Share

Halo Sayang

Penulis: ZeeHyung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 11:18:04

Pria yang berada di luar segera masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku kemudi. 

"Tuan, saya sudah pesankan buket yang Anda minta. Dan saya sudah memberikan tips. Sekarang, kita mau kemana, Tuan?" tanya sang pria yang saat ini masih menunggu intruksi dari sang majikan yang tidak lain adalah Darren Stockholm. 

Pria yang memesan buket bunga tersebut adalah Darren Stockholm, pria yang Anne temui saat di hotel. Namun, baik Darren maupun Anne tidak mengetahuinya. Dikarenakan, Komo yang memesan buket bunga tersebut. 

"Kita ke kantor saja, tanyakan gedung yang akan kita gunakan untuk acara nanti, saya tidak mau acaranya sampai gagal dan ingat harus mewah, kamu mengerti?" tanya Darren. 

"Semuanya sudah sesuai yang Anda inginkan, dan tidak ada yang kurang. Nanti pihak EO akan kasih tahu kepada kita jika sudah selesai," jelas Komo yang memberitahukan jika gedung yang Darren pesan sudah sesuai dengan yang Darren inginkan. 

"Bagus, sekarang ke kantor." Darren memerintahkan Komo untuk ke kantor. 

Komo menganggukkan kepala, mobil melaju menuju perusahan Darren. Perusahaan properti Stockholm yang ada di Jakarta Pusat. Darren, mengirimkan pesan ke supir pribadi yang biasa mengantar kesayangannya. Darren, menanyakan apakah kesayangannya sudah di jemput atau tidak. 

"Sudah dijemput?" tanya Darren dalam pesan singkat pada supir. 

"Sudah, Tuan Darren," balas sang supir dengan singkat. 

Membaca balasan pesan dari supir, Darren lega, karena kesayangannya sudah dijemput. Darren, kembali membuka pekerjaannya dari tablet android. Akhir-akhir ini, Darren sangat sibuk karena kerja samanya dengan perusahaan luar, hingga Darren tidak punya waktu untuk kesayangannya. 

****

Anne begitu serius mengerjakan rangkaian bunga pesanan pria Yunani tersebut, tidak terasa waktu cepat berlalu, dan akhirnya bunga tersebut sudah selesai tepat waktu. Anne melihat jam dinding, pukul 4 sore pas sekali, dia selesaikan semuanya. 

"Anne, sudah selesai belum? Jika sudah, ayo kita antar ke alamatnya. Nanti, kita di komplain oleh mereka. Ayo cepat!" ajak Marlin pada Anne yang masih merapikan bunga yang akan dia bawa. 

Anne sangat senang, bunga yang dia rangkai sangat cantik dan mewah, tidak lupa dia membawa bunga mawar beberapa tangkai di saku depan. Kebiasaan Anne yang selalu membawa beberapa mawar jika ingin berpergian mengantarkan pesanan, tujuannya untuk memberikan kebahagiaan ke orang-orang di sekitarnya. 

"Sudah, ayo kita pergi. Kita naik apa ini?" tanya Anne. 

Marlin mendekati Anne, Marlin takjub saat melihat buket bunga yang sangat indah. Tidak sia-sia, dirinya merekrut Anne. Anne, menatap ke arah Marlin yang saat ini bukannya menjawab pertanyaannya dan membantunya untuk mengangkat buket bunga, Marlin malah mematung menatap buket bunga yang dia rangkai. 

"Ikan Marlin, mau berapa lama kamu memandang itu bunga, yang ada kita kena denda karena tidak bisa mengantar buket ini tepat waktu," ujar Anne yang mengambil tas dan menyandangkan ke bahunya. 

"Eh, maaf, Anne. Habisnya buketnya bagus banget, ayo kita pergi dari sini. Kita naik mobil operasional saja. Sekarang, bantu aku untuk bawa buket bunga yang super besar ini, ayo cepat bantu aku." 

Anne yang mendengar perkataan Marlin membolakan matanya. Keduanya membawa buket bunga bersama. Perlahan bunga dibawa oleh keduanya ke mobil. Setelah aman, keduanya tertawa. 

"Haha, kita emang super women ya. Sekarang ayo kita pergi, nanti telat!" ajak Marlin yang berjalan ke arah pintu kemudi. 

Anne ikut berjalan ke arah pintu penumpang, setelah keduanya naik sedangkan Marlin di kursi kemudi. Mobil membelah jalan menuju rumah sang pemesan buket tersebut. Satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di perumahan mewah, kawasan Andara. 

"Ini rumah Sultan atau rumah Raja ya? Lihatlah, mewah sekali bukan? Aku rasanya seperti kacang hijau, kecil banget di bandingkan dengan rumah ini," kata Marlin yang takjub melihat rumah yang ada di perumahan elite tersebut. 

"Iya benar sekali, kamu seperti kacang hijau. Ya sudah sekarang ayo kita lapor ke satpam, kita katakan jika kita mau ke rumah pria Yunani itu," sahut Anne yang meminta Marlin untuk meminta izin pada satpam perumahan. 

Mobil mendekati portal dan berhenti tepat di depan satpam. Marlin dan Anne tersenyum mengembang ke arah Pak Satpam. 

"Permisi, Pak. Kami mau ke rumah ini, untuk mengantarkan buket bunga itu, apa bisa kami ke sana?" tanya Marlin sambil menyodorkan alamat yang tertulis di nota dari toko bunganya yang ada nama dan alamat sang pemesan. 

"Oh iya, silahkan. Sebentar ya saya buka portalnya," jawab Pak Satpam yang langsung membuka portal dan mempersilahkan mobil Marlin masuk. 

Mobil Marlin masuk tidak lupa Marlin mengklakson mobil ke arah Pak Satpam. Mobil melaju menuju rumah pria tersebut. 

"Ini rumahnya dan ini cocok dengan nomor rumahnya. Kita sudah sampai, ayo kita turun!" ajak Marlin saat sampai di tempat pria tersebut. 

Anne turun dari mobil dan segera membuka tali yang mengikat buket bunga. Setelah terbuka, baru lah Anne dan Marlin membawa buket bunga bersama-sama sampai di pagar rumah. 

"Permisi, Pak Satpam. Maaf kami mau mengantarkan pesanan buket bunga, bisa kami bertemu dengan pemilik rumah ini?" tanya Anne yang menyerahkan nota pembelian ke arah Satpam. 

"Oh, ya mari masuk. Bisa saya bantu bawa, ini pasti berat. Mbak-mbak bisa masuk ke dalam, silahkan."

Pak Satpam mengambil buket bunga dan mempersilahkan Anne dan Marlin masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan pemilik rumah. 

Anne melihat sekitar rumah, luas dan sangat indah. Tapi, saat Anne melihat ke arah taman ada anak kecil memandang ke arah Anne. Anne tersenyum dan melambaikan ke arah anak kecil tersebut. 

"Duh, lucunya. Lihat itu, wajahnya imut tapi sayang dia murung. Kenapa dengan anak kecil itu ya? Hmm, aku samperin lah," gumam Anne yang melangkahkan kakinya.

 

"Mar, aku ke sana dulu kamu masuk saja. Nanti jika sudah kelar kamu ke sini," kata Anne yang meminta kepada Marlin untuk masuk sendirian dan dia menunggu di luar. 

"Ok, tunggu aku di sana ya," sahut Marlin yang berjalan mengikuti Pak Satpam menuju rumah sang empunya. 

Sampai di dekat anak kecil imut tersebut, Anne jongkok di depan anak kecil itu. Anak kecil itu memandang ke arah Anne. Tiba-tiba, anak kecil tersebut menangis. 

Anne yang melihatnya anak kecil tersebut menangis merasa terenyuh. Anne heran, kenapa anak kecil ini tiba-tiba menangis, apa dia anak manusia atau bukan, pikir Anne. 

"Halo, Sayang," sapa Anne dengan lembut dan perlahan mengangkat tangannya dan mengusap air matanya. 

"Uuuu, Mama, jangan pergi. Mama, Danda rindu sama Mama," ucap anak kecil itu yang mengatakan Anne adalah Mamanya. 

Sontak saja, Anne terkejut dengan apa yang anak kecil itu katakan. Danda memeluk Anne dengan erat. Anne yang dipeluk pun ikut memeluk Danda. Perlahan, Anne mengusap punggung Danda dengan lembut dan mencoba menenangkan Danda. 

"Cup  ... Cup  ... Sudah ya, jangan nangis. Anak cantik jangan nangis," ucap Anne yang mencoba menenangkan Danda yang perlahan menghentikan tangisannya. 

Pelukkan keduanya lepas perlahan, senyum cerah diperlihatkan Danda di depan Anne. Anne benar-benar, tidak menyangka bisa bertemu gadis kecil yang imut dan cantik ini. 

"Maaf, Mbak. Danda merepotkan Mbak ya?" tanya seseorang dari belakang yang membuat keduanya saling memandang satu sama lain. 

Anne yang mendengar suara wanita dari arah belakang segera berbalik dan melihat siapa yang datang dan menanyakan apakah Danda si gadis kecil ini merepotkan dirinya atau tidak. 

"Tidak, Danda tidak merepotkan. Maaf, Mbaknya siapa ya?" tanya Anne ke wanita cantik tersebut karena saat ini Danda memeluknya dengan erat seolah Danda takut dengan wanita di depannya ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesayangan Sang Duda   Epilog

    Raya tidak menjawabnya, dia membuang wajahnya. Mustafa pasrah, dia akhirnya pergi dari ruangan tersebut. Tidak akan memaksa wanita jika tidak mau menikah dengan dirinya. Lebih baik dirinya pergi dan menjauh. Sejak kejadian tersebut Mustafa tidak lagi bertemu dengan Raya. Dia bekerja di tempat penjual bunga milik Marlin. Toko bunga yang dia kelola sangat ramai karena wajah rupawan Mustafa membuat toko bunganya ramai di datangi oleh pelanggan terutama pelanggan wanita. Anne dinyatakan hamil, Danda dn Darren juga Nyonya Dini ikut bahagia, begitu juga dengan Komo juga mendapat kabar jika Marlin hamil. Bulan berganti bulan, baik Darren dan Komo sudah mendapatkan buah hati mereka. Tepat satu tahun, anak kedua Darren berjenis kelamin laki-laki di beri nama Dafa Putra Stockholm berulang tahun."Mama, adik tidak mau pakai pakaiannya!" teriak Danda mengatakan jika adiknya Dafa tidak mau memakai pakaiannya.Darren dan Anne yang mendengar teriakkan Danda menggelengkan kepala. "Lihat anakmu itu,

  • Kesayangan Sang Duda   Dia Mama Kamu

    Darren menggelengkan kepala dia tidak tahu apa yang terjadi. Baginya anak dan istrinya sudah selamat itu yang terpenting. Tidak berapa lama mobil polisi tiba. "Itu mobil polisi, ayo kita keluar dan lihat apakah dia selamat atau tidak." Darren mengajak Anne dan anaknya turun. Komo yang sudah menghubungi Surya bisa bernapas lega, Surya sudah sampai di lokasi dan sudah membawa ambulan untuk mengevakuasi kecelakaan. "Aku harap Darren dan keluarga kecilnya selamat." Komo memarkirkan mobil sedikit jauh dari lokasi kecelakaan. Jalanan yang tadinya sepi mulai ramai. Warga sekitar mendengar terjadinya kecelakaan berbondong-bondong ke lokasi kejadian. Garis polisi terpasang. Komo berlari mencari Darren dan saat melewati kerumunan warga akhirnya Komo bisa bertemu dengan Darren serta anak dan istrinya. "Syukur lah, elu bisa selamat. Gue pikir elu yang kenapa-napa. Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa elu bisa diserang oleh si rubah itu. Dan kenapa si rubah itu yang kecelakaan?" tanya Komo pe

  • Kesayangan Sang Duda   Kecelakaan

    Mustafa, pria tersebut sudah berubah menjadi pria pada umumnya. Dia tidak lagi berbicara seperti biasanya. Dia jatuh cinta dengan Raya pada pandang pertama. Tentu saja itu membuat Mustafa senang karena gaya bicaranya yang semula seperti pria gemulai sekarang dia menjadi pria sejati. "Aku yakin dia pasti bertemu dengan Dinda, si rubah itu. Aku tidak mau Raya terpengaruh lagi. Aku harus selamatkan Raya," ucap Mustafa yang segera mengikuti Raya. Raya yang tahu di mana sekolah Danda segera ke sana. Raya melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera bertemu dengan Dinda dan tentunya dia ingin membantu Dinda karena sedari awal dia membantu Dinda. "Sayang, bawa mobilnya pelan saja, jangan ngebut. Lagi pula masuk sekolah juga masih lama, tapi tumben ya tidak macet," ucap Anne meminta ke Darren untuk tidak terburu-buru. "Ini standar saja, Sayang. Tidak ngebut juga. Kamu tenang saja. Jalan masih lenggang karena besok hari libur, jadi banyak yang malas kerja," jawab Darren. "Ck

  • Kesayangan Sang Duda   Habisi Kamu

    Paman Boni segera menjawab panggilan telpon yang masuk. Panggilan tersebut dari anak buahnya yang mengikuti Dinda. "Hmm, ada apa?" tanya Paman Boni. "Dia baru membunuh satu orang lain. Kami tidak tahu dia siapa dan mayatnya dibuang di jurang," jawab anak buah paman Boni mengatakan jika Dinda membunuh orang. Paman Boni mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya terkejut. "Apa? B~bunuh orang? Apa tidak salah?" tanya Paman Boni yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya. "Iya, kami tidak salah sama sekali. Kami ada di sana saat dia membuangnya. Kami juga ada rekaman saat dia membuang mayat itu. Segera kami kirim, Tuan," jawab anak buah Paman Boni. Paman Boni tidak pernah menyangka jika Dinda lagi-lagi membunuh orang. Entah yang ada di pikiran wanita itu. Dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. "Baiklah, sekarang kalian awasi dia. Jangan sampai ketahuan. Nanti saya hubungi lagi," ucap Paman Boni mengakhiri panggilan dengan anak buahnya. Darren dan Ko

  • Kesayangan Sang Duda   Bukti Baru

    "Ini tidak salah? Benar ini suara dia dan dia mengatakan hal itu?" tanya Darren lagi memastikan apa yang terjadi dengan suara rekaman tersebut. "Benar, itu suara dia. Gue juga dengar sendiri dia mengatakan itu. Jadi, apa rencana lu?" tanya Mona. "Sebentar dulu, suara elu kenapa berat gitu. Apa ketelan balok lu saat di dekat Raya? Atau suara lu baru di cor?" tanya Komo yang sedikit curiga kenapa suara sahabat istrinya berubah seperti itu. "Bener bos, suaranya berubah. Apa tadi ke sini elu. . Makan biji kedongdong ya, makanya nyangkut di tenggorokan elu. Bos, ini tidak bisa dibiarkan, dia harus di operasi. Kalau tidak suaranya tidak pulih," ucap Paijo meminta ke Komo membawa Mustafa atau Mona untuk operasi suara. Mona menghela nafas, dia tidak mengerti kenapa keduanya mempermasalahkan suarnya yang seperti itu. Mona menatap ke arah Darren yang masih terus mengulang suara dari Dinda terlihat juga wajahnya mengetat saat suara Dinda yang meminta menghabisi kesayangannya itu. "Jadi, apa

  • Kesayangan Sang Duda   Pengakuan

    Raya akhirnya mengikuti apa yang Mustafa katakan. Dia menjawab panggilan dari seseorang yang tidak lain adalah Dinda. Raya mengaktifkan speaker dan berjalan menuju Mustafa. Raya duduk di sebelah Mustafa. Dia melihat ke arah Mustafa dengan wajah ketakutan. Mustafa memberikan kode kepada Raya untuk tidak khawatir dan takut kepadanya. Raya pun memberanikan diri untuk menjawabnya. "H~halo, ada apa?" tanya Raya dengan suara terbata-bata. "Wah, kamu senang sekali aku tidak menghubungi kamu. Apa selama ini kamu tidak tahu aku menunggu hasil kerjamu. Jangan katakan kalau kamu sedang bersama pria dan bermain di ranjang. Ck, dasar perempuan murahan!" hina Dinda yang membuat Mustafa mengetatkan rahangnya mendengar perkataan dari Dinda. Raya yang tidak terima di hina segera angkat bicara. "Aku perempuan murahan. Kamu yang murahan, aku tidak pernah sedikitpun mengejar suami orang. Dan aku juga tidak mengakui jika suami orang itu suamiku, tidak sepertimu. Sudah selingkuh tapi masih mengakui suam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status