Pagi ini setelah sarapan pagi Ambar mengajak kedua orang tua Amirah kembali ke rumah sakit, kedua orang tua Amirah sangat senang bisa melihat Amirah kembali. Sampai di rumah sakit Ambar segera mencari keberadaan sang putra, tetapi Ambar tidak menemukannya, ia malu dan kecewa pada Abi. Merasa tidak enak pada kedua orang tua Amirah.
"Anak itu keterlaluan sekali disuruh jaga semalam saja, tidak mau malah sekarang menghilang," batin Ambar.
Melihat kegelisahan Ambar, Rianti dan Syaifuddin mulai menenangkan sang besan.
Sedangkan Abizar yang ada di hotel, ia baru saja bangun, karena tidur hampir jam 03.00 pagi membuat ia kesiangan. Melihat jam rolex yang ada di tangannya, begitu terkejutnya. Ia langsung berlari menuju kamar mandi, setelahnya ia bergegas ke rumah sakit tempat Amirah dirawat, kalau tidak mamanya bisa marah besar. Membuka pintu ruangan sudah ada sang mama dan kedua mertuanya. Sang mama menatap horror, Abizar tahu kesalahannya semakin menumpuk pada s
Dalam hidup, kamu akan menemukan sesuatu yang mengecewakan. Dari situ kamu bisa belajar bagaimana mendewasakan diri dan bersikap lebih bijak.(Kenzo – Ketulusan Hati Amirah)***Setelah pembicaraan itu kedua orang tua Amirah hanya diam. Ada raut wajah yang teramat kecewa di muka keduanya. Ambar berusaha memecahkan keheningan di ruangan itu, mencoba mengajak berbicara serta menawarkan makanan untuk kedua orang tua Amirah, yang hanya diangguki dan dibalas dengan senyuman keduanya. Ambar sudah mengatakan berkali-kali maaf pada kedua orang tua Amirah, dan bercerita kepada keduanya kalau ia tidak tau apa-apa. Kedua orang tua Amirah memaklumi itu. Mereka mencoba menerima takdir sang putri berusaha tidak marah, bahkan memaafkan apa yang telah terjadi. Ambar sangat malu, kecewa, sakit hati kepada anak semata wayangnya. Bahkan setelah keputusan yang diberikan abah kemarin Abizar tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.Kenzo masuk ruangan itu setelah
Belajar untuk mengendalikan kemarahan, meskipun diri punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti diri dapat berlaku sesuka hati, tanpa memikirkan perasaan orang lain. Marahnya orang bijak dengan cara yang santun yang akan menciptakan situasi lebih baik. Hati boleh panas tetapi lidah tetap dingin, agar tidak melukai perasaan orang lain.***Kenzo dan abah Syaifuddin masuk ruangan rawat inap Amirah, mengucapkan salam pada tiga wanita yang terlihat bahagia, karena Amirah sudah bangun dari komanya."Abah ...," lirih Amirah mencoba menormalkan tubuh. Tubuh Amirah sedikit kaku karena satu bulan tidak digerakkan sama sekali akibat koma."Alhamdulillah, kamu sudah bangun, Teh," ucap abah sambil mengelus kepala Amirah yang sudah menggunakan hijab instannya."Alhamdulillah, Abah. Allah masih memberikan Amirah kesempatan hidup." Amirah melirik Kenzo yang berada tidak jauh dari sang abah, Kenzo tersenyum hangat padanya, sekilas tatapan mereka beradu. Namun
Kesulitan harus dirasakan terlebih dulu, sebelum kebahagiaan yang sempurna datang. Melabuhkan cinta pada orang yang tepat yang menjaga hati dan menerima semua pengorbanan, yang tulus memberi tanpa mengharap, yang rela berkorban meskipun terabaikan, yang menjunjung kepercayaan dan ketulusan, yang tidak akan pernah tergantikan, walaupun berusaha tuk memisahkan.(Amirah Najwa Syaifuddin)Amirah, Kenzo dan kedua orang tuanya melangkah keluar dari rumah Ambar, mereka segera masuk ke mobil Kenzo, Abah duduk di sebelah Kenzo yang sudah siap di balik kemudi, sedangkan Amirah dan Ummi Rianti duduk di bangku penumpang. Sesekali Amirah melihat keakraban sang abah dengan dokter Kenzo. Kenzo selalu bisa mencairkan suasana dengan banyolan-banyolannya yang ditimpali Abah dengan banyolannya juga. Amirah tidak menyangka di wajah seriusnya Kenzo, dokter muda itu juga humoris. Sesekali Abah dan Kenzo tertawa nyaring membuat Ummi dan Amirah tersenyum melihat dua laki-laki tampan beda usia
Jangan pernah lelah dengan apa yang diri semogakan. Yakinlah bahwa suatu hari nanti pasti akan dikabulkan. Karena, langit telah menjadi saksi bahwa Allah mendengar setiap doa-doa baik yang dipanjatkan padaNya.(Kenzo – Ketulusan Hati Amirah)***Setelah salat Asar berjamaah, Kenzo pamit pulang kepada Abah dan Ummi. Mereka sebenarnya melarang Kenzo untuk pulang hari ini, tapi Kenzo bersikeras untuk tetap pulang, selain Kenzo harus menjaga hati, ia tidak mau terlalu larut dalam pesona Amirah yang membuat ia bingung harus menempatkan diri."Astagfirullah ... Astagfirullah ... kenapa perasaan ini tidak sinkron dengan perilakuku? Aku ingin pulang supaya bisa menenangkan pikiran supaya tidak terlalu jatuh pada rasa cinta ini pada Amirah. Tetapi hatiku rasanya sulit menerima kalau aku akan jauh dari Amirah," batin Kenzo bergejolak.Kenzo gelisah antara pulang atau tidak, sesekali melihat pintu kamar Amirah yang tertutup. Gerak gerik Kenzo tidak lupu
Kini kenzo sudah sampai di rumah. Rasa capek sudah menjalar di tubuh. Sejak pagi sampai malam ia full beraktivitas. Bahkan untuk mandi ia tidak sempat. Tadi abah Syaifuddin sempat menawarkan untuk mandi, tapi ia menolak, hanya karena merasa canggung. Apalagi kamar mandi yang ada di rumah Amirah hanya satu, itu pun tidak ada di dalam kamar tidur. Bukannya ia sombong. Namun, hal itu membuatnya malu untuk menempatkan diri, apalagi saat itu ada ummi yang sedang sibuk di dapur.Tiba-tiba perutnya sudah keroncongan ingin segera diisi. Kenzo melangkahkan kaki menuju meja makan, di sana sudah ada Bik Ijah yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.Memang Kenzo sering telat untuk makan malam di rumah, tapi tetap saja ia meminta Bik Ijah untuk tetap memasak, karena meskipun ia pulang larut. Kenzo selalu menyempatkan makan makanan yang dimasak bik Ijah.Melihat sang tuan muda sudah pulang Bik Ijah menyapa dan segera menghidangkan makanan di meja maka
Akhir bulan ini Kenzo berada di bandara untuk menjemput kedua orang tuanya. Ia sangat merindukan mereka. Selang beberapa saat menunggu, akhirnya ia bertemu kedua orang tuanya. Ia segera menyapa keduanya. Vika yang sangat merindukan sang putra langsung memeluknya dan menciumi pipi sang putra, dirinya tidak peduli berpasang mata melihat ke arah mereka. Tante cantik sedang menciumi berondong tampan mungkin itu pemikiran mereka. Padahal di sebelahnya ada pria paruh baya yang tak kalah tampannya dengan sang putra yang hanya tersenyum nyengir melihat kelakuan sang istri, bahkan Devan tidak bisa menolak maupun membantah apa yang dikatakan dan diingini sang istri. Kenzo sedikit risih dan malu saat tersadar banyak pasang mata yang melihat horor.Kenzo segera menyeret koper sang mama sedangkan Devan menarik kopernya sendiri."Sayang, kata Amran kamu sedang dekat sama seorang cewek ya?" tanya mamanya saat mobil sudah melaju. Kenzo belum mau menceritakannya pada orang tuanya, tapi
Setelah Kenzo menceritakan semua tentang Amirah. Vika masih kepikiran dengan sang sahabat bagaimana kondisi Ambar? Bagaimana keadaanya? Betapa kecewa dan malunya Ambar pada keluarga Amirah. Vika sangat tahu Ambar sebelas dua belas dengannya tidak pernah tega melihat orang tersakiti, terdzolimi atau pun menderita di depan mata mereka. Vika dan Ambar akan membantu orang-orang yang kesusahan meskipun tanpa diminta.Tiba di rumah Ambar, Vika segera menekan bel. Tidak lama Bik Na membukakan pintu. Bik Na terlihat heboh saat mengetahui Vika yang menjadi tamu.Seketika Ambar menoleh ke arah bik Na yang di sampingnya sudah ada Vika berdiri sambil tersenyum. Ambar lalu berdiri dan memeluk sang sahabat yang sudah satu tahun tidak bertemu. Setelah melepas kerinduan Ambar menceritakan masalahnya pada sang sahabat.Ambar mulai bercerita dengan berurai air mata, membuat Vika tidak tega melihat Ambar menangis pilu, Vika pun ikut meneteskan air mata.Ambar mencerit
Sebelum akhir pekan Kenzo sudah bolak balik Jakarta-Bandung untuk menyiapkan acara tujuh bulanan Amirah."Terima kasih banyak Nak Kenzo sudah membantu menyiapkan semua. Bahkan Nak Kenzo harus bolak balik Jakarta-Bandung demi menyiapkan acara ini.""Saya sangat senang, Abah. Bisa ikut andil dalam mensukseskan acara ini, lagian minggu-minggu ini jadwal saya banyak yang kosong, mama dan tante Ambar juga sudah menyerahkan semua urusan ini pada saya." Abah tersenyum mendengar penuturan Kenzo."Nak Kenzo bisa kita bicara di sana," ucap Abah Syaifuddin sambil menunjuk bangku panjang di halaman rumah, di bawah pohon mangga."Iya, mari, Abah!""Nak Kenzo, sebelumnya Abah minta maaf, Abah lancang menanyakan ini pada Nak Kenzo.""Maaf maksud Abah apa ya? Abah tidak perlu minta maaf, Abah mau bertanya apa?""Sebelumnya bagaimana perasaan Nak Kenzo pada putri saya Amirah," tanya Abah sambil melihat wajah Kenzo. Memastikan bagaimana r