Sebelum akhir pekan Kenzo sudah bolak balik Jakarta-Bandung untuk menyiapkan acara tujuh bulanan Amirah.
"Terima kasih banyak Nak Kenzo sudah membantu menyiapkan semua. Bahkan Nak Kenzo harus bolak balik Jakarta-Bandung demi menyiapkan acara ini."
"Saya sangat senang, Abah. Bisa ikut andil dalam mensukseskan acara ini, lagian minggu-minggu ini jadwal saya banyak yang kosong, mama dan tante Ambar juga sudah menyerahkan semua urusan ini pada saya." Abah tersenyum mendengar penuturan Kenzo.
"Nak Kenzo bisa kita bicara di sana," ucap Abah Syaifuddin sambil menunjuk bangku panjang di halaman rumah, di bawah pohon mangga.
"Iya, mari, Abah!"
"Nak Kenzo, sebelumnya Abah minta maaf, Abah lancang menanyakan ini pada Nak Kenzo."
"Maaf maksud Abah apa ya? Abah tidak perlu minta maaf, Abah mau bertanya apa?"
"Sebelumnya bagaimana perasaan Nak Kenzo pada putri saya Amirah," tanya Abah sambil melihat wajah Kenzo. Memastikan bagaimana r
***Cinta sejati itu selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana, sesederhana cinta ini padanya. Yang tak akan pudar dimakan waktu. Kesetiaan yang tak menuntut apapun. Ketulusan untuk memberi tanpa harus meminta. Melakukan apapun tanpa mengharapkan imbalan dan keindahan yang selalu apa adanya.***Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun jalan tol terlihat lenggang. Namun dirinya tidak mau terburu-buru dalam berkendara. Dirinya masih ingin meresapi apa yang dikatakan abah Syaifuddin padanya. Lega!! itulah yang dirasakan Kenzo saat ini. Dirinya begitu lega rasanya seperti terbebas dari tumpukan balok es yang sudah menindih dadanya dan membuatnya sesak. Perasaan tidak enak hati pada abah karena menyimpan perasaan pada Amirah kini sudah terbebaskan.Senyum Kenzo semakin mengembang saat abah bilang merestui hubungan mereka, namun setelah itu senyum itu sedikit redup
Kumemilih ketulusan untuk merangkulmu. Kumemilih kesetiaan untuk mencintaimu. Kumemilih pengorbanan untuk merasakan sakitmu. Agar kebahagiaan tak kan pernah lari lagi darimu. Kumemilih hatimu dengan pasti. Kesungguhanku yang akan membuktikan semua itu. Agar keabadian tak pernah pergi darimu. Akan terus kukepakkan sayap cinta untukmu, membawamu meninggi dan terus mengibas sampai akhirnya sampai pada tujuan kebahagiaan hakiki. Senyummu yang tak pernah pudar di wajah cantikmu.(Kenzo - Ketulusan Hati Amirah)***Amirah dan abah Syaifuddin juga ummi Rianti menyambut kedatangan mereka dengan senyum tulus yang mengembang di wajah mereka."Siapa ini, Bu Ambar, Bu Vika? Sebelumnya saya belum pernah melihat mereka?" tanya abah sambil menunjuk dengan jempolnya ke arah Amran dan Revi."Perkenalkan ini anak angkat saya, Abah. Namanya Amran, kakaknya Kenzo, dan ini istrinya Revi," ucap Vika memperkenalkan Amran dan Revi."Assalamualaikum, Abah. Saya Amra
*** Cinta adalah pengorbanan, karena untuk mendapatkan cinta, rinai ujian harus dihadapi dengan tangguh dan sabar. Semua itu tak semata agar pada saatnya nanti kebahagiaan menanti diakhir keikhlasan. *** Kenzo dan Amran melangkahkan kaki mereka masuk kedalam rumah Amirah. Kenzo menghampiri sang mama dan tante Ambar yang duduk selonjoran disamping Revi. "Kenapa ma, tan, capek ya?" "Nggak capek," ucap keduanya serentak. "Tante dan mamamu hanya menikmati semilir angin yang sejuk disore hari ini," ucap tante Ambar jujur. Memang mereka sedang menikmati hembusan angin dari pintu samping yang sejuk banget karena ada hamparan kebun abah yang tertata rapi. Kenzo melihat kearah pintu kamar Amirah yang tertutup. "Amirah sedang apa ya didalam? kenapa hati ini sangat merinduka
***Suara adzan shubuh berkumandang.setelah mengerjakan sholat shubuh berjamaah mereka kembali melakukan aktivitasnya. Mereka semua sibuk menyiapkan persiapan acara hari ini.Pukul 07.30. Berbagai hidangan makanan, bermacam buah-buahan dan beraneka macam minuman tersedia disana. Semua sudah siap untuk acara ini. Tikar sudah digelar untuk tamu undangan pengajian yang akan dihadiri kurang lebih 200 anak yatim dari panti asuhan Vika dan selebihnya anak yatim yang ada didaerah tempat tinggal Amirah juga kaum dhu'afa.Amirah sangat bahagia hari ini. Kini dirinya memakai gamis putih senada dengan kerudungnya, gamis yang dibelikan Ambar untuknya ternyata sama dengan Ambar maupun Vika juga ummi Rianti dan uwak Anisah serta kak Revi. Ternyata mereka berenam sarimbitan. Sedangkan Niken dengan gamis kecil yang lucu dan membuatnya semakin gemes.Dari arah pintu samping sosok dua laki-laki tampa
***Ummi dan Abah segera meminta Amirah untuk memberikan ASI Pertamanya pada bayi mungil itu. Amirah menerimanya dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya."Ummi, sedikit geli Umm," ucap Amirah saat pertama kali sang bayi menggapai putingnya."Mungkin belum terbiasa, nanti kalau terbiasa teteh nggak akan merasa geli, kok."Setelah memberikan bayi mungil itu pada Amirah. Abah berusaha menelpon Ambar untuk mengabarkan kalau puterinya sudah melahirkan dengan selamat.Detik berikutnya Ambar mengangkat telpon dari Abah.[Assalamualaikum, iya Abah ada apa?][Wa'alaikumussalam, ini cuma mau ngabarin bu Ambar kalau Amirah sudah melahirkan][Alhamdulillah ya Allah, bagaimana keadaannya sekarang? Amirah juga bayinya?][Alhamdulillah, semuanya sehat]
Hari ini ini Amirah menghadiri persidangan terakhir. Sidang putusan yang akan mengubah statusnya, memberi dirinya status baru di mata masyarakat dan negara, "janda"Amirah sedikit nervous. Namun, abah selalu memberinya semangat. Saat ini Amirah sedang ditemani abah dan pengacaranya, sedangkan ummi di rumah menjaga Rayyan. Tanpa Amirah dan abah duga Ambar, Vika, dan Kenzo datang ikut memberi dukungan pada Amirah. Mereka bertiga memberikan senyum tulus mereka pada Amirah yang dibalas Amirah dengan senyuman."Terima kasih Mama, Tante Vika, dan Kak Kenzo sudah mau datang.""Iya, Sayang. Kamu harus semangat kami selalu ada untukmu," ucap Ambar sambil mengusap-usap bahu Amirah.Tidak berapa lama, Abizar datang bersama Amanda dan juga pengacaranya. Ambar melihat kedatangan mereka. Ambar diam saja pura-pura acuh. Abizar melihat Ambar, ingin rasanya ia menghampiri sang mama. Namun, tidak ia lakukan. Kenzo melihat Abizar, ia tersenyum pada sahabatnya itu, tapi Abiz
Di saat rindu semakin dalam bila tidak menyapa.Cinta yang membuncah dalam diam.Inginku teriakkan namamu dalam jeratan qolbuku. Namun, aku hanya bisa menyebutmu disujudku, dalam untaian doa di sepertiga malam. Berharap pada Robb. Engkaulah yang akan menjadi pendampingku, menyempurnakan kekuranganku bersamamu menuju surgaNya kelak. Bila memang dirimu adalah jodoh untukku, semesta akan mendekatkan, sekalipun saat ini saling berjauhan, meskipun harus menunggu lama dirimu tuk mengejar cita-citamu. Aku akan tetap menunggu karena aku percaya bahwa Allah tidak akan mengkhianati usahaku dalam memperbaiki diri dan menjaga hati.(Kenzo Alaudin Adinata)***Kenzo sangat bahagia melihat Amirah bahagia menerima formulir pendaftaran mahasiswa baru fakultas kedokteran."Ta-tapi, Kak. Kalau aku mau mendaftar kuliah sekarang, bagaimana dengan Rayyan? Aku tidak mau Rayyan minum sufor. Aku ingin Rayyan minum ASIku sampai dia umur dua tahun," ucap Amirah sedih
Mereka semua masih berembuk membahas pernikahan Kenzo dan Amirah. Membicarakan semua yang dibutuhkan nantinya. Mulai dari menentukan hari pernikahan, mahar, souvenir, undangan, baju pernikahan, seragam, konsep yang diusung dan semua yang berhuhungan dengan pernikahan itu.Setelah rembukan untuk persiapan pernikahan selesai. Kenzo dan keluarganya pamit pulang.Kenzo merasa lega, semua yang dirinya harapkan berjalan lancar, tunggu satu bulan lagi menuju pelaminan."Alhamdulillah, Allah sudah memuluskan jalanku untuk segera menghalalkan Amirah," batin Kenzo***satu minggu berlalu, sesuai janji Kenzo kembali lagi ke Bandung untuk menjemput Amirah sekeluarga.Sampai di rumah sudah ada Aisyah yang sedang berbincang dengan teman-temannya di halaman rumah. Mobil Kenzo berhenti di halaman itu, Aisyah dan teman-temannya lansung heboh ketika Kenzo turun dari mobil menyapa Aisyah.Amirah mendengar kehebohan sang adik segera keluar dari rumah.