Share

Mas Gagah 14.a

Aku dan Nata berjalan di pinggir danau. Menikmati embusan angin dan pemandangan asri. Di ujung sana, bendungan membentang kokoh.

Setiap kali melewati medan curam, tangan Nata sigap menggenggam tanganku. Selalu ada desir bersama jari yang tertaut. Indah serupa dipayungi berjuta warna pelangi. Pria gagah yang menunjukkan cinta dengan cara sederhana ini begitu melindungi.

“Mas. Tadi Wulan muntah-muntah. Bukankah itu semakin menunjukkan kalau dia hamil.” Aku mengangkat rok dan menaiki batu yang cukup besar. Nata mengulurkan tangannya, menarikku naik.

“Entah lah. Aku tidak pernah memikirkan dia.”

Di atas batu besar ini, Nata bertolak pinggang. Menghela napas panjang. Kelopak matanya memicing melihat ke kejauhan. Cahaya mentari sudah belok ke barat.

“Aku hanya kepikiran, siapa yang menghamilinya. Kenapa dia ngotot banget deketin kamu? Kalau dia sudah punya pacar, harusnya fokus saja sama pacarnya. Tidak perlu sengaja datang ke rumah untuk mengambil hati ibu.”

“Mungkin gak jelas siapa bapakn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status