Ketika Raoul melihat Putri Elle datang ke pestanya, raja tersebut meminta ruang pribadi untuk bicara dengan gadis itu tentang pasukan Kerajaan Orvel yang masih menetap di Kerajaan Sigmund. Sebelumnya, mereka terpaksa tinggal di Kerajaan Sigmund untuk sementara waktu karena mereka diperintahkan oleh Raja Bernard untuk membantu Raoul mengamankan Kerajaan Sigmund pada masa pemerintahan yang tidak stabil. Namun karena kini semuanya telah selesai, Raoul merasa dia perlu mengembalikan pasukan itu kembali ke Kerajaan Orvel. Raoul tentu tidak bisa membicarakan hal sensitif seperti itu di tempat umum. Jadi ketika pada tamu undangan dihibur dengan berbagai acara yang sudah Raoul persiapkan, raja tersebut pergi menemui Putri Elle yang telah terlebih dahulu memasuki ruangan pribadi yang telah dipilih oleh Raoul.
"Raoul!"
Putri Elle yang semula tampil sebagaimana dia masih berteman dengan Raoul segera berhenti ketika Jenderal Dion berpura-pura batuk untuk memperingati gadis itu. Di hadapannya saat ini, Raoul bukan lagi seorang pangeran yang memiliki status sama dengan Putri Elle. Raoul merupakan seorang raja, dan Putri Elle harus bisa bersikap hormat di depan pria itu.
"Maksudku, senang bisa melihat Anda lagi, Baginda Raja," ralat Putri Elle dengan canggung. Raoul tanpa sadar tersenyum ketika melihat Putri Elle tidak banyak berubah sejak mereka terakhir bertemu. Gadis itu masih gadis ceria dengan pikiran sederhana, yang tidak ragu sama sekali ketika memanggil namanya dengan suara ceria.
"Senang bisa melihatmu juga, Putri Elle. Sebenarnya, aku pikir tidak apa-apa bahkan jika kamu bicara padaku seperti biasanya. Sekarang, aku memang seorang raja. Namun pada saat yang sama, aku juga tetap menjadi temanmu hingga saat ini."
Mendengar ucapan Raoul, Putri Elle tersenyum semakin lebar. Gadis itu tahu bahwa Raoul tidak akan berubah bahkan jika status mereka berbeda kini. Putri Elle kembali menegakkan tubuhnya setelah membungkuk, lalu berucap riang pada raja tersebut.
"Kalau begitu, aku akan memanggilmu dengan akrab jika kita tidak berada di keramaian. Selamat Raoul, kamu akhirnya mendapatkan apa yang kamu mau."
Walaupun Raoul seharusnya senang menerima ucapan selamat itu, mengingat berapa banyak nyawa yang hilang hanya agar dia bisa sampai ke titik ini, membuat Raoul hanya bisa membalas ucapan selamat itu dengan senyuman kecil. "Kerajaanmu telah banyak membantuku selama ini. Aku pikir, ucapan terima kasih saja tidak cukup untuk membalas apa yang ayahmu lakukan untukku. Tolong sampaikan pada Raja Bernard, bahwa aku berhutang budi padanya mulai saat ini. Tolong jangan ragu untuk bicara padaku, jika ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuknya."
"Ah, bicara tentang ayahku, sebenarnya sebelum aku berangkat ke kerajaan ini, beliau telah menitipkan surat untuk aku berikan padamu."
Setelah mendengar kata-kata Raoul, Putri Elle tiba-tiba mengingat pesan yang dititipkan padanya oleh sang Ayah. Gadis itu melirik Jenderal Dion yang berdiri di belakangnya, sehingga pria itu langsung mengeluarkan sepucuk surat tersegel dari pakaiannya.
"Aku sendiri tidak tahu apa yang dia tulis dalam surat tersebut. Namun Ayah berpesan agar aku menyerahkannya padamu begitu aku bertemu denganmu," ujar Putri Elle memberi tahu. Raoul menerima surat tersebut dari tangan Jenderal Dion. Dia tanpa ragu membuka surat itu di depan Putri Elle, hanya untuk termenung setelah dia selesai membaca surat tersebut.
Di dalam surat tersebut, Raja Bernard mengucapkan selamat atas naiknya Raoul sebagai seorang raja untuk sekali lagi. Surat itu sama seperti surat yang biasa Raoul terima, sampai pada satu titik, Raja Bernard mulai membahas tentang pernikahan.
Raja Bernard sepertinya sadar bahwa putrinya menyukai Raoul, sehingga dia menyarankan pernikahan untuk menyatukan dua kerajaan besar. Putri Elle mungkin pandai bertarung dan dicintai oleh rakyatnya. Namun sang Ayah berpikir bahwa Putri Elle kekanakan dan terlalu lembut untuk menjadi seorang pemimpin kerajaaan. Saat ini, Raja Bernard memang telah menunjuk putrinya sebagai Putri Mahkota. Namun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, jika Putri Elle benar-benar menjadi ratu atas haknya sendiri di masa depan.
Pengkhianatan Duke Morgan tampaknya juga telah mempengaruhi pengambilan keputusan baru ini. Setelah adiknya saja bisa berkhianat, Raja Bernard tampaknya mulai khawatir para bangsawan sebenarnya tidak puas dengan penunjukkan Putri Elle sebagai calon pemimpin Kerajaan Orvel selanjutnya.
Tidak ada yang bisa memastikan bahwa kejadian yang sama tidak akan terulang lagi di masa depan. Raja Bernard hanya ingin putrinya hidup dengan aman dan bahagia, jadi dia mencoba mengangkat isu ini pada Raja Raoul.
Dia tahu semuanya akan berbeda jika Putri Elle menikah dengan Raoul. Raja Bernard merasa dia bisa percaya jika Raoul yang menjadi suami Putri Elle. Dan raja tersebut juga percaya, bahwa Raoul akan mendapatkan banyak keuntungan jika dia sampai menikahi Putri Elle.
Raja Bernard memang tidak memaksa Raoul untuk menikahi Putri Elle. Namun Raoul bisa tahu bahwa raja tersebut sangat berharap Raoul memberi jawaban positif atas permintaannya.
"Apa ayahku meminta sesuatu yang aneh, Raoul?"
Melihat ekspresi Raoul yang tidak wajar, Putri Elle mulai bertanya dengan nada khawatir. Namun Raoul buru-buru menggeleng. Pria tersebut tersenyum, lalu bicara kembali pada Putri Elle.
"Beliau tidak mungkin meminta sesuatu yang tidak masuk akal. Ah, ya. Aku telah berjanji akan menjamumu dengan baik jika kamu berkunjung kembali ke Kerajaan Sigmund bukan? Ayahmu telah memberi ijin agar kamu bisa berlibur di kerajaan ini untuk sementara waktu. Aku akan menyiapkan segalanya untukmu dan kelompokmu. Tolong buatlah dirimu nyaman di kerajaan ini."
"Sungguh?!" ujar Putri Elle tidak percaya. Ketika gadis itu berangkat dari kerajaannya, dia tampaknya tidak tahu mengenai pengaturan ini. Matanya menatap Jenderal Dion untuk meminta persetujuan. Namun selain dia, tampaknya semua orang di kelompoknya telah mendapat perintah dari Raja Bernard untuk menemani Putri Elle dalam masa kunjungannya.
"Ah, aku berjanji tidak akan merepotkanmu selama berada di sini. Sebenarnya, memang ada beberapa tempat di Kerajaan Sigmund yang ingin aku kujungi. Namun aku tidak tahu ayahku akan mengijinkanku pergi semudah ini ...."
Ketika Putri Elle jelas terlihat senang, Raoul hanya bisa tersenyum pahit di dalam hatinya. Tidak pernah sekalipun Raoul melihat Putri Elle sebagai calon pasangannya. Raoul lebih suka melihat Putri Elle sebagai adiknya, atau teman terdekatnya karena gadis itu mudah diajak bicara. Raja tersebut tidak bisa membayangkan dia membentuk keluarga selain dengan Ariana. Pria itu berjuang sejauh ini agar dia bisa menjadi pasangan yang layak untuk Ariana. Walaupun dia memang telah berjanji akan mengabulkan apa pun keinginan Raja Bernard, Raoul tampaknya tidak bisa mengabulkan keinginan semacam itu.
"Akan tetapi ... Apa aku benar-benar boleh menetap di kerajaan ini untuk sementara waktu?"
Raoul kembali tersadar dari pikirannya ketika Putri Elle yang peka dengan perubahan ekspresinya kembali bertanya dengan nada khawatir. Lagi-lagi Raoul mencoba memaksakan senyumnya, ketika dia mengangguk untuk menjawab pertanyaan gadis itu.
"Tentu saja kamu bisa menetap di kerajaan ini selama yang kamu mau, Elle. Kerajaanmu telah merawatku dengan baik ketika aku berada dalam pelarian. Sekarang, ijinkan aku yang membalas semua kebaikan itu, oke?"
Walaupun Raoul jelas sedikit terganggu dengan perjodohan itu, dia jelas tidak bisa menunjukkannya di depan Putri Elle. Pria itu tetap mencoba bersikap seperti biasa, sampai Putri Elle akhirnya tidak merasa khawatir lagi.
"Baiklah. Terima kasih karena telah mengijinkan kami untuk tinggal, Raoul!"
Raoul menatap tidak berdaya saat Putri Elle berucap dengan semangat. Menikah dengan Putri Elle pasti akan membawa banyak manfaat bagi dua kerajaan. Namun Raoul merasa dia tidak bisa membohongi Putri Elle, dengan pura-pura mencintai gadis itu ketika hatinya hanya dimiliki oleh Ariana.
Raoul hanya bisa mencari cara untuk menolak saran Raja Bernard dengan halus, sekaligus memastikan Putri Elle tidak kecewa dengan kunjungannya ke Kerajaan Sigmund kali ini.
"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usiamu ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah juga bukan?"Melihat wajah terkejut Marquis Curtis, Ariana akhirnya menyadari bahwa dia telah menanyakan hal yang tidak mungkin. Gadis itu termenung, sebelum dia mengalihkan tatapannya dari Marquis Curtis. "Kamu tahu, banyak orang terus-menerus mengirimiku surat dan hadiah semenjak Baginda naik takhta. Mereka tahu keluargaku telah habis, sementara aku memiliki kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan keluargaku. Aku pikir daripada menikahi bangsawan yang tidak aku kenal dengan baik sebelumnya ... Akan lebih baik jika aku bisa menikahi seseorang yang telah aku kenal kenal dengan baik."Marquis Curtis merupakan pria yang cerdas, lembut, dan tidak pernah membedakan status orang lain. Selain keluarga Alison, keluarga Alodie mungkin bangsawan lain yang sukses mempertahankan kemakmuran wilayahnya bahkan di masa pemerintahan yang kacau. Marquis Curtis juga selalu memperlakukan Ar
"Raoul, apa kamu baik-baik saja?"Di lantai dansa, Raoul kembali tersadar ketika Putri Elle menegurnya dengan suara pelan. Ketika raja tersebut melihat wajah khawatir Putri Elle, pria itu akhirnya sadar bahwa dia tengah berdansa di tengah lantai dansa bersama dengan gadis itu. Banyak orang menyingkir untuk memberikan mereka ruang untuk berdansa. Suasana dibuat begitu khidmat, sehingga orang-orang mungkin bisa salah paham dengan status keduanya pada saat ini. Sebenarnya, Raoul terpaksa menggunakan kesempatan pertamanya untuk berdansa dengan Putri Elle karena orang-orang terus mendesaknya. Mereka bilang, Raoul dan Putri Elle harus bisa menunjukkan bahwa kedua kerajaan telah berada dalam hubungan yang baik dalam pesta dansa kali ini. Belum lagi, Putri Elle juga memang terlihat ingin berdansa dengan Raoul. Raja tersebut merasa dia tidak bisa mengecewakan Putri Elle, apalagi ketika banyak orang terus memerhatikan interaksi mereka sejak keduanya mulai terlihat bicara berdua. "Aku baik-bai
"Buahnya, silahkan beli buahnya!""Sayuran segar langsung dari petani! Ayo beli sebelum kehabisan!"Putri Elle menatap takjub interaksi pasar yang ada di ibukota Kerajaan Sigmund. Mungkin karena Kerajaan Sigmund terkenal karena hasil alamnya yang luar biasa melimpah, Putri Elle bisa melihat bahwa pasar di Kerajaan Sigmund menjual berbagai sayur dan buah yang belum pernah putri tersebut makan sebelumnya. Gadis tersebut menatap sayur dan buah tersebut satu per satu, sampai beberapa penjual mau tidak mau menatap Putri Elle dengan tatapan aneh.Karena Putri Elle dengan tegas menolak penjaga khusus yang disiapkan oleh Raoul, gadis itu pergi ke pasar dengan penyamaran saat ini. Dengan pakaian bangsawan biasa, tidak ada yang bisa menebak bahwa gadis yang terus-menerus berkeliling pasar merupakan tuan putri dari Kerajaan Orvel. Gadis tersebut sangat bersemangat saat melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat sebelumnya, sampai tangan seseorang menahan pergerakannya. "Tuan Putri, tolong jang
Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle. "Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh
"Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Ketika Ariana bangun kembali, gadis itu segera duduk dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Tidak pernah sekalipun Ariana berpikir, bahwa ada alasan lain dibalik jatuhnya dia di kolam belakang kediamannya. Ariana tidak pernah tahu bahwa dia telah terlebih dahulu jatuh cinta pada Raoul, dan bukannya Emilio seperti yang selama ini dia duga. Perasaannya pada Raoul bahkan jauh lebih kuat, karena pada saat itu, hanya Raoul yang benar-benar menghiburnya selama dia berada dalam situasi sulit. Ariana tanpa sadar tersenyum pahit. Gadis itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Raoul tetap akan menjadi anak baik yang sama bahkan setelah dia tumbuh dewasa. Pada saat itu, Ariana masih terlalu kecil untuk sadar bahwa Raoul sama sekali tidak bersalah dan hanya berusaha untuk melindunginya. Namun sekarang dia tahu, dan perasaannya mendadak kembali rumit tentang raja tersebut. Setelah mendapatkan kepingan ingatan terakhir yang tidak bisa dia dapatkan di dunia sebelumnya, Ariana akhirnya menyadari se
Di sepanjang jalan, Raoul sangat gugup seakan menemui Ariana merupakan hal yang besar. Setelah mereka hampir tidak berhubungan lagi karena kesibukan masing-masing, Raoul takut Ariana akan canggung jika mereka tiba-tiba bertemu. Namun Marquis Curtis telah meyakinkannya bahwa Ariana tidak akan marah bahkan jika Raoul datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Poin itu saja sudah membuktikan bahwa Ariana memang memiliki titik lemah untuk raja tersebut. "Baginda Raja, kita telah tiba."Jantung Raoul berdegup semakin kencang ketika Kapten Allen memberi tahu bahwa mereka berhasil memasuki gerbang kediaman Alison dengan mudah. Ariana benar-benar memberi kelonggaran untuknya. Telinga Raoul perlahan memerah, ketika dia merasa malu dengan pemikirannya sendiri. Begitu Raoul turun dari kereta kudanya, pria itu melihat bahwa Ariana juga sudah siap untuk pergi ke suatu tempat menggunakam kereta kudanya. Raja tersebut tiba-tiba merasa dia tidak bisa mengatakan apa pun. Semangatnya turun secara dr