Share

Bab 74

Author: Kirana
Floella tidak bisa memahaminya dan refleks bertanya, "Kamu yang bayar?"

Alvaro menatapnya dengan cuek dan tersenyum samar yang menyiratkan ejekan. Mungkin menurutnya, Floella bertanya padahal sudah tahu jawabannya. Jelas-jelas itu fakta yang tak perlu dijelaskan. Dia memang selalu bermurah hati pada Rinoa.

Floella sadar dia sudah bicara terlalu banyak, tapi dalam hati juga merasa sedikit lega. "Baiklah, aku mengerti," katanya.

Selama mereka tidak menyusahkan dirinya maupun Keluarga Oskana, dia tidak peduli Alvaro mau menghabiskan uang sebanyak apa pun untuk Rinoa. Itu haknya.

"Hadiah untuk nenek sepupu, kita beli masing-masing atau gimana?" tanya Floella lagi.

Alvaro memperhatikan sikap telitinya, lalu menjawab, "Nggak perlu, semua sudah aku siapkan."

"Baik," jawab Floella tanpa bertanya lebih lanjut. Kemudian, dia bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba Alvaro teringat sesuatu. "Foto-fotonya akan aku kirim ke kamu."

Floella menoleh dengan ragu, "Hm?"

Alvaro sudah mengeluarkan ponsel. Nenek tad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 98

    Alvaro menarik kembali tangannya dengan tenang, lalu melirik Lareina sejenak. "Sudah puas?"Lareina merasa lebih tenang, tetapi tetap menyuruh pelayan membawakan semangkuk jamu. "Minum ini dulu, bagus buat tubuhmu."Melihat betapa bersikerasnya Lareina, Alvaro malas berdebat. Dia bahkan tidak bertanya itu obat apa, langsung mengangkat mangkuk dan menenggaknya sampai habis.Lareina langsung tersenyum puas, lalu menoleh ke arah Floella yang tampak masih ragu. "Flo, sini dulu. Biar Dokter Aldi periksa kamu."Alvaro ikut menoleh ke arah Floella. Jari-jari Floella mengepal erat. Tenggorokannya terasa pahit."Aku ...." Dia tidak boleh diperiksa. Seorang dokter pengobatan tradisional yang benar-benar ahli bisa mengenali kondisi tubuh hanya dari denyut nadi.Dulu Aldi yang mengobati Lareina. Dia termasuk dokter kelas atas di dalam negeri. Kalau sampai diperiksa, rahasianya pasti terbongkar."Ada apa, Flo?" Lareina maju, bertanya dengan khawatir.Warna bibir Floella tampak pucat. "Nek, aku baik

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 97

    Floella menurunkan pandangan sejenak, tangan yang memegang sendok tanpa sadar menjadi lebih erat.Valina tidak melewatkan reaksi singkat itu. Senyuman di sudut bibirnya semakin dalam. Dia kembali menyodorkan ponselnya ke hadapan Alvaro, seolah-olah harus mendapatkan jawaban pasti."Kak, kamu suka nggak?"Tatapan dingin Alvaro tertuju pada layar ponsel. Tidak ada perubahan pada ekspresinya. Dia lantas menatap Valina dengan pandangan penuh peringatan.Valina pun sedikit gentar, buru-buru menarik kembali ponselnya. Dia tahu hubungan kakaknya dengan Rinoa belum bisa dipublikasikan, hanya saja tadi dia memang ingin melihat reaksi Floella, tanpa bermaksud membuat Alvaro marah."Ada apa ini?" tanya Lareina, menyadari suasana sedikit berubah."Nggak apa-apa, Nek." Valina langsung mendekat sambil tertawa. "Tadi aku cuma kasih Kakak lihat sesuatu yang dia suka banget."Lareina tidak mengerti apa maksud mereka, hanya menepuk kepala cucunya sambil tersenyum dan tidak bertanya lagi.Floella terus m

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 96

    Floella pun agak merasa lega.Setelah menemani Leonel makan siang dan tubuhnya mulai pulih dari rasa tidak nyaman akibat terapi, Floella kembali ke Aerosoul untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa.Alvaro pun tidak menghubunginya lagi.Keesokan harinya menjelang jam pulang kerja Floella, telepon dari Lareina masuk. "Sayang, kamu pulang jam berapa?""Sebentar lagi," jawab Floella sambil menutup laptopnya."Pas banget! Nenek sudah suruh Alvaro jemput kamu. Nanti kalian pulang bareng, Ada yang ingin Nenek bicarakan dan kalian berdua harus hadir."Floella tertegun. "Nek, tapi nanti aku masih harus ....""Dia sudah di bawah, kamu tinggal turun saja."Floella memijat pelipisnya yang terasa tegang. Kalau bukan karena perintah Lareina, Alvaro mana mungkin mau menjemputnya?Dia berkemas seadanya, lalu turun ke bawah. Benar saja, sebuah Bentley Mulsanne telah terparkir di depan gedung.Jendela mobil diturunkan, Alvaro menoleh ke arahnya. "Masuk."Pemandangan ini terasa cukup asing. Selama ber

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 95

    Lagi-lagi kalimat yang profesional, membuat mata Floella sedikit bergetar.Sarafnya terasa tegang. Tubuhnya masih terasa melayang akibat radioterapi yang baru selesai. Dia sampai harus diam-diam bertumpu di meja perawat agar tetap bisa berdiri dengan stabil.Floella menarik napas dalam-dalam. "Masih banyak kamar yang lebih bagus di sini, kenapa harus pilih kamar pamanku? Apa maksud mereka sebenarnya?"Alvaro menatapnya dengan tatapan datar. "Suasana hati pasien sangat penting. Aku bisa pindahin pamanmu ke kamar terbaik dan langsung bayar lunas biaya satu tahun."Dia bahkan tidak berusaha agar terdengar ramah. Ini murni urusan bisnis di matanya. Demi menyenangkan hati ibu Rinoa, dia benar-benar melakukan segala cara.Padahal sejak pamannya sakit, Alvaro tidak pernah membantu sedikit pun, apalagi soal uang. Kini, dia mau mengeluarkan biaya hingga miliaran demi ruang rawat VIP, semata-mata karena Rinoa dan ibunya.Dulu Floella juga ingin memindahkan Leonel ke kamar yang lebih baik, hanya

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 94

    Sanatorium itu terletak tepat di belakang area rawat jalan, jaraknya tidak jauh. Saat Floella sampai di sana, dia langsung membayar 400 juta.Begitu menandatangani berkas, perawat yang menangani langsung bertanya, "Bu Floella, apa Ibu keberatan kalau pasien dipindahkan ke kamar lain?"Floella terkejut sejenak. "Pindah kamar?"Perawat itu buru-buru menjelaskan, "Begini, hari ini ada seseorang yang tertarik dengan kamar paman Ibu dan ingin berdiskusi untuk menukar kamar. Apa pun permintaan dari pihak pasien, mereka bersedia memenuhi."Ini adalah sanatorium swasta sehingga beberapa hal seperti itu biasanya bisa dinegosiasikan.Floella mengernyit. "Tolong sampaikan ke pihak sana, kami nggak akan tukar."Pamannya sudah sakit bertahun-tahun. Biaya perawatannya tidak murah. Hotel milik Glenda juga tidak berjalan baik dan tidak menghasilkan banyak uang, jadi sebagian besar biaya ditanggung oleh Floella sendiri.Sebagian besar gajinya sebagai anggota departemen humas hanya untuk biaya perawatan

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 93

    Sabrina baru saja menghabiskan sebotol cairan oral, lalu menoleh. "Tempat kayak begitu harusnya cukup banyak sih. Ada banyak institusi yang beli lukisan dari berbagai jalur, lalu dijual ulang."Dia menatap Floella dengan heran, "Memangnya kenapa?"Floella memijat pelipisnya sebelum menjawab, "Ada lukisan ibuku yang hilang. Sebelum meninggal, ibuku masih memikirkan lukisan itu. Aku kepikiran sekarang sudah tiga tahun, kalau bisa ditemukan, itu mungkin bisa membuatnya tenang di alam sana."Ini adalah hal yang pernah disinggung oleh Glenda. Lukisan itu hanya separuh bagian bawah, sepertinya bagian dari tugas akhir ibunya dulu. Namun, karena suatu masalah, akhirnya tidak digunakan.Namun, pada tahun kelulusan, ibunya sempat kembali ke ibu kota. Sebagai barang seni, lukisan bisa tersebar ke berbagai tempat. Pasar seni di ibu kota luas dan banyak jalurnya, mungkin saja ada jejaknya di sana.Sabrina memikirkannya dengan sungguh-sungguh. "Aku coba cari tahu ya. Nanti aku kabari."Floella tak t

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 92

    Namun, selera makan Lareina menjadi lebih baik, bahkan menambah setengah mangkuk bubur lagi. Satu panci kecil bubur buatan Floella hampir habis.Alvaro juga makan cukup banyak. Floella sudah tak heran. Selama ini, Alvaro memang menyukai masakannya.Selesai makan, Alvaro keluar untuk menerima telepon. Floella menunggu beberapa menit, lalu menyusul ke luar.Di bawah koridor, Alvaro sedang merokok. Floella mengeratkan pakaiannya sebelum menghampiri. "Ada waktu sebentar?"Dia ingin membicarakan soal kehadiran Alvaro di acara peringatan kematian ibunya.Melihatnya datang, Alvaro menjauhkan rokok dari tangan, lalu mematikannya. "Kamu dari tadi di sini?" tanyanya dengan tatapan menyelidik.Floella baru menyadari makna tersiratnya. Pasti dia bertelepon dengan Rinoa tadi."Nggak, baru saja, setelah kamu tutup telepon," balas Floella dengan nada datar, meskipun emosi dalam hatinya bergejolak.Baru setelah itu, Alvaro menatap langsung ke arahnya. Dengan satu tangan dimasukkan ke saku, dia berkata

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 91

    Saat Floella menelepon, Lareina tak kunjung menjawabnya.Sekarang baru sekitar pukul 8 malam. Meskipun sudah tua, Lareina masih seperti anak kecil yang suka menonton drama dan video. Dia tidak akan tidur terlalu cepat.Akhirnya, Floella menghubungi telepon rumah. Seorang pembantu yang mengangkatnya."Nyonya, dua hari ini Nyonya Lareina kurang enak badan. Beliau sedang istirahat. Hari ini bahkan nggak nafsu makan."Floella langsung khawatir. "Apa yang terjadi? Masalah tekanan darah?""Dokter keluarga sudah datang. Katanya masuk angin, tekanan darahnya juga nggak stabil. Nyonya bisa pulang sebentar nggak? Kami sudah coba bujuk, tapi Nyonya Lareina agak susah dinasihati ...."Floella sempat ragu. Namun, Lareina sedang sakit. Dia tahu dirinya tidak mungkin berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi. Lagi pula, selama ini Lareina sangat baik padanya. Dia sudah sepatutnya menjenguk."Baik, aku akan ke sana sekarang." Floella segera berkemas dan berangkat ke rumah keluarga besar.Awalnya

  • Ketika Cinta Datang Terlambat   Bab 90

    Siang hari, Carlo meneleponnya."Hari ini Pak Tua itu pura-pura tanya soal perkembangan proyek Aerosoul, padahal sebenarnya cuma penasaran sama arah riset kamu setelah balik kerja lagi. Kamu susun dulu data dan materinya, kirim ke dia. Pasti dia nggak akan tahan buat lihat."Ini adalah kesempatan bagus untuk mencairkan suasana. Biarkan Enrico melihat sendiri kemampuan teknis Floella saat ini, supaya dia bisa menyingkirkan prasangka buruknya.Sebenarnya Floella juga gugup. Dulu dia berniat mengambil S2 langsung di bawah bimbingan Enrico. Sayangnya, demi menyelamatkan Joel, dia dijual ke Keluarga Sagara dan semua rencana hidupnya hancur.Tanpa ragu, dia langsung mengirim semua ide dan konsep yang sudah disusunnya ke email Enrico. Hingga menjelang pukul 8 malam, barulah Floella menerima telepon dari Enrico.Dia menggenggam erat ponselnya dan mengangkatnya. Seberang sana diam. Entah berapa lama kemudian, baru terdengar suara dengusan dingin. "Sudah bisa sekarang?"Floella merasa bersalah.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status