Share

Bab 15 Siapa Eric Wijaya?

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-03-17 23:57:11
Reno menatap Cora menunggunya mengatakan sesuatu. Namun gadis itu tampak memendam sesuatu yang berat.

“Cora, apa yang aku katakan mengenai kerjasama kita? Jika kamu mau aku sponsori, kamu harus jujur padaku,” ucap Reno, mendesak gadis itu untuk bercerita.

Ia teringat apa yang dilihatnya beberapa saat yang lalu ketika mobilnya kembali melewati apartemen Tiara.

Setelah mengantarkan Cora, ia sedianya hendak kembali ke kantor. Namun karena kemacetan lalu lintas di jalan yang dilaluinya, Heri memutuskan untuk melewati jalan lain yang kebetulan membuat mobil mereka berbalik arah melewati apartemen teman Cora itu.

Saat itulah ia melihat Cora dan Eric yang terlihat sedang berargumen. Awalnya ia hanya ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan. Namun saat ia sampai di sana, ia justru melihat Eric sedang mencengkeram tangan Cora hingga gadis itu menangis.

Reno bisa melihat wajah Cora yang pucat pasi dan bahkan tubuhnya merosot ke lantai karena tidak lagi mampu melawan dan menahan rasa sakit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Julita Megasari
ya lnjutt kk
goodnovel comment avatar
Dewi puspitasari
Lambat updatenya
goodnovel comment avatar
Julita Megasari
lanjuutt KK gak sbar dgr Reno minta jatah SMA cora...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 147 Pil Kontrasepsi

    Cora baru saja selesai mandi, saat Reno menghubunginya. “Kamu sudah di rumah? Apa kamu baik-baik saja?” Suara maskulin Reno bertanya dengan sedikit nada khawatir.“Umm ya, aku baik-baik saja. Aku sudah di rumah. Ada apa?” Samar terdengar hembusan nafas lega dari ujung sambungan telepon. “Tidak, tidak ada apa-apa. Aku on the way pulang. Kamu ingin aku belikan sesuatu? Kita bisa makan sama-sama di rumah.”Cora memikirkan sesuatu. Tidak setiap hari Reno pulang cepat. Dan ia pikir, mereka berdua bisa melakukan hal yang mereka suka bersama-sama. “Reno, bagaimana kalau kita—menonton film malam ini? Seperti dulu?” tanya Cora perlahan.“Hem, sepertinya ide yang bagus,” jawab Reno dari dalam mobil yang melaju menuju rumah. Movie night mungkin ide yang bagus untuk melepaskan ketegangan setelah apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Terlebih setelah seseorang mengikuti Cora, dan membuatnya takut.“Kalau begitu, aku akan membeli burger, kentang dan soda! Sepertinya kita akan pesta jun

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 146 Penguntit Sedan Putih

    “Aaahh!” Cora mengelus dadanya sambil menghembuskan nafas lega. “Kamu mengagetkanku, Jody.”Melihat wajah Cora yang tegang dengan keringat dikeningnya, Jody merasa ada yang tidak beres. “Ada apa Nyonya? Apa ada orang yang mengganggu?” Ia langsung melihat ke sekeliling mereka, mengecek jika ada yang tidak biasa.“Sudah, tidak apa. Aku rasa dia sudah tidak ada,” ujar Cora sambil menghalau tangannya di depan wajahnya. “Dia siapa Nyonya?”“Entahlah, aku pikir seseorang mengikutiku. Tapi aku sudah tidak melihatnya lagi.” Cora melihat ke kanan dan ke kiri, memastikan apakah orang itu masih ada. “Nyonya, seperti apa orangnya? Biar saya cek CCTV!” Jody segera ingin bertindak.“Aku tidak melihat wajahnya dengan jelas, karena dia mengenakan topi dan kaca mata hitam. Mungkin kamu bisa cek jika ada yang mengenakan jaket jeans.”“Biasa kamu antar saya kembali ke kantor terlebih dahulu? Ada—yang harus saya lakukan.” Cora memutuskan untuk kembali ke kantor karena ia harus segera meminum pil kontra

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 145 Sesuatu Untuk Reno

    Cora berjalan keluar dari apotik modern itu dengan menenteng tas belanjaannya. Ia menghela nafas lega sambil melirik tas belanja itu. Melirik jam tangannya, ia masih punya waktu sebelum waktu istirahatnya berakhir sehingga ia berjalan dengan santai melewati barisan toko-toko di mall itu.Cora jarang pergi shopping ke mall. Ia hanya akan pergi ke mall jika membutuhkan sesuatu, jika ada yang sedang ia cari. Tetapi sejak menjadi istri Reno, ia hamprir tidak pernah membeli baju. Secara berkala, beberapa rumah mode mengirimkannya koleksi mereka ke rumah. Dan ia tinggal memilih yang ia sukai.Cora tahu persis Reno yang mengirim mereka. Pria itu mengetahui ia tidak punya banyak pakaian saat pindah ke rumah di jalan Evergreen itu. Mungkin itu sebabnya ia menyuruh mereka mengirim semua pakaian, tas dan bahkan sepatu ke rumah untuknya.Langkah kaki Cora berhenti di depan sebuah toko pakaian dalam. Kedua matanya terpaku pada sepasang pakaian dalam seksi yang dikenakan manekin di toko itu.Inga

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 144 Suami Idaman

    Jam 12 lewat beberapa menit, Cora tiba di depan gedung Lumiere bersama Jody.Ia baru saja selesai menuntut pembatalan Hak Paten Adorable Glam di Kantor Hak Paten Dan Merk Dagang bersama pengacara Harvey dan Vico.Sejauh ini tuntutan mereka diterima dengan baik dan sedang di proses. Cora berharap mereka bisa mendapatkan hasilnya segera.Mereka berdua langsung naik menuju ruangan kerja Cora. “ Nyonya ingin makan sesuatu? Biar saya pesankan,” tanya Jody saat mereka hampir sampai ruangan kerja Cora.“Aku belum kepikiran mau makan apa,” jawab Cora setelah ia berpikir beberapa saat. Ia masuk ke dalam ruangan kerjanya sambil melirik jam tangan. “Pergilah istirahat, Jody. Aku masih belum lapar.” Mengingat sudah waktunya makan siang, ia memberi Jody kesempatan untuk beristirahat. Lagipula ia tidak berniat pergi siang itu.“Baik Nyonya. Saya istirahat makan siang dulu. Kalau ada apa-apa, telpon saja, saya akan datang,” ujar Jody sebelum ia pergi.Baru saja Jody masuk ke dalam lift, Rima dan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 143 Postscript (P. S)

    Di sebuah apartemen di Fragrant Harbour. Malam yang terang berbintang tampak dari jendela apartemen itu. Namun pria berusia lima puluhan tahun yang duduk di apartemen itu tidak menikmati keindahan langit malam.Pria itu—Sofyan, justru menatap ke arah layar persegi panjang yang terpatri di tembok apartemen.Ia baru sempat mengecek berita hari ini. Kedua matanya memperhatikan dengan seksama kanal berita online yang ia tonton di layar android TV—berita mengenai Cora yang dituduh telah mencuri di Crystal Bloom.Di layar kaca Janet sebagai Direktur Crystal Bloom berkata, “Pihak Crystal Bloom pada masa itu terpaksa mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkannya dari Crystal Bloom karena belakangan diketahui bahwa pencurian ini bukan kali pertama dilakukannya.” Sofyan mendengus kasar melihat berita itu. “Perempuan kampung itu akhirnya menunjukkan sifat aslinya. Dia pasti tidak bisa menahan diri melihat perhiasan mahal di depan mata dan mencurinya!” Cemoohan Sofyan itu ditujukan untuk Cora

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 142 Dunia Hanya Milik Berdua

    Kedua mata Cora membelalak tidak percaya. Reno bertemu Devon? Jadi selama ini, Reno telah mengetahui bahwa ia tidak mengkhianatinya? Dan selama ini dia diam saja, membiarkannya merasa bersalah karena berpikir Reno masih sakit hati dengan kejadian itu?!Tiba-tiba Cora merasa kesal dan emosi.“Sekarang katakan Cora, siapa pria yang selalu ada dalam benakmu itu?!” Suara rendah Reno terdengar sedikit menggeram.Tetapi Cora yang sedang kesal dan emosi, tidak menyadarinya ia justru menatap Reno dengan berani. “Aku tidak akan mengatakannya. Itu bukan urusanmu!”“Bukan urusanku?” Reno tampak berang sehingga ia semakin menghimpit Cora. “Kamu istriku! Kamu milikku, dan aku tidak mengijinkanmu memikirkan laki-laki lain!”“Sekarang beritahu aku siapa laki-laki itu? Biar kuhajar dia!”Cora memberontak ingin melepaskan diri, dan bersikukuh tidak mau mengatakannya. “Never!” “Baik! Kalau kamu tidak mau mengatakannya, akan kubuat kamu mengatakannya!” Dengan sekali ayun, ia membopong Cora di pundakny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status