Share

Bagian 22

Raja Faryzan mondar-mandir di tepian danau. Beberapa kali dia mendesah berat dan meremas jemari. Langkahnya seketika terhenti ketika permukaan danau berpendar biru terang. Tak lama kemudian, bola raksasa berisi empat orang naik ke permukaan, lalu perlahan ke pinggiran danau.

Pangeran Heydar yang tengah memikul pemuda berjubah hitam di bahu keluar dari bola lebih dulu, diikuti oleh Gulzar Heer. Terakhir, Pangeran Fayeruza menjentikkan jari untuk melenyapkan bola biru. Raja Faryzan mengerutkan kening.

“Siapa dia?” tanyanya sembari menunjuk pemuda yang kini dilempar dengan kasar ke rumput oleh Pangeran Heydar.

“Sepertinya, penyihir di negeri ini sudah mengetahui ada masalah dengan batu sihirnya. Dia utusan mereka. Jadi, kami terpaksa menangkapnya.” Pangeran Fayruza yang menyahut. “jika mereka sudah mulai curiga berarti, waktu kita tidak banyak,” lanjutnya.

Penyihir muda yang tadi terkulai di tanah membuka mata. Dia mengerj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status