Beranda / Semua / Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya / Dipermalukan Saat Pesta Ulang Tahun

Share

Dipermalukan Saat Pesta Ulang Tahun

Penulis: Bintang Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 21:59:22

Resty tersenyum melihat ekpresi mereka berdua. "Bukan itu saja, Ibu juga harus mengganti biaya saat aku mengurusmu saat sakit dulu. Bukan anak kesayangan, Ibu yang merawat dan menjagamu, tapi aku. Menantu yang sangat, Ibu benci, dan saat itu aku sedang hamil besar. Apa, Ibu mengingatnya, tapi sepertinya tidak. Orang kaya memang akan selalu lupa dengan pengorbanan orang miskin sepertiku."

"Ah diam kamu, pokoknya sebelum kamu mengganti uang itu. Ibu akan terus menagihnya, mengerti, Mita ayo kita pulang." Setelah mengatakan itu Hesti mengajak putrinya untuk pulang.

"Kalian memang sombong," batin Resty, setelah itu ia kembali fokus untuk mengurus putrinya itu. Sesekali ia melirik ponselnya khawatir tiba-tiba ada pesan yang masuk.

Sementara itu, saat ini Ardan baru saja sampai di kantor, setelah memarkirkan mobilnya lelaki dengan balutan jas berwarna hitam itu bergegas turun. Ardan mengedarkan pandangannya, ia dapat merasakan tatapan aneh dari para karyawannya. Semua itu terjadi akibat kejadian kemarin.

"Ini semua gara-gara Resty," batin Ardan, setelah itu ia memutuskan untuk masuk ke dalam, tak peduli dengan tatapan mereka.

Setibanya di ruangan, Ardan beranjak menuju meja kerjanya, di sana sudah ada tumpukan berkas yang harus ia tanda tangani. Ardan menghela napas, setelah itu ia menjatuhkan bobotnya di kursi. Baru saja akan memulai pekerjaannya, tiba-tiba ponsel Ardan bergetar.

"Siapa sih yang nelpon," gumamnya. Setelah itu Ardan meraih ponselnya, lalu menggeser tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan.

[Dan, kamu ada uang nggak, sepertinya uang yang kemarin kurang]

[Memangnya kurang berapa, Kak]

[Mungkin sekitar lima jutaan, kamu ada nggak]

"Duh, gimana ini. Uang tabungan aku kan dipinjam sama, kak Rena untuk biaya khitanan anaknya bulan kemarin, dan sekarang belum dikembalikan. Masa untuk ulang tahun uang yang kemarin aku kasih nggak cukup sih." Ardan membatin.

[Cuma lima juta saja, Kak]

[Em, sebenarnya kalau ada sih sepuluh juta. Soalnya Lala ingin pesta ulang tahunnya seperti teman sekolahnya]

[Ya sudah nanti aku antar uangnya, Kak]

[Ok, kakak tunggu ya]

"Huft, Lala ada-ada saja." Ardan menghembuskan napasnya. Tiba-tiba ia teringat dengan putrinya sendiri, apakah Zara setelah besar nanti akan seperti itu, meminta pesta ulang tahun yang mewah.

"Terus ini uangnya dari mana ya, aku sudah tidak memegang uang sebanyak itu." Ardan pusing untuk mendapatkan uang sepuluh juta dari mana. Karena uangnya kebanyakan sudah dipakai oleh keluarganya sendiri, ada juga yang dipinjam.

"Apa mungkin Resty ada ya, dia kan kerja. Pasti punya uang," batin Ardan, setelah pulang kantor nanti, Ardan akan bicara dengan istrinya itu.

***

Saat jam makan siang Ardan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Setibanya di rumah Ardan langsung mencari istrinya, terlihat jika Resty baru saja membuat susu untuk putrinya. Seketika Ardan menepuk jidatnya saat lupa untuk membeli susu dan juga pampers.

"Kamu pulang, Mas." Resty yang menyadari kehadiran suaminya, seketika menoleh ke arah di mana Ardan berdiri.

"Iya, ada yang ingin aku bicarakan." Ardan berjalan menghampiri istrinya dan duduk di sebelahnya.

"Res, kamu ada uang nggak?" tanya Ardan tanpa basa-basi. Seketika Resty menoleh dengan kening berkerut.

"Uang untuk apa?" tanya Resty.

"Kak Mita sebenarnya yang butuh, katanya masih kurang untuk biaya dekorasi dan kue ulang tahunnya," jawab Ardan.

"Loh, bukannya kemarin sudah kamu kasih, Mas." Resty menatap suaminya.

"Iya, tapi masih kurang," jawab Ardan. "Gimana kamu ada nggak."

"Ada." Resty mengangguk. Beruntung selama bekerja ia dapat menabung sedikit demi sedikit. Selain uang hasil kerjanya, Resty juga punya penghasilan lain dari jualan online, ikut teman sekolahnya dulu saat SMP.

"Kalau begitu uangnya mana, biar aku antar ke rumah ibu," ujar Ardan, beruntung karena istrinya masih mau meminjamkan.

"Belum dipakai sekarang kan, lagi pula untuk bayar dekorasi biasa nanti kan selesai acara. Kalau mau nanti aku bawa sekalian kasih hadiah untuk Lala," sahut Resty. Mendengar itu Ardan terdiam sejenak, jika memaksa sekarang khawatir Resty tidak mengurungkan niatnya itu. Alhasil Ardan memilih untuk mengalah dan setuju dengan saran istrinya.

Waktu berjalan begitu cepat, pukul tiga sore Ardan dan Resty sudah tiba di rumah ibunya. Acaranya memang sore hari, dan saat mereka sampai acara sudah siap untuk dimulai. Melihat kedatangan Ardan, Mita langsung menghampiri adiknya itu.

"Gimana, Dan. Ada nggak?" tanya Mita.

"Ada kok, Kak. Kakak tidak usah khawatir, lebih baik kita mulai saja acaranya," jawab Ardan. Meskipun adiknya datang bersama dengan sang istri, tetapi baik Mita dan juga yang lain seolah tidak menganggap Resty ada.

Selesai bicara dengan Ardan, acara pun segera dimulai, Resty berdiri di sebelah suaminya. Ia nampak tenang, meski sesekali Resty mendengar bisikan tidak mengenakan dari kakak iparnya, serta ibu mertuanya. Acara awali dengan pembukaan, nyanyian lagu ulang tahun, serta potong kue.

Di saat semua anggota keluarga serta tamu undangan sudah mendapatkan kue. Kini Mita berjalan menghampiri Resty seraya membawa sepotong kue. Resty sudah sangat siap dengan apa yang akan terjadi nanti, karena ia sudah cukup kebal dengan hinaan dari keluarga suaminya itu.

"Aku dengar kamu kerja jadi pelayan restoran ya, mumpung di sini kekurangan tenaga. Kamu bisa nggak anterin minuman ini untuk tamu yang datang," ujar Mita dengan begitu sombong.

"Iya, lagian wanita kampung seperti kamu. Nggak pantas jadi tamu, kamu pantasnya jadi babu," timpal Rena, adik Mita.

Resty tersenyum. "Terima kasih ya, untuk hinaan yang kalian berikan. Tapi sebelum itu, tolong dicatat ya. Orang sombong yang berdiri di hadapanku saat ini, yang ngakunya orang kaya. Tapi untuk biaya dekorasi serta kue saja nyatanya pinjam sama adik iparnya sendiri. Yang setiap saat dihina dan direndahkan."

Jlep, detik itu juga Mita melirik ke arah Ardan, ia cukup bingung dengan ucapan adik iparnya itu. Mungkinkah jika uang yang ia minta pada adiknya, adalah milik Resty, adik iparnya yang telah ia hina.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Virafdylan S Saban
sllu sj ada cerita suami harus nanggung biaya hidup kkanya yg SDH brkeluarga,masuk akal g th,sispun yg ada di dunia ini tolong berfikir,bisa terima g ya,cerita abal² sj
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Akhir Kisah

    Waktu berjalan begitu cepat, keesokan harinya tepatnya pukul sepuluh siang Resty sudah diperbolehkan pulang. Sejujurnya Resty meminta pulang sedari tujuh pagi tadi, tapi dokter belum mengizinkan. Setelah kondisinya benar-benar sudah pulih, baru dokter mengijinkannya untuk pulang."Dafian nggak rewel kan, Mas?" tanya Resty, memang Dian membawa pulang cucunya terlebih dahulu, itupun atas saran dokter. "Nggak kok, kata mama anteng," jawab Dony. Mendengar itu, hati serta pikiran Resty menjadi tenang. "Lalu bagaimana dengan Zara." Resty kembali bertanya."Zara juga nggak rewel kok, malah kata mama seneng banget," sahut Dony."Syukurlah, auh." Resty hampir saja terjatuh jika Dony tidak sigap. "Sayang kamu baik-baik saja kan?" tanya Dony dengan raut wajah khawatir. "Aku nggak apa-apa kok, Mas. Cuma tadi rasanya tiba-tiba sedikit pusing," jawab Resty sembari memijit pelipisnya. "Kita kembali ke .... ""Enggak apa-apa kok, Mas. Aku mau pulang, aku ingin melihat putra kita." Resty memotong

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Penyesalan & Kebahagiaan

    Dua jam telah berlalu, kini Ardan sudah dibawa ke rumah sakit jiwa. Awalnya polisi akan membawanya ke kantor polisi, tetapi setelah diperiksa. Kondisi kejiwaan Ardan terganggu, itu sebabnya polisi membawanya ke rumah sakit jiwa.Sementara itu, saat ini rumah Rena banyak pelayat yang datang saat mendengar kabar Serly meninggal dunia. Bahkan Haris yang mendengar kabar tersebut ikut hadir bersama dengan keluarganya. Mengingat jika Serly juga pernah menjadi bagian dari keluarganya.Setelah pemakaman selesai, Hesti meminta Haris dan sekeluarga untuk mampir lagi ke rumah. Hesti ingin meminta maaf pada mereka, terutama pada Resty, mantan menantunya yang pernah ia sia-siakan. Hesti juga ingin meminta maaf pada Dony."Resty, tolong maafkan semua kesalahan ibu dan sekeluarga. Tolong maafkan kesalahan Ardan juga, mungkin apa yang kami alami adalah karma. Karena kami sering menghina kamu dan juga menyia-nyiakan kamu," ungkap Hesti dengan penuh penyesalan. Bahkan air matanya tak berhenti menetes,

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Ardan Depresi

    Setelah menanda tangani surat persetujuan, kini mereka tengah menunggu di depan ruangan operasi. Ardan dan Rena hanya bisa berharap agar operasi berjalan dengan lancar. Tiba-tiba saja Rena teringat akan Mita yang sampai saat ini mereka belum tahu keadaannya."Kenapa, Kak?" tanya Ardan yang melihat kakaknya tiba-tiba gelisah. "Kita belum tahu bagaimana dengan keadaan Mita," jawab Rena. Mendengar itu Ardan hanya menghela napas. "Nunggu operasi ibu selesai operasi, setelah itu kita tanyakan kondisi Mita," lanjutnya. Sementara itu Ardan hanya mengangguk, setelah itu ia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi."Kenapa semenjak aku menyia-nyiakan Resty dan juga Zara masalah selalu datang. Terlebih setelah Resty mengetahui rahasia yang selama ini aku simpan." Ardan membatin, jujur ia merasa bersalah atas perbuatannya pada Resty serta putrinya dulu."Apa ini karma untukku dan juga keluargaku. Selama ini kami selalu berbuat jahat pada Resty." Ardan kembali membatin, lalu mengusap wajahnya d

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Karma untuk Hesti

    Resty tersenyum. "Itu tidak akan pernah terjadi, kamu pikir aku akan luluh dengan ancamanmu itu. Dengar ya, Mas. Aku bersedia memaafkan semua kesalahan kamu dan juga keluargamu. Tapi tolong, jangan pernah usik hidupku lagi, aku sudah bahagia bersama dengan mas Dony."Ardan menggeleng. "Aku tidak percaya, kamu tidak bahagia, kamu hanya akan bahagia hidup bersamaku. Resty, Sayang kembalilah padaku, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan kamu seperti dulu. Aku berjanji."Ardan bangkit dan hendak menyentuh pipi mulus mantan istrinya. Dengan cepat Resty menepisnya dengan kasar. Bahkan dua bodyguard yang sedang berjaga langsung menghampiri majikannya untuk melindunginya."Nyonya cepat masuk," titah Jony, salah satu bodyguard yang bertugas untuk menjaga rumah. Dengan segera Resty bangkit dan berlari masuk ke dalam. Sementara itu, Ardan yang hendak mengejarnya, dengan kasar Jony mendorongnya hingga jatuh."Cepat pergi dari sini, jika masih sayang pada nyawamu," ujar Beni, bodyguard yang ikut

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Tawaran Gila Ardhan

    Hari telah berganti, pagi ini Hesti tengah pusing dengan masalah yang menimpa anak-anaknya. Mulai dari anak pertamanya hingga anak ketiganya, yaitu Ardan. Kepala Hesti rasanya ingin meledak saat memikirkan berbagai masalah mereka."Jadi kak Rena semalam nggak pulang, Bu?" tanya Ardan. Saat ini mereka tengah menikmati sarapan bersama, tetapi hanya Hesti dan kedua anaknya. Karena Rena tidak pulang, entah ke mana anak itu."Iya, Rena benar-benar membuat ibu pusing. Anak itu biang masalah yang terjadi di keluarga kita," keluhnya. Karena semenjak ketahuan selingkuh, Rena benar-benar berubah. Wanita itu sering pergi pagi dan pulang larut malam, bahkan terkadang tidak pulang seperti semalam."Udah coba, Ibu telpon." Mita menimpali."Nomornya nggak aktif," sahut Hesti. Wanita itu memijit pelipisnya yang tiba-tiba sangat sakit. Hesti tidak tahu harus berbuat apa lagi, karena setelah Rena dan Dion resmi bercerai, mereka harus mengembalikan uang yang pernah Rena pinjam dulu."Ibu sudah pernah me

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari SuaminyaĀ Ā Ā Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    "Ya sudah, kalau begitu kami pamit dulu. Ingat ya, kalau kamu tidak mengembalikan uang itu, saya akan menuntut kamu," ucap Mira, seketika Rena dan yang lainnya terkejut mendengar hal tersebut. Terlebih Rena, wanita itu pusing harus mencari uang sebanyak itu ke mana.Setelah urusan mereka selesai, kedua orang tua Dion bergegas untuk pulang. Kini Ardan dan ibunya tengah bingung, bagaimana caranya untuk mengembalikan uang itu. Andai saja Rena tidak berbuat ulah, mungkin Dion tidak akan menceraikannya. Karena bagi Hesti, menantunya itu sumber uang, tapi dasar Rena saja yang tidak bisa memanfaatkan."Coba saja kamu tidak berbuat ulah, Dion pasti tak akan menceraikan kamu. Kalau sudah begini siapa yang rugi," ungkap Hesti. Beruntung jantungnya tidak kumat saat mendengar kabar tersebut."Mas Dion itu terlalu sibuk sama pekerjaan, dia nggak ada waktu untuk Rena," belanya. Sesungguhnya bukan masalah itu saja yang membuat Rena berpaling, tetapi Rena yang memang matre membuatnya mencari kesenang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status