Karena ekonomi Kerajaan Sigmund telah membaik selama beberapa bulan ini, Raoul berhasil menyimpan cukup uang untuk mengadakan pesta megah untuk merayakan diangkatnya Raoul sebagai raja dari Kerajaan Sigmund. Sejak pagi, berbagai kereta mewah melewati jalanan ibu kota untuk pergi ke istana kerajaan. Bahkan saking terkenalnya Raoul di mata kerajaan lain, antrian untuk masuk ke istana kerajaan sampai menimbulkan kemacetan di jalanan ibu kota yang besar.
Ariana yang datang bersama Cale menggunakan kereta kuda sampai tidak percaya, ketika mereka ikut terjebak dalam kemacetan itu. Tampaknya bahkan sebelum Raoul menjadi seorang raja, kepopulerannya sudah tersebar di banyak kerajaan. Ariana bisa melihat bahwa kebanyakan kerajaan mengirimkan putri mereka sebagai perwakilan kerajaan. Mereka melakukan itu mungkin karena mereka tahu bahwa Raoul masih belum memiliki ratu sampai saat ini.
"Yang Mulia, syukurlah Anda tiba dengan selamat."
Begitu Ariana turun dari kereta kudanya, dia langsung disambut oleh Kapten Allen yang menyapanya dengan senyuman lebar. Sikap pria itu selalu sangat ramah pada Ariana, setelah Kapten Allen mengetahui bahwa Ariana merupakan penyelamat istrinya pada saat perang terjadi di ibu kota. Saat itu, dia sama sekali tidak tahu bahwa sang Istri tengah mengandung seorang putra ketika dia pergi ke perbatasan utara. Isabella yang diselamatkan Ariana dari seorang tentara ketika perang, merupakan istri dari Kapten Allen yang dihormati saat ini.
"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Tuan Allen. Melihat dari skala pesta yang besar ini ... Anda pasti sangat sibuk seharian ini."
Kapten Allen tersenyum tidak berdaya ketika dia mendengar ucapan Ariana. Sebagai kepala kesatria kerajaan yang baru, sudah merupakan kewajibannya untuk mengamankan istana dan Raoul di pesta yang besar ini. Untuk memastikan segalanya berjalan dengan lancar, Kapten Allen hampir tidak bisa mendapat tidur beberapa hari ini. Ariana pasti menyadari wajah kurang tidurnya, sehingga gadis itu terlihat khawatir ketika dia bicara pada Kapten Allen.
"Sudah merupakan kewajiban saya untuk memastikan segalanya aman dan terkendali. Yang Mulia, tolong nikmati pesta ini dengan sepenuh hati. Saya harap Anda bisa bersenang-senang hari ini."
Ariana mengangguk kecil ketika dia membalas ucapan Kapten Allen. "Terima kasih atas kerja kerasmu, Tuan Allen. Kalau begitu, aku akan masuk terlebih dahulu," balas gadis itu sambil tersenyum. Ariana dan Cale segera melanjutkan perjalanan mereka untuk masuk ke istana kerajaan setelah itu. Keduanya segera disambut oleh pesta yang terlihat megah tetapi menyenangkan ketika mereka memasuki aula istana yang sangat luas.
"Yang Mulia Duchess dari Alison dan Tuan Cale telah memasuki istana!"
Setelah gadis itu tiba di ruang pesta, seseorang segera mengumumkan kedatangannya dan Cale. Awalnya, Ariana ingin langsung mencari seseorang yang dia kenal. Namun yang tidak Ariana sangka, tampaknya ada banyak orang yang tertarik padanya setelah orang-orang tahu bahwa dia telah datang. Hampir semua pasang mata langsung tertuju pada Ariana ketika gadis itu masuk. Ariana membalas tatapan orang-orang itu dengan senyuman lembut, sebelum dia berjalan untuk mencari Raja Raoul terlebih dahulu.
Ketika Ariana tengah mencari Raoul, mata Ariana tanpa sadar melirik Cale yang terus saja setia menemaninya dalam perjalanannya kali ini. Tampaknya ketika dia fokus mencari keberadaan Raoul, kesatria pribadinya itu berkali-kali dipanggil oleh seseorang yang mengenalnya. Lagipula, Luke dan Cale itu memang kesatria yang populer. Bahkan saat Luke telah kehilangan kakinya di medan perang, pria itu dengan mudah bisa menemukan istri cantik yang kini menemaninya sebagai kepala keluarga yang baru. Keduanya hidup dengan bahagia, sekalipun Luke tidak lagi bisa memegang pedang sepanjang hidupnya.
Di sisi lain, Cale tampaknya masih tidak bisa menerima kematian sang Adik dan enggan berhubungan dengan wanita lain lagi setelah kembali ke wilayah Alison. Bahkan sampai sekarang, Ariana masih ingat dengan jelas wajah putus asa Cale ketika pria itu mendengar kabar kematian adiknya. Cale yang biasanya ceria dan senang bercanda kini menjadi kepala kesatria yang serius. Dan perubahan sikapnya yang drastis masih terus membuat Ariana khawatir sampai saat ini.
Walaupun mereka semua masih sedih karena kematian Valencia dan Cornell, Ariana tidak ingin Cale selamanya terjebak dalam masa lalu. Demi menggantikan posisi Valencia di keluarga kesatria itu, Ariana selalu berusaha untuk menjaga Luke maupun Cale dalam situasi apa pun. Ariana senang karena Luke sudah menemukan kebahagiaannya. Bagi Ariana, kini giliran Cale yang juga mendapatkan senyumannya kembali.
Gadis itu tersenyum kecil, ketika Ariana menyentuh pelan tangan Cale untuk menarik perhatian pria tersebut.
"Tuan Cale, ini merupakan pesta pertamamu setelah bertahun-tahun bukan? Aku melihat ada banyak orang yang ingin bicara denganmu. Anda bisa bicara dengan mereka, sementara saya akan berbincang dengan orang-orang yang saya kenal."
Cale menatap Ariana lalu tersenyum kecil. "Tugas saya saat ini itu menjaga Nona Ariana. Bahkan jika mereka ingin berbincang dengan saya, saya takut saat harus mengabaikan mereka untuk hari ini."
Ariana mendesah pelan saat Cale menolak bujukannya dengan halus. Seperti yang Ariana duga, Cale memang banyak berubah semenjak kematian Valencia. Jika itu Cale di masa lalu, pria itu pasti tidak akan berpikir panjang sebelum dia menerima saran Ariana. Lagipula, wanita selalu menjadi bagian dalam hidup Cale. Walaupun kebiasaannya untuk berganti-ganti wanita itu bukan kebiasaan yang baik, berubah menjadi pria yang tidak tertarik pada apa pun selain tugas juga bukan sikap yang baik.
Ariana mencoba berpikir keras, sebelum dia bicara lagi pada kesatrianya itu.
"Sebenarnya ... Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan yang lain. Ini menyangkut rahasia bangsawan. Jadi aku takut ...."
Cale menatap tidak berdaya saat Ariana membujuknya sampai seperti itu. "Kalau begitu, tolong panggil saya jika ada sesuatu, Nona Aria," ujarnya tanpa banyak protes. Lagipula dengan status Ariana sebagai seorang duchess, Cale tahu ada beberapa hal yang tidak pantas dia dengar jika gadis itu hendak bicara dengan orang-orang. Cale ingin memberi Ariana privasi, jadi dia segera menjauh ketika Ariana memintanya.
Namun tentu saja, Cale tidak pergi terlalu jauh dari Ariana. Pria itu sengaja berjaga di tempat yang membuatnya bebas melihat ke sekeliling aula, agar Cale bisa terus mengawasi Ariana yang kembali melanjutkan perjalanannya untuk mencari Raoul.
"Cale."
Karena Ariana tahu bahwa Cale masih memerhatikannya sambil mengabaikan orang-orang di sekitarnya, gadis itu kembali memanggil Cale dengan suara lembut. Seperti dugaannya, Cale langsung menatap Ariana lagi ketika gadis itu selesai memanggilnya. Ariana tersenyum kecil, sebelum melanjutkan bujukannya lagi tanpa kenal lelah.
"Aku ingin kamu bersenang-senang, Cale. Bicaralah dengan yang lain. Pesta ini tidak akan terjadi setiap waktu," ujar Ariana memberi tahu. Di bawah bujukan Ariana yang sedikit memaksanya, Cale akhirnya mengalihkan pandangannya dari Ariana yang berada beberapa neter dari dirinya. Pria itu akhirnya menanggapi para wanita yang mencoba mengajaknya bicara, dan tidak lagi hanya berdiri kaku seperti sebuah patung penjaga.
Walaupun Cale tidak lagi sehangat dulu ketika menanggapi sapaan para wanita itu, Ariana masih lega melihat Cale akhirnya bersosialisasi lagi dengan orang lain. Wanita itu tersenyum puas ketika melihat Cale, sebelum akhirnya menyelinap pergi untuk menikmati pesta tersebut seorang diri.
"Ariana!"
Ariana langsung menoleh ketika dia mendengar suara akrab milik seseorang. Dari kejauhan, Marquis Curtis menghampirinya sambil tersenyum lebar. Ariana ikut tersenyum ketika melihat pria itu. Selain Raoul, Marquis Curtis merupakan satu-satunya teman terdekat Ariana di kalangan para bangsawan. Keduanya tetap menjalin hubungan baik sampai sekarang, sekalipun Marquis Curtis telah menjadi seorang perdana menteri sementara Ariana menjadi panglima pasukan seperti sang Kakek.
"Senang melihatmu baik-baik saja, Curtis."
Melihat teman baiknya, Ariana hanya bisa tersenyum kecil. Marquis Curtis juga tersenyum lembut setelah mendengar ucapan Ariana. "Senang melihatmu juga, Ariana. Tidak dulu, tidak sekarang. Mengapa aku selalu melihatmu sendirian di pesta seramai ini?"
Sejak penjaga istana mengumumkan kedatangan Ariana, semua orang terlihat sekali ingin mendekati gadis luar biasa tersebut. Namun entah mengapa, Marquis Curtis selalu menemukan Ariana seorang diri sekalipun kini banyak orang ingin bersamanya. Ariana tetap tampak kesepian, walaupun kali ini orang-orang menatapnya dengan tatapan kagum.
Mungkin karena Ariana kini dikenal sebagai sosok ahli pedang hebat setelah melewati perang di perbatasan selatan, tidak banyak pria yang berani mendekatinya secara langsung. Ditambah dengan wajah Ariana yang kini jarang tersenyum, orang-orang mungkin merasa bahwa Ariana merupakan gadis yang sulit didekati. Tradisi di mana kepala keluarga Alison hanya bisa menikahi seseorang dari Kerajaan Sigmund juga tampaknya telah menjadi penghalang terbesar bagi bangsawan kerajaan lain yang ingin mendekati Ariana.
Kini Ariana itu terlihat seperti mawar berduri. Dia cantik dan mempesona, tetapi tidak ada yang bisa menyentuhnya secara sembarangan.
"Aku ... Tidak terlalu menyukai keramaian. Ah, benar. Curtis, apa kamu melihat Baginda Raja? Aku rasa aku harus melihatnya terlebih dahulu sebelum kembali."
"Kamu ingin segera kembali?" tanya Marquis Curtis tidak percaya. Salah satu alasan mengapa mereka mengundang Ariana itu agar gadis tersebut bisa bersantai di pesta ini. Gadis itu telah bekerja terlalu keras, entah sebagai panglima pasukan atau tuan wilayah Alison. Melihat tubuh Ariana yang semakin kurus membuat Marquis Curtis malah tumbuh semakin khawatir. Pria itu sampai melupakan pertanyaan Ariana, ketika dia mengambil makanan dan minuman lalu menyerahkannya pada Ariana.
"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi, Ariana. Tidak, sebelum kamu bisa bersantai di pesta kali ini."
Ariana menatap makanan dan minuman yang Marquis Curtis bawa, lalu tertawa pelan. Ke mana pun dia pergi, tampaknya orang-orang masih terus mengkhawatirkan keadaannya. Ariana berterima kasih pada Marquis Curtis, lalu mengajak pria itu untuk makan bersama dengannya.
"Ah, ya. Baginda Raja tengah menyambut para utusan dari kerajaan lain saat ini. Beliau sangat sibuk seharian ini, apalagi ketika beliau merupakan bintang utamanya kali ini."
Setelah mereka makan bersama, Marquis Curtis akhirnya ingat bahwa dia masih belum menjawab pertanyaan Ariana. Pria itu menyampaikan jawabannya, dan Ariana segera mengangguk mengerti. Ariana melihat suasana pesta yang semakin ramai, sebelum dia melirik ke balkon istana yang relatif lebih sepi.
"Kamu ingin pergi ke tempat yang lebih tenang?"
Melihat dari gelagat Ariana, Marquis Curtis langsung menawarkan sebelum Ariana mulai bicara. Lagi-lagi, Ariana tersenyum karena kepekaan dan kebaikan Marquis Curtis. Gadis itu mengangguk, lalu mengikuti Marquis Curtis untuk keluar dari aula dan pergi ke balkon istana yang luas.
Mungkin karena pesta kali ini bertujuan untuk membangun relasi, hampir tidak ada yang secara sukarela berada di balkon pada hari itu. Ariana dengan bebas bisa bersantai di tempat itu, lalu menghirup udara segar yang bisa dinikmati di luar aula istana yang terasa sangat sesak.
"Curtis, ketika aku menginjakkan kaki ke ibu kota lagi setelah sekian lama, aku melihat bahwa Baginda Raja telah membawa perubahan baik lainnya di tempat ini. Setelah menjadi seorang raja, Baginda benar-benar melakukan pekerjaan yang baik dalam memajukan kerajaan ini."
Marquis Curtis ikut bersandar di tembok pembatas balkon bersama dengan Ariana. Pria itu tersenyun, ketika dia mengingat ekspresi bahagia orang-orang yang dia temui di ibu kota.
"Baginda Raja memang telah berusaha keras untuk mengabulkan keinginan kita semua. Dia tidak pernah berhenti belajar, atau berhenti peduli pada kondisi kerajaan yang dia pimpin," puji Marquis Curtis dengan tulus. Bagi Marquis Curtis, tidak ada kehormatan yang lebih besar selain melayani Raoul sebagai seorang perdana menteri. Melihat seorang raja yang benar-benar berdedikasi untuk kerajaannya itu pemandangan yang langka bagi mereka. Apalagi, setelah Kerajaan Sigmund mendapat masalah di dua generasi keluarga kerajaan sebelumnya.
"Sejujurnya, aku hampir tidak bisa mengenali kerajaan ini lagi. Kedamaian ini ... Terlalu indah untuk menjadi kenyataan," ungkap Ariana dengan jujur. Mata gadis itu sejenak terlihat sedih, sebelum dia tiba-tiba menatap Marquis Curtis sambil tersenyum.
"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usia kita berdua ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah bukan?"
Marquis Curtis benar-benar terpaku, ketika dia tidak menyangka Ariana akan membawa pembicaraan mereka ke jenjang pernikahan.
Ketika Raoul melihat Putri Elle datang ke pestanya, raja tersebut meminta ruang pribadi untuk bicara dengan gadis itu tentang pasukan Kerajaan Orvel yang masih menetap di Kerajaan Sigmund. Sebelumnya, mereka terpaksa tinggal di Kerajaan Sigmund untuk sementara waktu karena mereka diperintahkan oleh Raja Bernard untuk membantu Raoul mengamankan Kerajaan Sigmund pada masa pemerintahan yang tidak stabil. Namun karena kini semuanya telah selesai, Raoul merasa dia perlu mengembalikan pasukan itu kembali ke Kerajaan Orvel. Raoul tentu tidak bisa membicarakan hal sensitif seperti itu di tempat umum. Jadi ketika pada tamu undangan dihibur dengan berbagai acara yang sudah Raoul persiapkan, raja tersebut pergi menemui Putri Elle yang telah terlebih dahulu memasuki ruangan pribadi yang telah dipilih oleh Raoul. "Raoul!"Putri Elle yang semula tampil sebagaimana dia masih berteman dengan Raoul segera berhenti ketika Jenderal Dion berpura-pura batuk untuk memperingati gadis itu. Di hadapannya saa
"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usiamu ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah juga bukan?"Melihat wajah terkejut Marquis Curtis, Ariana akhirnya menyadari bahwa dia telah menanyakan hal yang tidak mungkin. Gadis itu termenung, sebelum dia mengalihkan tatapannya dari Marquis Curtis. "Kamu tahu, banyak orang terus-menerus mengirimiku surat dan hadiah semenjak Baginda naik takhta. Mereka tahu keluargaku telah habis, sementara aku memiliki kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan keluargaku. Aku pikir daripada menikahi bangsawan yang tidak aku kenal dengan baik sebelumnya ... Akan lebih baik jika aku bisa menikahi seseorang yang telah aku kenal kenal dengan baik."Marquis Curtis merupakan pria yang cerdas, lembut, dan tidak pernah membedakan status orang lain. Selain keluarga Alison, keluarga Alodie mungkin bangsawan lain yang sukses mempertahankan kemakmuran wilayahnya bahkan di masa pemerintahan yang kacau. Marquis Curtis juga selalu memperlakukan Ar
"Raoul, apa kamu baik-baik saja?"Di lantai dansa, Raoul kembali tersadar ketika Putri Elle menegurnya dengan suara pelan. Ketika raja tersebut melihat wajah khawatir Putri Elle, pria itu akhirnya sadar bahwa dia tengah berdansa di tengah lantai dansa bersama dengan gadis itu. Banyak orang menyingkir untuk memberikan mereka ruang untuk berdansa. Suasana dibuat begitu khidmat, sehingga orang-orang mungkin bisa salah paham dengan status keduanya pada saat ini. Sebenarnya, Raoul terpaksa menggunakan kesempatan pertamanya untuk berdansa dengan Putri Elle karena orang-orang terus mendesaknya. Mereka bilang, Raoul dan Putri Elle harus bisa menunjukkan bahwa kedua kerajaan telah berada dalam hubungan yang baik dalam pesta dansa kali ini. Belum lagi, Putri Elle juga memang terlihat ingin berdansa dengan Raoul. Raja tersebut merasa dia tidak bisa mengecewakan Putri Elle, apalagi ketika banyak orang terus memerhatikan interaksi mereka sejak keduanya mulai terlihat bicara berdua. "Aku baik-bai
"Buahnya, silahkan beli buahnya!""Sayuran segar langsung dari petani! Ayo beli sebelum kehabisan!"Putri Elle menatap takjub interaksi pasar yang ada di ibukota Kerajaan Sigmund. Mungkin karena Kerajaan Sigmund terkenal karena hasil alamnya yang luar biasa melimpah, Putri Elle bisa melihat bahwa pasar di Kerajaan Sigmund menjual berbagai sayur dan buah yang belum pernah putri tersebut makan sebelumnya. Gadis tersebut menatap sayur dan buah tersebut satu per satu, sampai beberapa penjual mau tidak mau menatap Putri Elle dengan tatapan aneh.Karena Putri Elle dengan tegas menolak penjaga khusus yang disiapkan oleh Raoul, gadis itu pergi ke pasar dengan penyamaran saat ini. Dengan pakaian bangsawan biasa, tidak ada yang bisa menebak bahwa gadis yang terus-menerus berkeliling pasar merupakan tuan putri dari Kerajaan Orvel. Gadis tersebut sangat bersemangat saat melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat sebelumnya, sampai tangan seseorang menahan pergerakannya. "Tuan Putri, tolong jang
Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle. "Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh
"Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Ketika Ariana bangun kembali, gadis itu segera duduk dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Tidak pernah sekalipun Ariana berpikir, bahwa ada alasan lain dibalik jatuhnya dia di kolam belakang kediamannya. Ariana tidak pernah tahu bahwa dia telah terlebih dahulu jatuh cinta pada Raoul, dan bukannya Emilio seperti yang selama ini dia duga. Perasaannya pada Raoul bahkan jauh lebih kuat, karena pada saat itu, hanya Raoul yang benar-benar menghiburnya selama dia berada dalam situasi sulit. Ariana tanpa sadar tersenyum pahit. Gadis itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Raoul tetap akan menjadi anak baik yang sama bahkan setelah dia tumbuh dewasa. Pada saat itu, Ariana masih terlalu kecil untuk sadar bahwa Raoul sama sekali tidak bersalah dan hanya berusaha untuk melindunginya. Namun sekarang dia tahu, dan perasaannya mendadak kembali rumit tentang raja tersebut. Setelah mendapatkan kepingan ingatan terakhir yang tidak bisa dia dapatkan di dunia sebelumnya, Ariana akhirnya menyadari se