Share

3. Pesta Besar di Istana

Penulis: Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-07 15:07:26

Karena ekonomi Kerajaan Sigmund telah membaik selama beberapa bulan ini, Raoul berhasil menyimpan cukup uang untuk mengadakan pesta megah untuk merayakan diangkatnya Raoul sebagai raja dari Kerajaan Sigmund. Sejak pagi, berbagai kereta mewah melewati jalanan ibu kota untuk pergi ke istana kerajaan. Bahkan saking terkenalnya Raoul di mata kerajaan lain, antrian untuk masuk ke istana kerajaan sampai menimbulkan kemacetan di jalanan ibu kota yang besar. 

Ariana yang datang bersama Cale menggunakan kereta kuda sampai tidak percaya, ketika mereka ikut terjebak dalam kemacetan itu. Tampaknya bahkan sebelum Raoul menjadi seorang raja, kepopulerannya sudah tersebar di banyak kerajaan. Ariana bisa melihat bahwa kebanyakan kerajaan mengirimkan putri mereka sebagai perwakilan kerajaan. Mereka melakukan itu mungkin karena mereka tahu bahwa Raoul masih belum memiliki ratu sampai saat ini. 

"Yang Mulia, syukurlah Anda tiba dengan selamat."

Begitu Ariana turun dari kereta kudanya, dia langsung disambut oleh Kapten Allen yang menyapanya dengan senyuman lebar. Sikap pria itu selalu sangat ramah pada Ariana, setelah Kapten Allen mengetahui bahwa Ariana merupakan penyelamat istrinya pada saat perang terjadi di ibu kota. Saat itu, dia sama sekali tidak tahu bahwa sang Istri tengah mengandung seorang putra ketika dia pergi ke perbatasan utara. Isabella yang diselamatkan Ariana dari seorang tentara ketika perang, merupakan istri dari Kapten Allen yang dihormati saat ini. 

"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Tuan Allen. Melihat dari skala pesta yang besar ini ... Anda pasti sangat sibuk seharian ini."

Kapten Allen tersenyum tidak berdaya ketika dia mendengar ucapan Ariana. Sebagai kepala kesatria kerajaan yang baru, sudah merupakan kewajibannya untuk mengamankan istana dan Raoul di pesta yang besar ini. Untuk memastikan segalanya berjalan dengan lancar, Kapten Allen hampir tidak bisa mendapat tidur beberapa hari ini. Ariana pasti menyadari wajah kurang tidurnya, sehingga gadis itu terlihat khawatir ketika dia bicara pada Kapten Allen. 

"Sudah merupakan kewajiban saya untuk memastikan segalanya aman dan terkendali. Yang Mulia, tolong nikmati pesta ini dengan sepenuh hati. Saya harap Anda bisa bersenang-senang hari ini."

Ariana mengangguk kecil ketika dia membalas ucapan Kapten Allen. "Terima kasih atas kerja kerasmu, Tuan Allen. Kalau begitu, aku akan masuk terlebih dahulu," balas gadis itu sambil tersenyum. Ariana dan Cale segera melanjutkan perjalanan mereka untuk masuk ke istana kerajaan setelah itu. Keduanya segera disambut oleh pesta yang terlihat megah tetapi menyenangkan ketika mereka memasuki aula istana yang sangat luas. 

"Yang Mulia Duchess dari Alison dan Tuan Cale telah memasuki istana!"

Setelah gadis itu tiba di ruang pesta, seseorang segera mengumumkan kedatangannya dan Cale. Awalnya, Ariana ingin langsung mencari seseorang yang dia kenal. Namun yang tidak Ariana sangka, tampaknya ada banyak orang yang tertarik padanya setelah orang-orang tahu bahwa dia telah datang. Hampir semua pasang mata langsung tertuju pada Ariana ketika gadis itu masuk. Ariana membalas tatapan orang-orang itu dengan senyuman lembut, sebelum dia berjalan untuk mencari Raja Raoul terlebih dahulu. 

Ketika Ariana tengah mencari Raoul, mata Ariana tanpa sadar melirik Cale yang terus saja setia menemaninya dalam perjalanannya kali ini. Tampaknya ketika dia fokus mencari keberadaan Raoul, kesatria pribadinya itu berkali-kali dipanggil oleh seseorang yang mengenalnya. Lagipula, Luke dan Cale itu memang kesatria yang populer. Bahkan saat Luke telah kehilangan kakinya di medan perang, pria itu dengan mudah bisa menemukan istri cantik yang kini menemaninya sebagai kepala keluarga yang baru. Keduanya hidup dengan bahagia, sekalipun Luke tidak lagi bisa memegang pedang sepanjang hidupnya. 

Di sisi lain, Cale tampaknya masih tidak bisa menerima kematian sang Adik dan enggan berhubungan dengan wanita lain lagi setelah kembali ke wilayah Alison. Bahkan sampai sekarang, Ariana masih ingat dengan jelas wajah putus asa Cale ketika pria itu mendengar kabar kematian adiknya. Cale yang biasanya ceria dan senang bercanda kini menjadi kepala kesatria yang serius. Dan perubahan sikapnya yang drastis masih terus membuat Ariana khawatir sampai saat ini. 

Walaupun mereka semua masih sedih karena kematian Valencia dan Cornell, Ariana tidak ingin Cale selamanya terjebak dalam masa lalu. Demi menggantikan posisi Valencia di keluarga kesatria itu, Ariana selalu berusaha untuk menjaga Luke maupun Cale dalam situasi apa pun. Ariana senang karena Luke sudah menemukan kebahagiaannya. Bagi Ariana, kini giliran Cale yang juga mendapatkan senyumannya kembali. 

Gadis itu tersenyum kecil, ketika Ariana menyentuh pelan tangan Cale untuk menarik perhatian pria tersebut. 

"Tuan Cale, ini merupakan pesta pertamamu setelah bertahun-tahun bukan? Aku melihat ada banyak orang yang ingin bicara denganmu. Anda bisa bicara dengan mereka, sementara saya akan berbincang dengan orang-orang yang saya kenal."

Cale menatap Ariana lalu tersenyum kecil. "Tugas saya saat ini itu menjaga Nona Ariana. Bahkan jika mereka ingin berbincang dengan saya, saya takut saat harus mengabaikan mereka untuk hari ini."

Ariana mendesah pelan saat Cale menolak bujukannya dengan halus. Seperti yang Ariana duga, Cale memang banyak berubah semenjak kematian Valencia. Jika itu Cale di masa lalu, pria itu pasti tidak akan berpikir panjang sebelum dia menerima saran Ariana. Lagipula, wanita selalu menjadi bagian dalam hidup Cale. Walaupun kebiasaannya untuk berganti-ganti wanita itu bukan kebiasaan yang baik, berubah menjadi pria yang tidak tertarik pada apa pun selain tugas juga bukan sikap yang baik. 

Ariana mencoba berpikir keras, sebelum dia bicara lagi pada kesatrianya itu. 

"Sebenarnya ... Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan yang lain. Ini menyangkut rahasia bangsawan. Jadi aku takut ...."

Cale menatap tidak berdaya saat Ariana membujuknya sampai seperti itu. "Kalau begitu, tolong panggil saya jika ada sesuatu, Nona Aria," ujarnya tanpa banyak protes. Lagipula dengan status Ariana sebagai seorang duchess, Cale tahu ada beberapa hal yang tidak pantas dia dengar jika gadis itu hendak bicara dengan orang-orang. Cale ingin memberi Ariana privasi, jadi dia segera menjauh ketika Ariana memintanya. 

Namun tentu saja, Cale tidak pergi terlalu jauh dari Ariana. Pria itu sengaja berjaga di tempat yang membuatnya bebas melihat ke sekeliling aula, agar Cale bisa terus mengawasi Ariana yang kembali melanjutkan perjalanannya untuk mencari Raoul. 

"Cale."

Karena Ariana tahu bahwa Cale masih memerhatikannya sambil mengabaikan orang-orang di sekitarnya, gadis itu kembali memanggil Cale dengan suara lembut. Seperti dugaannya, Cale langsung menatap Ariana lagi ketika gadis itu selesai memanggilnya. Ariana tersenyum kecil, sebelum melanjutkan bujukannya lagi tanpa kenal lelah. 

"Aku ingin kamu bersenang-senang, Cale. Bicaralah dengan yang lain. Pesta ini tidak akan terjadi setiap waktu," ujar Ariana memberi tahu. Di bawah bujukan Ariana yang sedikit memaksanya, Cale akhirnya mengalihkan pandangannya dari Ariana yang berada beberapa neter dari dirinya. Pria itu akhirnya menanggapi para wanita yang mencoba mengajaknya bicara, dan tidak lagi hanya berdiri kaku seperti sebuah patung penjaga. 

Walaupun Cale tidak lagi sehangat dulu ketika menanggapi sapaan para wanita itu, Ariana masih lega melihat Cale akhirnya bersosialisasi lagi dengan orang lain. Wanita itu tersenyum puas ketika melihat Cale, sebelum akhirnya menyelinap pergi untuk menikmati pesta tersebut seorang diri. 

"Ariana!"

Ariana langsung menoleh ketika dia mendengar suara akrab milik seseorang. Dari kejauhan, Marquis Curtis menghampirinya sambil tersenyum lebar. Ariana ikut tersenyum ketika melihat pria itu. Selain Raoul, Marquis Curtis merupakan satu-satunya teman terdekat Ariana di kalangan para bangsawan. Keduanya tetap menjalin hubungan baik sampai sekarang, sekalipun Marquis Curtis telah menjadi seorang perdana menteri sementara Ariana menjadi panglima pasukan seperti sang Kakek. 

"Senang melihatmu baik-baik saja, Curtis."

Melihat teman baiknya, Ariana hanya bisa tersenyum kecil. Marquis Curtis juga tersenyum lembut setelah mendengar ucapan Ariana. "Senang melihatmu juga, Ariana. Tidak dulu, tidak sekarang. Mengapa aku selalu melihatmu sendirian di pesta seramai ini?"

Sejak penjaga istana mengumumkan kedatangan Ariana, semua orang terlihat sekali ingin mendekati gadis luar biasa tersebut. Namun entah mengapa, Marquis Curtis selalu menemukan Ariana seorang diri sekalipun kini banyak orang ingin bersamanya. Ariana tetap tampak kesepian, walaupun kali ini orang-orang menatapnya dengan tatapan kagum. 

Mungkin karena Ariana kini dikenal sebagai sosok ahli pedang hebat setelah melewati perang di perbatasan selatan, tidak banyak pria yang berani mendekatinya secara langsung. Ditambah dengan wajah Ariana yang kini jarang tersenyum, orang-orang mungkin merasa bahwa Ariana merupakan gadis yang sulit didekati. Tradisi di mana kepala keluarga Alison hanya bisa menikahi seseorang dari Kerajaan Sigmund juga tampaknya telah menjadi penghalang terbesar bagi bangsawan kerajaan lain yang ingin mendekati Ariana. 

Kini Ariana itu terlihat seperti mawar berduri. Dia cantik dan mempesona, tetapi tidak ada yang bisa menyentuhnya secara sembarangan. 

"Aku ... Tidak terlalu menyukai keramaian. Ah, benar. Curtis, apa kamu melihat Baginda Raja? Aku rasa aku harus melihatnya terlebih dahulu sebelum kembali."

"Kamu ingin segera kembali?" tanya Marquis Curtis tidak percaya. Salah satu alasan mengapa mereka mengundang Ariana itu agar gadis tersebut bisa bersantai di pesta ini. Gadis itu telah bekerja terlalu keras, entah sebagai panglima pasukan atau tuan wilayah Alison. Melihat tubuh Ariana yang semakin kurus membuat Marquis Curtis malah tumbuh semakin khawatir. Pria itu sampai melupakan pertanyaan Ariana, ketika dia mengambil makanan dan minuman lalu menyerahkannya pada Ariana. 

"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi, Ariana. Tidak, sebelum kamu bisa bersantai di pesta kali ini."

Ariana menatap makanan dan minuman yang Marquis Curtis bawa, lalu tertawa pelan. Ke mana pun dia pergi, tampaknya orang-orang masih terus mengkhawatirkan keadaannya. Ariana berterima kasih pada Marquis Curtis, lalu mengajak pria itu untuk makan bersama dengannya. 

"Ah, ya. Baginda Raja tengah menyambut para utusan dari kerajaan lain saat ini. Beliau sangat sibuk seharian ini, apalagi ketika beliau merupakan bintang utamanya kali ini."

Setelah mereka makan bersama, Marquis Curtis akhirnya ingat bahwa dia masih belum menjawab pertanyaan Ariana. Pria itu menyampaikan jawabannya, dan Ariana segera mengangguk mengerti. Ariana melihat suasana pesta yang semakin ramai, sebelum dia melirik ke balkon istana yang relatif lebih sepi. 

"Kamu ingin pergi ke tempat yang lebih tenang?"

Melihat dari gelagat Ariana, Marquis Curtis langsung menawarkan sebelum Ariana mulai bicara. Lagi-lagi, Ariana tersenyum karena kepekaan dan kebaikan Marquis Curtis. Gadis itu mengangguk, lalu mengikuti Marquis Curtis untuk keluar dari aula dan pergi ke balkon istana yang luas. 

Mungkin karena pesta kali ini bertujuan untuk membangun relasi, hampir tidak ada yang secara sukarela berada di balkon pada hari itu. Ariana dengan bebas bisa bersantai di tempat itu, lalu menghirup udara segar yang bisa dinikmati di luar aula istana yang terasa sangat sesak.

"Curtis, ketika aku menginjakkan kaki ke ibu kota lagi setelah sekian lama, aku melihat bahwa Baginda Raja telah membawa perubahan baik lainnya di tempat ini. Setelah menjadi seorang raja, Baginda benar-benar melakukan pekerjaan yang baik dalam memajukan kerajaan ini."

Marquis Curtis ikut bersandar di tembok pembatas balkon bersama dengan Ariana. Pria itu tersenyun, ketika dia mengingat ekspresi bahagia orang-orang yang dia temui di ibu kota. 

"Baginda Raja memang telah berusaha keras untuk mengabulkan keinginan kita semua. Dia tidak pernah berhenti belajar, atau berhenti peduli pada kondisi kerajaan yang dia pimpin," puji Marquis Curtis dengan tulus. Bagi Marquis Curtis, tidak ada kehormatan yang lebih besar selain melayani Raoul sebagai seorang perdana menteri. Melihat seorang raja yang benar-benar berdedikasi untuk kerajaannya itu pemandangan yang langka bagi mereka. Apalagi, setelah Kerajaan Sigmund mendapat masalah di dua generasi keluarga kerajaan sebelumnya. 

"Sejujurnya, aku hampir tidak bisa mengenali kerajaan ini lagi. Kedamaian ini ... Terlalu indah untuk menjadi kenyataan," ungkap Ariana dengan jujur. Mata gadis itu sejenak terlihat sedih, sebelum dia tiba-tiba menatap Marquis Curtis sambil tersenyum. 

"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usia kita berdua ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah bukan?"

Marquis Curtis benar-benar terpaku, ketika dia tidak menyangka Ariana akan membawa pembicaraan mereka ke jenjang pernikahan. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Penjelasan Tentang Cerita Ini

    Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (24)

    ["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (23)

    Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (22)

    "Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (21)

    Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (20)

    Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (19)

    Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (18)

    Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2   Mencintaimu di Dunia Lain (17)

    Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status