“ Apa? Kau yakin dengan ucapan mu barusan? “Arion begitu terkejut saat mendengar kalimat yang terucap dari mulut Noah, namun ekspresinya tetap menunjukkan ketenangan.Ia kemudian menoleh pada ponselnya yang menyala. Pesan masuk dan panggilan tak terjawab berasal dari nomor istrinya.“ Arion, akhirnya aku menemukan ibuku. Aku akan segera menemuinya sekarang! “Tulis Elena dalam pesannya, jelas wanita itu begitu bersemangat. Kening Arion berkerut, siapa yang Elena temui. Tak lama dari itu, Jeff mengetuk pintu dan masuk kesana.“ Tuan, rapat berikutnya akan sege Ra berlangsung dalam tiga puluh menit lagi. “ lapor Jeff yang mengingatkan jadwal penting Arion di sore ini.Arion berpikir sejenak, ini adalah rapat penting yang tidak bisa dirinya tinggalkan. Ia mengambil keputusan untuk menjalankan rapat terlebih dahulu, orang-orang yang ia percayakan untuk mengikuti Elena pasti akan menjaga istrinya. “ Baiklah, aku akan segera datang. “ Jeff mengangguk dan segera pergi untuk menyiapkan be
“ Katakan padaku, apa tujuan mu? “Setelah menjauh dari Elena dan Vero, Vio segera menarik Dito ke arah toilet untuk berbicara. Ia tidak bisa membiarkan Dito bertindak sembarangan.Dito menarik cekalan Vio, ia mendengus kasar. “ Bukan urusan mu! “ sinisnya sambil melirik ke arah lain.Benar dugaan Vio, kali ini kekasihnya itu sudah bertindak keterlaluan. Ia dengan berani mengaku sebagai tuan muda Mauren.“ Katakan padaku, apa tujuan mu! Apa yang ingin kau dapatkan dari Mauren! “ pekik Vio di hadapan wajah Dito.Suaranya meninggi, tatapannya menjurus penuh amarah. Beruntung di toilet itu hanya ada mereka berdua, jadi tak ada yang mendengar pembicaraan mereka.Dito menatap dengan kesal, sepertinya Vio akan menjadi penghalang untuk rencananya. “ Apa pun tujuan ku, itu tidak ada urusannya dengan mu. Kau cukup diam. “ balas Dito yang semakin membuat Vio kesal.“ Aku tidak bisa membiarkan mu! “ sergah Vio.Wanita itu berbalik hendak meninggalkan Dito begitu saja. Ia akan segera membicarakan
“ Dia bukan—“Dreddttt! Dreddttt!“ Eh, sebentar. Aku harus menjawab telepon dulu. “Vero sedikit menjauh dari Vio. Wanita itu pergi untuk menjawab telepon.Vio terdiam memikirkan hal apa yang ingin Dito lakukan, ia tidak menyangka kekasihnya akan berbuat senekat ini. “ Apa uang mu tidak cukup. “ gumam Vio.Ia sudah memikirkan hal terburuk yang akan terjadi saat Mauren mengetahui kebohongan Dito, apalagi jika kabar ini sampai terdengar ke telinga Arion.Sesaat kemudian, Vero kembali menghampirinya. “ Apa yang kau ucapkan tadi? “ tanya Vero.Vio bingung harus menjawab apa, ia melipat bibirnya kedalam memikirkan jawaban yang masuk akal untuk di ucapkan. “ Aku ... ““ Ya? “ Vero menunggu kalimat yang akan di ucapkan Vio.Klek’ Belum sempat Vero mendengarkan kembali ucapan Vio, pintu besar itu sudah terbuka. Menampilkan wajah Elena dan Dito yang baru keluar dari sana.“ Kalian masih di sini? “ tanya Elena dengan kening mengerut melihat kedua asistennya.Vero menjawab seperti biasa, tapi
“ Sayang, sedang apa kau berdiri di depan ruangan Nyonya? Apa kau mau bertemu dengannya? “Vio merasa heran saat melihat Dito berada di depan ruangan Elena. Pria itu hendak masuk, namun langkahnya terhenti karena suara Vio.Dito berbalik dan menoleh ke arah sang kekasih. Pria itu tersenyum, tangannya terulur mengusap kepala Vio. “ Iya, aku harus bertemu dengannya. “ “ Untuk apa? “ “ Aku ada urusan penting. “ balasnya lagi sambil tersenyum manis.Vio menganggukkan kepalanya, kemudian ia mengetuk pintu dan berjalan di depan Dito.Pintu besar itu terbuka, terlihat di sana Elena tengah berkutat dengan layar sentuh di hadapannya. Tak jauh dari sana berdiri Vero yang sibuk dengan kertas-kertas di tangannya.Mendengar pintu terbuka, mereka segera mengalihkan perhatian pada sumber suara.“ Dito... Itu Dito? “ gumam Elena.Baru kali ini ia melihat dengan jelas wajah pria yang begitu mirip dengannya itu. Namun, entah mengapa hati Elena rasanya masih kosong.Sementara itu Vero yang melihat keh
Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Elena masih berpikir apakah yang dikatakan Vero itu benar.“ Ayolah, El. Kau sudah berusaha sejauh ini, apa kau masih tidak yakin? “ tanya Vero yang tak mendapatkan tanggapan apa pun dari Elena.“ Tes itu tidak mungkin salah, Dito kembaran mu.” sambung Vero lagi meyakinkan Elena.Keduanya masuk ke ruangan Elena bersamaan.Tanpa di sangka, pembicaraan mereka terdengar oleh seorang wanita staff kebersihan yang sebelumnya pernah Elena singgung.Ingat? Wanita yang sebelumnya berdebat dengan Azalea. Yap, kini dia menjadi kaki tangan Lucas.Bisa dikatakan Lucas ini cukup pintar, saat hari dimana wanita itu mengambil potretnya dengan Elena. Ia memanfaatkan hal itu untuk kepentingannya.“ Halo, Tuan...” Di tempat Lucas. Pria itu masih tergulung selimut tebal bersama wanita penghibur yang kini masih melayaninya.Kamar itu begitu berantakan dengan pakaian berserakan dimana-mana, mungkin baru saja terjadi pertempuran hebat. Ia segera mengangkat ponselnya
“ Pagi, El...” sapa Noah dengan kikuk. Entah mengapa ia merasa sedikit canggung saat menyapa Elena.“ Pagi, juga. Arion masih di dalam, aku duluan. “ balas Elena sambil berlalu melewati Noah.Ia masuk ke dalam mobil, Vero segera melajukan mobil saat wanita itu duduk.Elena berpikir sejenak, di kehidupan ini Noah begitu mendominasi. Sebelumnya ia bahkan tidak mengenal pria itu, lalu sekarang mengapa dia begitu dekat dengan keluarganya?Ia tahu, Noah memang memiliki latar belakang baik dengan keluarga Dominic. Namun, hal apa yang membuat pria itu bertindak demikian.Saat Elena akan membicarakan hal ini dengan Vero, ia justru mendapati wajah Vero yang terlihat malu-malu. “ Ada apa dengan mu? “ tanya Elena.Keningnya mengerut dengan alis saling bertaut. Vero yang sadar Elena berbicara dengan dirinya sedikit terkejut. “ Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, El.” balas Vero.Elena berdecak sebal melihat ekspresi Vero, “ Kau sedang jatuh cinta? Pada siapa, apa kini Noah? “ tebak Elena yang memb