Ekspresi Tuan Besar Knowles terlihat masam. Lalu, terdengar suara keras dari ruang bawah tanah.Beberapa pengawal berpakaian hitam yang memakai masker pelindung telah meledakkan pintu ruang bawah tanah.Borgol yang menahan tangan Sherman telah dibukanya dengan mudah, lalu dia menghilang dari layar.Agar Agnes tidak berlari ke mana-mana, Tuan Besar Knowles mengutus orang untuk mengawasi Agnes di kamar lantai dua.Karena mengkhawatirkan Sherman, Agnes tidak makan dan minum. Saat dia duduk di ranjang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, tiba-tiba terdengar suara keras dari arah pintu."Siapa?!"Agnes sangat terkejut sehingga wajahnya memucat. Begitu dia menoleh, dia melihat Sherman sedang berdiri di depan pintu.Entah kapan Sherman mengganti pakaiannya ke kemeja hitam. Saat ini wajahnya sudah tidak tampak lesu seperti kemarin. Kumisnya bahkan sudah dicukur bersih.Sherman mengulurkan kedua lengannya, lalu berkata sambil tersenyum, "Kemari.""Kak!"Agnes jatuh ke dalam pelukan Sherman
Tengah malam.Violet bersandar di tempat tidur sambil menunggu Charles kembali dari kamar mandi.Namun, tiba-tiba terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Charles keluar dari kamar mandi.Rambutnya masih sedikit basah. Jubah mandi menutupi tubuhnya dengan longgar yang menunjukkan ototnya yang kuat dan sempurna.Di bawah cahaya lampu yang redup, Violet menjadi mengingat apa yang terjadi di pesta hari ini.Wajahnya langsung memerah. Dia tanpa sadar mau menyalakan lampu untuk merusak suasana ini, tapi pergelangan tangannya digenggam Charles.Telapak tangan Charles terasa panas. Di bawah sinar lampu, tatapan matanya memancarkan sedikit hasrat."Aku sudah bersih."Suara Charles rendah dan serak.Tadi dia sudah mandi berulang kali baru bisa menghilangkan bau darah di tubuhnya.Sebenarnya tadi di istana sebelum dia masuk mobil, dia sudah mengganti jasnya karena dia takut Violet akan mencium bau darah yang memualkan."A ... aku tahu ...."Namun, apa Charles tidak me
"Dadah."Sebelum Andrew pergi, dia tersenyum ke arah Charles.Walaupun itu hanya senyuman, itu sudah cukup membuat Charles kesal.Charles langsung mematikan kompor, lalu mengeluarkan telurnya.Violet yang sedang duduk di sofa melihat Charles yang berada di dapur, kemudian bertanya, "Kenapa aku merasa kamu sangat nggak suka Andrew?""Dia belum memenuhi syarat itu."Charles menjawab dengan tenang. Beberapa menit kemudian, Charles sudah mengupas telurnya.Cangkang telur telah dikupas Charles dengan bersih. Dia berjalan ke arah Violet, lalu menggulungkan telurnya di lembam Violet dengan hati-hati. Charles berkata, "Begini bisa meredakan bengkaknya. Kamu mencubit dirimu terlalu kuat, ini pasti sakit besok.""Andrew suka bercanda. Jangan tertipu oleh penampilan baiknya. Sebenarnya hati dia itu busuk."Violet berkata, "Menurutku, dia hanya ingin melihat kamu sebenarnya peduli padaku atau nggak. Dia bukannya ingin memprovokasimu."Charles hanya menjawab "ya" dan tampak tidak peduli.Violet mem
Melihat Violet dan Charles sudah kembali, Andrew mencari alasan untuk mengakhiri rapat.Violet bertanya, "Kamu nggak memberi tahu Kak Silvia kalau kamu keluar?""Ini juga termasuk pekerjaan. Tadi Kak Silvia memberitahuku tentang iklan besok."Andrew menutup laptopnya. Dia melihat penampilan Violet yang sedikit lusuh, jadi dia berkata, "Kalian pulang cepat sekali. Sepertinya penyelidikan kalian nggak mulus.""Nggak bisa dikatakan nggak mulus, tapi prosesnya mengejutkan. Kamu bisa bertanya pada Charles selebihnya."Setelah itu, Violet duduk di sofa sebelah.Karena kebiasaan, Charles memanaskan segelas susu dulu untuk Violet. Kemudian, dia mengeluarkan kue yang telah disiapkan dari kulkas.Dia tidak berlama-lama di ruang tamu, melainkan pergi ke dapur untuk merebus telur.Andrew melihat Charles sepertinya tidak berencana berbicara dengannya. Dia pun mengangkat alisnya dan berkata, "Vio, tampaknya suamimu nggak menyukaiku."Saat Charles mendengar panggilan Andrew kepada Violet, tangannya y
Saat Charles melihat orang itu membidik Violet dengan pistol, dia sangat panik."Aku ...."Violet berbisik, "Ketika aku masuk ke dalam pesta, aku nggak bisa menemukanmu ....""Itu nggak bisa jadi alasan."Charles mengernyit sambil berkata, "Kamu nggak memercayaiku atau sudah terbiasa bekerja sendiri? Walaupun kamu nggak bergerak, aku tetap bisa menemukanmu. Kamu nggak seharusnya naik ke atas sendirian.""Aku melihat pintu besar istana sudah tutup. Aku takut orang itu melarikan diri, jadi ....""Violet, aku nggak peduli pada Iluminati. Aku hanya peduli padamu."Charles memegang wajah Violet. Sorot matanya tampak sangat serius dan nadanya terdengar agak tegas saat dia berkata, "Kalau lain kali kamu bertindak sendirian lagi, aku pasti nggak akan mengampunimu.""Bagaimana ... kamu nggak mengampuniku?"Violet menatap lurus Charles.Kalau dulu, Charles pasti sudah menghindar.Saat ini Charles malah mencubit pipi Violet dengan kuat, lalu sengaja berkata, "Aku akan mematahkan kakimu. Apa kamu
Orang itu gemetar dan mengungkapkan semua informasi yang dia ketahui tentang Iluminati."Berarti ... kalian nggak berguna."Saat mendengar Charles mengatakan itu, ekspresi pria itu berubah.Charles berkata, "Semua orang di sini bersalah. Karena kalian bersalah, arwah kalian akan tinggal di istana ini untuk menebus kesalahan kalian."Semua orang masih belum mengerti apa maksud Charles, tapi suara tembakan terus berbunyi. Dalam sekejap, suara teriakan memenuhi seluruh istana. Hanya dalam beberapa menit, udara penuh dengan bau darah."Gila! Orang gila! Kamu gila!"Pria itu sangat ketakutan sehingga dia kencing di celana. Sekujur tubuhnya gemetar, lalu dia berlari keluar istana seperti orang kesurupan.Namun, sebelum dia bisa mencapai pintu besar, dia sudah ditembak."Tuan, serahkan di sini kepadaku.""Bereskan dengan bersih. Jangan sampai orang lain menemukan kejanggalan.""Baik."Tengah malam, Charles sendirian meninggalkan istana. Kedua matanya yang hitam tampak sinis.Satu tatapan mata