Share

Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali
Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali
Author: Gina

Bab 1

Author: Gina
"Alat pacu jantung! Cepat! Tingkatkan tegangan listriknya!"

"Dokter! Pasien mengalami pendarahan hebat! Darah tipe A baru saja diambil dari bank darah!"

Seluruh tangan perawat magang itu berlumuran darah. Dia bahkan gemetaran saat berbicara.

Bau darah memenuhi ruang operasi.

Dia tidak pernah melihat darah sebanyak ini.

Pada saat ini, sebuah pikiran terlintas di benaknya.

Siapa yang mengambil darah tipe A dari bank darah?

Wanita yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit ini memiliki wajah pucat dan bibir kering. Penglihatannya pun mulai kabur. "Romeo ...."

"Apa?"

"Romeo ...."

Kali ini perawat magang itu mendengarnya. Nama yang dipanggil oleh wanita lemah ini adalah Romeo Fernandez.

Romeo adalah presiden bisnis paling berkuasa di Kota Poseidon.

Dokter itu hampir pingsan. Dia salah menekan nomor tiga kali sebelum akhirnya dia menelepon nomor yang benar. Dia segera berkata kepada orang di ujung telepon, "Tuan Romeo, Nyonya mengalami pendarahan hebat. Tapi, darah di bank darah telah diambil pergi. Saya memohon pada Anda! Datang dan temuilah Nyonya untuk terakhir kalinya!"

Nada pria di ujung telepon terdengar sangat kejam dan cuek. "Dia belum mati? Telepon aku setelah dia benar-benar mati."

Tut .... Tut ....

Teleponnya pun dimatikan.

Tiba-tiba, mata wanita di ranjang rumah sakit ini kehilangan semua cahaya.

'Romeo, apa kamu begitu membenciku?'

'Bahkan saat ini, kamu nggak mau melihatku?'

Terdengar bunyi bip datar dan dingin dari mesin. Tanda-tanda vital pasien sudah sepenuhnya tiada.

Samar-samar, Violet merasa jiwanya meninggalkan tubuhnya.

Sebuah tubuh yang kurus kering, pucat dan lemah berbaring di ranjang rumah sakit. Violet merasa sangat lelah. Dia baru berumur 27 tahun, tapi dia meninggal di rumah sakit karena pendarahan hebat yang disebabkan oleh persalinan sulit.

Saat dia masih hidup, dia sangat mencintai Romeo. Sebagai satu-satunya anak perempuan di Keluarga Gloria, seharusnya Violet mempunyai kehidupan terbaik.

Namun, untuk menikah dengan Romeo, dia mengorbankan kedudukannya di Keluarga Gloria.

Pada akhirnya, dia berakhir dengan tragis.

Violet perlahan-lahan memejamkan matanya.

Kalau dia mempunyai kesempatan untuk mengulangi kehidupannya lagi, dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

"Nyonya, malam ini Tuan mau mengajak Anda pergi ke pelelangan bersama. Pakaian mana yang Anda ingin pakai?"

Dia mendengar suara Bu Martha.

Violet tersentak.

Pemandangan di depan matanya terlihat sangat familier. Ini adalah rumah pernikahannya dengan Romeo!

Sebulan setelah dia menikah dengan Romeo, dia bisa menghitung dengan jari seberapa banyak Romeo menemuinya.

Dia mengingat ini adalah pertama kalinya Romeo mau menghadiri lelang tanah. Makanya, dia mengajak istrinya.

Namun, ini terjadi lima tahun yang lalu. Kenapa ...?

Jangan-jangan ... dia terlahir kembali?

"Nyonya, Tuan nggak pernah pulang dan tidur di sini. Jadi, Nyonya harus memanfaatkan kesempatan kali ini."

Bu Martha memilih sebuah gaun putih, lalu dia berkata, "Bagaimana dengan gaun ini?"

Violet menundukkan kepalanya. Di dalam hati, dia tertawa.

Semua orang tahu wanita yang disukai Romeo adalah Evelyn Chika.

Dulu untuk menyenangkan Romeo, Violet sering belajar cara berpakaian Evelyn.

Evelyn suka mengenakan gaun putih, jadi dia ikut memakai gaun putih hanya agar bisa membuat Romeo menyukainya sedikit.

Namun, di pelelangan kali ini, Romeo tidak memberitahunya kalau dia mengganti pasangannya dan melainkan mengajak Evelyn. Romeo membuatnya terlihat bodoh karena dia mengenakan gaun putih yang sama dengan Evelyn.

Ketika Violet memikirkannya sekarang, itu benar-benar lucu.

"Nggak, aku pakai ini saja."

Violet memilih sebuah gaun yang berwarna merah cerah.

Dia memang tidak suka pakaian polos dan elegan. Lagi pula, Evelyn hanya seorang mahasiswi miskin. Dulu otaknya pasti rusak, makanya dia baru mengenakan pakaian murah demi seorang laki-laki.

Dia tidak hanya telah menurunkan derajatnya, tapi juga membiarkan orang memandang rendah dirinya.

Bu Martha berkata dengan dilema, "Tapi ... seharusnya Tuan lebih suka gaun putih ini ...."

Violet mengabaikan saran gila Bu Martha.

"Ini saja." Violet berkata dengan datar, "Buang semua gaun putihku. Aku nggak suka."

"Ini ...."

Perintah Violet membuat Bu Martha menghela napas. Pada akhirnya, dia melakukan seperti yang diperintahkan.

Violet melihat dirinya di kaca. Pada saat ini dia masih menawan, tapi beberapa tahun kemudian, dia disiksa Romeo sampai dia terlihat lesu.

Sebelum itu terjadi, dia ingin mengakhiri segalanya.

Pada malam hari, Violet mengenakan gaun potongan mermaid berwarna merah anggur yang menonjolkan bentuk tubuhnya dengan sempurna. Riasannya yang indah dipadukan dengan rambut ikal. Tahi lalat di bawah matanya membuatnya makin seksi. Dari jauh, dia terlihat seperti lukisan yang membuat orang tidak berani mendekatinya.

Tak jauh dari Violet, seorang pria yang mengenakan kemeja putih, sepatu kulit tinggi dan sedang memegang rokok melihatnya. Charles Griffin bertanya dengan lembut, "Siapa dia?"

"Kamu nggak tahu siapa dia? Itu Violet dari Keluarga Gloria, istri baru Romeo Fernandez." William Airlangga, si pria playboy, yang berdiri di sebelah Charles berkata dengan penuh semangat, "Tadi aku melihat Romeo si bangsat itu menggandeng wanita lain. Sepertinya nanti kita dapat melihat drama rumah tangga yang menarik! Aku bersemangat sekali!"

Namun, dia tidak mendengar sahabatnya menjawabnya.

William mendecakkan lidahnya sebelum berkata, "Tapi, aku nggak mengerti selera Romeo. Dia malah nggak mau wanita cantik seperti Violet dan bersikeras ingin bersama wanita yang kurus kering. Aneh, 'kan, Charles?"

Ketika William memalingkan wajahnya, ternyata dari tadi Charles sudah menghilang.

"Woi, Charles! Dasar anak sialan!"

William mengikuti Charles masuk ke pelelangan sambil menggerutu.

Di dalam, Evelyn yang memakai gaun putih memegang lengan Romeo dan berkata dengan takut-takut, "A ... aku nggak pernah menghadiri acara seperti ini. Bagaimana kalau aku pulang saja?"

Romeo berkata dengan datar, "Kamu harus pelan-pelan terbiasa. Di masa depan kamu akan sering menghadiri acara seperti ini."

Evelyn pun menganggukkan kepalanya.

Ketika Romeo hendak membawa Evelyn masuk ke pelelangan, Levi, asistennya, berkata, "Tuan Romeo, apa Anda nggak mau menunggu Nyonya?"

Romeo mengernyit dan berkata, "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memberitahunya kalau hari ini dia nggak usah datang?"

Levi melirik Evelyn, lalu Evelyn buru-buru berkata, "Jangan salahkan Kak Levi. Aku yang meminta Kak Levi nggak usah memberi tahu Kak Violet .... Aku takut identitasku akan membuat orang bergosip tentangmu, jadi ... Aku merasa lebih baik Kak Violet yang menemanimu ...."

Evelyn menundukkan kepalanya. Dia seperti kelinci yang ketakutan.

Romeo mengusap alisnya.

Saat ini dia benar-benar tidak mau Violet muncul.

"Tuan Romeo ...."

Evelyn menggigit bibirnya dan memanggil Romeo dengan hati-hati.

"Nggak apa-apa. Ini bukan salahmu."

Romeo membelai kepala Evelyn, kemudian dia berkata kepada Levi, "Kamu berdiri di luar. Kalau kamu melihat Violet, segera bawa dia pulang."

Di dalam kerumunan, orang-orang tampak terkejut.

Levi menoleh dan dia juga ternganga. "Sepertinya sudah terlambat."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Hi Inura
Good novel
goodnovel comment avatar
Eko Zulgifarianto
keren ceritanya
goodnovel comment avatar
Dede Budy
apakah di novel ini g ada fasilitas audionya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1433

    Di dalam aula yang redup, hanya ada satu lampu yang menyinari Violet.Sosok seseorang mengenakan gaun merah langsung muncul di depan mata Romeo.Gaun merah yang dikenakan Violet mencolok, tapi tampak cocok di tubuhnya.Ini seakan-akan pesta pertama gadis itu dan dia terlihat malu-malu.Pada saat itu, Romeo merasa penampilan Violet yang cantik serta auranya yang luar biasa bukanlah sesuatu yang berlebihan.Violet seakan-akan pantas menerima semua kata-kata bagus di dunia ini.Saat Romeo memikirkan itu, hatinya tiba-tiba terasa perih.Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Romeo menyentuh dadanya dengan canggung dan dia merasa hatinya sudah bukan miliknya sekarang."Terima kasih kepada semua orang sudah menghadiri pesta ulang tahunku yang ke-18. Aku telah mempersiapkan pertunjukan piano untuk semuanya. Tapi, aku nggak begitu pandai bermain piano, tapi semoga kalian bisa menyukainya."Pipi Violet sedikit merona. Matanya yang jernih tidak bisa menutupi rasa malunya saat ini.Violet ber

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1432

    "..."Nicholas mengalihkan pandangannya dan ujung telinganya mendadak memerah sedikit. "Kamu terlihat cantik daripada dulu.""Nicholas, apa maksudmu?!"Kalimat itu langsung merusak suasana bagus mereka.Nicholas berkata dengan ekspresi masam, "Violet, apa kamu nggak bisa mengecilkan suaramu sedikit?""Nggak!""Kamu berisik!"Nicholas berbalik, lalu pergi.Violet kesal.Apa maksud Nicholas dia terlihat lebih cantik daripada dulu?Dia ini memang cantik!"Sudah, sudah. Jangan bertengkar." Gwen di samping berkata, "Sudah saatnya. Kita turun dulu, ya?"Violet mengerucutkan bibirnya.Namun, kemudian Violet menyadari satu masalah yang serius."Kak Gwen ... aku nggak bisa berjalan.""Ha?"Gwen menatap Violet yang tampak malu, lalu berkata, "Dulu ... kamu nggak pernah memakai sepatu hak tinggi?"Violet menggelengkan kepalanya.Dia hanya fokus belajar selama pendidikan wajib sembilan tahun, lalu diikuti dengan tiga tahun ujian masuk universitas yang intensif. Dia tidak begitu mengikuti tren keca

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1431

    Gwen mendorong Violet keluar dari kamar."Sudahlah, Nona. Pergi berdandan sana. Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Setelah hari ini, kamu sudah menjadi orang dewasa. Nikmatilah momen-momen terakhirmu."Violet didorong ke depan oleh Gwen.Violet sudah lama menantikan hari ulang tahunnya kali ini.Namun, setelah hari ini benar-benar sudah tiba, Violet merasa sedikit melankolis.Setelah dia berusia 18 tahun, dia menjadi orang dewasa. Apa ke depannya dia sudah tidak boleh bersikap manja dan usil?Hais, dia bertambah satu tahun lagi.Di luar Kediaman Edris.Hari ini Keluarga Edris dan Gloria sudah mengundang banyak bos besar Kota Poseidon ke pesta ulang tahun Violet. Rumah Keluarga Gloria tidak seluas rumah Keluarga Edris, jadi kali ini mereka mengadakan pestanya di Kediaman Edris.Dulu Kediaman Edris tidak pernah terbuka kepada orang luar, apalagi menerima tamu.Kali ini juga untuk menunjukkan pentingnya Violet dalam dua keluarga mereka.Saat ini, sebuah mobil mewah hitam berhenti di luar

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1430

    !!Setelah mendengar apa yang dikatakan Nathan, Violet langsung berkata, "Nggak ada orang yang mengambil kembali hadiah yang sudah diberikannya. Kakak tunggu saja. Aku pasti bisa menemukannya!"Kemudian, Violet berlari ke kamarnya.Nicholas yang sedang mengawasi orang kerja melihat Violet berlari melewatinya. Dia berkata, "Violet, lantai ini baru dipel! Kamu sengaja, 'kan?!"Violet malas menghiraukan Nicholas.Sekarang prioritasnya adalah menemukan hadiah!Gwen tidak bisa menemukan Violet untuk waktu yang lama, jadi dia naik lantai ketiga. Dia melihat kamar Violet seperti kapal pecah. Violet sedang merangkak di lantai dan menggunakan senter ponsel untuk menyinari kolong ranjang."Violet, ngapain kamu? Dua jam lagi tamu-tamu akan datang. Kami harus merias mukamu.""Satu jam saja sudah cukup. Aku sedang mencari hadiah dari kakakku.""Hadiah apa? Masih ada hadiah? Kamu sudah menerima cukup banyak hari ini.""Nggak boleh begitu. Aku hanya bisa merayakan ulang tahun ke-18 sekali dalam seumu

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1429

    "Violet! Kamu datang untuk mengadu pada Kakak tentangku, 'kan?"Nicholas memasuki ruangan Nathan.Eddie sama sekali tidak bisa menangkap kedua kelinci itu. Dia berdiri di depan pintu dan berkata dengan rasa bersalah, "Tuan, saya benar-benar nggak bisa menahan mereka.""Kak, jangan dengarkan omong kosong Violet! Violet ketiduran di halaman belakang!"Nicholas berkata pada Violet, "Violet, kamu bilang sendiri. Kamu ketiduran dan menunda segalanya, 'kan?"Karena Nicholas langsung memberi tahu Nathan tentang dia ketiduran, Violet pun segera menatap Nathan dengan ekspresi memelas dan berkata, "Kak, aku mengantuk, jadi ....""Jadi, kamu ketiduran." Nicholas melipat kedua lengannya di depan dada dengan bangga, lalu berkata, "Hebat kamu, Violet. Aku sedang bersusah payah merencanakan pesta ulang tahunmu, memilih kuemu dan mengawasi dapur. Tapi, kamu malah berlari ke halaman dan bermalas-malasan! Apa kamu tahu berapa banyak orang yang akan datang ke Kediaman Edris? Kamu akan mati kali ini! Kaka

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1428

    "Ini, ini."Ayahnya Violet menggelengkan kepala sambil tertawa. Dia heran kenapa dia bisa memiliki anak yang serakah.Saat ini Nicholas telah turun dari atas. Dia berpura-pura kesal pada orang tua Violet dan berkata, "Paman, Tante, aku mau mengadu! Sore ini Violet bermalas-malasan. Dia barusan bangun tidur!"Ketika Violet mendengar itu, dia mendelik Nicholas. "Nicholas! Kamu bela siapa, sih?""Pokoknya itu bukan kamu.""Kamu!"Ibunya Nicholas berkata dengan lembut, "Sudah, sudah. Kalian sudah besar, tapi masih bertengkar? Nggak apa-apa kalau kalian masih anak-anak, tapi sekarang kalian sudah dewasa, loh.""Itu karena dia bodoh. Paman dan Tante begitu pintar, tapi dia nggak memiliki gen itu sedikit pun.""Apaan, sih? Kamu yang bodoh!""Yang kumaksud itu kamu!""Kamu! Kamu yang bodoh!""Kamu yang bodoh!""Kamu yang bodoh!"...Melihat Nicholas dan Violet tidak mau berhenti bertengkar, keempat orang tua itu hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa.Kedua orang ini pasti musuh di kehidu

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1427

    "Ya. Dengan William Airlangga. Kamu pernah bertemu dengannya."Gwen menyebut sebuah nama dengan santai."William Airlangga?"Violet bergumam, "William Airlangga? Sepertinya aku pernah mendengarnya.""Dia adalah tuan muda Keluarga Airlangga. Saat masih kecil, dia pernah datang ke sini beberapa kali sebelum dia berhenti.""Oh, ya?"Violet mengambil sebuah gaun, lalu berkaca. Gwen di sebelah akan berkomentar."Kak Gwen, apa aku memakai ini lebih cantik?"Violet memilih sebuah gaun berwarna merah cerah.Gwen mengusap bibirnya sebelum berkata, "Cantik. Tapi, kamu sudah mempunyai banyak gaun merah.""Tapi, aku memang suka warna merah."Cerah dan mencolok, sama seperti bunga merah di halaman belakang rumah Kakak."Ini saja. Ini cantik."Gwen memilih sebuah gaun putih polos.Saat Violet melihat itu, dia langsung berkata, "Aku benci yang ini.""Ha? Bukankah sebelumnya kamu juga punya beberapa model gaun yang seperti ini? Warna putih cantik dan membuat kulitmu terlihat lebih cerah."Violet meman

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1426

    Violet membuka matanya dengan linglung. Ini adalah sore hari di musim kemarau.Ini adalah ... rumah Kakak?Violet tiba-tiba bangun dari kursi goyang. Dia melihat ayunan tidak jauh darinya dan melamun untuk waktu yang lama.Sepertinya ... dia telah bermimpi."Nona Violet, Tuan tanya kenapa Anda belum pergi ganti baju. Hari ini adalah ulang tahun ke-18 Anda. Anda jangan meremehkannya."Suara Eddie datang dari sebelah.Saat Violet mendengar itu, dia mengingat sesuatu dan berkata dengan gelisah, "Gawat, gawat! Aku ketiduran! Aduh, nanti Kakak mengomeli aku lagi!"Violet berlari dengan panik. Ketika Eddie melihat itu, dia buru-buru berkata, "Nona Violet, pelan-pelan! Atau nanti kamu terjatuh!""Ya!"Violet mengangkat roknya, kemudian menyelinap kembali melalui pintu belakang ketika tidak ada orang di sekitar.Para pembantu Kediaman Edris langsung tercengang saat melihat Violet.Violet segera meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya, kemudian dia menangkupkan kedua tangannya sambil berbisi

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1425

    Setelah mendengar apa yang dikatakan Violet, senyuman di wajah Sherman perlahan-lahan menghilang dan ekspresinya menjadi menyeramkan."Kamu kira aku nggak berani membunuhmu?"Sherman menggerakkan pisaunya yang tertancap di bahu Violet. Dahi Violet sudah berkeringat dingin dan wajahnya telah berangsur-angsur memucat. Namun, dia tidak tampak ingin mundur sedikit pun.Ketika Nicholas melihat itu, dia langsung menahan rasa sakitnya dan mendekat. Sherman mengernyit. Dia melepaskan pisaunya, lalu menendang dada Nicholas. Nicholas merasa dirinya seolah-olah ditabrak truk. Rasanya sangat sakit, tapi dia melihat Violet sudah hampir kehilangan kesadaran.Nicholas lanjut bangkit dan menyerang.Kalau ini terus berlanjut, mereka semua akan mati!Saat ini, darah Violet sudah mengalir dari bahunya ke lengan, lalu menetes ke permata di telapak tangannya.Permata itu sepertinya terpengaruh oleh sesuatu. Cahaya putih yang awalnya redup berangsur-angsur berubah menjadi merah."Lihat! Lihat!"Saat ini Edw

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status