Home / Romansa / Ketika yang paling berkuasa bersama / Kemenangan dan kehancuran

Share

Kemenangan dan kehancuran

Author: Chatrin
last update Last Updated: 2024-08-03 17:52:20

Selamat membaca.

“Hadar kau harus mencabut batu aura dari Luna selagi masih ada kesempatan.”

“Kali ini Vega benar Hadar. Kita tidak punya pilihan, karena dia, bisa saja berada dalam masalah.” Sergah Igel. Ia tidak pernah mengharapkan perpisahan antara Luna dan Hadar itu sebabnya ia mencoba untuk melindungi Luna.

Memang benar kata Vega dan Igel. Keamanan Luna lebih penting tapi. “Aku akan melindunginya.”

“Hadar….”

“Kalian meremehkanku.”

“Kau menjanjikan kemenangan padanya bukan kehancuran. Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini di saat kita tidak tahu apa yang sedang terjadi antara dua dunia!” Vega tak bisa hanya diam saja, matanya memerah karena ingin menangis. Ia takut jika Luna terluka. Lututnya kini menyentuh lantai di depan Hadar, kepalanya tertunduk menghadap ke lantai. “Aku mohon Hadar, biarkan Luna sendirian.”

“Aku tidak menyakitinya Vega, mengapa kau memohon seakan aku menyakitinya? Aku mencoba membantu, menjadi pion, teman dan pelindung. Ku biarkan dia pergi ke semua tempat yang ia suka, bahkan tak berani mengangkat tangan padanya. Bagaimana itu sekarang menjadi kejahatan?”

“Vega, bahkan jika ia memutuskan untuk tetap membuat jarak. Aku akan membiarkannya, bukan karena aku ingin bersama dengannya. Tapi karena aku mencintainya tidak peduli apapun yang ia lakukan.”

Vega bisa apa jika tuannya terus bersikap lunak seperti ini. Satu yang ia tahu kalau Hadar adalah seorang ‘pembohong’ dia ingin bersama Luna tapi mengubur semuanya karena alasan perbedaan tetapi selalu ada menjadi harapan bagi Luna. “Hadar apa kau, menargetkan Luna?”

Mata Igel membulat. Ia cemas pada arah pembicaraan yang sedang Vega angkat. “V-vega aku rasa kau sudah terlalu banyak bicara.”

“Kenapa Igel. Apa kau tidak takut jika manusia favorit itu ternyata adalah target tuan yang hormati saat ini.”

Ini pemberontakan. Igel menatap takut ke arah Hadar yang kini menatap dingin Vega.

“Lalu?”

Deg!

Jawaban itu membuat Vega dan Igel terdiam. Aura ketidakpedulian yang tak hangat seperti biasanya kini terlihat sangat jelas—mereka seperti, melihat ke arah cermin masa lalu. Di saat mereka pertama kali bertemu dan bertugas bersama Hadar yang cenderung tak peduli pada kata-kata terakhir dari korbannya.

Tubuh Vega menegang begitu juga dengan Igel.

Tiba-tiba Hadar tersenyum. “Memangnya kenapa jika aku menargetkan Luna? Dia bahkan tidak menganggapku sebagai kawan.”

Memang kejam, tapi terdengar lebih kejam lagi saat Hadar mengatakan itu di saat ia berkata tentang cintanya pada Luna.

Kalau begini Vega bingung dengan perasaan sebenarnya tuannya.

“Bulannya cantik ya.” ucap Luna yang baru saja pulang setelah membeli beberapa makanan kesukaan nya. Namun berhenti di depan pintu, mendonggak ke ruang luas di angkasa dengan mata berbinar karena cahaya bulan.

Sontak semua mata kini tertuju pada Luna. “K-kau sudah kembali?” tanya Hadar.

“Em. Aku membeli banyak makanan yang sedang trend berkat kau.”

“Apa kau sudah putuskan untuk berterima kasih?”

“Terima kasih.”

Hadar mengelus kepala Luna singkat dan Luna tak terganggu akan hal itu. “Bagaimana dengan batu auranya? Aku masih berniat mencabutnya sekarang.”

“Ah. Batu, di tubuhku. Hahaha…,” Luna terlihat cemas sekarang. Hadar menggukan kepalanya. “Ba-bagaimana kalau nanti?”

Luna mengigit bibir bawahnya menatap Hadar dengan tatapan memelas lengkap dengan dua jari telunjuk yang disatukan. “Aku mohon Hadar, aku masih membutuhkan kemampuan buruk dari ba-batu auramu.”

“Sesuai keinginannya Luna.”

“Baiklah selamat tidur hahaha.”

Luna berlari dengan cepat ke kamar Hadar sementara Igel dan Vega saling tatap sebelum menyeret kaki lemas mereka mengikuti Luna.

Beberapa saat kemudian.

“Jadi selama ini kau sudah tau?” Brak! Luna terkejut. “Kau sangat aneh, sia-sia aku mengkhawatirkan mu?”

“Kekhawatiran tuanmu sudah cukup bagiku.”

“Luna!” Sebut mereka secara bersamaan.

Luna menundukan kepalanya sekarang. “Aku akan diam saja.” jawabnya. Saat suara langkah kaki mendekat, Luna dengan cepat berlari ke arah Hadar. “Tolong. Mereka berdua terlihat aneh! Mungkinkah mahkluk yang menyamar sebagai Vega dan Igel?” ucapnya sambil berbunyi di belakang Hadar.

“Berapa lama kau menyadari batu aura di tubuh mu punya kemampuan khusus?”

“Semenit yang lalu.”

“Bohong.”

“Baiklah-Baiklah. Ehem…Di malam hari saat Vega pulang setelah menggantikan ku.”

“Haruskah aku mempercayainya Luna.”

Luna yang terdiam membuat Vega dan Igel tak menyangka kalau Luna sudah mengetahui fakta yang mereka tutupi dengan sangat rapat itu. Jauh sebelum pembicaraan itu di ungkit kembali.

Jadi. ‘Siapa Luna yang sebenarnya?’ Mungkinkah ia sedang merencanakan sesuatu?

Bersambung….

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Kematian yang direngut (Tamat)

    Selamat membaca.Kain yang dibungkus asal pada tangan Luna lepas. Perlahan senyuman pada wajah Vega berubah saat melihat tiga cincin yang ada pada jari Luna yang terluka.Seperti bekas seseorang mencoba untuk melepasnya secara paksa. “Apa ini?” Vega bertanya sambil mengerutkan kedua keningnya pada Luna yang terlihat sedang menelan salivanya kasar.“Tunggu itu…”Igel mendekat, dia mengamati cincin yang coba Luna sembunyikan.“Ini bukan apa-apa. Igel, lepaskan tanganku.”“Kau menyakiti Lunaku.” Hadar berucap sambil mencengkram pergelangan tangan Igel. Ia menatap Igel seperti ingin membunuhnya saat ini juga.Hadar tahu kalau mereka sangat penasaran tapi itu membebani Luna. Dan Hadar tidak menyukainya.Igel yang takut menarik tangannya dari Luna. “Maafkan aku.”“Tidak apa-apa…” ucapan Hadar berhenti saat mata tajam itu menatap ke arah cincin yang ada di tangan Luna. “Boleh ku lepaskan?” tanya Hadar.Dengan cepat Luna menggelengkan kepalanya. Dan itu membuat reaksi yang lainnya terlihat sa

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Bukti waktu membencinya

    Selamat membaca.Menyadari adanya masalah. Luna buru-buru menutupi cincin yang ada pada jarinya dengan selimut agar Hadar tak mengetahuinya.Setelah hari yang panjang, Luna hampir kesulitan untuk melanjutkan tidurnya namun karena kelelahan. Dia tertidur dengan sendirinya, untungnya Hadar tak tidur dengannya semalam. Dan hanya berjaga sebentar saja.“Huh! Syukurlah.” Luna sangat bersyukur.Dia menatap ke arah jam kuno yang terpasang dekat pintu masuk kamar, sebelum melempar selimut dan bergegas ke kamar mandi.Di kamar mandi.“Sttt!” Luna merintih sakit.Darah perlahan menetes dari pergelangan tangannya. Karena ia tak berhati-hati dalam melangkah. Itu menjadi masalah besar bagi Luna. “Sial! Apa yang harus ku lakukan?” Panik. Luna memikirkan sebuah ide untuk menutupi pergelangan tangannya yang terkilir dan sedikit terluka.Buru-buru ia membuka lemari dan merobek beberapa pakaian guna membuat sarung tangan yang tidak akan dicurigai oleh mereka semua nantinya.“Menyebalkan.”“Apanya yang

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Terdampar di tempat yang salah?

    selamat membaca.Kehadiran bangsa Mimosa tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagi orang baru seperti Lerna—dia berpikir kalau kekuatan yang dikumpulkan oleh Hadar melebihi bantu sandungan juga pilar terkuat yang pernah diciptakan.Dalam hal ini. Mata Lerna tertuju pada Luna, satu-satunya orang yang mungkin menjadi dalang dalam semua ini.Kini ia bisa sedikit percaya pada semua yang ia lihat kala itu.Bangsa Mimosa muncul namun Hadar melihat pemimpin mereka. “Dimana…”“Maaf. Kami sedang berduka.”Mendengar itu Hadar tak bertanya lebih karena ia pasti sudah mengetahui dan membuat rencana untuk kelangsungan hidup bangsa mereka.Tetapi Hadar cukup senang karena mereka tetap datang seperti yang telah dikatakan sebelumnya. “Kami akan membantu mendapatkan Val. Sebagai gantinya, temukan orang-orang yang memegang pengawasan atas hutan ini.”Bangsa Mimosa yang bisa berubah wujud jelas bisa membantu untuk mengintai tanpa ada tahu.Mereka setuju. Dan kelihatannya Luna cukup senang akan bantua

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Dua Hydra

    Selamat membaca.Saat hari semakin malam. Diantara pohon-pohon, seorang pria melesat dengan sangat cepat ke area Villa. Di dekat pegunungan dia berhenti.“Aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini.”Setelahnya dia kembali pergi.Luna menganggukan kepalanya sekali penuh hormat sebelum ia tersenyum pada Lerna yang terlihat sangat sedih, ketika melihat punggung Antares menjauh darinya.Tapi ini adalah pilihannya. Antares memilih untuk mengikuti perintah raja dan ratu dan Lerna memutuskan untuk mengikuti Luna. Karena ia tak ingin berakhir mengenaskan.Memang pada awalnya Lerna tak percaya pada Luna bahkan sejak awal mereka bertemu, Lerna tak begitu peduli tapi saat Luna memainkan perannya dia tidak ingin mengambil pilihan yang salah lagi.Kehadiran Luna pada perbatasan perlindungan membuat Igel memberi izin untuk melepas sebagian kekuatan.Sambil bergandengan tangan Luna membawa Lerna bersama dengannya. Dengan malu Lerna meraih tangan Luna.***Beberapa menit setelah Lerna bergabung.

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Tak pernah berhenti

    Selamat membaca.6 jam kemudian. Luna berbaring di atas tempat tidur, dia tidak pernah merasa sesakit dan selemah ini sebelumnya.Pipinya terus merona dan otaknya sepertinya sudah sangat kacau.Andro dan Horna, Igel menemani Luna, Clara membantu Luna minum dan Vega serta Ella menjaga pintu agar tetap tertutup.“Tulang mu patah, ku rasa kalian sudah bermain tanpa menggunakan otak dan kesadaran kalian.”“Ini berlebihan.” Clara meneguk salivanya kasar, dia berujar sambil menatap paha Luna. Sebelum tatapannya tertuju pada Igel. “Aku takut.”“Aku tak akan mematahkan tubuh mu, aku bukan Hadar.”Sementara mereka sangat serius, Luna malah tertawa dan itu membuat Vega dan Ella naik darah karena Luna terlalu bebas membiarkan Hadar. Mereka sangat lah marah. “Kami tahu emosi kalian sedang baik-baik saja tapi perhatikan tubuhmu.”Em. Sebenarnya Luna sudah meminta untuk berhenti pada Hadar, tapi Hadar tak membiarkannya berhenti dan akhirnya enam jam itu menjadi maut. Luna harus bersyukur karena ha

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Langit yang merindukan sentuhan!

    Selamat membaca.Ini adalah suatu keuntungan bagi Luna, karena Hadar selalu menuruti dan mengikuti apa yang ia mau.Dia cukup senang sekarang, sebuah senyuman manis merekah di sudut kedua bibirnya.Luna segera meraih gagang pintu jendela, akan tetapi senyumnya tiba-tiba saja menghilang saat ia merasakan tangan Hadar yang sedang melingkar pada pinggang rampingnya.Mendapati hal itu. Luna menoleh sedikit ke arah Hadar yang malah semakin memeluknya dengan erat. Dalam hati Luna berujar, “habis lah aku!” Sesalnya kemudian.Dia mencoba untuk tetap tenang. “Hadar?”“Hm?”“Apa kau sedang mencoba untuk menahanku?”“Tidak.”Jawaban yang masuk akal tapi. APA MAKSUDNYA INI?! Luna menghela nafasnya kasar dan Hadar juga mengikuti apa yang Luna lakukan. “Aku tidak boleh?” tanya Luna setengah memelas. Tahu kalau Hadar pada akhirnya tidak setuju dan hanya memancingnya untuk menggali kebenaran tanpa bertanya sedikit pun.Maaf kan dia Val. Dia terlalu percaya diri, meski saat ini Luna pasti akan berada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status