Share

Bagian 21

Kayvan, pimpinan menara sihir Kerajaan Asytar mengerutkan kening. Netranya tak lepas dari bola kristal yang tengah berpendar kebiruan. Tangan keriput terulur di atas bola. Namun, dia cepat menariknya karena hawa dingin terasa menusuk kulit.

“Ada yang aneh dengan batu sihir pelindung,” celetuknya sambil mengusap-usap jenggot putih.

Mata yang sedikit keruh masih terpaku pada bola kristal. Sentuhan pelan di bahu membuatnya terlonjak. Kayvan melepaskan bola api. Pemuda yang tadi menepuk bahu cepat melapisi tubuh dengan perisai es. Bola api membentur perisai pecah dan menyisakan percikan kecil, tetapi mudah untuk dipadamkan.

“Maaf, saya mengejutkan Guru,” ucap si pemuda setelah kondisi kembali terkendali.

“Akulah yang harusnya minta maaf karena hampir melukaimu.”

“Ada apa, Guru? Tidak biasanya Anda begitu fokus, hingga tidak menyadari sekeliling.”

Kayvan kembali mengelus jenggot. Pemuda di hadapanny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status