Share

7. memasang CCTV

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-12-01 07:40:27

Sepanjang malam, aku tidak bicara sama sekali dengan mas Fahri, kumasak sosis pesanannya lalu kutinggalkan dia ke lantai 2. Hatiku dongkol dan dipenuhi banyak pertanyaan mengapa dia sampai berbuat senekat Itu.

Pada akhirnya, saat keadaan mendesak dia mengaku membunuh hewan tidak bersalah itu.

Demi apa? Apa melenyapkannya akan membuat keadaan jadi aman dan aku tidak akan curiga. Justru dengan membunuh burung itu, aku semakin yakin bahwa dia memang punya rahasia terkelam di dalam rumah ini.

Aku hendak mencari cara di dalam kepalaku agar bisa mengungkap segalanya dengan tegas, aku tidak mau jadi istri yang terus dibodohi dan hanya percaya pada dusta suamiku.

Terakhir kali burung itu berkicau dan bersaksi kalau dia melihat seseorang buka baju. Siapa yang buka baju? Dan siapa yang lancang melakukan itu di dalam rumahku? Jika seseorang jelas dilihat oleh burung itu, artinya, mereka melakukannya di sekitar taman samping atau ruang keluarga.

Siapa yang akan buka baju di sana dan kenapa?

Pertanyaan besar itu membuatku gila. Aku tertekan berhati hari. Demi Allah, aku harus mengulik satu persatu rahasia dalam rumahku secara perlahan. Aku harus mencari tahu tentang pembantuku dan apa saja kegiatan suamiku di rumah ini jika aku sedang tidak ada.

*

Aku ke kamar anakku dan kebetulan kudapati dia sedang mengerjakan pr-nya.

"Malam sayang," ujarku pada Davin, anak berkulit putih dengan rambut lurus yang punya banyak prestasi bela diri dan olahraga itu tersenyum melihatku.

"Ada apa Ma?"

"Kamu kan pulang lebih cepat dari Mama setiap hari. apa kau pernah melihat sesuatu yang mencurigakan?"

"Tentang siapa, Ma?"

"Fani dan Papa."

"Apa maksudnya mama mengaitkan antara pembantu dan Papa? Davin gak melihat apapun, Ma."

"Apa mereka tidak pernah bicara dan tertawa-tawa berdua, atau Papa nampak selalu memanggilnya?"

"Kenapa Papa akan melakukan itu pada asisten? Tidak Ma, kami bersama dengan adikku sementara Papa selalu sibuk di ruang kerja atau membersihkan filter kolam koi."

"Oh, baiklah," jawabku.

Dalam hati aku menyesal telah bertanya pada putraku karena itu menimbulkan kecurigaan dan keresahan tersendiri untuk dirinya.

"Ya sudah kamu lanjutkan saja pr-mu, maaf karena mama sudah mengganggu."

"Apa mama pikir kalau Papa dan pembantu pacaran?

"Ah, tidak, itu tidak mungkin."

"Baguslah," jawab anakku mengangguk.

Meski dia masih muda, tapi sensitifitas dan peka perasaannya tidak bisa kuabaikan, dia langsung tidak senang begitu aku mempertanyakan sesuatu tentang ayah kesayangannya itu.

Ah, ini bukan solusi terbaik.

**

Esok hari.

"Bangunlah. Apa kau tidak akan pergi ke kantor?" tanya suamiku.

"Aku tidak enak badan, jadi aku izin." Aku menjawab tanpa bergerak dari bawah selimut sedikitpun.

"Apa kau baik baik saja?" Dia berusaha mendekat dan menyentuhku tapi aku menghindar.

"Pergilah."

"Aku merasa aneh saat untuk pertama kalinya istri tidak menyiapkan kopi."

"Ada Fani di bawah."

"Gadis itu tidak pernah menyiapkan kopi untukku."

"Maka buat itu jadi pernah."

"Ya ampun, Apa kau PMS, hingga kau sensi sekali."

"Kurasa begitu, jadi pergilah."

"Baiklah," jawabnya sambil mendengkus.

*

Setelah 15 menit meringkuk dibawa selimut dan mendengar dengan pasti bahwa mobil suamiku sudah pergi aku langsung menyibak benda itu dari tubuhku dan melompat dari tempat tidur. Aku memastikan bahwa pria itu sudah benar-benar pergi dari rumah.

"Fani!" Aku memanggilnya.

"Ada apa Ibu?"

"Eh, ini ada beberapa daftar belanjaan yang harus kau beli ke supermarket, tolong pergilah. Dan ajak Erwin juga, belikan dia camilan."

"Iya, Bu."

"Terus mampir ke rumah Ibuku dan minta beliau untuk mengirimkan sambal buatannya."

"Baik ibu, tapi apakah Ibu bersedia menunggu lama kalau saya kembalinya terlambat."

"Tidak masalah, pergilah," jawabku " aku sedang sakit dan ingin makan masakan ibuku, jadi tolong pergi ambilkan, juga ada kelebihan uang di sana Jadi kau dan Erwin bisa beli ayam goreng."

"Siap Bu, terima kasih Bu." Gadis itu tersenyum menerima uang pemberian dariku. Dia nampak bersemangat dan segera mengajak Erwin untuk ganti baju.

*

Hal pertama yang kulakukan saat Gadis itu pergi adalah, menghubungi teknisi CCTV dan meminta mereka untuk segera datang lalu memasangnya secepat mungkin. Aku memesan beberapa buah kamera untuk dipasang di berbagai titik. Jika nanti, dalam perjalanan waktu, aku menemukan sesuatu yang janggal, maka aku tidak akan segan-segan untuk segera memecat Fani dan memberi pelajaran kepada Mas Fahri.

Usai menghubungi petugas teknisi, aku pergi ke kamar gadis itu. Pergi memeriksa barang-barang pribadi dan apa yang dia sembunyikan di dalam lemari.

Aku memeriksa ke bawah kasur dan bantalnya di mana aku menemukan beberapa jumlah uang. Aku tidak heran dengan itu, karena mungkin dia menyembunyikan gajinya di sana. Aku memeriksa lemarinya dan mendapati beberapa lembar pakaian serta kosmetik. Ada headphone dan memori card juga, serta sepatu baru miliknya.

Tapi ada yang kemudian membuatku terkejut karena dibawa tumpukan pakaiannya aku melihat ada baju yang cukup menarik perhatian. Baju sutra dengan renda yang halus, nampak mahal. Saat kugeser benda itu dari tumpukannya, aku terkejut, kubuka dan kuperhatikan dengan seksama, ternyata itu adalah baju tidur seksi bermerek. Aku tahu berapa harga baju itu, kalau dihitung dengan gajinya, itu bisa menghabiskan lebih dari setengah gaji.

Kenapa seorang gadis muda yang belum menikah membeli sebuah lingerie, Apakah dia punya pasangan yang akan dia senangkan di malam hari. Sebenarnya manusiawi dia membelinya jika itu untuk tidur dan dia berhak melakukannya. Tapi, itu berlawanan dengan sifat dan pembawaannya sehari-hari yang sangat tertutup dan pemalu. Apakah, pembantuku aslinya adalah wanita yang bi*al dan nakal??

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sartika Momintan
cukup bagus
goodnovel comment avatar
Zulfina Wijaya Tanjung
sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   74

    Di dunia ini hukum alam selalu berjalan, ada pertemuan dan perpisahan, ada pernikahan dan penyatuan lalu ada kematian yang memisahkan atau perpisahan dengan cerai hidup. Dinamika kehidupan terus berputar dan berulang-ulang seperti pola alam yang teratur. Sebagai wanita yang normal, seorang wanita dewasa yang punya dua anak, aku sadar betul bahwa aku tidak bisa hidup sendirian terus-menerus. Mungkin aku butuh pendamping dan teman untuk menemani di saat sakit dan sedih atau jadi penghibur kesepianku di hari tua nanti. Kuputuskan untuk menerima lamaran, bukan karena aji mumpung atau ingin pamer pada mantan suamiku kalau aku juga bisa menikah, ini sebagai bentuk realistisnya diri ini pada kenyataan hidup. Lagipula ada pria baik baik yang mau meminang diri ini, mau menyayangi dan melindungi anak-anak serta bertanggung jawab, maka aku tak akan menolak jodoh pemberian Tuhan.**"Cantik sekali anak Ibu," ucap ibu saat beliau mendekat ke arah kaca rias dan memandang pantulan diri ini y

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   73

    Di dunia ini hukum alam selalu berjalan, ada pertemuan dan perpisahan, ada pernikahan dan penyatuan lalu ada kematian yang memisahkan atau perpisahan dengan cerai hidup. Dinamika kehidupan terus berputar dan berulang-ulang seperti pola alam yang teratur. Sebagai wanita yang normal, seorang wanita dewasa yang punya dua anak, aku sadar betul bahwa aku tidak bisa hidup sendirian terus-menerus. Mungkin aku butuh pendamping dan teman untuk menemani di saat sakit dan sedih atau jadi penghibur kesepianku di hari tua nanti. Kuputuskan untuk menerima lamaran, bukan karena aji mumpung atau ingin pamer pada mantan suamiku kalau aku juga bisa menikah, ini sebagai bentuk realistisnya diri ini pada kenyataan hidup. Lagipula ada pria baik baik yang mau meminang diri ini, mau menyayangi dan melindungi anak-anak serta bertanggung jawab, maka aku tak akan menolak jodoh pemberian Tuhan.**"Cantik sekali anak Ibu," ucap ibu saat beliau mendekat ke arah kaca rias dan memandang pantulan diri ini y

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   72

    Tiga hari sebelum aku menuju jenjang pernikahan. Tiba-tiba ada tamu yang tak diharapkan kedatangannya berdiri di hadapan pintu rumah. Saat itu aku dan beberapa teman sedang mengemasi souvenir.Rencananya pernikahan hanya akan dilangsungkan di lingkungan keluarga dan para sahabat terdekat saja jadi aku tidak akan mengadakan pesta besar, namun, menyediakan souvenir kenang-kenangan adalah hal yang ingin kulakukan untuk mengesankan para tamu undangan. Wanita itu dan suaminya tertegun melihat 4 orang temanku sedang sibuk meletakkan gelas kaca cantik ke dalam kotak souvenir. Dia berdiri dan tertegun di sana. Sedih Sudah lama tak bertemu membuatku seolah tidak mengenal gadis itu, sudah banyak perubahan di wajahnya tubuhnya berubah jadi kurus wajahnya pucat dan cekungan bola matanya menunjukkan kalau dia memang sedang sakit."Assalamualaikum." Wanita itu berucap dengan suara pelan, lirih nyaris tidak terdengar."Walaikum salam." Aku juga berdiri dan terpaku, bingung bagaimana harus memper

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   71

    "Penting menegaskan pada mantan suamimu agar dia berhenti mendatangi kalian," ujar Mas Seno di mobil."Ya, Kami sudah sepakat untuk tidak bertemu lagi tapi dia datang untuk pinjam uang.""Lantas saat kau tidak mampu membantunya Kenapa lelaki itu malah murka dan berusaha menyakitimu?""Entahlah, mungkin cemburu Mas," balasku."Cemburu seakan kau tidak pantas berbahagia dan berteman dengan orang lain, begitukah?""Ya, bisa jadi.""Tapi bukankah dia sudah punya istri dan konom istrinya hamil?""Ah, dia keguguran, masuk rumah sakit dan minta bantuan biaya 2 juta dariku. Dia merasa berhak minta karena aku mewarisi sebagian besar harta gono gini.""Tapi pembagian itu bukankah adalah hak kalian dan anak-anak?""Mungkin dia merasa masih berhak memintanya.""Astaga sungguh tidak punya perasaan.""Ah, entahlah Mas.""Sepertinya kau harus pindah ke tempat di mana dia tidak menemukanmu.""Dia pasti akan menyusuri tempat tinggalku karena merasa bisa bertemu dengan anak-anak.""Kalau begitu kembali

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   70

    Dua hari berikutnya sangat krusial, kudengar kabar keadaan bahwa Fanny kehilangan kesadaran, dia drop di rumah sakit karena pendarahan yang parah, menderita, kesakitan, menangis, depresi dan terguncang. Kudengar kabar itu dari salah satu temanku yang berprofesi sebagai petugas kesehatan.Dia tahu tentang peristiwa yang menimpa kehidupanku dan bagaimana wanita itu merebut suamiku, jadi dia berdiri di pihak diri ini untuk selalu memberiku kabar-kabar terbaru tentang perkembangan yang terjadi.(Dia drop, dia dirawat di ruang intensif.)(Bagaimana dengan Fahri?)(Tentu saja lelaki itu kebingungan dengan biaya... tidak lagi memiliki asuransi kesehatan, membuat lelaki itu harus membayar biaya rumah sakit dengan tarif umum. Kau tahu kan, wanita pasca abortus, dia harus mengalami operasi pembersihan dan biayanya cukup mahal belum lagi biaya rawat inap dan obat-obatan.)(Astaga....)(Aku yakin ibu mertuamu yang mantan seorang dokter harus repot menggelontorkan dana yang lebih besar, dia juga

  • Kicauan Burung Mengungkap Perselingkuhan Suamiku   69

    Demi kebaikan segalanya aku memutuskan untuk mengambil keputusan dan menyuruh anak-anak untuk menegaskan keputusan mereka agar Mas Fahri tidak lagi datang dan mengganggu ketentraman hidup kami.Sore itu kuantar mereka bertemu dengan papanya di rumah neneknya, kebetulan neneknya sedang keluar ke pengajian jadi hanya ada dia di sana.Melihat kami berdiri di ambang pintu gerbang lelaki itu terlonjak bahagia. Dia berlari dan hendak menyambut kami dengan penuh sukacita tapi melihat ekspresiku dan anak-anak yang datar-datar saja lelaki itu langsung menghilangkan senyum di wajahnya."Aku sudah menunggu kalian dari pagi.""Mana istrimu? Kudengar dia hamil.""Dia di rumah.""Oh, baguslah, berarti kita bisa bicara dengan leluasa saat ini.""Apa maksudmu?"Lelaki mulai terlihat khawatir dan menelan ludah."Anak anak...." Aku memberi isyarat pada anak-anak untuk bicara secara langsung pada ayah mereka. "Papa, kami tidak ingin papa mengganggu kami lagi, kami tidak ingin papa datang tanpa member

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status