Share

14. Suara Perempuan

Air mata Adi menetes dengan sendirinya. Bibir bergetar tidak sanggup menatap wajah istri. Hati ikut terasa sesak mendengar pertanyaan yang sama sekali tidak terbayang akan diucapkan istrinya.

"Rani, kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Adi seraya mengusap air mata. Kelopak mata sebelah kembali meneteskan air mata. Dengan cepat dihapus sambil membelakangi istri.

"Mas, aku tidak tahu kalau menikah akan menyedihkan seperti ini." Rani menangis lemas di atas lantai. Membungkuk sangat dalam terdengar menyayat hati. Meremas ujung jilbab yang basah terkena air mata.

Adi menghela napas panjang mulai susah bernapas. Menahan tangis dan air mata agar tidak keluar sangat tidak mudah. Wajar jika Adi merasa dadanya sesak.

"Aku takut kalau pernikahan ini tetap dilanjutkan."

Adi berlari diiringi air mata lalu memeluk istrinya dengan erat. Mereka menangis bersama dengan alasan yang tidak sama tanpa mereka sadari. Ada alasan Rani mengatakan semua itu. Tetapi, berbeda dengan Adi.

"Sayang, kamu jang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status