Mencintai Musuh Ayahku

Mencintai Musuh Ayahku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-16
Oleh:  Zizara GeoveldyBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
231Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Joandra tahu Utami adalah musuh yang dibungkus dalam wujud malaikat. Putri dari seorang penjahat, pewaris dosa besar yang tidak bisa dia maafkan. Tapi di atas ranjang dinginnya, Utami menjadi satu-satunya yang bisa membuatnya terbakar. IG author: zizarageoveldy

Lihat lebih banyak

Bab 1

Kamu Adalah Buah Terlarang

Tubuh bergelimang peluh itu saling melepas setelah tadi sama-sama memagut. Selanjutnya yang terdengar adalah desah napas yang terengah-engah bersama sensasi luar biasa yang mengantar ke surga dunia.

“Capek?”

“Sedikit,” pelan suara Utami saat Joandra bertanya sekaligus mengecup dahinya.

Joandra tersenyum kemudian merengkuh wanita yang beberapa tahun ini dipacarinya agar berbaring di atas lengannya. Sementara tangannya yang lain menjangkau buku favoritnya—Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie—yang tergeletak di atas nakas. Buku itu sudah lusuh. Beberapa halamannya juga menguning. Terdapat beberapa lipatan di beberapa lembar untuk menandakan poin-poin penting. Sembari mendekap Utami, Joandra membuka halaman terakhir yang dibacanya lalu meneruskan bacaannya.

Utami hanya bisa memandang dalam diam tingkah kekasihnya. Entah sudah berapa puluh kali Joandra menamatkan buku tersebut, tapi lelaki itu tidak pernah bosan. Setelah membaca keseluruhan isi buku itu sampai selesai maka Joandra akan mengulangnya dari halaman pertama.

“Apa sih bagusnya? Nggak bosan apa baca buku ini terus? Emang ceritanya bakal berubah ya kalau dibaca berulang-ulang?” Utami berujar pelan namun sampai dengan baik ke telinga Joandra.

“Anak Fekon nggak bakal ngerti, sana baca novel aja.”

“Ihhhh …” Utami mendelik mendengar ledekan kekasihnya.

Joandra tertawa. Dikecupnya kepala sang kekasih dengan perasaan sayang sebelum melanjutkan bacaannya.

Utami menyerah. Jemari lentik dengan kuku berwarna burgundy-nya mengusap-usap dada Joandra. Bukan dada yang bidang dan berbulu lebat, namun Utami menemukan kenyamanan setiap kali berada dalam pelukan hangat dada lelaki itu.

“Jo …”

“Hm.” Joandra menyahut dengan gumaman tanpa mengalihkan atensi dari buku yang dibacanya.

“Papi nanyain kamu.”

“Terus?”

“Papi nawarin kamu kerja jadi lawyer pribadinya.” Utami menatap Joandra, menanti tanggapan pria itu.

Kekasihnya tidak menjawab. Malah tampak semakin berkonsentrasi pada bacaannya.

“Jo …” Utami mengelus dada Joandra sedikit kuat yang mengisyaratkan bahwa dirinya sangat butuh jawaban.

Terdengar embusan napas laki-laki itu yang dilepas dengan panjang. Lalu Joandra menyingkirkan Sang Demonstran dari hadapannya.

“Aku nggak bisa, Ta.” Dia memberi jawaban.

“Tapi kenapa? Justru aku pikir dengan bekerja menjadi pengacara Papi adalah hal yang bagus untuk karir kamu, nggak stuck disitu-situ aja. Bukan hanya dari segi finansial, tapi namamu juga bakalan naik,” bujuk  Utami gregetan.

Joandra tersenyum kecut. Sebagai pengacara kecil dia memang belum memiliki nama. Hidupnya juga tidak sesejahtera para pengacara yang terkenal itu. Alih-alih akan kerja di firma hukum besar, dia justru mengabdi di sebuah LBH.

Ini adalah tawaran kesekian dari orang tua Utami. Namun jawaban Joandra tetap sama. Dia tidak akan pernah bekerja untuk mertuanya, karena dirinya dan pria itu sangat bertentangan secara prinsip.

Menarik pelan lengannya yang Utami jadikan sebagai bantal, Joandra membawa tubuh tanpa busananya turun dari tempat tidur.

Utami memerhatikan Joandra masuk ke kamar mandi, lalu tak lama setelahnya terdengar kecipak air dari dalam sana. Utami hanya bisa menghela napas. Dia tidak mengerti pada prinsip kekasihnya yang sepertinya begitu betah hidup susah.

Selang sepuluh menit kemudian Joandra keluar dari kamar mandi. Tubuhnya hanya dipagari selembar handuk putih yang menggantung rendah di pinggulnya sehingga Utami dengan jelas melihat V-line lelaki itu.

Sexy. Utami menyanjung dalam hati.

“Ta, aku mau ke kantor sebentar.” Joandra memberi tahu setelah mengambil setelan kemeja dan celana formal dari dalam lemari.

“Udah sore begini?” Utami memprotes. Tadi setelah makan siang berdua mereka melanjutkan dengan seks singkat. Utami masih ingin menghabiskan waktu bersama Joandra. Namun, lelaki itu malah ingin pergi.

“Baru jam tiga, Ta.” Joandra melirik arlojinya yang baru saja dikenakan.

“Aku tunggu di sini sampai kamu pulang,” putus Utami.

“Tapi aku belum tahu bakal pulang jam berapa. Mungkin sampai malam.”

Utami memberengut. Bibir sensualnya mengerucut. Dan itu membuat Joandra gemas.

Joandra mendekat, duduk di pinggir tempat tidur, lalu memberi kekasihnya ciuman lembut.

“Besok kamu kan masih bisa ke sini.” Lelaki itu membujuk.

“Besok ya lain lagi, Jo. Lagian besok kayaknya aku bakalan sibuk banget. Ada beberapa endorse yang harus kutangani.

“Lusa kalau begitu.”

“lh, kamu!”

Joandra hanya tersenyum saat kekasihnya itu menyingkap selimut lalu turun dari tempat tidur. Jakunnya bergerak-gerak menyaksikan tubuh polos Utami saat gadis itu membawa langkah ke kamar mandi.

Tanpa terasa sudah lebih enam tahun mereka bersama. Dan sejauh ini keduanya bahagia meski realita kehidupan tidaklah seindah cinta mereka.

**

Hari itu puluhan demonstran menyuarakan aksinya di depan kantor PT. Cipta Dinamika. Mereka menuntut keadilan atas sejumlah karyawan yang dipecat namun tidak dibayar pesangonnya.

Sementara di dalam gedung, Joandra yang bertindak sebagai advokat dari LBH Justicia mewakili para demonstran tersebut menagih hak mereka.

“Maaf, Pak Joandra, lebih baik Bapak pergi. Percuma Bapak di sini karena tidak ada gunanya. Perusahaan ini sudah collapse, jadi sangat tidak mungkin memenuhi tuntutan para mantan karyawan,” kata salah seorang perwakilan PT tersebut yang menemui Joandra.

“Kalau begitu izinkan saya bertemu dengan pemilik perusahaan ini.” Lelaki berkulit sawo matang itu bersikukuh untuk bertahan. Dia tidak akan mundur sebelum berhasil. Dia yakin orang penting itu ada di dalam sana.

“Perusahaan ini sudah dijual, Pak. Bapak tidak akan bisa minta apa-apa,” dalih sang perwakilan.

Joandra menyipit membaca gestur lawan bicaranya. Bisa saja pria berambut cepak dengan trend alis terpotong itu berbohong padanya. Jangan sebut namanya Joandra jika dia akan menyerah begitu saja.

“Kalau begitu saya ingin bertemu dengan pembeli perusahaan ini. Dia pasti ada di dalam. Saya harap anda tidak mempersulit. Percaya pada saya, orang-orang di luar sana belum akan berhenti sebelum mendapatkan haknya. Besok dan besoknya lagi mereka masih akan datang. Anda sendiri yang susah. Jadi lebih baik pertemukan saya dengan owner baru perusahaan ini.”

Perwakilan perusahaan akhirnya menyerah. Dia meminta Joandra menunggu sebentar. Selang lima menit pria itu muncul lagi dengan pria berkemeja batik. Pria berkemeja batik membawa Joandra ke lantai dua menggunakan lift. Setelah keluar dari lift pria berkemeja batik menyerahkan Joandra pada dua lelaki berbadan tegap berseragam navy pekat yang dari pakaiannya Joandra pikir adalah bodyguard.

Sungguh sangat panjang birokrasi untuk bertemu pemilik baru perusahaan tersebut.

Sang bodyguard memindai Joandra dengan metal detector. Setelah dinyatakan aman, Joandra disuruh masuk.

Daun pintu lalu terbuka. Ruangan tempat Joandra memijakkan kakinya begitu luas dan sangat dingin. Lima meter dari tempatnya berdiri Joandra melihat seorang pria sedang duduk di kursi direktur dengan tangan bersedekap di dada. Segaris senyum membingkai bibirnya.

“Selamat datang, calon menantu. Silakan duduk,” ucap pria itu mengejutkan Joandra.

Bersambung~

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status