Share

Bab 48

Wenda melirik arloji yang melingkar di tangan kanannya, hari memang sudah mulai petang, ia pun berpamitan pulang. Tidak lama setelah Wenda pulang, aku hendak masuk ke dalam rumah dan tiba-tiba saja Bang Habib sampai dirumah. Aku langsung mencium punggung tangan Bang Habib, padahal kami masih marahan, tetapi entah mengapa hari itu aku lupa dan menyambutnya penuh kehangatan seperti biasanya.

"Kamu uda gak merajuk lagi Dek?" tanyanya heran sambil meletakkan tangannya di dahiku. "Kamu juga gak lagi sakit kok, berarti kamu uda gak merajuk lagi kan?" tanyanya lagi memastikan. Seketika aku termenung mendengar ucapannya, dan aku baru sadar dengan apa yang aku lakukan tadi. Mengapa aku bisa lupa dan menyambutnya saat pulang, padahal tadi pagi kami masih marahan dan belum berbaikan. Duh, pasti dia jadi geer nih!

Aku langsung membalikkan badan dan berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan Bang Habib, ia terus saja mengekori aku dari belakang sembari tanpa henti memanggil namaku. Aku tidak menghi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status