مشاركة

Aku Mau Ikut

مؤلف: Dita SY
last update آخر تحديث: 2025-08-10 08:00:52

"Ngga usah bahas soal duda anak satu itu! Aku cemburu!" Barta mengangkat tubuhnya lalu mengungkung Sisca dan merebahkan diri di atas sang istri.

Dut! Dut! Dut!

Barta tertegun saat merasakan ada yang berkedut di bawah tubuhnya. Ia menundukkan kepala, melihat miliknya masih layu seperti terong rebus.

"Kenapa Mas?" tanya Sisca menatap bingung.

Barta menggeleng, ia pikir miliknya mulai menunjukkan sinyal-sinyal ingin berdiri, namun ternyata tidak ada.

'Mungkin milik istriku,' batinnya. Ia kembali menatap Sisca yang menunggu jawaban.

"Ngga apa-apa, By. Ayo kita tidur," ajak Barta dengan suara bisikan lembut.

Sisca mengerutkan kening, "Tidur dengan posisi kayak gini? Kamu di atas aku, terus aku sama kamu telanjang kayak bayi?"

Barta menyeringai, "Ngga apa-apa 'kan, By. Kita sama-sama menghangatkan satu sama lain. Aku dan kamu berpelukan sampai pagi, anggap aja kita lagi hemat listrik."

"Iih, apaan sih
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق
تعليقات (2)
goodnovel comment avatar
Nenamariana Mariana
lanjut ka dita......
goodnovel comment avatar
Lutfia Nasa Shopngjk
Naah ini nanti ending ny gmn kak Thor ...Siska sama si lucky ap sama si barta...haha lanjut kak Dita cerita ny seru puas dech dgn karya karya author love love dech 🫶🫶🫶 upload 2bab gitu kak masa satu aj
عرض جميع التعليقات

أحدث فصل

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Bonus Chapture 2: Brian Wiyana Putra

    "Kalian sudah punya nama untuk cucu, Mama?" tanya Inggrid pada anak dan menantunya. Setelah mendapat kabar bahwa Sisca sudah melahirkan. Inggrid, Bramanto, Agung dan Innaya datang ke rumah sakit. Mereka terlihat sangat bahagia melihat kelahiran cucu laki-laki mereka yang selama ini ditunggu-tunggu. Bahkan, Innaya tak sanggup menahan air matanya yang terus mengalir deras. Air mata bahagia. "Aku udah kasih nama, Ma," jawab Barta sambil menatap anaknya yang tampan. "Namanya siapa, Nak Barta? Emak penasaran," tanya Innaya. "Iya, Abah juga," imbuh Agung. Barta dan Sisca saling tatap. Keduanya tersenyum lebar. "Namanya Brian Wiyana Putra," jawab Barta. "Bagus. Nama yang bagus." Wajah Agung dan Innaya terlihat semringah, sangat setuju dengan nama pilihan sang menantu. Bayi di gendongan Inggrid sudah mulai risih, seperti meminta untuk dipindahkan ke atas ranjang. Inggrid sangat bahagia mendapatkan cucu dari Barta, meskipun bukan cucu pertamanya, karena kakak perempu

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Bonus Chapture 1: Cerita Malam Pertama

    Barta mendekati istrinya yang hanya menggunakan handuk menutupi tubuh polos itu. Tatapannya tak beralih sedetikpun dari posisi Sisca berdiri. "Mas, kamu kenapa?" Kening Sisca berkerut, menatap bingung melihat suaminya berkeringat di ruangan full AC. Tidak menjawab apa-apa, Barta melangkah perlahan semakin mendekati istrinya. Mata Dokter tampan itu melebar, melihat sosok cantik tanpa busana di depannya. Di bawah sana, ujung tombaknya sudah berdiri tegak, efek obat yang direkomendasikan Lucky. Obat kuat itu benar-benar bereaksi sesuai keinginan. Setelah sekian lama pusakanya mati suri, kini ia bangkit dan mengeras. "Mas, kamu kenapa?" tanya Sisca, yang belum mendapatkan jawaban dari sang suami. Barta menggeleng sambil tersenyum mesum. Ia berdiri di depan Sisca, memegang kedua lengan istrinya erat. "By," panggilnya dengan napas terengah-engah. "Iya, kenapa?" Sisca mendongak, menatap suaminya lekat. "Kamu sakit?" Ia menempelkan punggung tangan di kening sang suam

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Akhirnya~

    Ah! Suara jeritan Sisca terdengar memenuhi ruang kamar saat suaminya menekan bagian bawah tubuh ke dalam sana. Akhirnya setelah dua tahun pernikahan mereka, Barta memenuhi kebutuhan nafkah batin untuk istrinya. "Mas, ka-kamu bisa?" Sisca meringis, menahan sakit di bagian inti tubuh. Barta tersenyum. Bulir bening mengalir membasahi wajah. "Iya, By. A-akhirnya aku bisa melakukannya." Ia terisak menahan tangisan haru. Sisca tertawa bahagia. Ekspresi wajah suaminya sukses mengocok perut. "Mas, ini bukan mimpi 'kan? Ini nyata? Kamu bisa?" Barta mengangguk yakin. "Ini bukan mimpi By. Ini kenyataan. Akhirnya aku bisa merasakan ini. Ahhh!" Ia mempercepat gerakannya, membuat suara pekikan Sisca semakin kencang. "Mas, sakit," rintih Sisca. "Maaf, By. Aku tidak bisa menahannya. Maaf ya, tolong tahan sebentar. Aku keenakan, By." Barta mendesah pelan sambil mengigit bibirnya. Sisca mengangguk. "Iya, Mas. Lakukan saja. Aku udah ngga sabar mau punya anak dari kamu." Ia tersen

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Akhirnya Bangun Juga

    "Nanya apaan sih kamu, Mas." Sisca berdecak sebal. Malas menjawab pertanyaan suaminya.Padahal dia sudah sering mengatakan kalau dia merasa beruntung mendapatkan suami seorang Dokter, dan dia merasa bahagia. "Jawab, By," desak Barta dengan tatapan lebih dalam. Tangannya menggenggam jemari lentik Sisca erat-erat.Sisca menatap mata suaminya yang mulai berembun. Bulir-bulir bening terlihat menggenang di kedua pelupuk mata sang Dokter."Mau Magrib, Mas. Mending kita masuk ke rumah!" kata Sisca, mengalihkan pembicaraan suaminya. Barta menarik napas panjang. "Katakan By. Aku mau dengar jawaban jujur dari hatimu. Apa selama ini kamu bahagia menikah sama aku? Atau ngga? Beritahu alasannya!" Sisca membuang napas kasar. Menepis genggaman tangan sang suami. "Bukannya aku udah sering bilang sama kamu kalau aku bahagia hidup sama kamu, Mas! Aku beruntung bisa nikah sama kamu."Barta menundukkan kepala. "Aku tahu kamu berbohong, i

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Tolong Jawab Jujur

    Sisca mendadak canggung. Apalagi di ruang tamu rumah mertuanya, ada banyak pasang mata yang menatap. Sejak tadi ia hanya fokus berbicara dengan Alea, untuk menghindari kontak mata dengan Lucky yang terus menatap tanpa berkedip. Malah sekarang, Lucky memberi pertanyaan di depan kedua mertuanya. Tidak mungkin dia diam saja. Namun, ingin menjawab, ia takut Barta cemburu."Sisca memang suka anak-anak. Dia juga punya ponakan dan adik sepupu yang masih kecil. Iya 'kan Nak?" Inggrid mewakilkan Sisca dengan jawaban yang dia ketahui. Sisca mengangguk pelan. Ia menatap sang mertua sesaat lalu kembali fokus pada Alea. Lucky tersenyum simpul, puas mendengar jawaban itu meski bukan keluar dari mulut Sisca. "Pantas sejak bertemu dengan Alea, anak saya itu langsung suka dan dekat dengan Sisca. Biasanya anak kecil itu paling tahu mana orang yang baik dan tulus, sama yang hanya berpura-pura," ujar Lucky. Inggrid dan Wulan menganggu

  • Ketika Pernikahan Diuji (Suamiku Dokter, tapi Impoten)   Jauhi Istriku

    Setelah permintaan untuk bicara berdua, diiyakan oleh Lucky. Barta melangkah ke luar rumah mewah orang tuanya.Dokter Bedah itu menghentikan langkah kaki di halaman rumah. Berdiri dengan wajah dingin, menunggu kedatangan Lucky.Perlahan tapi pasti, Lucky mendekat lalu menghentikan langkahnya di depan Barta.Lucky tersenyum kecil, hambar, "Ada yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Dok? Tentang apa?"Kedua tangan Barta mengepal kuat-kuat di samping tubuhnya. Matanya menatap Lucky dengan sorot mata tajam.Pertanyaan dari lawan bicaranya, tak dijawab sama sekali. Namun, ekspresi wajahnya sudah menjelaskan emosi sang Dokter yang membuncah. Meski ditatap tajam seperti itu, tak membuat Lucky takut. Ia tetap menyunggingkan senyum sinis pada Barta. "Kalau tidak ada keperluan apapun. Lebih baik saya kembali berkumpul dengan orang tua kita," ucap Lucky, memutar tubuhnya.Dengan cepat, Barta memegang bahu Dokter duda itu

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status