Share

2

Author: Disi77
last update Huling Na-update: 2024-12-10 08:26:02

Lisa memilih untuk pulang. Mungkin karena ia kelelahan hingga tiba-tiba melupakan sesuatu. Akan tetapi, akhir-akhir ini ia sering merasakan hal seperti itu, melupakan hal sesuatu.

Setelah sampai rumah ia langsung mandi agar tubuhnya lebih segar. Setidaknya Lisa harus memiliki tenaga untuk berpikir. Selesai mandi ia melihat jam dinding, seharusnya Jason datang sebentar lagi.

Tebakkannya benar, terdengar suara mobil Jason yang terparkir. Segera ia menyiapkan sup pereda mabuk. Jason pasti mabuk pikirnya.

Namun saat membuka pintu untuk suaminya, dia tak mencium bau alkohol. Seperti biasa Jason akan memasang wajah paling dingin jika Lisa melakukan kesalahan. Dan Lisa tahu apa yang harus dilakukannya.

“Maafkan aku, Jason. Kejadian tadi tak akan terulang lagi,” kata Lisa memasang wajah bersalah.

Bukan Lisa yang bersalah, tetapi dia yang harus mengaku salah. Semestinya Jason yang meminta maaf karena berpesta bersama mantan kekasihnya, bukan? Sayangnya, selama ini Lisa tak pernah dianggap ada oleh Jason.

Selama tiga tahun pernikahan mereka, Jason mengira dirinya masih lajang dan keberadaan Lisa hanyalah pembantu. Dia belum pernah membawa Lisa ke acara formal perusahaannya. Hanya beberapa orang di perusahaannya yang tahu kalau Lisa adalah istrinya.

Jason terlalu malu mengakui Lisa sebagai istri, apa lagi banyak yang tahu kalau dia adalah seorang tuli, cacat. Orang lain pasti akan memandangnya hina, seorang lelaki tampan gagah dan berwibawa, memiliki istri cacat.

Ditinggalkan oleh Tina di hari pernikahannya sudah cukup membuatnya sakit hati. Hatinya masih bertanya, kenapa keluarganya bisa memaksa menikahi wanita cacat? Apa lebihnya Lisa?

Bagaimana mungkin dia punya istri cacat. Wajah cantik Lisa tak mampu menyembuntikan fakta bahwa dia tuli. Hingga akhirnya dia membuat sebuah perjanjian pernikahan dan Lisa menyetujuinya. Sampai kapan pun ia tak akan tersentuh dengan kebaikan istri cacatnya.

Sekarang Tina hadir. Walaupun hatinya belum sepenuhnya bisa memaafkan, tetapi jika dibandingkan dengan Lisa. Tina jauh lebih baik.

Bahkan sekarang Tina sudah menjadi model internasional. Tina mengatakan menyesal telah meninggalkannya dulu dan sekarang berjanji akan selalu ada untuknya. Jadi, lihatlah wanita tuli di hadapannya, tak ada yang bisa dibanggakan.

“Bawakan aku wine!” perintah Jason. Lisa masih berdiri di hadapannya menunggu jawaban permintaan maafnya.

Melihat wajah jelek Lisa, membuat Jason ingin minum alkohol. Selama di club tadi, ia tak menyentuh alkohol. Jason harus menjaga dirinya agar tidak mabuk, apa lagi di hadapan Tina. Dia tidak mau jika sampai ada paparazi yang menangkap mereka dan menjadi sebuah skandal.

Lisa mengangguk dan pergi ke gudang penyimpanan wine. Tiba-tiba kepalanya berdenyut keras, rasanya sakit sekali. Tangannya langsung mencengkaram kuat botol wine agar tidak jatuh dan tangan sebelahnya berpegangan pada dinding.

Pandangan Lisa mendadak kabur dan gelap. Lisa tersentak dan tersadar, ia mendengar suara klakson mobil berbunyi keras. Lisa berada di tengah jalan, kebingungan.

“Bagaimana aku bisa berada di sini?”  tanya Lisa heran dan bingung.

Jason melihat Lisa dari jendela ruangan kerjanya. Lisa sedang kebingungan di samping jalan vila tempat tinggalnya. Dia juga melihat Lisa hampir tertabrak mobil.

Segera ia keluar dan menghampirinya.

“Hei, sedang apa kamu berada di sana? Bukankah aku menyuruhmu membawa wine?” tanya Jason.

Jason bingung. Ia semakin bingung saat menyadari kenapa hatinya merasa cemas hingga dia berlari keluar dan menghampiri Lisa. Bukankah dia tak akan peduli jika istrinya terluka?

Lisa lebih bingung. Ia sendiri tak tahu kenapa bisa berada di sana. Lisa hanya ingat jika sebelumnya berada di gudang wine.

Tangan yang gemetar memegangi wine. Lisa menatap Jason. Lelaki itu pasti akan marah, pikirnya, jadi Lisa harus mempunyai jawaban yang tepat.

“Maaf, aku tadi akan buang sampah yang berada di gudang penyimpanan wine,” kata Lisa berbohong.

Lisa jadi teringat kejadian tadi saat di taksi. Seperti inilah keadaannya dan saat tersadar dia tak ingat apa yang terjadi dengan dirinya. Sepertinya yang diucapkan sopir taksi itu benar, Lisa harus memeriksakan kesehatannya.

***

Esok paginya, Lisa langsung memeriksakan diri untuk rumah sakit. Menjalankan serangkaian pemeriksaan kesehatan setelah ia menceritakan kondisinya. Dokter yang berada di hadapannya tampak bingung dan cemas.

“Apa hasilnya buruk?” tanya Lisa tak sabar.

Dokter Rocky, dia adalah dokter yang menanganinya sejak dulu, bisa dikatakan dokter keluarga Anderson. Tentu saja ia tahu kondisi kesehatan Lisa. Dia bingung harus mulai menjelaskan dari mana, yang jelas Lisa tahu pasti kondisinya tidak baik-baik saja.

“Kecelakaan yang menimpamu 10 tahun lalu menyebabkan indera pendengaran Anda tak berfungsi. Ternyata bukan hanya itu efeknya, ada pendaraan di otak yang luput terdektsi dan saat ini baru terlihat ... sudah menjadi kanker otak,” jelas si dokter. “Kamu harus segera menjalai operasi agar sel kanker tidak menyebar,” tambahnya.

“Itulah sebabnya tiba-tiba kamu sering lupa dan tak sadar apa yang sedang kamu perbuat. Jika tidak segera ditangani, kondisimu akan semakin parah? Bahkan beberapa kasus yang ada, pasien kanker otak tak akan bertahan hidup lebih dari tiga bulan.”

Lisa terdiam. Itu adalah kabar buruk, tapi mungkin saja akan menjadi kabar baik bagi Jason, benarkan? Bukankah keberadaannya selama ini tak diinginkan.

Bahkan kelurganya sudah membuangnya, siapa yang peduli jika dia mati. Lalu operasi? Apa mereka peduli dengannya, jika dirinya dioperasi?

Tapi, Lisa tak ingin mati sia-sia. Setidaknya ia ingin bahagia di akhir hayatnya. Dalam 3 bulan apa yang membuatnya bahagia?

“Saya akan memberitahu keluargamu dan suamimu. Pasien kanker pasti akan merasa terpuruk. Dukungan dari keluarga dan orang tercinta adalah hal yang paling dibutuhkan.”

Lisa terkejut dengan ucapan Dokter Rocky. “Jangan lakukan itu!” katanya tegas.

“Tolong rahasiakan semuanya dari mereka! Setidaknya aku punya waktu 3 bulan untuk menikmati hidupku. Terima kasih sudah memberitahuku.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   133. End

    Lisa hendak membuka mulutnya, tetapi Ryan menggeleng, isyarat dia belum selesai dengan ucapannya. Namun, Jason menyela. “Ryan, kamu tak perlu melakukan ini semua! Kamu berlebihan dan hanya akan membuat semua ini tak nyaman. Kita juga pernah membahas ini, bukan? Jangan membebani Lisa!”“Tidak, Jason! Justru aku harus melakukan ini semua. Kalian masih saling mencintai dan aku tak ingin terjebak dengan rasa bersalah di sisa hidupku.” Suara Ryan tegas tanpa keraguan.“Aku sadar, kalau kalian sebenarnya saling berkorban, menjaga hati agar orang yang kalian cintai tak terluka. Namun, itu tidak benar! Aku tak ingin terlihat egois, Jason. Lisa tak akan bahagia jika terus bersamaku. Di dalam hatinya Lisa hanya ada kamu ... Jason Abraham!” Ryan menambahkan dengan tegas dan penuh keyakinan. “Kamu tahu kebahagiaanku adalah me

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   132.

    Ryan terdiam dan termenung setelah Alexandra pergi. Tentu saja semua ucapan Alexandra memang benar. Beberapa ingatan mencuat seolah memberikan dukungan dengan semua ajakan Alexandra.Terutama tentang Lisa. Ryan menemukan sebuah obat yang merupakan alat kontrasepsi darurat. Saat itu dia berpikir Lisa memang belum siap untuk hamil atau memang karena mereka belum menikah.“Sepertinya itu alasan hatinya Lisa. Dia pasti masih belum melangkah maju dari Jason,” gumam Ryan mencoba menyimpulkan.Dulu, dirinya dirundung ambisi yang tinggi untuk mendapatkan Lisa. Apa lagi saat tahu jika Lisa yang selama ini dicintainya, ternyata disakiti oleh lelaki lain. Tujuan awalnya yang hanya ingin melindungi berubah menjadi ambisi.Semuanya berubah setelah melihat bagaimana Lisa m

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   131.

    “Biarkan dia masuk!”Ryan yang sudah berada di kantornya terlihat ragu dan bingung saat sekretarisnya mengatakan seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu mengatakan ingin membahas tentang Lisa. Dia pun melihat rupa wanita itu dari CCTV, tetapi tak mengenalnya.“Mungkin itu teman masa kecil Lisa atau memang dulu mengenalnya?” gumam Ryan meyakinkan dirinya.Bukan tanpa alasan, sejak Lisa tinggal di panti asuhan, dia selalu terbuka padanya. Wajar saja jika Ryan mengenal siapa saja yang mengenal Lisa dengan baik. Seingatnya, Lisa tak banyak memiliki teman.“Silahkan masuk!” seru Ryan mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk.Wanita cantik anggun dan berkelas melangkah tanpa ragu

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   130.

    “Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   129.

    Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   128.

    “Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status