Share

24. Makin Bucin

Percintaan panas yang terjadi kini telah usai sejak beberapa menit yang lalu. Sekarang, baik Ina maupun Amir tidak ada yang membuka suara. Keduanya menenggelamkan tubuhnya di balik selimut sampai leher, keduanya berhadapan dengan memberikan sedikit jarak. Amir mengangkat tangannya, meletakkan tepat di atas surai Ina lalu menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. “Capek?” tanya Amir pelan.

Ina menggerakkan sedikit tubuhnya, mengangguk. “Kamu kayak orang kelaperan nggak dikasih makan satu minggu tahu nggak.”

“Lah kan memang,” kekeh Amir tersenyum menggoda membuat Ina memutar bola matanya.

“Untung aku bisa ngimbangin kamu.”

“Kamu kan memang yang terbaik,” puji Amir mengusap pipi Ina. “Ai, ada yang mau aku ceritain ke kamu.”

“Apa?” tanya Ina menaikkan sebelah alisnya.

Amir menghembuskan napasnya, “Janji tapi jangan marah ya?”

“Memangnya apa sih? Penasaran aku, sampe harus janji segala,” balas Ina mengerutkan kening.

“Ya pokoknya. Janji dulu jangan marah,” kata A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status