แชร์

Bab 9

ผู้เขียน: Tempura
Mata Yvonne sedikit bergerak. Dalam sorotnya, muncul seberkas kilatan sinis yang samar. Detik berikutnya, setetes air mata mengalir pelan dari sudut matanya.

Secara refleks, dia hendak menghapusnya sendiri. Namun, Cedric sudah lebih dulu menyentuh pipinya dengan ujung jari yang bergetar dan menyeka jejak basah itu dengan hati-hati.

"Yvonne, ada apa sebenarnya? Jangan diam terus, kamu bikin aku takut .... Kalau kamu terluka atau sedih, bilang saja. Jangan dipendam sendiri."

Sambil berkata demikian, Cedric hendak memeluknya. Namun Yvonne memiringkan tubuhnya untuk menghindar. Akhirnya, dia mau juga menatap Cedric, tetapi nada bicaranya terdengar sangat asing.

"Cedric, temani aku ke laut, ya."

Gerakan tangan Cedric langsung terhenti. Matanya menatap Yvonne dengan heran. "Sayang ... bukannya kamu takut sama laut? Kamu sendiri bilang nggak suka pantai."

Yvonne menjawab dengan datar, "Tiba-tiba aku ingin melihatnya lagi."

Lagi pula, cara kematian palsunya adalah bunuh diri dengan melompat ke laut.

Mendengar hal itu, Cedric tidak bertanya lagi. Dia langsung memanggil kepala pelayan dan menyuruh menyiapkan mobil.

Sepanjang perjalanan, Cedric menyetir dengan satu tangan, sementara tangan lainnya terus menggenggam tangan Yvonne erat. Kali ini, Yvonne tidak menepis genggaman itu.

Cedric merasa Yvonne mulai luluh sedikit, wajahnya memancarkan secercah kebahagiaan. Dia mulai bercerita tentang kenangan masa lalu mereka dengan penuh perasaan.

Dia mengenang semua momen manis dari masa kecil ketika Yvonne tersenyum memberinya permen lemon, sampai masa SMA ketika mereka berdansa untuk pertama kalinya. Hingga saat mereka menjalani LDR dan Yvonne terbang semalaman hanya demi bertemu dengannya.

"Kamu itu gadis yang selalu aku jaga dan sayang dari kecil. Tapi demi aku, kamu naik pesawat semalaman. Sejak saat itu, aku bersumpah nggak akan membiarkanmu tersakiti sedikit pun."

Saat mobil berhenti di tepi pantai, Cedric menatapnya dalam-dalam dengan penuh kasih, "Yvonne, aku akan mencintaimu selamanya."

Yvonne pun ikut tersenyum, tapi senyumnya mengandung ironi. Kebohongan yang diulang terus-menerus, pada akhirnya bahkan bisa menipu si pembohong itu sendiri.

Mereka berdiri berdampingan di tepi pantai, menikmati sejenak ketenangan dari suara ombak dan angin laut. Namun di saat itu juga, ponsel Cedric tiba-tiba bergetar berkali-kali tanpa henti. Dia melirik sebentar, lalu langsung menolak panggilan itu tanpa membuka siapa penelponnya.

Namun, si penelepon tetap tidak menyerah. Panggilannya terus berdatangan.

Akhirnya, Cedric melirik nama kontak penelepon di layarnya dan tetap memutuskan untuk menjauh sejenak lalu menjawab panggilan itu.

Entah apa yang dikatakan orang di seberang sana, tapi raut wajah Cedric perlahan berubah. Sorot matanya mulai dipenuhi oleh hasrat.

Di saat bersamaan, Yvonne menerima sebuah pesan dari Regina.

[ Yvonne, memangnya kenapa kalau kalian akan menikah besok? Kamu percaya nggak, hanya dengan satu telepon dariku, dia akan langsung datang menemaniku. Kalau kamu tahu diri, seharusnya kamu sudah menyerahkan posisi Nyonya Timoer padaku. ]

Ini bukan pertama kalinya Regina mendesaknya untuk mundur. Namun, ini adalah pertama kalinya Yvonne membalas.

[ Baik. Sesuai keinginanmu. ]

Detik berikutnya, Cedric kembali dengan langkah cepat. Wajahnya kembali memancarkan ekspresi bersalah. "Yvonne, maaf ... ada urusan mendesak dari kantor ...."

Namun, Yvonne memotong dengan tenang, "Cedric, kamu masih ingat apa yang aku katakan setelah kamu melamarku?"

Pertanyaan yang mendadak itu membuat dada Cedric bergetar.

"Aku bilang, kalau suatu hari kamu berhenti mencintaiku, katakan saja. Aku nggak akan memaksa. Tapi kalau kamu membohongiku, aku akan pergi dan nggak pernah kembali lagi."

Tatapan Yvonne dihiasi senyuman tipis yang tidak tulus.

Cedric menggenggam ponselnya erat-erat, ruas jarinya memutih karena mencengkeram terlalu kuat. Dia terdiam lama, lalu mengusap kepala Yvonne dengan tangan gemetar dan berkata, "Yvonne, aku sangat mencintaimu. Mana mungkin aku membohongimu ...."

Pada detik itu juga, sisa cinta terakhir Yvonne padanya, benar-benar lenyap.

Yvonne tertawa sekilas. "Bukannya kamu bilang ada urusan kantor? Kenapa belum pergi juga?"

Melihat ketenangannya, Cedric mendadak merasa panik. Ada perasaan takut yang tiba-tiba menyerbu dirinya. Takut kalau setelah dia pergi, mereka takkan pernah bertemu lagi.

Namun, begitu mengingat isi telepon tadi, genggaman tangannya pada ponsel perlahan mengendur. Yvonne ada di sini, apa yang bisa terjadi? Lagi pula, besok mereka akan menikah.

Memikirkan hal itu, dia pun menarik napas lega dan berkata, "Yvonne, setelah puas melihat laut, kamu cepat pulang ya. Sampai ketemu di pernikahan kita besok."

Setelah itu, dia naik ke mobil dan menghilang dari pandangan Yvonne.

Yvonne hanya berdiri diam sambil menatap punggungnya yang menjauh, tanpa berusaha untuk menghentikannya ataupun menyuruhnya kembali.

Sepuluh menit kemudian, sebuah mobil lain berhenti di tepi pantai. Seorang pria turun dan menghampirinya.

"Bu Yvonne, seluruh data Anda di dalam negeri sudah dihapus. Identitas baru, ponsel baru, dan tiket pesawat juga sudah disiapkan. Mulai sekarang, nggak ada satu pun orang di dunia ini yang bisa menemukan Anda lagi."

Yvonne menunduk dan menerima semua itu. Lalu, tanpa ragu, dia menyerahkan ponsel lamanya kepada pria itu.

"Besok, kirimkan mayat palsu itu langsung ke lokasi pernikahan. Satu lagi, tolong serahkan ponsel ini ke pengantin prianya."

Yvonne ingin Cedric tahu, bahwa selama beberapa hari terakhir, Regina terus-menerus menantangnya. Dia ingin Cedric tahu, bahwa saat dia kembali berbohong dan meninggalkannya demi wanita lain, Yvonne telah melompat ke laut untuk mengakhiri segalanya.

Dia ingin Cedric tahu, hari ini adalah terakhir kalinya mereka bertemu.

Setelah ini, Cedric akan dihantui penderitaan dan kesakitan sepanjang hidupnya.

Usai memberikan semua instruksi terakhir, Yvonne mengambil identitas barunya dan melangkah naik ke sebuah mobil hitam tanpa pelat nomor.

"Ke bandara," ucapnya singkat.

Setelah kegelapan berlalu, dia siap untuk menyambut sinar mentari yang menyambutnya dari kejauhan ....

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 25

    Dalam keheningan, kenangan mereka berdua perlahan muncul di benak Joy, begitu nyata, begitu jelas.Saat usia 6 tahun, Cedric menggenggam tangannya erat dan berkata kepada orang tua Joy dengan tegas, "Kalau kalian nggak mau dia, biar aku yang jaga dia."Saat usia 16 tahun, Cedric memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Joy seorang.Saat usia 22 tahun, Cedric menggunakan dana miliaran demi melamarnya, memohon agar Joy tidak meninggalkannya, mengatakan bahwa dia bisa menjadi gila tanpa Joy.Namun saat usia 23 tahun, tepat menjelang hari pernikahan mereka, Cedric berselingkuh dengan Regina. Dia mulai berbohong dan mulai jarang pulang.Saat usia 24 tahun, tiga hari sebelum pernikahan mereka, Joy berpura-pura bunuh diri dengan melompat ke laut. Sejak hari itu, mereka tidak pernah bertemu lagi.Saat usia 25 tahun, mereka bertemu kembali, tetapi dalam jarak dunia yang telah terpisah oleh kehidupan dan kematian.Saat itu juga, keben

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 24

    Saat Joy hendak bangkit setelah mematikan ponselnya, kepala pelayan tiba-tiba masuk ke ruangan dengan wajah canggung."Nona, di luar ada dua orang yang mengaku sebagai orang tua kandung Nona. Mereka ingin bertemu dengan Nona."Joy langsung menoleh. "Kamu bilang siapa yang mau menemuiku?"Setelah kepala pelayan menjelaskan secara rinci, Joy baru mengerti bahwa orang tua kandungnya yang telah bercerai sejak lama dan kini masing-masing sudah memiliki keluarga baru, ingin menemuinya.Setelah kejadian-kejadian menyakitkan itu dan Joy berpura-pura meninggal, barulah kedua orang tuanya teringat bahwa mereka pernah memiliki seorang putri. Namun, karena mengira dia sudah tiada, mereka pun tak pernah lagi berniat mencarinya.Kini setelah mendengar kabar dari kalangan sosial bahwa Joy masih hidup dan telah kembali ke Irmasia, mereka pun langsung ingin menemuinya.Joy mendengarkan semua itu tanpa menunjukkan reaksi apa pun. Justru Yosef yang melangkah mendekat, merangkul pinggangnya sambil berkata

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 23

    Beberapa hari setelah kejadian itu, Cedric mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda karena kehujanan. Dia terus-menerus memanggil nama Yvonne.Di sampingnya, Regina duduk dengan ekspresi datar tanpa bergerak sedikit pun, hanya menatapnya dalam diam.Sejak dirinya dihujat karena dianggap sebagai pelakor hingga harus melahirkan dalam kondisi sulit, lalu terjatuh bersama Cedric di tangga dan koma hingga melewatkan kesempatan terakhir bertemu anaknya, cinta yang dulu dimiliki untuk Cedric telah lama lenyap. Yang tersisa hanyalah kebencian dan keputusasaan.Regina sangat sadar bahwa hidupnya menjadi seperti ini karena pria di depannya. Namun, dia juga tahu betul dirinya telah kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri karena dimanjakan oleh Cedric selama bertahun-tahun lalu.Dia tidak bisa meninggalkan Cedric. Jika suatu saat dia benar-benar ditinggalkan, dia tidak akan bisa bertahan. Tidak ada satu pun yang mau mempekerjakan wanita dengan reputasi seburuk dirinya.Satu-satunya hal yang b

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 22

    Akhirnya, Yosef bukan hanya membeli set perhiasan bintang yang dipilih oleh Joy, tetapi membeli semua set lainnya.Saat Joy menarik tangannya untuk mengatakan sesuatu, Yosef malah menciumnya. "Joy, selama kamu bahagia, berapa pun uang yang harus kukeluarkan, aku rela."Joy mendongak menatapnya. Di mata Yosef, hanya ada dirinya dan tidak ada yang lain.Setelah hubungan mereka mulai stabil, Joy akhirnya setuju untuk ikut Yosef kembali ke tanah air, menemui keluarga dan teman-temannya di sana.Sejak turun dari pesawat hingga tiba di rumah Keluarga Cempaka, hanya keluarga Yosef dan beberapa teman dekatnya yang tahu bahwa Joy kembali ke negeri ini.Yosef menjaga Joy dengan sangat hati-hati. Selain keluarga dan teman-teman Yosef, Joy tidak bertemu siapa pun. Makanya, dia tidak tahu Cedric berdiri di luar rumah Keluarga Cempaka, menunggu semalaman di bawah hujan.Cedric tahu tentang kepulangan Yvonne secara tidak sengaja. Dia mendengarnya saat Stefan berbicara dengan kepala pelayan.Beberapa

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 21

    Setelah dibujuk Yosef, Joy pun tidak lagi memikirkan Cedric.Sekarang ada satu hal lain yang jauh lebih rumit. Yosef yang sedang mabuk akhirnya mengungkapkan perasaannya, bahkan menciumnya saat mabuk.Karena Joy juga sedang mabuk, dia tidak sempat menolak. Akhirnya, mereka berdua semakin larut dalam kelembutan.Setelahnya, Joy berniat bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Toh mereka berdua sama-sama dewasa.Namun, Yosef malah bersikap seperti anak kecil, merengek dan meminta pertanggungjawaban dari Joy.Melihat Yosef yang menatapnya penuh rasa sedih, Joy pun akhirnya luluh dan mengangguk pelan.Joy menepuk pipinya sendiri dengan lengan yang penuh bekas ciuman. Kok bisa dia mengiakannya begitu saja? Ya ampun.Yosef yang berada di belakangnya mendengar gerakannya. Dia meraih tubuh Joy ke dalam pelukan. Suara rendah dan seraknya terdengar di telinganya. "Sayang, tidur sebentar lagi ya."Selama beberapa hari setelahnya, Joy nyaris tidak pernah menapakkan kaki ke lantai. Ke mana pun

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 20

    Yosef tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menepuk-nepuk punggung Joy dengan lembut untuk menenangkannya, berkata bahwa dia akan mengurus semuanya. Dia tidak akan membiarkan orang itu menemukannya.Joy menunduk. Semua yang ingin dia katakan kepada Cedric sudah diungkapkan pada hari dirinya memutuskan untuk bunuh diri.Dia tidak ingin melihatnya lagi, bahkan tidak mau mendengar penjelasannya. Selingkuh tetaplah selingkuh, tidak ada alasan yang bisa membenarkannya.Keduanya hanya duduk berdua di sofa, saling bersandar erat, menikmati ketenangan malam.Namun, di sisi lain, di sebuah rumah sakit di dalam negeri, suasana sedang kacau balau. Cedric yang kakinya belum benar-benar pulih, memaksa bangkit dan melawan para pengawal. Dia bersikeras ingin pergi ke Selarda untuk mencari Yvonne.Sejak Yvonne "meninggal", hatinya tak pernah benar-benar menerima kenyataan itu. Meskipun dia melihat jasad Yvonne, menaburkan abu kremasi Yvonne ke laut, ada keyakinan kuat dalam dirinya bahwa Yvonne tidak

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status