Share

Bab 3

Penulis: Soda Pop
Ivana tinggal di rumah sakit selama seminggu sampai reaksi alerginya hilang sepenuhnya.

Selama seminggu di rumah sakit, Ivana bisa melihat foto-foto yang diunggah oleh Greta setiap hari.

Ternyata masalah yang disebut Jordi hanyalah rumah Greta yang belum dibersihkan dengan benar dari kecoa.

Ayah dan anak itu menemaninya mencari tempat tinggal baru dan membeli perabotan baru. Secara bertahap, mereka bertiga mengubah ruangan kosong menjadi rumah yang nyaman.

Di hari Ivana keluar dari rumah sakit, Jordi dan Marco yang telah menghilang selama seminggu, akhirnya muncul kembali.

Melihat Ivana telah menyelesaikan prosedur kepulangan sendiri, ada sedikit rasa bersalah yang muncul di wajah pria yang biasanya dingin itu.

"Maaf, aku nggak datang ke rumah sakit beberapa hari ini. Aku sibuk mengurus masalah temanku. Dia baru saja kembali ke tanah air belum lama ini dan nggak kenal siapa pun. Hanya aku yang bisa membantunya."

Jordi jarang sekali tunduk seperti ini.

Jika terjadi dulu, Ivana pasti akan dengan baik hati mengatakan tidak apa-apa.

Namun kali ini, Ivana hanya membuka pintu mobil dan masuk dengan tenang.

"Aku mengerti. Ayo pulang."

Tatapan mata Jordi yang sedikit terkejut tertuju pada Ivana.

Apa dia marah?

Namun, Jordi dengan cepat membantah dugaan tersebut.

Menikah selama enam tahun, Ivana selalu lembut dan pengertian. Perempuan itu tidak pernah marah padanya. Mana mungkin dia marah sekarang?

Mungkin dia sudah berpikir terlalu banyak.

Setelah naik ke mobil, Ivana langsung memejamkan matanya dan beristirahat.

Namun, dia terus-menerus merasakan tatapan membara yang diarahkan padanya.

Saat membuka matanya, tatapannya bertemu dengan Marco.

Melihat dia sudah bangun, Marco pun bertanya dengan hati-hati, "Ibu, apa alergimu sudah sembuh?"

"Ya."

Begitu dia selesai berbicara, mobil pun berhenti.

Ivana membuka pintu mobil dan keluar. Baru berjalan dua langkah, terdengar gumaman pelan di belakangnya.

"Sayang sekali. Tante Greta nggak bisa jadi ibuku…"

Langkah Ivana terhenti. Hatinya terasa seperti digerogoti oleh ribuan semut.

Inilah putra yang dikandungnya selama sembilan bulan dan dibesarkannya selama lima tahun.

Putranya sama sekali tidak merasa takut atau menyesal karena hampir membuatnya kehilangan nyawa. Sebaliknya, putranya menyesal karena tidak bisa menyingkirkan Ivana untuk Greta.

Ironis sekali.

Ivana menahan rasa sakit di dadanya dan langsung kembali ke kamar tidurnya.

'Marco, keinginanmu akan segera terkabulkan.'

Malam itu, Ivana tidur lebih awal.

Tempat di sampingnya sedingin es.

Jordi sering bekerja di ruang kerja hingga larut malam. Mereka berdua jarang berbicara sebelum tidur. Dia sudah terbiasa dengan semua ini.

Tepat di saat dia hampir tertidur, sepasang tangan besar menariknya ke dalam pelukan hangat.

Napas panas pria itu menyembur ke lehernya. Membuat bulu kuduknya merinding.

Ivana terpaksa membuka matanya. Dia mendapati ada rambut pirang keriting panjang di kerah kemeja Jordi.

Ivana memiliki rambut hitam lurus panjang sejak kecil.

Tiba-tiba rasa mual muncul di tenggorokannya. Ivana pun melepaskan diri dari pelukan pria itu.

Jordi tiba-tiba tersadar. Alisnya berkerut.

"Apa tubuhmu masih belum sembuh?"

Ivana tiba-tiba menganggapnya konyol.

Jordi jelas punya wanita lain di hatinya, jadi buat apa dia berpura-pura peduli pada Ivana sekarang?

"Jordi, aku baru sadar. Ternyata kamu masih kalah dengan keberanian anak kecil."

Setidaknya, Marco berani mengatakan dia ingin Greta menjadi ibunya.

Sebaliknya, saat mengungkit nama Greta, Jordi hanya berani menyebutnya sebagai teman.

Jordi tidak mengerti maksudnya dan bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu bicarakan?"

Ivana terkekeh pelan. Dia tidak ingin menghadapi sikap pura-pura Jordi lagi, lalu berbaring membelakanginya.

Jordi juga kehilangan minat dan bangkit untuk meninggalkan kamar tidur.

Mendengar suara 'kriet' yang datang dari ambang pintu, Ivana pun memejamkan matanya rapat-rapat.

...

Keesokan paginya, Ivana menerima surat perjanjian cerai dari pengacaranya.

[Nona Ivana, surat perjanjian cerai sudah disusun.]

[Terima kasih.]

Setelah membalas pesannya, Marco turun dan berjalan ke sisinya.

"Bu, pesta ulang tahunku kali ini harus dirayakan dengan meriah! Aku ingin mengundang orang yang sangat penting."

Ivana baru teringat bahwa ulang tahun Marco akan segera tiba.

Dia menundukkan pandangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia baru menyetujuinya.

Ini juga akan menjadi kali terakhirnya merayakan ulang tahunnya Marco.

Setelah menerima balasan, Marco pun menenteng tas dan pergi ke sekolah dengan senang.

Setelah dia pergi, Ivana membuka aplikasi tiket dan membeli tiket pesawat.

Waktu keberangkatannya adalah tiga hari kemudian, di malam ulang tahunnya Marco!
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 22

    Hujan di musim kemarau datang tanpa diduga.Jordi dan Marco yang berdiri di luar pintu, basah kuyup oleh hujan deras."Ayah." Suara Marco dipenuhi kepanikan yang tak berujung. "Ibu sungguh nggak menginginkan kita lagi?"Jordi memejamkan matanya. Hatinya sudah berdarah sejak tadi.Dia tahu, dia tidak bisa menipu putranya lagi. Dia juga tidak bisa menipu dirinya sendiri.Ivana… benar-benar tidak menginginkan mereka lagi.…Keesokan paginya, Ivana sudah tiba di depan pintu rumah Kevin.Begitu pintu terbuka, Ririn langsung menghambur ke pelukannya. Gadis kecil itu memeluknya erat dan enggan melepaskannya."Ibu, akhirnya kamu datang juga."Kevin diam-diam menghela napas lega. Dia bersandar di kusen pintu sambil memperhatikan mereka."Dia sudah bangun jam lima pagi dan terus berjaga di depan pintu."Ivana mencium pipinya dan berkata dengan nada bersalah, "Maaf, Ririn. Pesta ulang tahunmu jadi hancur tadi malam.""Tapi kamu tenang saja. Ibu bakal bawa kamu ke taman hiburan hari ini biar kamu

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 21

    Mendengar itu, tangisan Marco makin menjadi-jadi. Wajahnya dibanjiri air mata.Hati Jordi makin tenggelam.Meski putranya menangis tersedu-sedu, Ivana sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tersentuh. Apa dia masih mau kembali bersama mereka?Setelah sekian lama, akhirnya dia berbicara dengan susah payah. Nadanya penuh penyesalan."Ivana, aku nggak pernah berpikir untuk bercerai denganmu.""Greta hanyalah temanku. Setelah kamu pergi, aku baru tahu dia berbohong dan memfitnahmu selama ini. Aku sudah memutuskan hubungan dengannya. Dia nggak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Ikut kami pulang ke rumah ya?"Ivana menggelengkan kepalanya dengan tenang. Suaranya diwarnai nada dingin."Jordi, kamu tahu nggak, seperti apa kehidupan yang akan kujalani kalau aku nggak meninggalkan Keluarga Leman?""Putraku menginginkan wanita lain untuk jadi ibunya. Suamiku juga pilih kasih sama wanita lain. Aku sendirian di vila kosong itu. Kurasa, nggak lama lagi, aku bakal gila."Jordi membuka mulutn

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 20

    Mendengar itu, Marco memeluk Ivana lebih erat lagi. Air mata yang menggenang di kelopak matanya pun terjatuh.Hati Jordi juga bergetar."Ivana…"Mereka baru sekeluarga. Kenapa dia tidak mau ikut mereka pulang?Ivana tidak memandangnya. Dia hanya berkata dengan Ririn, "Ibu ada urusan hari ini. Ririn balik sama Ayah dulu ya?""Sebagai tebusannya, bagaimana kalau besok aku ajak Ririn ke taman hiburan karena ulang tahunmu diganggu malam ini?"Meski hati Ririn dipenuhi dengan kegelisahan, takut Ivana akan pergi jika dia melepaskannya, dia selalu patuh dan bijaksana, jadi dia pun mengangguk."Ibu nggak boleh bohongi aku."Kalau didengar secara saksama, suaranya sedikit bergetar.Hati Ivana luluh. Dia pun membuat janji kelingking dengannya."Ibu nggak bakal ingkar janji. Ririn sudah tenang sekarang, 'kan?"Ririn dengan enggan melepaskan lengan baju Ivana, lalu memeluk leher Kevin dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. Dia berkata dengan suara teredam, "Kalau begitu, Ririn tunggu Ibu di r

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 19

    Setelah menerima ceramah panjang dari Tuan Besar Idrus.Jordi merenungkan tindakannya sejak Greta kembali ke tanah air.Di hari ulang tahun Ivana, mereka malah pergi menangkap kecoak untuk Greta. Mereka juga mengambil foto bersama dengan mengenakan baju pasangan...Saat ini, Jordi akhirnya menyadari kesalahan yang telah dilakukannya.Perkataan dan tindakannya-lah yang membuat Marco, yang baru berusia lima tahun itu, ingin Greta menjadi ibunya.Dia gagal memenuhi perannya sebagai suami dan gagal memberikan contoh yang baik sebagai ayah.Setelah Pak Samuel berhasil melacak keberadaan Ivana, dia langsung membawa Jordi bergegas ke sana.Ayah dan anak itu telah menyadari kesalahan mereka. Mereka juga ingin meminta maaf kepada Ivana.Saat berdiri di pintu masuk kafe, Jordi tampak sangat gugup.Marco mencengkeram lengan baju Jordi erat-erat. Wajahnya juga menampakkan kegelisahan."Ayah, apa Ibu mau memaafkan kita?"Jordi tidak tahu.Memikirkan surat perjanjian cerai yang telah ditandatangani

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 18

    Sejak itu, Ririn selalu datang ke kafe Ivana setiap hari.Ivana juga tahu kalau Kevin menjadi seorang guru sekarang. Pria itu sibuk mengajar di pagi harinya.Ririn dulu selalu sendirian di rumah.Sekarang, Ririn tidak perlu sendirian lagi karena dia sudah punya Ivana.Saat ada pelanggan datang ke kafe, Ririn tidak lagi berdiam diri di sudut seperti sebelumnya. Dia akan berinisiatif mengambilkan menu dan menanyakan apa yang ingin dipesan. Sementara, Ivana akan membuat kopi dan hidangan penutup di belakang.Kevin selesai bekerja bertepatan dengan saat kafe hendak tutup.Mereka akan mengajak Ririn berjalan-jalan di sepanjang sungai bersama.Di saat langit bersinar terang dengan warna matahari terbenam, Ivana pun berpamitan dengan mereka berdua dan mau pulang ke rumah. Namun, Ririn tiba-tiba menarik pakaiannya.Dia berkata dengan nada ragu-ragu, "Ibu, mau nggak…"Berbicara sampai setengah, Ririn pun menatap Kevin dengan mata memelas.Pria itu menggelengkan kepalanya."Ririn harus berani. A

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 17

    Ririn baru berusia empat tahun. Ini merupakan usia di mana dia paling bergantung pada orang tuanya.Oleh karena itu, meski mendengar Kevin mengatakan Ivana bukanlah ibunya, dia tetap ingin mendekatinya dan memanggilnya 'Ibu'.Ivana segera memeluknya dan menepuk punggung Ririn sambil membujuknya dengan lembut.Sejak Marco lahir, dialah yang merawatnya secara pribadi.Meski Marco telah beranjak dewasa, keterampilannya dalam membujuk anak-anak belumlah luntur.Ada ekspresi terkejut yang melintas di mata Kevin.Sejak orang tuanya Ririn meninggal dunia, dia menjadi pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan orang asing.Ini pertama kalinya Ririn begitu dekat dengan seseorang.Setelah Ririn tertidur, Ivana khawatir menyerahkannya kepada Kevin akan membangunkannya, jadi dia menawarkan untuk menggendong Ririn kembali ke rumah mereka.Begitu sampai di depan pintu, dia baru menyadari bahwa mereka tinggal di kompleks yang sama dengannya.Setelah membaringkan Ririn di tempat tidur dengan hati-hati

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status