Share

02 - Tumbal Nafsu Birahi

Ketika wanita itu sampai di pekarangan bagian belakang, dia melihat anaknya baru saja memasukkan hewan ternak ke kandang. Anaknya datang menghampiri sang ibu yang nampak gelisah dan ketakutan.

“Ada apa, Bu?” tanyanya. “Kenapa wajah Ibu pucat begitu? Padahal aku tidak terlalu lama. Ini semua sapi sudah aku masukkan ke kandang,” lanjut anak laki-laki tersebut, yang merasa wajah pucat ibunya itu karena mengkhawatirkan dirinya.

Namun sang ibu tak menjawab pertanyaan tersebut. Dia langsung menarik tangan sang anak untuk segera pergi meninggalkan rumah. Hanya saja, ketika dia hampir mencapai pagar samping rumah, tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergetar seperti terjadi gempa yang dahsyat.

“Bu, ada apa ini?” tanya anak tersebut panik sembari memegangi pagar rumah. Namun tentu saja sang ibu sama tak tahunya dengan apa yang sedang menimpa mereka.

Gempa semakin kuat menghentak tanah. Kedua ibu dan anak tersebut duduk bersimpuh sembari memagut pancang kayu dari pagar halaman. Namun pagar itu pun roboh terkuak dari tanah.

Tiba-tiba tanah di sekitar rumah seperti terangkat. Anehnya lagi, tanah di sekeliling rumahnya itu mulai mengatup seperti sebuah kelopak bunga raksasa. Bahkan seluruh tanah mulai berubah seperti berbentuk daging yang hidup dan berdenyut-denyut, terus mengatup seperti sebuah bunga bangkai yang memerangkap mangsanya.

Tiba-tiba, beberapa sulur daging seperti tentakel iblis menyeruak dari dalam rumah begitu cepat. Sulur daging yang berlendir itu melilit tubuh kedua orang ibu dan anak tersebut. Sulur itu menyeret mereka untuk kembali masuk ke dalam rumah, di mana laki-laki misterius tadi masih menunggu di sana.

Laki-laki tersebut menatapi mereka, lebih-lebih ke arah sang ibu dengan seringai penuh nafsu. Sesaat kemudian, laki-laki itu terdiam seperti ada sesuatu yang terjadi dengannya. Tiba-tiba dia berbicara sendiri dengan ekspresi wajah yang mulai tampak gila seperti seseorang yang sedang kesurupan.

“Jadikan saja anak itu tumbalnya,” gumam laki-laki tersebut memegangi kepalanya.

Setelah itu dia kembali menyeringai, berjalan menghampiri wanita yang terlilit menggantung oleh sulur-sulur daging yang berlendir.

Gumamannya tak begitu keras, namun dia mengatakannya sesaat sebelum dia membelai lekuk dada sang ibu. Tentu saja hal tersebut membuat wanita itu semakin panik dan histeris. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa karena sulur daging yang berlendir itu tak hanya melilit tangan dan kakinya, tapi juga leher dan mulutnya.

“Aku tahu sedari dulu kau tak pernah mau menerimaku, dan selalu melihatku dengan tatapan yang merendahkan,” ujar laki-laki tersebut sebelum menarik sulur daging yang menutupi bibir wanita tersebut.

Laki-laki itu mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati dagu wanita itu. Nafasnya terdengar memburu karena nafsu yang tak tertahankan, membuat wanita tersebut semakin jijik dengannya

“Aku ingin melihat apa kau masih bisa melihatku dengan tatapan yang sama setelah aku membuatmu menjadi wanita hina,” ucapnya menyeringai, dan kemudian mulai melumat bibir merah muda wanita tersebut.

Setelah beberapa lama melumat bibir wanita itu penuh nafsu, laki-laki tersebut akhirnya menjauhkan bibirnya. Dia sengaja memberi wanita itu kesempatan untuk menangisi kondisinya yang begitu tragis. Jelas sekali dia tidak sekadar melampiaskan nafsunya, akan tetapi ingin menyiksa dan mempermalukannya begitu hina. Entah dendam kesumat apa yang disimpannya sampai mendorongnya berbuat sejauh itu.

“Dasar iblis laknat!” sumpah wanita itu setelah sempat meludahi wajah laki-laki tersebut. “Kau bisa melakukan apapun dengan tubuhku, tapi kau tak akan pernah mendapatkan kepuasan apa-apa dalam hidupmu.”

Laki-laki tersebut tertawa menerima makian dan ludahan yang diterimanya.

“Anakmu sudah nyaris menjadi santapan iblis, dan kau masih sibuk merendahkan laki-laki ini?” balasnya beretorika penuh tawa.

“Dan kau masih berlagak layaknya wanita suci yang terhormat di depanku,” ujarnya dengan lantang, dan setelah itu mencabik-cabik baju wanita tersebut dengan paksa.

Sementara itu, anak dari wanita tersebut menggantung terlilit sulur-sulur daging yang seperti tentakel iblis itu. Dia masih mencoba meronta-ronta dengan mulut masih terlilit. Salah satu sulur daging menjalar ke arah bawah.

Bagian ujungnya mulai menganga seperti mulut seekor belut. Bagian itu terus terbuka begitu lebar, dan mulai mencoba menelan anak itu begitu pelan dari bawah.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Heriyanto
cerita yg menarik.
goodnovel comment avatar
Arief Mixagrip
keris petir hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status