Share

Bab 85 : Pukulan Besar Bagi Seorang Wanita

Penulis: Sunny Dhemiree
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 21:59:52

“Cukup Lia! Jangan membahas masalah anak lagi!” pekik Tuan Miller.

Dada pria itu nampak naik-turun dengan napas tidak beraturan, urat leher nya bahkan terlihat jelas dengan tangan nya memijat pelipis yang terasa tegang.

Sementara di hadapannya sang istri yang tak lain Nyonya Lia tengah menangis, air mata terus mengalir di sudut matanya menandakan kesedihan yang begitu mendalam.

“Aku menikah dengan mu karena aku mencintaimu, jangan terus memikirkan hal tidak penting,” ucap Tuan Miller.

Kini suara pria itu lebih lembut dari sebelum nya, akan tetapi seberapa kuat ia mencoba sang istri masih belum bisa menerima kenyataan.

“Bagaimana dengan orang tua mu yang terus menanyakan pewaris?” tanya Nyonya Lia dengan mata yang berkaca-kaca.

Tuan Miller menghampiri dan merangkul pundak sang istri, ia menarik istrinya kedalam pelukan yang memberikan sejuta kehangatan.

“Sudah, pikirkan kesehatan mu dulu,” seru Tuan Miller mencoba menenangkan.

Sebuah pukulan besar bagi seorang wanita ketika mereka tak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 162 : Pelukan Hangat Arion

    “Uwekkk! Uwekkk...”Suara Elena yang mengeluarkan isi perutnya terdengar jelas, tak ada makanan yang ia makan sejak tadi. Hingga saat ia memuntahkan hanya air yang keluar.Rasa pahit menguar dalam mulutnya, kepalanya masih terasa berat dan pandangan buram. Elena menangis tersedu-sedu saat rasa mual terus ia rasakan, “Aku benci sakit, Arion,” seru Elena.Ia memeluk suaminya, sementara Arion terus berusaha menenangkan sang istri. Ia mengusap-usap pungung Elena, “Kau harus makan, agar cepat sembuh,” balas Arion.Tangannya naik mengusap wajah Elena yang tertutupi rambut, Elena menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan, tanpa bisa di tahan ia kembali muntah.Ia memuntahkan isi perutnya tepat di kaos yang Arion kenakan, kembali tertunduk di depan wastafel. Arion tak peduli dengan bajunya yang kotor, ia tetap membantu Elena untuk bangun.“Masih mual?” tanya Arion dengan lembut. Ia membantu istrinya untuk kembali berbaring, Elena hanya bisa pasrah dan kembali terbaring.“Aku ingin pulang,” ucap Ele

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 161 : Elena Demam

    “Azalea! Apa yang kau lakukan,” pekik Vero dengan panik.Vero segera berlari menghampiri Elena yang tak sadarkan diri, sementara Azalea berdiri dan tak peduli dengan keadaan Elena.Ia memutar bola mata malas dan memilih untuk duduk saja, “Dia saja yang lemah. Terjatuh saja sampai pingsan,” cibir Azalea.Vero menggoyangkan tubuh Elena, ia meraba kening wanita itu dan merasakan suhu tubuh yang panas, “El, kau sakit,” gumam Vero.Vero segera menelepon asisten pria untuk mengangkat tubuh Elena, ia segera membawa Elena ke rumah sakit. Tak lupa, sebelum pergi ia mengabari Arion untuk segera menyusul ke rumah sakit.Saat mendapatkan kabar bahwa Elena tak sadarkan diri, Arion bergegas menuju rumah sakit. Ia bahkan meninggalkan rapat yang sedang berlangsung.Sesampainya di rumah sakit, Arion segera menuju tempat dimana Elena berada. Sepanjang perjalanan, rasa khawatir terus memenuhi isi pikiran Arion, “Sayang, maafkan aku. Ini semua salahku,”Sebelum tiba di ruangan Elena, Arion bertemu dengan

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 160 : Kalung Milik Ku

    “Waw, ternyata aku sangat cantik saat memakai kalung ini,” puji Azalea pada diri sendiri. Azalea kini tengah bercermin sambil memegangi kalung yang melingkar di lehernya, berliannya yang berwarna biru semakin bersinar saat terkena cahaya.Senyum indah tercetak jelas di wajah manisnya, namun sayang senyum itu menyimpan sejuta tipuan. Wajahnya yang polos bukan berarti ia tak mengerti apa-apa.Tringggg!Bunyi telepon yang ada di mejanya berdering, membuat Azalea berdecak sebal dan menjawab telepon tersebut, “Iya, kenapa?” tanya Azalea, dengan ketus.Ia menyimpan kembali telepon itu dengan kasar, melipat kedua tangannya di depan dada, “Untuk apa wanita itu ingin bertemu dengan ku,”“Huhhh...!” ia meniup beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya, “Tapi, tak apa. Aku tak perlu repot-repot mencari cara membuat nya marah,” sambung Azalea dengan tersenyum puas.Matahari yang mulai naik membuat panas terasa begitu terik, sinarnya bahkan masuk ke ruangan ruangan dengan jendela besar. Tapi, h

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 159 : Fakta Baru Tentang Lucas

    “Oh jadi sekarang kau tinggal bersama Jeff?”Vio mengangguk membenarkan ucapan Elena. Saat ini Elena tengah berjalan menuju ruangannya, diikuti dari Vio di belakang, “Kau tidak mengatakan bahwa Jeff kakak mu,”“Menurut saya itu tidak terlalu penting, Nona. Tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya,” Jelas Vio yang dibalas anggukan kepala oleh Elena.Pintu ruangan terbuka, ternyata di sana sudah ada Vero yang duduk dengan setumpuk berkas di tangannya. Vero bangun dari duduknya dan menyapa Elena, “Selamat pagi, Nona,”Ingat, hanya Elena yang Vero sapa. Ia tak memperdulikan Vio yang juga berdiri di sana. Elena terkekeh geli melihat nya, “Hey, dia calon adik ipar mu,”Vio terkejut mendengarnya, tapi wajahnya tetap menunjukkan ekspresi datar seperti biasanya. Sedangkan Vero merasa malu saat Elena mengatakan itu, tapi ia berpura-pura tak peduli.Setelah Vio pergi dari sana, baru Vero mendekat lagi. Ia memicing menatap Elena dengan tajam, “ Kau datang bersama Vio? Kenapa tak menelpon ku, k

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 158 : Masih Saling Diam

    Pagi yang cerah menyapa, mentari hangat bersinar dan mulai menggantikan malam yang dingin. Elena sudah bersiap dan mematut diri di depan cermin.Elena berjalan menuruni tangga untuk sarapan, saat tiba di sana ternyata Arion sudah duduk menunggu nya. Ia segera duduk di samping Arion berada, tak menyapa bahkan tak menoleh pada suaminya.Arion yang merasa bersalah berinisiatif untuk meminta maaf lebih dulu, ia memilih untuk menyapa Elena, “Pagi, El,”Tangan Elena segera membalik piring di depannya, ia hanya membalas sapaan pagi Arion tapi tak berniat untuk berbicara lebih jauh, “Pagi, juga,”Hanya terdengar suara deting sendok yang beradu dengan piring. Arion meraih tangan Elena, mencoba untuk meminta maaf.Tapi, Elena kembali menarik tangannya dan segera menyelesaikan sarapannya, “Aku selesai,”Elena bangkit dari duduknya, tetapi Arion menariknya lagi untuk duduk. Seketika Elena langsung menatap Arion, dengan tatapan datar.“Apa? Aku harus segera berangkat,” ucap Elena yang berusaha mel

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 157 : Hari Berat Elena

    “Arion,”Elena segera turun dari mobil, ia bahkan setengah berlari menghampiri suaminya. Tubuhnya sudah terasa begitu panas dan ada gelenyar aneh yang ia rasakan.Arion melihat ada yang berbeda dengan Elena, bahkan ia melihat jelas pakaian istrinya yang sedikit terbuka, “El, kau kenapa? Ada apa dengan dirimu?” tanya Arion.Napas Elena terengah-engah, ia segera memegangi wajah Arion dengan kedua tangannya, “Arion, tubuhku panas! Tolong aku,” seru Elena.Air mata keluar dari sudut matanya, ia menarik wajah Arion dan segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang suami.Arion terdiam, sementara Elena dengan begitu ganas dan agresif menciumi bibir sang suami. Ia perlu melepaskan sesuatu yang tertahan dalam tubuhnya.Para penjaga yang ada di sana memalingkan wajahnya, Arion yang merasakan tubuh Elena panas mulai sadar bahwa Elena telah mengkonsumsi obat perangsang.Arion menarik diri menjauhkan Elena, “El, kau dalam pengaruh obat,” seru Arion.“Tolong aku,” pinta Elena dengan memohon.Elena

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 156 : Keselamatan Elena yang Terancam

    “Bangun, Sayang,” suara lembut Lucas terdengar jelas di pendengaran Elena.Elena mulai terusik karena belaian tangan Lucas di wajahnya, ia mulai membuka matanya, “Lucas...” ucap Elena pelan.“Hmm,”Elena bangun dan menepis tangan Lucas, ia memegangi kepalanya yang terasa berat saat mencoba duduk. Sementara itu, Lucas dengan sengaja memeluk dan menyandarkan kepalanya di pundak Elena.“Lepaskan aku!” seru Elena. Ia melihat sekeliling dan menyadari berada di atas tempat tidur bersama Lucas.Pandangan Elena menyadari bahwa ini adalah kamar Lucas di apartemennya, ia sangat familier dengan tempat tersebut.“Sayang, kau masih merasakan sakit? Ini, minumlah dulu,” tawar Lucas sambil menyodorkan segelas air putih.Elena yang masih merasa berat di kepalanya memilih untuk meminum air itu tanpa rasa curiga, ia menggelengkan kepala beberapa kali setelah minum.Ia bangun dan turun saat merasa lebih baik, “Kau gila, Lucas! Kau sakit jiwa!” pekik Elena penuh emosi.Tatapannya begitu menusuk dan tajam

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 155 : Firasat Arion yang Buruk

    “Aku duluan,”“Iya, hati-hati, El. Dan terimakasih,”Elena masuk ke dalam mobil, mulai menyalakan mesin mobil dan melaju di jalanan. Jalanan teduh dengan sinar matahari yang berwarna jingga memancar di sepanjang jalan kota.Semilir angin menerpa wajah Elena dan menerbangkan helaian rambutnya, ia sengaja membuka jendela disampingnya dan membiarkan angin itu masuk menerpa wajahnya. Udara cukup bersih, karena keadaan sore itu masih sepi tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Beberapa kali Elena menghembuskan napas nya dengan bebas, “Huhhh, pegal sekali tubuhku,” ucap Elena.Seharian penuh dirinya duduk di depan meja kerja tentu membuat tubuhnya pegal, ia sudah membayangkan betapa nyamannya tempat tidur yang ada di rumah.Ciiitttt!Saat Elena tengah berkendara dengan nyaman, tiba-tiba sebuah mobil hitam di depannya menghadang membuat Elena segera menginjak rem. Hampir saja Elena menabrak mobil di depannya.Elena mendongakkan kepalanya untuk melihat mobil siapa di depannya ini, “Asta

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 154 : Keputusan Untuk Jujur

    "Apa? Kenapa kau terlihat panik, tenanglah,”Saat Elena tiba di ruangannya, tak lama Vero datang dengan tergesa-gesa. Wajahnya sudah penuh dengan air mata yang mengering, bahkan mata wanita itu terlihat memerah.“Paman ku. Dia hilang, El,” seru Vero dengan Isak tangisnya.“Hey, hey, tenang dulu. Bagaimana bisa hilang? Kau tahu dari siapa?” tanya Elena yang juga bingung.Di tengah kebingungan mereka, tiba-tiba saja ponsel Elena berdering. Nama Lucas tertera di layar ponselnya, ternyata itu panggilan video. Elena menggeser tombol hijau tersebut, yang membuat panggilan langsung tersambung.Saat tersambung, Elena dan Vero di buat terbelalak. Melihat pemandangan di tempat Lucas berada tentu membuat mereka terkejut, bagaimana tidak. Lucas kini tengah berada di ujung jurang.Pria itu tersenyum dengan bangga, dan mengarahkan ponselnya ke arah lain, “Elena sayang, lihatlah siapa yang bersama ku,” ucap Lucas sambil tersenyum.Mata Elena semakin membola, “Paman!” seru Elena bersamaan dengan Vero

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status