Share

18. Nostalgia

Melihat bagaimana Anna membalas dengan dingin seakan-akan tidak peduli sama sekali, Raden menjadi lebih bersimpati. Setelah sekilas mendengarkan masa kecil Anna dari Elisa, ia merasa bahwa sikap wanita tersebut cukup wajar.

Apalagi dia jadi teringat dengan masa kecilnya sendiri.

Tidak ia duga bahwa ternyata mereka bisa berbagi nasib yang sama meski berujung beda.

*****

"Sepertinya sudah saatnya aku mati."

"Maksudnya?"

Orang tua itu terkekeh dengan hangat. "Bukan, jangan berpikir yang aneh-aneh dulu. Astaga, muka terkejutmu itu lucu sekali."

Anna tidak paham sama sekali meski si paman tampak lebih santai dibanding sebelumnya. "Apakah itu pantas untuk dijadikan candaan?"

"Raden," panggilnya dengan kelembutan. Wajah Anna yang mengeras kembali melemas. "Semakin pamanmu ini bertambah tua, dia semakin sadar bahwa kematian bukan sesuatu yang harus ditakutkan. Apalagi kamu sudah berhasil berpijak di atas kaki sendiri. Beban pam

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status