Share

186. Akhir Ketegangan

Penulis: desafrida
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 13:33:22

Semua terjadi begitu cepat.

Jeritan panik membelah suasana yang sejak awal sudah menegang. Livy memekik histeris dari posisinya ketika melihat Jerry, yang entah bagaimana berhasil mendekat dan meraih Albern dari tangannya. Kakinya lemas.

Pergerakan Jerry mudah terprediksi. Suasana yang ramai membuatnya kesulitan menemukan jalan untuk kabur jauh.

Media pun sudah menyoroti ketegangan itu dan bagaimana kejahatan Jerry.

Mendadak Jerry mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya.

“Jangan dekati aku! Jangan ada yang dekati aku atau anak ini terluka!” teriak Jerry dengan mata liar, tubuhnya gemetar namun penuh nekat.

Semua wartawan sontak mundur. Kamera yang sebelumnya merekam dengan semangat kini bergetar, terguncang oleh ketakutan mereka sendiri. Beberapa bahkan menjerit dan menjatuhkan perlengkapan mereka.

Kay membeku dengan langakh berjaga-jaga. Pupilnya mengecil. Suaranya tercekat. Pandangannya langsung tertuju pada wajah Albern, anaknya yang menangis keras ketakutan, tubuh kecilnya te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
diaaiaia
lanjutt kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   189. Tawaran: Mengangkat Kisah Cinta

    Setelah badai panjang, Livy dan Albern akhirnya pulang ke rumah. Suasana memang belum benar-benar normal, tapi tidak ada lagi wartawan yang mengepung pagar atau sorotan kamera dari jauh. Semua perlahan mereda setelah kebenaran terungkap dan publik melihat sendiri keberanian Kay melindungi keluarganya. Juga ketulusan Livy pada Albern.Kay sendiri mengambil keputusan yang tidak biasa, yaitu dia cuti penuh. Tidak ke kantor. Tidak membuka laptop. Tidak menerima panggilan bisnis. Dunia luar bisa menunggu. Dan saat ini memang harus menunggu dunianya.Dunia kecilnya, Livy dan Albern adalah yang terpenting saat ini.Saat ini Livy rebahan di atas kasur. Albern pun di kamar mereka. Lalu Kay datang, dia ikut merebahkan diri. “Mulai sekarang, tidak akan ada lagi pihak yang berani mencoba memisahkan dan merusak hubungan kita. Kita akan terus bersama,” ucapnya.Livy menoleh padanya. Dia tersenyum dan mengangguk pelan.Kay pun tidur menyamping. Menopang kepalanya dengan lengan kirinya. Ia memperhati

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   188. Kebebasan Jenna

    Beberapa hari kemudian, setelah kondisi Livy dan Albern membaik, Kay berdiri di hadapan awak media dengan sikap tegas namun tenang. Wajahnya tidak lagi menunjukkan kemarahan yang menggelegak seperti sebelumnya. Ia tampak sudah melewati titik ledak emosinya. Yang tersisa kini hanya keyakinan dan kendali penuh atas keadaan.Di belakangnya berdiri beberapa pengacaranya dan pihak kepolisian yang sebelumnya turut membantu penyelesaikan kasus Jerry."Seperti janji saya," ujar Kay lantang di hadapan mikrofon yang diarahkan ke wajahnya, "Jenna dibebaskan. Karena saya telah berjanji. Tapi, hubungan di antara kami tidak akan pernah baik. Kami bukan keluarga. Maka saya memutuskan, demi cinta mereka dan demi memberikan kesempatan pada Jenna untuk memperbaiki hidupnya, saya tidak akan menuntutnya lagi secara hukum dan saya membebaskannya."Wartawan mulai riuh. Banyak yang tidak setuju dengan ucapan Kay. Namun dia belum selesai."Tapi tidak untuk Jerry," lanjutnya, suaranya kali ini dingin dan tak

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   187. Traumanya Livy dan Albern

    Kay tak berkata sepatah pun selama perjalanan menuju rumah sakit. Tangannya erat menggenggam jari Livy yang dingin, wajahnya pucat, pandangannya kosong menatap ke luar jendela. Di pangkuan Bibi Eden, Albern masih sesekali menangis kecil, suara sesenggukannya seolah menjadi gema dari kepedihan yang baru saja mereka alami.Sesampainya di rumah sakit, tim medis segera membawa Livy ke ruang observasi kandungan. Kay tak diizinkan masuk, membuatnya terus mondar-mandir di lorong dengan wajah gelisah. Berkali-kali ia menoleh ke arah pintu ruangan yang tertutup itu, seolah berharap detik itu juga akan terbuka dan mengabarkan hal baik.Beberapa menit kemudian, dokter keluar dengan wajah tegas namun tenang."Syukurlah, kondisi kandungannya stabil. Tidak ada pendarahan atau kontraksi yang mengarah pada keguguran. Tapi dia mengalami syok cukup berat. Sangat rentan dengan tekanan emosional. Kami sarankan dia tidak menerima tekanan apapun dalam waktu dekat. Semua yang membuatnya tenang dan nyaman, h

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   186. Akhir Ketegangan

    Semua terjadi begitu cepat.Jeritan panik membelah suasana yang sejak awal sudah menegang. Livy memekik histeris dari posisinya ketika melihat Jerry, yang entah bagaimana berhasil mendekat dan meraih Albern dari tangannya. Kakinya lemas.Pergerakan Jerry mudah terprediksi. Suasana yang ramai membuatnya kesulitan menemukan jalan untuk kabur jauh.Media pun sudah menyoroti ketegangan itu dan bagaimana kejahatan Jerry.Mendadak Jerry mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya.“Jangan dekati aku! Jangan ada yang dekati aku atau anak ini terluka!” teriak Jerry dengan mata liar, tubuhnya gemetar namun penuh nekat.Semua wartawan sontak mundur. Kamera yang sebelumnya merekam dengan semangat kini bergetar, terguncang oleh ketakutan mereka sendiri. Beberapa bahkan menjerit dan menjatuhkan perlengkapan mereka.Kay membeku dengan langakh berjaga-jaga. Pupilnya mengecil. Suaranya tercekat. Pandangannya langsung tertuju pada wajah Albern, anaknya yang menangis keras ketakutan, tubuh kecilnya te

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   185. Permainanmu Selesai

    Langkah Kay tertahan di depan pintu saat ponselnya berbunyi singkat. Ia membuka layar handphone-nya, membaca pesan yang masuk dari salah satu anak buahnya.[Tuan, kami berhasil masuk ke rumah Jenna. Di kamar belakang, kami temukan satu koper kecil penuh foto-foto lama Jerry dan Jenna. Sebagian foto itu identik dengan yang tersebar di media—hanya saja yang asli menunjukkan wajah Jenna, bukan Selina. File digital editan juga ditemukan di laptop Jenna. Kami akan kirimkan bukti lengkapnya segera.]Napas Kay tercekat. Tangannya mengepal. Ini lebih dari cukup. Ini bukti kuat yang tak bisa dibantah bahkan oleh opini publik yang sudah termakan drama. Tapi di saat yang sama, mendadak suara rintihan lirih kembali menarik perhatiannya.“Kay… tolong…” suara Jerry terdengar putus asa, merintih, “Aku… aku hanya ingin lihat anakku… aku tahu aku salah. Tapi aku sebenarnya tidak pernah mau jadi musuhmu. Aku cuma… cuma mau Albern tahu aku ada...”Wartawan yang masih ada di tempat itu mulai berbisik-bis

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   184. Menunjukkan Bukti DNA

    Pagi sudah cerah. Mereka beraktivitas seperti biasanya. Ya, tetap berusaha tenang, sarapan dengan baik dan saling perhatian. Mereka tidak ingin Albern gelisah karena hawa di sekitar kediaman mereka yang sebenarnya terasa begitu tegang dan panas.Pukul delapan tepat, beberapa mobil media sudah terparkir rapi di depan gerbang rumah. Mikrofon, kamera, dan wajah-wajah wartawan dengan ekspresi haus berita mulai memenuhi trotoar.Suara gaduh pelan terdengar, bisik-bisik tentang apa yang akan diumumkan Kay hari ini. Beberapa dari mereka bahkan sudah menyiarkan langsung melalui kanal daring. Tagar tentang Kay Andreas kembali memuncaki trending topic. Semua menagih satu hal, yaitu bukti.Di antara kerumunan itu, berdiri seseorang dengan topi hitam dan masker, berjaket lusuh seperti kru biasa. Tapi mata itu—penuh gelisah, penuh perhitungan. Dia adalah Jerry. Dia menyusup diam-diam, berdiri agak di belakang rombongan media. Tak satu pun menyadari kehadirannya. Ia tahu, Kay akan muncul hari ini.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status