Sementara itu di auditorium, selepas Cora menerima serifikat hak paten atas Adorable Glam dan Janet dinyatakan didiskualifikasi karena kecurangan, juri segera berdiskusi untuk menentukan pemenang. “Reno, terima kasih. Tanpa bantuanmu aku tidak mungkin mendapatkan ini.” Cora mengangkat sertifikat hak paten miliknya dengan wajah berseri-seri.Satu targetnya sudah tercapai. Mengambil kembali miliknya dati tangan Eric dan Janet. Dengan sertifikat ini, merrka tidak lagi bisa mengambil keuntungan dari karya miliknya.Reno menatapnya dengan hangat. Ada kelembutan di balik pancaran matanya. Dan saat dia tersenyum, senyum itu menyiratkan rasa bangga di hatinya.“Aku hanya memberimu sedikit dorongan. Selebihnya kamu yang telah berjuang mendapatkannya kembali,” ujar Reno sembari ia menyelipkan rambut Cora ke belakang telinga.Cora tahu Reno hanya merendah. Sejujurnya, ia tidak akan bertahan melawan Eric jika tanpa bantuan Reno. Satu hal yang membuat Eric berpikir dua kali untuk berbuat sesuatu
Zara, Arlin dan Brian mengenali Reno dan pria yang berjalan bersamanya. Dia adalah Nizar—ketua Kantor Hak Paten dan Merk Dagang.“Pak Reno, Pak Nizar,” Zara, Arlin dan Brian menyapa mereka. Mereka terkejut dengan kehadiran Nizar di sana.Janeta dan Eric juga tidak bisa menutupi keterkejutannya dengan kehadiran Nizar. Mereka berdua langsung mempunyai firasat buruk. Apalagi Cora baru saja mengatakan jika dia mengajukan pembatalan hak paten Janeta atas Adorable Glam.Apakah kedatangan Nizar ada hubungannya dengan hal itu?Hati kecil Eric membenarkan dugaannya. Kalau tidak, untuk apa Nizar datang bersama Reno?Sontak Eric bertemu pandang dengan Janeta yang tampak sangat gugup. Melalui matanya mereka berdua saling mengirimkan sinyal bahaya. Janeta berharap Eric memikirkan jalan keluar saat itu. Sebab ia sendiri tidak tahu harus berkata apa jika Cora berhasil membuktikan jika ia dan Eric mencuri Adorable Glam darinya.“Pak Nizar, kalau boleh tahu adakah sesuatu hal yang membuat Bapak datan
Janeta terkesiap dan melepaskan tangannya dari tiara itu. Semua yang ada di sana pun ikut melakukan hal yang sama sebelum terdengar suara haduh para penonton. “Apa yang terjadi? Bunyi apa tadi? Apa kah tiaranya patah?”Penonton tidak sepenuhnya bisa melihat dengan jelas. Namun para juri yang memeperhatikan sejak tadi langsung bisa melihatnya. “Apakah itu—?” Reno menoleh ke arah Cora memastikan apa yang terjadi. Dan Cora mengangguk.Ada bagian tiara di mana lekukan emas yang berbentuk sunflower itu menipis menyesuaikan bentuk bunga itu. Sehingga jika ditekan pada beban yang tidak sesuai akan menyebabkannya patah.Itu sebabnya jika mengganti bentuk dan berat tiara, bingkainya pun harus disesuaikan. Alin langsung naik ke atas panggung untuk memastikan apa yang dilihat mereka.“Janeta, kenapa ini bisa terjadi?” Alin tidak percaya hal seperti ini bisa terjadi di kompetisi bergengsi IJD. Bagaimana mungkin seorang designer tidak memperhitungkan hal ini?Ditempatnya duduk, Eric membelala
Janeta Effendi naik ke atas panggung. Ia mengenakan baju terusan yang ketat di tubuhnya dan berpotongan dada rendah. Ia juga mengenakan perhiasan-perhiasan keluaran Crystal Bloom di seluruh tubuhnya.Dia sangat percaya diri, dan yakin penampilannya akan membuat hadirin terpesona. Namun yang tidak disadarinya adalah bahwa untuk acara bergengsi seperti itu, berpenampilan “seksi” untuk mempresentasikan sebuah perhiasan high class tidaklah tepat. Apalagi dengan mengenakan perhiasan yang berlebihan di tubuhnya, terlihat seakan ia adalah sebuah showcase berjalan.Imej yang ia tampilkan jauh jika dibandingkan penampilan Cora yang terlihat smart, elegan dan high class.Janeta memulai presentasinya dengan menyapa juri dan hadirin. Di sampingnya seorang asisten membawakan baki berisi tiara Adorable Glam.“Selamat siang, saya Janeta Efendi. Saya akan mempresentasikan karya saya Adorable Glam bersama asisten saya Widya.” Ia memperkenalkan dirinya asistennya, dan mereka maju bersama.Saat mulai Ja
Acara final kompetisi itu pun dimulai. Pada kesempatan kali ini, Cora tampil lebih dahulu daripada Janeta. Ia mendapatkan nomor undian 4, sedangkan Janeta 5.Setelah 3 orang peserta lainnya, Cora akhirnya mendapat kesempatan untuk menampilkan Passionate Love dalam bentuk real.Jika pada kesempatan pertama Cora mengenakan setelan celana panjang berwarna putih, kali ini Cora mengenakan terusan berwarna hitam sebatas lutut dengan aksen pinggang yang mengecil, dan lengan pendek berbentuk cap. Ditambah beberapa aksesoris yang tidak terlalu berlebihan, yang mempertegas aura kepercayaan dirinya.Audiens bertepuk tangan meriah saat Cora naik ke atas panggung. Penampilannya yang elegant-business, memberi kesan smart dan percaya diri yang memukau hadirin yang ada di ruangan itu.Bukan hanya hadirin yang terkesima. Juri pun ikut tersenyum kagum melihat penampilan Cora. Jelas terlihat bahwa Cora sangat menghargai dan telah mempersiapkan dirinya dengan baik untuk kompetisi itu.Bahkan Eric yang ta
Untungnya bodyguard sudah bersiap-siap. Mereka dengan sigap memasang barikade. Bahkan Heri pun ada di sana, untuk memastikan Reno dan Cora bisa melewati wartawan tanpa mengalami hambatan“Permisi! Beri jalan!” Bodyguard berseru membuka jalan bagi mereka untuk lewat. Dibelakang mereka karyawan Lumiere berjalan dengan rasa bangga.Mau tidak mau gerombolan wartawan membuka jalan untuk rombongan mereka.Mereka bertanya-tanya, bukankah itu karyawan Lumiere? Reno Afrizal memboyong karyawan Lumiere untuk mendukung Cora? Wow, ini benar-benar dukungan bukan hanya sebagai seorang CEO, tapi juga dari suami kepada istrinya! Luar biasa!“Nona Cora bagaimana pendapat anda mengenai kompetisi ini? Apakah anda optimis bisa memenangkannya?”“Nona Cora, bagaimana perasaan Anda mengetahui suami Anda mengajukan tuntutan pada orang yang menyebarkan berita butuk mengenai Anda?”“Pak Reno, bukti-bukti apa yang Anda miliki untuk menyangkal tuduhan Janeta Effendi?”Cora dan Reno berjalan melewati wartawn dan m