Menikah dengan Raden bukanlah hal yang Anna inginkan. Karena perintah dari orang tuanya, Anna harus menerima sebuah pernikahan tanpa didasari cinta, melainkan benci. Karena terpojok oleh amarah dan keputusasaan, Anna memutuskan untuk mengambil tindakan gila. Dia mengarahkan sebuah pistol kepada suaminya dan menarik pelatuk untuk mencabut nyawa pria itu. Dan, sesuatu yang di luar akal sehat pun terjadi. “K-kamu Anna, ‘kan?!” Wanita itu menunjuk ke arah pria yang terduduk di tempat tidur rumah sakit. Pandangan dinginnya mengunci mati penampilan pria di hadapannya. Di sisi lain, pria itu terlihat ketakutan. “R-Raden? K-kamu—!” Keduanya pun saling menunjuk dengan ekspresi berbeda terpampang di wajah mereka. “Kenapa kamu berada di tubuhku?!” Apakah ini malapetaka atau malah sebuah mukjizat?
Lihat lebih banyakTidak semua pernikahan didasarkan pada keinginan dua mempelai. Terkadang, mereka hanya melakukan perintah dari orang lain yang kelak akan mengubah masa depan mereka.
"Anna, kamu tahu, kan, kalau calon suamimu adalah orang yang baik? Dia tidak kekurangan satu hal pun. Semua ini kami lakukan dengan memperhatikanmu juga," ucap pria setengah baya tersebut dengan suara rendah.
Terkadang ada pasangan yang berakhir jatuh cinta, tapi ada pula yang menutup hati untuk satu sama lain. Lama kelamaan, hati yang lama mati pun menjadi busuk.
"Lebih baik kita pisah rumah saja." Wanita itu terkejut setengah mati setelah suaminya memutuskan secara sepihak. Selama enam bulan pernikahan, tidak ada hal apa pun yang terjadi.
Tidak ada pertengkaran, keromantisan, atau sentuhan sekalipun. Namun, secara mendadak pria tersebut, Raden, meminta tidak sekedar pisah kamar, tapi pisah rumah?
"Kenapa?"
"Bukankah lebih baik kita berpisah dulu daripada merasa tidak nyaman?"
Sejak saat itu, Raden Ezra Kusuma telah mempersiapkan rumah mewah beserta para pekerja yang siap melayani istrinya, Anna Jareina Setiawan, setiap saat. Uang bulanan pun tidak berhenti mengalir layaknya air terjun.
Namun, dengan satu syarat. Anna tidak boleh pergi ke mana pun tanpa persetujuan Raden. Setidaknya meski komunikasi mereka tidak seperti kekasih pada umumnya, ruang chat mereka dipenuhi dengan pertanyaan diperbolehkan atau tidak.
Semua harapan yang tersisa kini hilang. Seperti tanaman yang kehilangan cahaya matahari, kini hati Anna menjadi layu.
Sebelumnya, pandangan mata itu selalu bergerak lembut, tapi kini berubah sangat tajam. Pertahanan yang pernah rusak berubah menjadi dinding tebal, semua terjadi di dalam rumah mewah itu.
Sampai hati Anna pun ikut membusuk.
"Jika kamu tidak bisa membuat Raden jatuh cinta, bunuh saja dia sekalian."
"Bunuh dia."
Kalimat itu menghantui Anna tiap malam. Ketika tidak sengaja melihat kabar terbaru Raden, ketika melamun, ketika meminta ijin, bahkan sampai saat dia menatap cermin pun, kalimat itu tetap terngiang-ngiang.
Kini, kesempatan itu datang padanya. Pria tersebut datang sendiri bertepatan dengan saat Anna mengamuk hingga menghancurkan barang-barang di sekitar.
"Apa kamu mulai tertarik denganku?" Setelah mengajukan pertanyaan konyol, Anna malah tertawa keras bak orang gila.
Tanpa membuang waktu, lengan pria tersebut berhasil menarik tubuh ringkih ke dalam pelukannya. "Anna—"
Terlambat. Kepala pistol telah menempel di dada pria tersebut, tepat di bagian jantungnya berada. Cukup Anna tarik pelatuk saja, sebuah peluru akan keluar.
"Tidak usah banyak bicara, berengsek!" Saat itu juga jemarinya menarik pelatuk dan satu peluru berhasil bersarang di dalam tubuh Raden. Darah berceceran ke mana-mana kala semakin lama nafas lelaki itu terengah-engah.
Melihat tubuh sang suami tersungkur di kakinya sendiri, Anna tersenyum lebar. "Raden, suamiku. Sudah lama sekali aku ingin melakukan ini terhadapmu. Kuharap kamu bisa hidup tenang di sana, maka aku pun akan hidup damai di sini."
Tidak lama, Anna jatuh pingsan bersamaan dengan pandangan mata Raden yang memudar dan berubah gelap.
Anehnya, ketika ia terbangun, justru ia dikelilingi dokter dan para perawat. Tak lama kemudian, Anna sadar bahwa dia tidak lagi ada di tubuhnya. Entah keajaiban gila apa yang terjadi, justru ia bertukar tubuh dengan Raden!
Dengan sikap yang dingin, Raden menghampiri Anna saat tubuh mereka masih tertukar. Tubuh pria tersebut bergetar hebat saat melihat sang wanita jalan mendekat. Namun, suaranya masih lantang untuk berteriak, "Sialan! Apa yang kamu lakukan terhadap tubuhku?!"
"Seharusnya aku yang bertanya!" balas sang wanita tidak kalah kerasnya, bahkan lebih mendominasi. "Kamu sudah menembakku sampai aku nyaris meninggal dan kini tubuh kita tertukar! Bagaimana caramu akan bertanggung jawab?"
Ketukan langkah hak tinggi kian lama kian menyeramkan. Jarak mereka semakin pendek dan di situlah Raden berkata, "Karena perbuatanmu sangat keterlaluan, aku tidak akan pernah melepaskanmu bahkan sampai kamu mati."
***
Setelah yang terjadi selama beberapa bulan, waktu terus berjalan. Perlahan namun pasti, semua orang telah beradaptasi pada lingkungan baru dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Salah satunya adalah tokoh utama kisah ini, Raden dan Anna. Sebagai CFO, Raden terus membuat pencapaian baru dan bersama-sama keluarganya di Kusumagroup, perusahaan terus berkembang besar. Sedangkan di rumah, ada Anna yang mencari kegiatan lain untuk mengisi waktunya. Karena itu, akhir-akhir ini dia lebih sering menghabiskan waktu di dapur, gym untuk berolahraga, dan tempat manapun yang nyaman untuk menulis. Sekaligus untuk mendapatkan penghasilan sendiri, Anna membuka usaha katering bersama saudara-saudara perempuannya. Tidak sulit untuk mencari kostumer baru berkat koneksi yang dimiliki Elisa dan Ariel. Selain itu, perihal Masya sesudah Malik mendekam di penjara, dia tinggal sendiri di sebuah satu unit apartemen atas nama Anna di luar kota. Untuk menghindari keributan
Tibalah Elisa, Ariel, dan Erik yang berlebam-lebam di depan rumah Anna. Setelah menunggu konfirmasi, para satpam membukakan pagar untuk mobil mereka masuk ke dalam. Para pembantu yang menyapa mereka terkejut saat melihat Erik keluar. Kenapa ada anak laki-laki yang sedang terluka di antara mereka? Ketika Anna turun dari kamar untuk menyapa sang saudara, dia sama terkejutnya ketika melihat Erik. Cepat-cepat dia mendekati si bungsu dan menyuruh seseorang menelepon dokter. Untuk kali pertamanya dia melihat Erik ada di kondisi selusuh ini. "Apa apa ini? Kok kamu bisa terluka seperti ini?" "Dia bertengkar sama beberapa anak kelas sebelas." "Astaga, pantas saja memar seperti ini." Anna masih fokus pada luka-luka Erik dan mengomel tak seharusnya Erik mengalami luka separah ini. Tetapi dia lebih kaget saat mendengar Elisa berkata, "Lukanya tidak seberapa. Malah Erik sudah membuat tiga murid kelas sebelas dirawat di rumah sakit." "Serius?" Erik yang sel
Seusai memberitahu apa yang pernah terjadi di masa lalu, Masya berhasil dibawa pulang oleh Ariel dan Erik. Mereka berjanji akan mengawasi sang Ibu lebi ketat sehingga Anna tidak perlu takut kejadian tadi akan terulang. Sampai mobil adik-adiknya tak terlihat, Anna masih melamun. Raden berusaha mengajak Anna masuk dengan sangat hati-hati. "Ayo kita kembali masuk." Baru saja mereka melangkah dua kali, badan Anna sudah terhuyung dan nyaris jatuh jika Raden tidak sergap dalam menahan tubuh sang istri. Kemudian setetes air mata berhasil lolos dari mata wanita itu. Tidak mungkin bisa berjalan dengan kedua kaki ketika pikiran sedang di antah berantah, Raden memutuskan untuk menggendong Anna alabridal style. Para pembantu yang melihat kondisi Anna bisa berubah drastis jadi kebingungan sendiri. Apa yang telah terjadi? Raden hanya menyuruh mereka untuk mengantarkan minuman untuk jaga-jaga jika Anna sudah tidak sesyok ini. "Saya tunggu di kamar," kat
"Dasar anak haram tidak tahu diri!" seru Masya keras. Nafasnya sampai terengah-engah saking semangatnya untuk mengutuk Anna. Sedangkan Anna semakin tertegun. Anak haram? Apakah itu hanya umpatan asal atau ... memang seperti itu? Seandainya Masya tidak melanjutkan ucapannya, sudah pasti Anna hanya mengganggap sebagai angin lalu. "Tentu saja kamu tidak tahu kalau sebenarnya kamu ini anak di luar nikah, kan? Ibumu mengkhianati cinta suamiku saat itu dengan melakukan persetubuhan bersama Ayahmu dan berakhir memiliki dirimu. Seandainya kamu tak pernah ada, maka mungkin Malik tidak akan pernah tahu kalau Ibumu telah mengkhianatinya.” Kembali teringat ulang masa lalu, tanpa sengaja Masya kembali mengumpat yang bukan ditujukan pada Anna. "Dasar wanita jalang." Anna terkejut berat. Ibu kandungnya mengkhianati cinta Malik? Apakah dalam kata lain, Ibunya pernah melakukan perselingkuhan? “Bukankah wajar jika Malik sakit hati setiap kali melihat wajahmu?" Ma
Di pinggir teras ada seorang wanita yang berdiri dan memandangi langit biru. Mata cokelat gelapnya tak mampu beralih dari keindahan langit padahal masih ada hal yang harus dia lakukan. "Hari ini langitnya cantik." Ia pejamkan mata untuk beberapa detik, berusaha menfokuskan telinga untuk mendengarkan suara angin yang menerpa wajahnya serta kesejukan udara hari ini. Barulah ketika dia puas, dia turun ke dapur untuk membuat kopi instan dengan cepat. "Bu Anna mau makan apa?" tanya pembantu yang bertugas mengurus makanan di rumah itu. Anna hanya menjawab seadanya saja, "Terserah kamu. Yang penting bisa dimakan. Raden juga tidak akan pilih-pilih makanan." Kopi instan sudah siap jadi dan segera Anna bawa ke meja dekat sofa. Sekarang di pagi hari ini dia ingin bersantai dengan menonton sesuatu di televisi. Perasaannya berkata, ada sesuatu yang bagus jika dia membuka televisi. Remot hitam diambil dan salah satu tombol ditekan oleh ibu jari Anna. Layar hitam it
Noah sudah menerima kabar bahwa saat ini Malik sedang berurusan dengan polisi akibat kebocoran informasi yang menyebabkan seseorang bisa melapor. Sedikit dia merasa khawatir, tapi tidak benar-benar khawatir. Mungkin kekhawatirannya hanya sekitar sepuluh persen sebagai bentuk simpati. Selain dari itu, bukan urusannya sebab dia tidak pernah berurusan dengan harta benda Setiawan. Toh, meski sudah dua puluh tahun lewat dia dirawat suami istri tersebut, tetap Noah pernah menjadi seorang korban dari kejahatan mereka. Di sela-sela istirahatnya, sang sekretaris mengetuk pintu dan masuk untuk melaporkan bahwa Raden menyampaikan permintaannya untuk makan malam bersama Noah. Tentu saja alasan di baliknya tidak dijelaskan. "Jika Bapak mengiyakan, Bapak bisa menghubungi Pak Raden," beritahunya sebelum keluar lagi dari ruangan. Noah dibuat menerka-nerka dan lebih berhati-hati untuk mengambil langkah selanjutnya. "Apakah dia mengajakku bertemu untuk menyombongkan diri? Kare
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen