Share

Bab 88 : Percaya

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-07-07 16:28:07

"Hah?!" Xin jian mengernyit pelan. "Apa perkataan yang tiba-tiba itu?"

Aku terdiam, kembali duduk dengan tenang. bagaimana cara menjelaskannya, ya? Akan sulit dimengerti kalau aku terang-terangan bercerita padanya tentang kehidupan masa laluku.

Lagipula yang Xin Jian tahu hanyalah, aku mungkin bisa memprediksi masa depan.

Aku menghela napas pelan. "Xin Jian, apakah kau masih ingat kalau aku mengetahui sesuatu yang mungkin akan terjadi di masa depan?" tanyaku dengan serius.

Xin Jian mengangguk. "Kau bilang aku akan mati, kan?"

"Benar sekali. Kau mengalami kekalahan dan kehilangan 850 orang prajurit wanita dari pihakmu setelah memutuskan untuk membantu perbatasan Yangzhou."

Aku menunduk sejenak, mengingat luka yang terlalu tajam untuk dilupakan, meski itu hanya bagian dari kehidupan yang pernah kujalani di waktu yang berbeda.

"Ah, tidak, mari mulai dari Kekaisaran Han yang menyerang perbatasan Yangzhou dulu. Kau dan pasukan wanitamu akan membantu garnisun Yangzhou untuk mempertahan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 96 : Gelang Pasangan

    Tapi aku menatap matanya dengan yakin. Lalu menjawab pelan."I-itu karena aku tidak ingin melihat satu pun rakyat kita mati sia-sia."Ye Qingyu terdiam. Tatapannya menajam, tidak karena amarah, tapi karena keterkejutan yang terlalu dalam untuk diungkapkan lewat kata-kata.Aku menggenggam erat kedua tanganku. Lalu mengangkat dagu sedikit."Kalau kau masih percaya padaku, Ye Qingyu …, tolong lakukan seperti yang kau rencanakan. Bicaralah pada Gubernur. Kirim orang untuk menyisir wilayah itu. Klaim tambangnya. Dan lindungi rakyat kita.""Bukan sebagai seorang panglima. Tapi sebagai seseorang yang sudah memilih untuk hidup bersamaku." Aku menatapnya dengan sungguh-sungguh. Ye Qingyu mengembuskan napas panjang, lalu mengangguk pelan. Dia mengusap pelan puncak kepalaku. "Tidak perlu aku yang pergi sendiri, Liu Yueqing bisa mewakiliku." Aku menatap tidak setuju. "Bagaimana kalau ada kejadian serupa lagi?" "Tenang saja, Liu Yueqing adalah orang yang paling kupercaya. Nyawanya bahkan sudah

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 95 : Dipalsukan

    Tanggal 31, bulan 12, tahun ke-50 Dinasti Dayu. Aku berdiri di depan gerbang kediaman setelah mendengar kabar kepulangan suamiku. Setelah menunggu dengan harap-harap cemas karena dia sama sekali tidak membalas pesanku yang meminta memeriksa perbatasan Yangzhou, akhirnya aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan menanyakannya. Kakak Kedua juga kembali dari inspeksinya kemarin, dia bilang tidak ada masalah apa pun di tempatnya bekerja hingga ia mengirimkan sejumlah pasukan ke Perbatasan Yangzhou. Aku tidak menyinggung apa pun tentang pertambangan padanya. Tidak, kupikir cukup Ye Qingyu saja yang tahu. Karena saat ini, jenderal militer garnisun Yangzhou saja bahkan tidak tahu kalau Kekaisaran Han sedang memikirkan strategi untuk merebut Yangzhou. Di sebelahku, Xin Jian berdiri diam dengan sabar. Aku sempat bercerita padanya tentang surat yang kukirim pada Ye Qingyu. Xin Jian bilang, mungkin seseorang telah menyabotase suratku, dan dia memutuskan untuk menyelidikinya sejak be

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 94 : Persiapan Menuju Tahun Baru

    Setelah mendengar cerita Xin Jian, aku mengetahui satu hal yang paling penting. Kekaisaran Han benar-benar sama sekali tidak peduli terhadap rakyat kalangan bawah. Aku harus memberitahu Ye Qingyu alasan kenapa Kekaisaran Han melakukan penyerangan di Perbatasan Yangzhou. Aku akan mengirim surat padanya dan memberitahukan semua informasi itu. Ye Qingyu melakukan inspeksi, dan hendak menyeleksi pasukannya yang akan bergabung dengan garnisun Yangzhou. Kalau kekacauan baru saja terjadi. Itu artinya, mungkin belum ada orang yang tahu bahwa alasan Kekaisaran Han menyerang bukan hanya karena permusuhan ratusan tahun. Tapi pertambangan itulah alasan utamanya. Aku segera menggiling tinta dan menuangkan cairan dafnah ke dalamnya. Lalu membentangkan kertas. "Chunhua." "Ya, Nyonya Muda." "Berapa hari merpati pos bisa tiba di Perbatasan Yangzhou?" "Jaraknya tidak terlalu jauh, paling lama dua hari, Nyonya Muda." Aku segera menulis surat. "Siapkan merpati pos dan datanglah tiga puluh meni

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 93 : Sumpah

    Aku menelan ludah, napasku tercekat, segera menggeleng kencang. Tentu saja tidak ingin. Sekarang aja aku sudah kesulitan menyembunyikan rasa maluku.Ye Qingyu tertawa. "Aku bercanda, hanya bercanda." "Kau pikir lucu bercanda seperti itu?" aku bertanya ketus. "Baiklah, aku minta maaf." Ye Qingyu tersenyum lebar. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Aku terdiam, menyumpit lauk lagi, sambil menunggu lanjutan kalimatnya. Sejenak, kami berhasil menghilangkan rasa canggung ini. "Aku mendapat surat dari Ayah. Beliau memerintahkanku untuk kembali ke barak Pasukan Kavaleri Barat. Ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan dalam jangka waktu yang lama." Aku meletakkan sumpitku di atas meja. Menatap lurus dengan datar wajah Ye Qingyu yang menyiratkan rasa bersalah."Kau …, pasti kembali sebelum perayaan tahun baru, kan?"Dia sudah berjanji akan membantuku, kan?Ye Qingyu mengangguk. "Sudah pasti." "Pekerjaan apa yang datang tiba-tiba begitu?" tanyaku. Ini adalah hal yang bisa kuketa

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 92 : Sesuatu Sudah Berubah

    Aku menahan napas, memejamkan mata, tidak bisa lagi bersikap biasa saja saat Ye Qingyu berada sedekat ini denganku. Waktu itu, waktu pertama kali melakukan 'itu' dengannya, aku seperti berada dalam keadaan mabuk. Ah, Jiang Xinxin bilang arak pernikahan memang sangat kuat dan seperti mengandung obat perangsang. Jadi aku tidak tahu apakah diriku malu atau justru agresif pada saat itu. Tapi kali ini …. Aku bahkan tidak berani menatap matanya! Bibir kami mulai bersentuhan. Ye Qingyu mendekatkan tubuhnya, hingga kami sepenuhnya saling memeluk dengan erat. Baiklah, aku rasa, aku mulai bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak pernah sekali pun keberatan saat tubuhku disentuh Ye Qingyu. Perasaan apa ini namanya? Tok! Tok!"Nyonya Muda, apakah Anda sudah tidur? Saya membawa air hangat untuk mencuci kaki." Aku membulatkan mata, segera mendorong tubuh Ye Qingyu hingga menghantam pintu. "Nyonya Muda?!" suara Chunhua di luar terdengar panik. Aku menyeka bibirku. Segera membalik badan. Ast

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 91 : Dafnah

    Begitu melihat kedatanganku, Xin Jian segera melempar pedangnya dan menghampiriku sambil merengek."Nyonya Muda ..., barusan saya dirundung oleh Tuan Muda Kedua! Anda harus menegakkan keadilan untuk saya." Xin Jian menjatuhkan lutut di depanku sambil menangis. Aku sampai mematung cukup lama untuk memahami apa yang sudah terjadi di sini. Dan Xin Jian, aku tidak tahu dia memiliki sifat yang seperti ini. Biasanya hanya terlihat seperti wanita kuat yang tidak mudah disentuh siapa pun. Tapi siapa sangka Ye Xuanqing membuatnya kesulitan sampai seperti ini. "Berdirilah, Xin Jian, apa yang kau lakukan?" Aku menepuk bahunya pelan. Ye Xuanqing mendekat sambil terkekeh pelan. "Kemampuanmu sungguh luar biasa. Kukira duel ini tidak akan berlanjut selama ini?" Xin Jian berdiri dan melotot ke arah Ye Xuanqing. "Tuan Muda tidak berhati. Saya tidak mendapatkan satu pun kesempatan untuk melancarkan serangan balasan karena Anda meneror saya dengan sebatang besi itu!" "Anda bahkan menyuruh saya un

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status