Share

Bagian 56

Bagian 56

Saat kondisi semakin genting, Putri Arezha tiba-tiba menepuk kening. "Benda sihir pemberian Tuan Kayvan!" serunya.

Dia merogoh kantung kulit. Permata cokelat dikeluarkan dari dalam. Putri Arezha menekan beberapa titik seperti yang diajarkan Kayvan. Tak lama kemudian, perisai dari tanah batu yang kokoh terbentuk di sekeliling mereka. Namun, angin kencang sudah membuat beberapa retakan.

"Perisainya tidak akan bertahan lama. Ayo kita jalan sembari mencari tempat yang aman!" perintah Putri Arezha.

Pangeran Fayruza mengangguk, lalu menggendong Gulzar Heer yang sudah kehilangan kesadaran. Mata gadis itu terpejam dengan bibir terus mengerang. Mereka pun meneruskan perjalanan sembari menerjang angin badai.

Perjalanan semakin berat. Entah kenapa angin badai semakin kencang. Permata di tangan Putri Arezha berpendar lemah. Retakan perisai terus bertambah, hanya menunggu waktu untuk pecah berkeping-keping.

Pangeran Fayruza men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status