Short
Menunggu Perceraian yang Dinantikan

Menunggu Perceraian yang Dinantikan

By:  Aaliyah ZoyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9.1
18 ratings. 18 reviews
9Chapters
47.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ketika aku mengetahui bahwa Navish lebih memilih untuk mengantar obat flu untuk asistennya, sementara aku terjebak di lift dengan klaustrofobia, aku memutuskan untuk mengajukan cerai. Navish dengan cepat menandatangani dokumen itu. Dia bahkan tertawa santai kepada temannya dan berkata, "Dia cuma ngambek. Lagian, orang tuanya sudah meninggal, dia nggak mungkin benar-benar menceraikan aku." "Selain itu, bukankah ada masa tunggu 30 hari untuk perceraian? Kalau dia menyesal, aku bisa bermurah hati memaafkannya dan dia pasti akan kembali padaku," tambahnya sambil tersenyum percaya diri. Keesokan harinya, dia memposting foto pasangan dengan asistennya di media sosial, lengkap dengan caption. [ Merekam setiap momen malumu yang manis. ] Aku menghitung hari-hari dengan tenang. Setelah memastikan semuanya sesuai rencana, aku mulai membereskan barang-barangku dan menelepon seseorang. "Paman, tolong belikan aku tiket pesawat ke Nu York," kataku dengan suara tegas.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Bagus sekali, Sasa. Bertahun-tahun kamu akhirnya mau kembali, Paman benar-benar senang," kata seorang pria paruh baya dengan nada riang di telepon.

Setelah aku menutup telepon, Navish membuka pintu kamar. Bersamaan dengan kehadirannya, tercium aroma parfum wanita yang asing.

"Kamu barusan telepon siapa?" tanyanya tanpa sedikit pun perhatian. Matanya tetap terpaku pada layar ponselnya, tidak melirikku sama sekali.

Aku baru hendak menjawab ketika ponselnya berdering. Dari sana, terdengar suara lembut seorang gadis, "Pak Navish, terima kasih banyak untuk obat flu yang kamu kirim beberapa hari lalu. Kalau bukan karena kamu, fluku pasti makin parah. Tanpa kamu, aku nggak tahu harus gimana!"

Navish tampaknya merasa kurang nyaman mendengarkan itu di depanku, jadi dia menurunkan volume teleponnya.

Aku diam saja, merasa percuma untuk berkata apa pun. Bukankah kami memang sudah berencana untuk bercerai? Aku menutup mulutku dan kembali mengemasi barang-barangku. Seperti biasa, aku membuatkan diriku segelas susu hangat.

Selesai berbicara di telepon, Navish duduk di sofa dengan santai sambil membaca koran keuangan seperti kebiasaannya setiap malam. Namun, dia tampak terganggu ketika tangannya tidak menemukan teh bunga yang biasa kubuatkan untuknya. Akhirnya, dia menatapku dan wajahnya menunjukkan ketidaksabaran.

"Cuma karena waktu itu aku nggak menyelamatkanmu saat lift rusak, kamu harus begini?" ucapnya dengan nada mengejek.

"Miya bilang, sepupunya seorang dokter, dan katanya klaustrofobia itu bukan masalah besar. Kamu jangan terlalu lebay."

"Lagi pula, kamu yang minta cerai, aku sudah setuju. Jadi, kenapa harus terus-terusan pasang wajah masam?"

Malam itu, aku pulang lembur sangat larut. Aku terjebak di lift yang mendadak mati listrik dengan ponsel yang hampir kehabisan daya. Klaustrofobiaku kambuh sehingga membuatku gemetar hebat. Dengan tangan gemetar, aku mencoba menelepon Navish untuk meminta bantuan.

Namun, dia hanya menjawab, "Kamu nggak bisa cari solusi sendiri? Aku lagi sibuk," sebelum menutup telepon.

Beberapa saat kemudian, ponselku mati dan aku kehilangan kesadaran.

Baru belakangan aku tahu bahwa asistennya, Miya, mendapat cuti selama beberapa hari. Rupanya, malam itu dia "sibuk" mengantar obat flu untuk Miya.

Itulah alasan aku memutuskan untuk mengajukan cerai.

"Nggak masalah. Setelah kita resmi bercerai, kamu nggak perlu lagi melihat wajah masamku," jawabku tanpa menghentikan pekerjaanku.

Aku pikir Navish akan senang mendengar itu, tetapi dia tiba-tiba menaikkan suaranya, "Jangan sampai kamu menyesal!"

Aku tetap fokus pada pekerjaanku, tidak peduli dengan emosinya. Navish akhirnya keluar rumah dengan membanting pintu.

Aku tidak ingin memikirkan suasana hatinya lebih jauh. Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku membuat segelas susu hangat, lalu mandi air panas sebelum bersiap tidur.

Namun, ponselku berbunyi. Pesan dari Navish masuk.

[ Aku mabuk. Datang jemput aku, sekalian bawa satu botol yogurt. ]

Aku tidak ingin pergi, tetapi pesan berikutnya langsung menyusul.

[ Kita belum resmi bercerai. Kamu masih punya kewajiban sebagai istriku. ]

Merasa lelah, aku akhirnya mempersiapkan diri dan berangkat. Ketika sampai di depan kelab tempat dia berada, suara tawa Navish dan Miya terdengar jelas dari dalam.

Pikiranku melayang ke malam saat aku pertama kali mengajukan cerai. Malam itu, Navish juga mabuk, dan salah seorang temannya bertanya, "Navish, kamu benar-benar tega menceraikan Sasa?"

Dengan nada meremehkan, dia menjawab, "Dia cuma ngambek. Orang tuanya sudah meninggal, mana mungkin dia benar-benar berani menceraikan aku?"

"Lagi pula, ada masa tunggu 30 hari untuk perceraian. Kalau Sasa menyesal, aku akan bermurah hati memaafkannya, dan dia pasti akan kembali padaku."

Dia pikir statusku sebagai yatim piatu membuatku tidak bisa meninggalkannya. Bukan karena cinta, dia hanya yakin aku tidak punya tempat untuk kembali.

Namun, dia salah besar. Aku sudah menghitung hari, dan masa penantianku hampir berakhir.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Hasby Hb
Tokoh Wanitanya penyabar atau gmn ya??? tapi aku penasaran dg cerita ini
2025-03-30 22:37:21
0
user avatar
Yurikakoe Yurika Permanasari
lihat flash ad nya menarik, serinya juga sedikit, belum baca tuntas sih, tapi bikin pensaran baca
2025-03-30 07:47:43
0
user avatar
Neneng Selly Safa'ah
cerita nya bagus
2025-03-30 06:50:49
0
user avatar
celina hartanto
cerita menarik
2025-03-27 15:23:05
0
default avatar
Echi Chhubby
ceritanya bagus dan seru
2025-03-27 14:07:32
0
default avatar
Surat Rohro
memaeik dan tertarik mengjjutu
2025-03-26 17:51:14
0
default avatar
matcha cat
navish anj......
2025-03-10 00:44:21
0
user avatar
Zoe Yurmom
Ceritanya bagus banget!! Aku geregetan sama Navish.........
2025-03-06 17:33:11
0
default avatar
Nindita
Belum baca
2025-03-04 10:25:27
0
user avatar
Bertha Rgukguk
bagus cerita nya tp bagaimana cara utk lanjut membaca
2025-02-23 04:59:04
9
user avatar
Ayyy_
cerita nyaa menariik
2025-02-22 21:38:59
0
default avatar
Rosa Dwiyanti
sukaa banget
2025-02-11 20:33:17
0
user avatar
Indah Aprilijani
bagus banget
2025-02-01 11:32:58
0
user avatar
Verry Judo
mantap top markotop
2025-01-24 18:57:38
0
user avatar
Sereal Sehat
Bagus sekali
2025-01-24 16:54:03
0
  • 1
  • 2
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status