KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 54POV Naya"Itu, Mas!" tunjukku pada Mas Arman. Di depan sana terlihat Ibu yang sedang duduk di tikar lusuh. Sambil menengadahkan tangannya pada orang-orang yang lewat.Jika dilihat seperti itu memang nasib Ibu sangat memperhatinkan. Tapi jika aku mengingat sifatnya, aku sangat membencinya."Mas!" aku menepuk pundak Mas Arman yang terdiam melihat kondisi Ibu. Dari raut wajahnya terlihat sedikit kekhawatiran dan entahlah. Aku tidak bisa menebak isi hatinya."Eh, iya," jawab Mas Arman yang tersentak kaget karena melamun. Aku menatapnya dengan tatapan penuh pertanyaan, semoga dia paham maksud tanpa harus aku jelaskan."Kamu mau turun?" tanyaku masih menatap matanya dalam."Tidak, Nay. Mas hanya tidak menyangka akan seperti ini jadinya," jawab Mas Arman lesu. Dia merebahkan punggungnya pada sandaran kursi. Setelah melihat Ibu tadi, Mas Arman memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Dari sini kami bisa melihat dengan jelas Ibu yang sedang memohon belas kasihan
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 55POV NayaTidak terasa aku sudah berkutat dengan pekerjaan selama sembilan jam. Punggungku terasa remuk karena duduk dari pagi. Banyak sekali pekerjaan yang harus kami kerjakan. Apalagi ini hampir event, jadi pekerjaan yang harusnya dikerjakan besok harus dikerjakan hari ini.Aku mematikan komputer kemudian mengangkat kedua tangan ke atas. Berusaha merenggangkan otot-otot yang kaku."Nis, kamu mau lembur?" tanyaku saa melihat Nisa yang masih menatap layar komputer. Dia menoleh sebentar, kemudian langsung fokus lagi pada pekerjaannya."Rencananya gitu, soalnya masih banyak kerjaan," jawabnya sambil terus mengetik. Aku merebahkan punggung pada sandaran kursi. Memejamkan mata sejenak, mengistirahatkan mata yang perih."Aku harus pulang cepat kayaknya," ucapku lesu. Mengingat sebentar lagi aku harus menjenguk Lela yang sakit. Sekalian aku juga mau tanyakan kebenaran atas video meresahkan yang Ibu buat."Semangat para pejuang nafkah. Semoga lelah kita me
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 56POV Naya"Anak Ibu kalian yang murahan itu sudah merebut suami kami. Dengan jal*ang dia memberikan tubuhnya pada suami-suami di sini. Dan sampai sekarang suami saya itu pergi dari rumah, saya yakin dia pergi sama sama perempuan murah*an itu!" Aku dan Mas Arman sangat terkejut dengan semua kenyataan yang terjadi. Banyak sekali kejutan yang diberikan oleh Ibu pada kami. Bukankah Lela sedang sakit, bagaimana bisa dia melakukan semua ini. Apakah Ibu memaksa Lela untuk mencari uang dengan cara yang tidak halal seperti ini?"Jangan fitnah kamu! Bisa saya laporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik!" ancam Ibu lagi sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ibu-ibu tadi.Aku dan Mas Arman hanya saling pandang, tidak tau harus bersikap bagaimana. Karena kami sama sekai tidak tau jalan ceritanya bagiamana. Apalagi tadi ketika kami menanyakan pada Ibu kemana Lela. Ibu sama sekali tidak menjawab pertanyaan kami.Terlihat sekali tadi Ibu berusaha menutupi keberadaan Lel
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 57POV Ibu Jubaidah"Sebab kebahagiaan itu letaknya di dalam hati dan hati itu milik Allah. Dialah yang mampu membolak-balikkan isi hati. Jika Ibu merasa hidupnya tidak bahagia, bisa jadi itu karena kedekatan Ibu dengan Allah kurang baik. Jadi kalau Ibu pengen bahagia, perbaiki hubungan Ibu dengan Allah."Mendengar perkataan Naya barusan semakin membuatku berang. Aku sangat sensitif jika ada orang yang berusaha mengingatkan aku tentang Tuhan. Apalagi jika yang mengingatkan adalah anak yang masih bau kencur. Hidup baru kemarin sudah sok mengajari tentang hidup."Diaaammm! Diam kamu wanita kurang ajar!"Plak! Aku menampar wajahnya dengan keras. Terbukti tanganku sampai bergetar dan perih saat ini. Arman dan wanita sialan itu sangat terkejut dengan perlakuanku barusan. Arman segera bangkit dari duduknya dan berlari ke arah Naya. Dia berkali-kali mengusap lembut pipi istrinya itu."Kenapa Ibu menampar, Naya? Dia cuma berusaha mengingatkan Ibu. Agar tidak
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 58Pov Ibu mertuaDia pergi tanpa pamit atau permohonan maaf. Rasa cinta yang dulu tumbuh besar, kini berubah menjadi benci. Aku mengepalkan tangan dengan kuat, berjanji akan membuat wanita itu menderita. Dan kamu, Akang. Akan selamanya menjadi milikku, hanya milikku.*Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan Kang Hakim. Apalagi saat ini dia akan segera menjadi milik wanita lain. Jujur aku tidak rela, tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika Kang Hakim akan pergi meninggalkan aku sendirian. Tidak pernah ada dalam bayangan jika Kang Hakim menolak perasaanku. Menolak semua cinta dan kasih sayang yang selama ini aku curahkan padanya.Aku bahkan tidak tau sekarang sudah jam berapa. Yang aku tau ini pasti sudah tengah malam. Perutku dari tadi terasa perih, aku sudah sangat lapar. Tapi selera makan menguap entah kemana. Aku bahkan tidak memperdulikan jendela kamar yang terbuka dari tadi sore.Biarlah angin malam menerbangkan rasa rinduku
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 59POV Ibu MertuaAir hujan menyadarkan aku yang terbaring lemah di antara rumput ilalang yang panjang. Entah dimana kini aku berada, dan apa yang sebenarnya terjadi. Aku memegang kepala yang terasa sangat berat. Mataku terasa sangat berat untuk terbuka, apa aku sakit?Aku berusaha mengingat-ingat semuanya. Mengingat apa yang sebenarnya terjadi padaku. Yang aku ingat semalam aku keluar malam untuk menemui Kang Hakim. Tapi sewaktu pulang.Aku segera bangkit, menyadari jika semalam ada orang yang mengikutiku dan."Aaaaaa…."Suara teriakanku melengking tinggi, beberapa kali aku terisak saat menyadari jika aku telanjang bulat. Tanpa benang yang membalut tubuhku. Ya Tuhan apa yang terjadi, kenapa malang sekali nasibku.Aku berusaha mengedarkan pandangan, mencari tahu dimana aku sekarang. Ternyata aku ada dibelakang rumahku sendiri. Dengan cepat aku bangkit dan berusaha berlari agar tidak ada satu orang pun yang melihat keadaanku seperti ini.Walaupun teras
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 60POV Naya"Keluar kalian dari rumahku!" teriak Ibu sambil menangis. Entah mengapa, dari tadi dia hanya menangis dan merutuki nasibnya yang sial. Ibu kadang menangis, kadang tertawa. Aku hanya takut jika Ibu menjadi gila dan Lela akan menuduh kami sebagai penyebabnya. Karena saat ini hanya aku dan Mas Arman yang berada di sini."Ayo kita pulang, Mas." Aku mengambil tas yang berada di atas sofa. Kemudian memakainya kasar. Aku kembali melihat Ibu yang masih menangis dan duduk di lantai. Bahkan sekarang rambutnya sudah berantakan karena dari tadi dia sibuk menarik-narik rambutnya sendiri."Mas. Kamu mau pulang atau tinggal disini?" tanyaku kesal pada Mas Arman yang masih berdiri terpaku melihat ke arah Ibu. Aku tahu mungkin rasa kasihan masih ada pada Mas Arman. Hanya saja aku tidak akan membiarkan rasa kasihannya itu malah dimanfaatkan oleh Ibu untuk kembali menguasai Mas Arman. Terserah jika ada yang bilang aku jahat, aku memang bukan orang baik. Tapi
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 61POV Naya"Nay. Kamu bisa nggak gantiin aku, soalnya anakku lagi sakit di sekolah." Tiba-tiba Nisa datang dengan tergesa dan langsung meminta pertolongan. Aku yang bingung hanya bisa menatapnya heran."Santai dulu, kenapa sih?" tanyaku penasaran. Padahal aku sedang mengedit beberapa naskah lagi. Sebenarnya tidak banyak lagi juga. Karena naskah ini lumayan tidak hancur.Nisa akhirnya mengambil kursi untuk duduk di sampingku. Aku memberinya satu botol air mineral. Agar dia bisa santai dan tidak panik."Jadi gini, tadi pihak sekolah telpon aku. Katanya anakku pingsan di sekolah. Dan sekarang aku harus ke sana," jawab Nisa hampir menangis. "Astaghfirullah, iya. Kamu ke sana aja, memangnya kamu mau minta tolong apa tadi?" tanyaku pada Nisa yang masih gelisah. Aku paham, karena aku juga punya anak. Tidak ada yang lebih penting dari seorang anak."Jadi nanti sekitar jam 10 ada rapat di luar kantor. Kalau nggak salah di hotel Grand Nusa. Kamu gantiin aku y