Share

Kesatria Tertinggi
Kesatria Tertinggi
Penulis: Rio Java

1. Awal dari Semua

Rune, seorang lelaki yang memiliki tiga jenis senjata mendapatkan semangat untuk terus hidup karena menemukan gadis kecil di pantai, kemudian mengangkatnya sebagai anak dan memberinya nama Loli.

Namun, kebahagiaan itu hanya sementara karena saat sampai di rumah, tiba-tiba tubuh Rune melayang karena jurus gravitasi. Seorang lelaki masuk, kemudian menculik Loli.

Setelah keluar dari rumah, Rune langsung terjatuh karena jurus gravitasi sudah menghilang, kemudian ia segera mengejar si penculik hingga memasuki sebuah desa.

Si penculik meluncurkan sebuah tornado sehingga membuat Rune berputar-putar di udara dalam waktu yang cukup lama.

Setelah tornado itu menghilang, Rune kehilangan jejak si penculik. Ia menangis dan tidak memedulikan tentang orang-orang yang meluhatnya.

Pemimpin desa menghampiri pemuda itu karena merasa kasihan dengan kejadian yang baru saja dialami.

"Tenanglah. Namaku Tedak, pemimpin desa Dakheken. Kebetulan salah satu tim di sini mempunyai misi untuk mencari keberadaan Mangan, orang yang menculik putrimu."

Tedak memegang pundak Rune untuk menenangkannya. Ia berencana memasukkan lelaki tersebut ke dalam salah satu tim untuk mempermudah suatu misi.

"Ikut aku."

***

Tim Seseven yang terdiri dari tiga perempuan dan empat laki-laki sudah memulai perjalanan untuk mencari keberadaan Mangan. Mereka melewati sebuah hutan, lalu berhenti dan bersandar di pohon untuk beristirahat.

Tiba-tiba seseorang berbadan besar datang dan menghampiri mereka, lalu meminta Seseven untuk menyerahkan semua persediaan makanan.

"Sekali lagi, serahkan makanan kalian!"

"Tidak, kami tidak akan menyerahkan makanan ke orang sepertimu," bantah Sam, pemimpin tim Seseven.

Ia mengeluarkan pedang untuk bersiap melawan orang berotot di depannya.

"Rune, lawan dia."

Dalam seketika, orang yang dipanggil kaget dan menunjuk diri sendiri serta mencoba mencari alasan karena sudah lama tidak bertarung.

"Kenapa harus aku? Bukankah aku ini anggota baru?" bantah Rune sembari menatap Sam.

Sam menyimpan pedangnya, lalu tersenyum dan menatap Rune, kemudian mengatakan, "Aku ingin melihat seberapa hebatnya dirimu."

Rune menghembuskan napas kesal sembari membuang muka karena mau tidak mau harus mengikuti perintah dari sang pemimpin.

Pria besar itu berlari untuk menyerang Sam. Hal itu membuat Rune secepat mungkin menghadangnya, lalu mengeluarkan pedang dan bersiap untuk bertarung.

"Sebelum bertarung, perkenalkan dirimu terlebih dahulu," suruh Sam kepada musuh.

"Aku Rune–"

"Bukan kau, tapi musuh."

Rune pun menjadi malu dan menggaruk leher bagian belakang.

"Aku Toto," ucapnya dengan tangan mengepal serta muka yang marah.

Dalam seketika, Rune tertawa terbahak-bahak karena merasa jika nama musuhnya yang berotot ini sangatlah lucu.

Hal itu, membuat Toto geram dan langsung mencabut pohon untuk dijadikan sebagai senjata. Ia menghentakkan kaki sehingga muncul sebuah batu besar berbentuk bulat dari tanah, lalu memukulnya menggunakan pohon.

Tim Seseven pun menjauh karena ingin anggota barunya menghadapi orang itu sendirian. Di saat serangan Toto itu berlangsung, Rune melompat ke atas sembari meluncurkan panah.

Namun, tiba-tiba kakinya ditarik selama beberapa detik, lalu dilepaskan oleh bola batu yang baru saja diluncurkan sehingga tubuhnya menjauh dari Toto.

Rune melihat apa yang baru saja membawanya ke sini. Bola batu itu memunculkan kaki, mata dan juga tangan.

Rune berjalan mundur karena merasa takut sebab tidak pernah melawan makhluk aneh seperti itu.

Toto berlari menghampiri dan menyerang Rune dengan pukulan sehingga lelaki tersebut terpental jauh. Saat ini, Rune berada tepat di hadapan bola batu yang hidup.

"Semangat! Kau pasti bisa melawan golem itu!"

Rune melihat ke arah sumber suara dan dalam seketika tersenyum kala tahu kalau yang menyemangatinya adalah seorang perempuan.

Rune maju, lalu menyerang golem dengan pedang, tetapi hal itu tidak berhasil karena manusia batu itu terlalu kuat.

"Teman-teman, bagaimana cara mengalahkan makhluk ini?!"

Sam menepuk jidatnya dan membatin, 'Sepertinya perjalanan ini akan sulit jika ditemani oleh lelaki payah itu.'

"Semangat, Rune! Jika kau punya otak, maka pakailah untuk berpikir!" teriak Catly.

Rune tidak menyangka bahwa perempuan yang menyemangatinya mempunyai kata-kata yang pedas. Namun, rasa suka padanya tetap tidak berkurang.

Rune berpikir untuk mencari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya. Dalam seketika, ia teringat dengan jurus membelah diri yang dimilikinya.

Lelaki tersebut berlari ke arah Toto dan meluncurkan anak panah, tetapi berhasil dihindari.

Di saat sudah dekat, dia menyerang menggunakan pedang. Keyakinan untuk menang pun langsung muncul.

Namun, tidak semudah itu karena Toto memukul tanah dengan kedua tangannya sehingga muncul tembok batu yang besar.

Rune pun menabraknya, lalu terjatuh, kemudian bangkit dan melompat tinggi dan menyerang Toto menggunakan pedang.

Namun, hal itu juga tidak berhasil karena Toto menahan serangan Rune menggunakan tangan batu, lalu mencengkeram tubuh lelaki kurus itu, kemudian melemparkannya ke tebing.

Rune berdiri dan mencoba melihat pemandangan yang sangat indah. Sungai di bawahnya mengalir melewati hutan. Hal itu tidak pernah ia temui di mana pun.

"Awas, Rune!" teriak Catly.

Rune langsung berbalik badan dan melompat ke kanan untuk menghindari pukulan dari Toto.

Ia melihat sungai dan langsung mendapat ide. Lelaki tersebut berlari ke kanan Toto, lalu mengeluarkan bayangan yang bernama Arune karena memakai belati.

Rune mengumpulkan angin ke dalam pedangnya, sementara Arune menyerang Toto.

Setelah dirasa cukup, ia mengayunkan pedang secara horizontal dan terciptalah sebuah angin yang meluncur dengan kecepatan tinggi.

Toto pun jatuh ke sungai, sementara Arune menghilang. Sam memberi tepukan tangan untuk memuji kehebatan anggota baru Seseven.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, lalu berhenti di sebuah jembatan yang ditutupi oleh gerbang.

"Rune, gunakan jurus anginmu yang tadi untuk membuka gerbangnya."

Rune bingung kenapa Sam menyuruhnya untuk melakukan hal ini, padahal bisa saja membuka gerbang hanya dengan mendorong. Namun, karena tidak mau mencari masalah, ia pun menurut.

Rune memasang kuda-kuda dan mematung selama beberapa detik sampai pedangnya penuh dengan angin.

Setelah itu, ia langsung mengayunkan pedang secara diagonal sehingga terciptalah angin yang berkecepatan tinggi menabrak gerbang.

Tidak disangka bahwa pagar kayu yang menempel di jembatan langsung rusak karena terjangan gerbang akibat jurus Rune. Hal itu membuat lelaki tersebut merasa bersalah.

Sam tersenyum, kemudian memegang pundak Rune dan berkata, "Kerja bagus. Tolong jangan pikirkan tentang pagar yang rusak itu."

Tim Seseven melanjutkan perjalanan. Saat melewati jembakan kayu, Rune mendengar suara orang berlari. Hal itu membuatnya berhenti melangkah.

Beberapa detik kemudian, ia merasa jika hal itu tidak penting, lalu berjalan seperti biasa dan mencoba menghilangkan rasa penasarannya tentang orang lain yang berada di sini.

Setelah berjalan jauh, akhirnya mereka sampai di sebuah desa. Sam melihat ke kanan dan kiri untuk mencari jalan ke tempat penginapan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status