Share

Tamat

Untuk sesaat, Andika sempat tertegun. Namun, sesaat kemudian, dia langsung berdiri dan menyambut uluran tangan Mas Raihan meskipun terlihat salah tingkah. Mereka berdua bersalaman sambil menyebutkan nama masing-masing.

"Yuk, kita pulang," ajak Mas Raihan sambil merangkul bahuku.

Aku mengangguk.

"Dik, aku pulang dulu, ya," pamitku pada Andika yang berubah muram.

Andika mengangguk lesu. Ada lengkungan senyum yang terlihat dipaksakan di sudut bibirnya.

Aku berjalan bersisian dengan Mas Raihan. Tangannya merangkul bahuku mesra.

Saat akan masuk ke dalam mobil, aku kembali menoleh ke arah Andika. Dia masih duduk termenung memandangiku sendu. Ada rasa bersalah yang menggelayut hebat di dada. Pertemuan pertama kami, dilandasi kecanggungan seperti ini.

"Apa dia Andika yang sama dengan sahabatmu dulu?" tanya Mas Raihan saat kami sudah di dalam mobil. Ada nada cemburu dalam suaranya.

"Iya. Kenapa?" Tanyaku pura-pura tak bisa membaca aura cemburu yang dipancarkannya.

"Oh, gak apa-apa. Mas seneng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Afika Bangko
aku suka banget cerita nya...dan sampai tamat aku bacanya....good bye rindu...
goodnovel comment avatar
Iran 78
bagus ceritanya....banyak hikmah yg d dapay. kesabaran itu kunci utama... terimakasih untuk ceritanya
goodnovel comment avatar
Yustin Faustino
cerita yg bagus,,,, punya hikmah yg besar,,, senang aku bacanya ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status