Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya

Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya

last updateLast Updated : 2022-06-24
By:  Bintang SenjaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
30Chapters
28.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ardan terkejut saat melihat istrinya bekerja sebagai pegawai restoran, berbagai pertanyaan pun melintas di benaknya. Saat hendak mempermalukan di depan umum, justru berbalik pada dirinya sendiri. Secara tidak sengaja Resty, istri Ardan telah membongkar kebusukan suaminya itu tepat di hadapan para karyawannya.

View More

Chapter 1

Mempermalukan Suami

"Res, ini uang bulanan kamu, seperti biasa." Ardan meletakkan lima lembar seratus ribuan di atas meja. Resty hanya meliriknya sekilas lalu kembali fokus membuat susu untuk putrinya yang kini usianya enam bulan.

"Kamu simpan saja, Mas. Atau kamu kasih ke ibu," sahut Resty, mendengar itu Ardan sedikit terkejut.

"Memangnya uang bulan kemarin masih?" tanya Ardan. Karena sangat mustahil jika uang bulan kemarin masih tersisa.

"Alhamdulillah masih, Mas." Resty mengangguk. Selesai membuat susu, wanita berdaster itu berjalan menghampiri putrinya yang kini tengah berada di atas karpet dengan beberapa mainannya.

"Mustahil uang bulan kemarin masih ada, sedangkan aku memberinya hanya lima ratus ribu untuk sebulan. Dan itu sudah kepotong untuk beli susu sama pampers," batin Ardan. Lelaki berkemeja biru itu menatap istrinya yang sedang asyik memberikan susu untuk putri mereka.

Setelah itu Ardan beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru saja Ardan masuk, tiba-tiba ponselnya berdering. Awalnya Resty hanya diam, tetapi benda pipih milik suaminya itu terus menjerit-jerit. Alhasil dengan terpaksa Resty mengangkatnya.

[Dan, uangnya jangan lupa ya, ini ibu sama kakakmu sudah dalam perjalanan]

[Mas Ardan lagi mandi, Bu]

[Oh ini kamu, bilang sama Ardan. Sekarang ibu sama kakaknya sedang dalam perjalanan]

[Iya, Bu. Nanti aku sampaikan]

Tiba-tiba saja panggilan terputus, selang beberapa menit Ardan keluar dari kamar mandi. Terlihat jika lelaki yang usianya sudah menginjak dua puluh delapan tahun itu tengah sibuk mencari baju. Karena memang Resty belum sempat menyiapkan baju.

"Mas, tadi ibu nelpon," ucap Resty. Mendengar itu Ardan menghentikan pergerakan tangannya.

"Nelpon, ngomong apa?" tanya Ardan.

"Katanya ibu sama kak Mita sedang dalam perjalanan. Kalau boleh tahu, memangnya ibu mau ngadain acara ya, kok .... "

"Bukan ibu, tapi kak Mita. Senin besok kan Lala ulang tahun. Itu sebabnya kak Mita memintaku untuk menyiapkan uang untuk biaya ulang tahunnya nanti." Ardan memotong ucapan istrinya, seketika Resty terdiam.

"Setiap kali keluarga kamu mengadakan acara, selalu kamu yang menyiapkan dana. Tapi giliran keluargaku yang ada acara, jangankan menyumbang dana. Pinjam saja tidak pernah dikasih, kamu memang egois mas. Aku memang terlahir dari keluarga tidak mampu, tapi aku masih punya harga diri." Resty membatin.

Hatinya sakit saat mengingat ibunya meminjam uang untuk biaya operasi ayahnya. Namun Ardan mengatakan jika uangnya sudah dipakai kakaknya untuk biaya ulang tahun anak pertamanya. Bukan itu saja, Resty juga dituntut untuk mengganti biaya operasi caesar dirinya saat melahirkan putri pertamanya.

Padahal itu sudah menjadi kewajiban suaminya, tetapi dengan enteng ibu mertuanya menagih uang tersebut, pasca selesai operasi. Hal tersebut, lantaran uang yang Ardan gunakan adalah uang bulanan yang setiap bulan diberikan untuk ibunya.

***

Hari telah berganti, pukul tujuh pagi Ardan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Sementara Resty masih sibuk mengurus putrinya, usai sarapan Ardan bergegas untuk pergi, karena pagi ini ada meeting.

"Aku pergi sekarang." Ardan berpamitan.

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan," sahut Resty. Setelah itu Ardan bergegas pergi, sementara setelah ini Resty juga akan bersiap untuk pergi bekerja.

Pukul setengah delapan Resty sudah siap untuk pergi, selama ia bekerja. Zara ia titipkan ke ibunya, dengan begitu Resty bisa bekerja dengan tenang. Selesai mengantar Zara, Resty bergegas pergi ke tempat kerjanya.

Sampai di tempat kerja, Resty langsung mendapatkan tugas untuk ikut mengantarkan pesanan makanan. Awalnya Resty ragu, karena ia merupakan karyawan baru, tetapi mau tidak mau Resty harus menurut apa kata bos.

Tepat jam makan siang, kini Resty dan dua orang teman kerjanya tiba di sebuah perusahaan yang memesan makanan. Setelah mobil terparkir di halaman depan, Resty ikut turun, setelah itu ia membantu temannya itu membawa makanan tersebut ke dalam.

Sementara itu, saat ini Ardan masih sibuk dengan beberapa pekerjaannya. Namun tiba-tiba pintu ruangan terbuka, seorang lelaki berjalan menghampiri Ardan dengan sedikit terburu-buru. Ardan yang menyadari itu seketika menoleh, tetapi ia kembali fokus pada layar laptopnya.

"Dan, tadi di bawah aku lihat istri kamu. Memangnya istri kamu kerja di .... "

"Jangan ngaco kamu, Resty itu di rumah, lagi ngurusin Zara. Paling kalau pergi ke rumah ibunya doang." Ardan memotong ucapan Romi, teman kerjanya.

"Aku serius, aku benar-benar lihat Resty ikut bawa makanan yang kantor kita pesan. Kalau kamu nggak percaya, ikut aku sekarang." Romi menarik tangan Ardan. Alhasil Ardan memilih untuk menurut, ia bangkit dan mengikuti langkah Romi.

Setibanya di bawah, mata Ardan menangkap sosok wanita yang sangat ia kenal. Dan detik itu juga kemarahan Ardan memuncak saat mengetahui istrinya bekerja sebagai pengantar makanan yang biasanya bekerja di rumah makan catering.

"Resty, kamu benar-benar memalukan, bisa-bisanya kamu bekerja seperti ini. Apa kurang uang yang setiap bulan aku berikan." Ardan menarik tangan Resty, hingga makanan yang ada di tangannya jatuh ke lantai. Seketika mereka terkejut dengan kejadian yang terjadi.

Resty menoleh ke arah suaminya. "Untuk apa malu, karena pekerjaan yang aku kerjakan itu halal. Seharusnya kamu tanya pada dirimu sendiri, pak Ardan yang terhormat. Jika uang yang kamu berikan itu cukup untuk biaya hidup istri dan anakmu, maka istrimu tidak akan pernah melakukan pekerjaan ini."

Detik itu juga Ardan bungkam, malu itu yang ia rasakan, bagaimana tidak malu. Karena ucapan istrinya memang benar adanya, dan kini semua karyawan di kantor tahu jika istri bosnya telah menelantarkan istri serta anaknya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mayda Kyoto
suka sama cerita nya..singkat..padat dan seru..
2023-12-26 17:08:02
0
30 Chapters
Mempermalukan Suami
"Res, ini uang bulanan kamu, seperti biasa." Ardan meletakkan lima lembar seratus ribuan di atas meja. Resty hanya meliriknya sekilas lalu kembali fokus membuat susu untuk putrinya yang kini usianya enam bulan. "Kamu simpan saja, Mas. Atau kamu kasih ke ibu," sahut Resty, mendengar itu Ardan sedikit terkejut. "Memangnya uang bulan kemarin masih?" tanya Ardan. Karena sangat mustahil jika uang bulan kemarin masih tersisa."Alhamdulillah masih, Mas." Resty mengangguk. Selesai membuat susu, wanita berdaster itu berjalan menghampiri putrinya yang kini tengah berada di atas karpet dengan beberapa mainannya. "Mustahil uang bulan kemarin masih ada, sedangkan aku memberinya hanya lima ratus ribu untuk sebulan. Dan itu sudah kepotong untuk beli susu sama pampers," batin Ardan. Lelaki berkemeja biru itu menatap istrinya yang sedang asyik memberikan susu untuk putri mereka. Setelah itu Ardan beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru saja Ardan masuk, tiba-tiba ponselny
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Ditagih Biaya Operasi
"Kenapa diam, apa perlu aku bongkar semuanya. Kalau ibumu sering menagih biaya operasiku dulu saat melahirkan Zara. Bukan itu saja, selama ini kamu juga hanya memberiku uang bulanan lima ratus ribu untuk satu bulan, dan itu sudah termasuk untuk membeli susu dan juga pampers," ungkap Resty. Mendengar itu semua karyawan yang ada kembali terkejut. "Hah, sebulan hanya lima ratus ribu, yang benar saja," bisik salah seorang karyawan. "Iya, masa sih pak Ardan menjatah istrinya cuma lima ratus ribu," bisik satunya lagi. "Iya, rasanya nggak mungkin. Tapi wanita itu beneran istrinya, pak Ardan," timpal salah satunya. Bisikan demi bisikan mulai terdengar, bahkan Resty dapat merasakan tatapan tak suka dari mereka. Sementara itu, kemarahan Ardan semakin memuncak. Karena secara tidak sengaja Ardan telah dipermalukan oleh istrinya sendiri. Walaupun sesungguhnya itu terjadi juga akibat ulahnya. "Ikut aku pulang, Romi tolong kamu handle semuanya. Maaf istri saya memang mengalami gangguan jiwa." D
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Dipermalukan Saat Pesta Ulang Tahun
Resty tersenyum melihat ekpresi mereka berdua. "Bukan itu saja, Ibu juga harus mengganti biaya saat aku mengurusmu saat sakit dulu. Bukan anak kesayangan, Ibu yang merawat dan menjagamu, tapi aku. Menantu yang sangat, Ibu benci, dan saat itu aku sedang hamil besar. Apa, Ibu mengingatnya, tapi sepertinya tidak. Orang kaya memang akan selalu lupa dengan pengorbanan orang miskin sepertiku.""Ah diam kamu, pokoknya sebelum kamu mengganti uang itu. Ibu akan terus menagihnya, mengerti, Mita ayo kita pulang." Setelah mengatakan itu Hesti mengajak putrinya untuk pulang. "Kalian memang sombong," batin Resty, setelah itu ia kembali fokus untuk mengurus putrinya itu. Sesekali ia melirik ponselnya khawatir tiba-tiba ada pesan yang masuk. Sementara itu, saat ini Ardan baru saja sampai di kantor, setelah memarkirkan mobilnya lelaki dengan balutan jas berwarna hitam itu bergegas turun. Ardan mengedarkan pandangannya, ia dapat merasakan tatapan aneh dari para karyawannya. Semua itu terjadi akibat k
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Membuat Ibu Mertua Jantungan
Sementara itu, Ardan terlihat salah tingkah karena memang ia tidak jujur jika uang yang kakaknya butuhkan itu, ternyata hasil pinjaman pada Resty. Setelah itu Ardan berjalan menghampiri istrinya yang saat ini tengah berdiri di hadapan kakaknya. Ardan khawatir jika nanti istrinya itu akan mempermalukan kakaknya, seperti yang pernah Resty lakukan pada dirinya saat berada di kantor. Sementara itu, bisikan mulai terdengar dari tamu undangan yang datang, bahkan tatapan mereka juga terlihat aneh, seakan percaya dengan apa yang Resty katakan. "Resty kamu apa-apaan sih, kamu jangan buat malu keluargaku ya." Ardan menarik tangan istrinya dan membawanya untuk menjauh dari mereka. Suasana yang semakin panas membuat Resty semakin gencar untuk membuat mereka malu. "Aku pikir kalian sudah tidak punya malu, tapi ternyata masih ada urat malunya ya," ujar Resty dengan nada mengejek, Ardan yang mendengar itu kemarahannya semakin memuncak. Mita yang samar-samar mendengar pembicaraan mereka seketika b
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Memilih Untuk Pergi
Acara ulang tahun yang seharusnya meriah dan juga mewah kini menjadi panas dan berantakan. Terlebih saat ini Hesti jatuh pingsan lantaran masalah yang menimpa keluarganya. Ardan yang khawatir dengan keadaan ibunya, dengan segera membawanya ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dokter langsung memeriksa kondisi ibu Hesti. Sementara itu, Ardan dan kedua kakaknya menunggu di luar, sedangkan kakak ipar Ardan berada di rumah bersama dengan anak-anak, karena tidak baik juga membawa anak kecil ke rumah sakit. Selang beberapa menit, pintu ruangan terbuka, melihat dokter yang menangani ibunya keluar, dengan segera mereka bertiga beranjak menghampirinya. Baik Ardan serta kedua kakaknya rasanya tidak sabar ingin mengetahui bagaimana kondisi ibu mereka saat ini. "Bagaimana keadaan ibu kami, Dok?" tanya Ardan serta kedua kakaknya. Rasa khawatir jelas terlihat pada mereka bertiga. "Untuk saat ini kondisi, ibu Hesti masih lemah. Tolong dijaga kesehatannya ya, tadi hanya kelelahan dan syok sa
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Rahasia Kakak Ipar
"Maaf kalian siapa ya?" tanya Ardan dengan raut wajah kebingungan. Ia khawatir jika dua lelaki itu ada hubungannya dengan kakaknya. Karena untuk acara ulang tahun kemarin belum sempat mereka bayar. "Kami ke sini untuk menyerahkan ini." Lelaki itu menyerahkan map berwarna biru. Dengan raut wajah bingung Ardan menerima map tersebut, lalu membuka dan membacanya. "Maaf, ini maksudnya apa ya?" tanya Ardan yang benar-benar tidak tahu dengan isi map tersebut. Karena di dalam map berisi tentang surat tagihan, tetapi Ardan merasa tidak memiliki utang. "Ini adalah surat tagihan utang yang, ibu Mita lakukan." Lelaki itu menjelaskan, jika surat tersebut merupakan surat tagihan utang yang kakaknya sendiri lakukan."Dimohon, Bapak segera melunasinya hari ini juga," ucap lelaki itu. Seketika Ardan memijit pelipisnya, masalahnya uang yang tersisa tidak cukup untuk membayarnya. Jika saja Resty jadi meminjamkan uang pasti keadaannya tidak akan separah ini. "Apa tidak bisa .... ""Tidak, Pak. Hari i
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Bujukan Ardhan
"Jadi bagaimana, Pak?" tanya Resty, jika memang pak Reno tidak mau menerimanya juga tak masalah. Resty bisa mencari pekerjaan yang lain, toh saat ini jualan online yang ia jalankan masih lancar. "Kamu tidak perlu menerimanya, dia itu istri Ardan. Sangat mustahil jika kebutuhannya tidak dipenuhi, dia memang sedikit stres, kadang suka menjelek-jelekkan suaminya sendiri." Bukan Reno yang menjawab, melainkan Rena. Karena kesal ia sengaja mengompori Reno untuk tidak menerima Resty bekerja di restorannya itu. "Rena kamu yakin kalau .... ""Baik jika, Bapak lebih percaya dengan dia tidak masalah. Kalau begitu saya permisi, Kak Rena aku mengalah bukan berarti kalah." Resty memotong ucapan pak Reno, setelah itu ia memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut. "Rena, kenapa aku merasa kalau yang Resty katakan itu memang benar. Seorang istri tidak akan menentang suaminya, jika suaminya benar-benar memberikan rasa nyaman dan bertanggung jawab," ungkap Reno, mendengar itu Rena bertambah panas.
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more
Dilabrak Pelakor
"Ok, kita lihat saja nanti. Apa kamu akan sanggup tinggal di sini," batin Resty. Ia yakin jika suaminya tidak akan sanggup tinggal di rumahnya terlalu lama. Karena selama ini Ardan hidup enak tanpa merasakan kesulitan. "Terserah kamu, Mas. Tapi apa kamu sanggup tinggal di sini bersamaku." Resty menatap suaminya, raut wajahnya terlihat berubah. Ardan seakan ragu jika benar-benar harus tinggal di rumah istrinya yang sangat jauh berbeda dengan rumahnya yang megah itu. "Demi kamu dan anak kita, aku sanggup." Ardan mengangguk. Resty akan melihat, apa suaminya benar-benar yakin bisa tinggal bersamanya. Karena secara level mereka sangat jauh berbeda. "Ok, terserah kamu saja, Mas. Sayang sekarang kita makan dulu ya." Resty mengajak putrinya masuk ke dalam. Melihat istrinya masuk ke dalam, Ardan mengikutinya. "Ibu mana?" tanya Ardan. "Sudah pergi ke sawah, pekerjaan ibu dari dulu kan memang di sawah," jawab Resty, sementara Ardan hanya mengangguk. "Ya sudah, aku berangkat ke kantor dulu
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more
Suami Tak Berpendirian
"Kalau kamu memang sudah tidak mencintai mas Ardan, lalu untuk apa kamu menerimanya untuk tinggal di sini?" tanya Serly. Ia curiga jika Resty masih mencintai Ardan, begitu juga sebaliknya. Terlebih Ardan, karena lelaki itu secara terang-terangan menolak keinginan ibunya untuk menikah dengan Serly. "Aku menerimanya karena status kami masih sepasang suami-istri, kami masih pasangan yang halal. Beda cerita denganmu, kalau kamu meminta mas Ardan untuk tinggal bersama. Itu baru salah, karena kalian belum menikah," ungkap Resty, seketika Serly diam mendengar hal tersebut. Serly menyunggingkan senyumnya. "Mungkin mas Ardan melakukan itu karena terpaksa, tapi aku sarankan, kamu jangan marah jika nanti mas Ardan menggugat cerai kamu. Karena keluarganya sudah sepakat untuk menikahkan kami."Resty tersenyum. "Memang itu yang aku tunggu, jadi kamu bujuk mas Ardan agar dengan segera menjatuhkan talak untukku, dengan begitu kamu bisa menikah dengan mas Ardan. "Sial, aku pikir dengan memanas-mana
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more
Kedatangan Ibu Mertua
Seketika Resty terdiam dan berusaha untuk mengingat siapa pemilik mobil tersebut. Detik itu juga pria pemilik mobil mewah itu tersenyum, sepertinya pria berkemeja biru itu sangat mengenal Resty. Sementara Resty mulai mengingat siapa pria tersebut. "Mau ke mana?" tanya pria itu, ekor matanya melirik ke arah Ardan yang sedari tadi melempar tatapan yang begitu tajam. "Mau ke rumah sakit, soalnya .... ""Apa suamimu tidak mau mengantarmu ... cepat masuk, kasihan Zara." Pria itu memotong ucapan Resty, sekilas ia kembali melirik ke arah Ardan yang terlihat hendak menghampirinya. Namun secepat kilat Resty masuk, dan sedetik kemudian mobil melaju meninggalkan tempat tersebut. "Ah sial, itu kan mas Dony. Kapan dia pulang, kenapa aku baru melihatnya." Ardan menghentikan langkah kakinya saat mobil yang membawa Resty melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. "Ardan buruann." Mita berteriak untuk memanggil adiknya, seketika Ardan menoleh. Setelah itu ia beranjak menghampiri kakaknya dan masuk
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status