan bahwa dia bisa menjadi gila tanpa Joy.Namun saat usia 23 tahun, tepat menjelang hari pernikahan mereka, Cedric berselingkuh dengan Regina. Dia mulai berbohong dan mulai jarang pulang.Saat usia 24 tahun, tiga hari sebelum pernikahan mereka, Joy berpura-pura bunuh diri dengan melompat ke laut. Sejak hari itu, mereka tidak pernah bertemu lagi.Saat usia 25 tahun, mereka bertemu kembali, tetapi dalam jarak dunia yang telah terpisah oleh kehidupan dan kematian.Saat itu juga, keben

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 24

    Saat Joy hendak bangkit setelah mematikan ponselnya, kepala pelayan tiba-tiba masuk ke ruangan dengan wajah canggung."Nona, di luar ada dua orang yang mengaku sebagai orang tua kandung Nona. Mereka ingin bertemu dengan Nona."Joy langsung menoleh. "Kamu bilang siapa yang mau menemuiku?"Setelah kepala pelayan menjelaskan secara rinci, Joy baru mengerti bahwa orang tua kandungnya yang telah bercerai sejak lama dan kini masing-masing sudah memiliki keluarga baru, ingin menemuinya.Setelah kejadian-kejadian menyakitkan itu dan Joy berpura-pura meninggal, barulah kedua orang tuanya teringat bahwa mereka pernah memiliki seorang putri. Namun, karena mengira dia sudah tiada, mereka pun tak pernah lagi berniat mencarinya.Kini setelah mendengar kabar dari kalangan sosial bahwa Joy masih hidup dan telah kembali ke Irmasia, mereka pun langsung ingin menemuinya.Joy mendengarkan semua itu tanpa menunjukkan reaksi apa pun. Justru Yosef yang melangkah mendekat, merangkul pinggangnya sambil berkata

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 23

    Beberapa hari setelah kejadian itu, Cedric mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda karena kehujanan. Dia terus-menerus memanggil nama Yvonne.Di sampingnya, Regina duduk dengan ekspresi datar tanpa bergerak sedikit pun, hanya menatapnya dalam diam.Sejak dirinya dihujat karena dianggap sebagai pelakor hingga harus melahirkan dalam kondisi sulit, lalu terjatuh bersama Cedric di tangga dan koma hingga melewatkan kesempatan terakhir bertemu anaknya, cinta yang dulu dimiliki untuk Cedric telah lama lenyap. Yang tersisa hanyalah kebencian dan keputusasaan.Regina sangat sadar bahwa hidupnya menjadi seperti ini karena pria di depannya. Namun, dia juga tahu betul dirinya telah kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri karena dimanjakan oleh Cedric selama bertahun-tahun lalu.Dia tidak bisa meninggalkan Cedric. Jika suatu saat dia benar-benar ditinggalkan, dia tidak akan bisa bertahan. Tidak ada satu pun yang mau mempekerjakan wanita dengan reputasi seburuk dirinya.Satu-satunya hal yang b

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 22

    Akhirnya, Yosef bukan hanya membeli set perhiasan bintang yang dipilih oleh Joy, tetapi membeli semua set lainnya.Saat Joy menarik tangannya untuk mengatakan sesuatu, Yosef malah menciumnya. "Joy, selama kamu bahagia, berapa pun uang yang harus kukeluarkan, aku rela."Joy mendongak menatapnya. Di mata Yosef, hanya ada dirinya dan tidak ada yang lain.Setelah hubungan mereka mulai stabil, Joy akhirnya setuju untuk ikut Yosef kembali ke tanah air, menemui keluarga dan teman-temannya di sana.Sejak turun dari pesawat hingga tiba di rumah Keluarga Cempaka, hanya keluarga Yosef dan beberapa teman dekatnya yang tahu bahwa Joy kembali ke negeri ini.Yosef menjaga Joy dengan sangat hati-hati. Selain keluarga dan teman-teman Yosef, Joy tidak bertemu siapa pun. Makanya, dia tidak tahu Cedric berdiri di luar rumah Keluarga Cempaka, menunggu semalaman di bawah hujan.Cedric tahu tentang kepulangan Yvonne secara tidak sengaja. Dia mendengarnya saat Stefan berbicara dengan kepala pelayan.Beberapa

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 21

    Setelah dibujuk Yosef, Joy pun tidak lagi memikirkan Cedric.Sekarang ada satu hal lain yang jauh lebih rumit. Yosef yang sedang mabuk akhirnya mengungkapkan perasaannya, bahkan menciumnya saat mabuk.Karena Joy juga sedang mabuk, dia tidak sempat menolak. Akhirnya, mereka berdua semakin larut dalam kelembutan.Setelahnya, Joy berniat bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Toh mereka berdua sama-sama dewasa.Namun, Yosef malah bersikap seperti anak kecil, merengek dan meminta pertanggungjawaban dari Joy.Melihat Yosef yang menatapnya penuh rasa sedih, Joy pun akhirnya luluh dan mengangguk pelan.Joy menepuk pipinya sendiri dengan lengan yang penuh bekas ciuman. Kok bisa dia mengiakannya begitu saja? Ya ampun.Yosef yang berada di belakangnya mendengar gerakannya. Dia meraih tubuh Joy ke dalam pelukan. Suara rendah dan seraknya terdengar di telinganya. "Sayang, tidur sebentar lagi ya."Selama beberapa hari setelahnya, Joy nyaris tidak pernah menapakkan kaki ke lantai. Ke mana pun

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 20

    Yosef tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menepuk-nepuk punggung Joy dengan lembut untuk menenangkannya, berkata bahwa dia akan mengurus semuanya. Dia tidak akan membiarkan orang itu menemukannya.Joy menunduk. Semua yang ingin dia katakan kepada Cedric sudah diungkapkan pada hari dirinya memutuskan untuk bunuh diri.Dia tidak ingin melihatnya lagi, bahkan tidak mau mendengar penjelasannya. Selingkuh tetaplah selingkuh, tidak ada alasan yang bisa membenarkannya.Keduanya hanya duduk berdua di sofa, saling bersandar erat, menikmati ketenangan malam.Namun, di sisi lain, di sebuah rumah sakit di dalam negeri, suasana sedang kacau balau. Cedric yang kakinya belum benar-benar pulih, memaksa bangkit dan melawan para pengawal. Dia bersikeras ingin pergi ke Selarda untuk mencari Yvonne.Sejak Yvonne "meninggal", hatinya tak pernah benar-benar menerima kenyataan itu. Meskipun dia melihat jasad Yvonne, menaburkan abu kremasi Yvonne ke laut, ada keyakinan kuat dalam dirinya bahwa Yvonne tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status