Share

Bab 45

"Astaghfirullah. Kenapa ngagetin sih, Kak?" Aku menatap sebal pada Erik yang justru nyengir kuda.

"Siapa yang ngagetin? Orang aku baru aja keluar kamar. Eh, taunya ketemu kamu. Emang ya, kalau jodoh itu gak akan ke mana," tutur Erik sambil bersandar di dinding dengan kedua tangan bersidekap di dada.

"Ya, Alloh. Ngomong apa, sih, Kak? Ngaco aja," sahutku sambil mengalihkan pandangan. Beralih menatap pintu kamar Tuan Raihan yang tertutup. Kemudian aku mulai mengetuknya perlahan.

"Gak baik loh, cewek masuk ke kamar cowok. Apalagi cuma berduaan di dalam kamar. Entar yang ke-tiganya setan," ucap Erik tiba-tiba serius.

"Makasih udah diingetin, tapi aku juga tau. Aku cuma mau nganterin Raisa sama ayahnya. Bukan mau berduaan di dalam kamar," jawabku menjelaskan.

"Baguslah," sahutnya singkat.

"Terus ngapain masih berdiri di situ?" tanyaku sedikit kesal.

"Gak ngapa-ngapain. Nungguin aja. Takutnya kamu malah beneran masuk ke kamarnya, kan?"

"Ya Alloh, Kak. Suudzon aja jadi orang."

"Bukan suudzo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status