Dalam periode ini sangat sulit bagi Elena Zhang untuk melepaskan pelukan Rayyan Wang. Mendorongnya sama artinya membiarkan rok kembangnya berterbangan ke mana-mana. Setelah mempertimbangkan kemungkinan terjadi, Elena Zhang membiarkan Rayyan Wang mengambil keuntungan memeluk erat dirinya. Apalagi terpaan angin kencang tersebut sampai membuka dua kancing kemeja bagian atas Elena Zhang. Dadanya yang bagus sedikit menyembul keluar. Dalam hitungan detik wajah Elena Zhang memerah seperti tomat matang. Elena Zhang tidak menyadari hal tersebut sampai Rayyan Wang memeluknya. Dia mau menutupnya, namun kedua tangannya sedang memegang roknya. Kenapa tingkat kesialan dirinya semakin parah saja semenjak dirinya bertranformasi menjadi wanita cantik dan memesona? Apakah ini kutukan untuk dirinya?Tidak mungkin! Elena Zhang menyangkal dalam pikirannya. Elena Zhang menggigit bibir bagian bawahnya berharap Rayyan Wang tidak melihat bagian dadanya.Secara tidak sengaja, pandangan mata Rayyan Wang
Rayyan Wang dan Elena Zhang serentak melangkahkan kaki berjalan menuju lobi Apartemen Boulevard. Mereka berjalan cepat hingga beberapa menit saja sudah tiba di lobi apartemenAgar Elena Zhang tidak menuduhnya melakukan tindakan senonoh, sesaat setelah tiba, Rayyan Wang buru-buru melepaskan pegangan tangannya. Akan tetapi, rambut panjang Elena Zhang tersangkut ke kancing kemejanya. Elena Zhang refleks mengaduh kesakitan ketika Rayyan Wang menarik dirinya."Maaf ... maaf ... Aku tidak tahu kalau rambutmu tersangkut di kancing kemejaku."Rayyan Wang meminta maaf, kemudian buru-buru kembali mendekatkan dirinya ke arah Elena Zhang."Apa kau baik-baik saja?" Rayyan Wang terlihat cemas mendapati Elena Zhang mengaduh kesakitan."Em ...." Elena Zhang mengangguk pelan. "Syukurlah kalau begitu. Aku akan melepaskannya."Rayyan Wang berusaha melepaskan rambut Elena Zhang dari kancing kemejanya. Waktu bergulir sangat cepat, namun Rayyan Wang belum juga berhasil melepaskan rambut Elena Zhang. S
Elena Zhang menggunting rambutnya sendiri untuk menghindari rasa sungkan Rayyan Wang.Puluhan helai rambut Elena Zhang tergantung di sela kancing kemeja Rayyan Wang. Selesai menggunting rambutnya, Elena Zhang menyerahkan gunting berterima kasih kepada Nona Resepsionis. Nona Resepsionis tersenyum ramah mengambil gunting dari tangan Elena Zhang.Seperti telah direncanakan, bersamaan terlepasnya rambut Elena Zhang dari kancing kemeja Rayyan Wang, angin kencang di luar Apartemen Boulevard ikut berhenti.Elena Zhang tidak memperhatikan bahwa rambutnya ada tertinggal di kemeja Rayyan Wang. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dia harus bergegas pulang ke rumah bersiap-siap pergi ke pesta ulang tahun neneknya."Tuan Wang, aku duluan. Aku sedang terburu-buru."Elena Zhang berjalan cepat meninggalkan Rayyan Wang tanpa mengembalikan mantelnya.Elena Zhang tersadar setelah masuk ke dalam taksinya.Sial! Mengapa dia tidak mengetahui hal ini?Sudahlah p
"Kenapa kau datang kemari? Kau harusnya menyambut para tamu." Emily Zhou memasang wajah masam ke arah suaminya. Dia juga menghentikan langkah suaminya untuk menceramahi putri kesayangannya. Suaminya kalau sudah berbicara pasti tidak ingin berhenti sampai menemukan jawaban yang pas di hatinya."Sayang, kemarilah, ibu sangat merindukanmu."Emily merentangkan tangan memeluk Elena Zhang. Sambil memeluk Elena Zhang, Emily Zhou mencium keliling wajah Elena Zhang."Bu, kau merusak riasanku," keluh Elena Zhang."Sudah cantik begini takut apa lagi? Tidak berdandan pun putri ibu sudah sangat cantik." Sekali lagi, Emily Zhou mencium keliling wajah Elena Zhang. Karenanya, riasan di wajah Elena Zhang sedikit luntur berpindah ke wajah ibunya."Hem!" Edric Zhang berdehem untuk menghentikan momen berpelukan anak dan istrinya. "Putriku, apa hanya ibumu saja yang berhak diberikan sebuah pelukan? Kau bahkan lewat jalan belakang langsung menemui nenekmu."Ada banyak keluhan dan kecemburuan disetiap pe
"Lain kali saja, Nek. Tiketnya belum dibeli." Elena tersenyum, ikut berkelakar. Dia mencium pipi neneknya, kemudian mendorong kursi roda keluar.Memasuki ruang perjamuan, Elena Zhang samar-samar mendengar sekelompok wanita membicarakan tentang dirinya."Apa kalian melihat Elena Zhang menghadiri pesta ulang tahun neneknya?""Tidak!""Mana mungkin dia berani menampakkan dirinya dengan penampilan seperti itu. Kuarsa dia cukup tahu diri.""Benar juga. Siapa yang mau tampil di depan umum dengan penampilan seperti itu. Kalau kulitnya tebal, barulah dia berani datang.""Apa kalian tahu? Aku dengar dari seorang staf di perusahaan EZ Cosmetics bahwa Elena Zhang akan kembali, namun dia tidak jadi kembali. Menurut kalian, kenapa hal ini terjadi?""Apalagi kalau bukan malu menampakkan wajahnya dengan penampilan seperti itu. Naik lift pun pasti tidak muat. Pikir saja, berapa berat maksimal yang bisa ditampung oleh lift? Untung dia pemilik perusahaan itu, sehingga bisa membuat lift khusus untuk dir
"Wanita cantik zaman sekarang sangat jarang melajang. Terlebih memiliki kemampuan. Kalau tidak memiliki kekasih pasti sudah menikah."Veronica Yang berkata manis terlebih dahulu agar pukulan untuk lawanya lebih mematikan setelahnya. Dia wanita bermartabat, tidak suka bergosip apalagi menggunjing tentang keburukan fisik seseorang. Baginya, hal seperti itu sama saja dengan menghina Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan, menghina ciptaannya sama saja dengan menghina-Nya. Karena yang dibicarakan sebelumnya adalah cucunya sendiri, tidak masalah, 'kan, kalau dia ikut melakukan serangan balik secara lebih terhormat dibandingkan wanita rubah di depannya. "Nenek Yang benar. Memang nasib putraku kurang beruntung dalam hal hubungan. Umur sudah matang, namun belum memiliki seorang istri. Dia anak yang sangat penyayang dan murah hati. Dia sering memanjakanku dengan berbagai macam hadiah mahal dan berkelas. Bagaimana kalau dia sudah memiliki istri kedepannya. Pasti dia juga akan memanjakan istrinya
Pada dasarnya hadiah memang dinilai dari ketulusan pemberinya, bukan dinilai dari kuantitas dari barang tersebut. Veronica Yang terlahir dari keluarga kaya mengetahui pendidikan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari. Dia tentu tahu aturan dasar seperti itu, makanya Lerina Tang sengaja menekankan tentang ketulusan hatinya dalam memberi hadiah untuk Veronica Yang.Usai menyerahkan hadiah, Lerina Tang berkeringat dingin berharap Veronica Yang tidak lagi memperpanjang masalah sebelumnya. Dia tahu Veronica Yang menargetkan dirinya lantaran sebelumnya paling aktif menggunjing cucunya Elena Zhang. Dalam hati, Lerina Tang menyesal telah mengeluarkan kata-kata seperti itu di acara ulang tahun Veronica Yang. Dia tidak menduga akan tertangkap basah, kemudian diadili didetik berikutnya.Veronica Yang tersenyum simpul mengambil kotak hadiah dari tangan Lerina Tang. Dia lantas membukanya secara terang-terangan di hadapan semua orang. Membuka hadiah di hadapan pemberi hadiah secara langsung adalah
Veronica Yang memberikan kotak hadiah kepada Elena Zhang, berkata, "Barang seperti ini sudah terlalu banyak di rumah ini. Bawalah pulang ke rumahmu untuk dibagikan dengan keluargamu. Akan mubasir bila diletakkan di rumah ini. Barang ini sangat bagus untuk pemulihan kesehatan."Apa?!Sepersekian detik mata Lerina Tang membelalak tajam. Dia tidak percaya akan hal yang didengarnya barusan.Baru saja Veronica Yang memujinya sangat tinggi. Veronica Yang bukanlah seseorang memiliki temperamen tipu muslihat. Apa maksudnya ini?Dia tidak bisa diperlakukan seperti ini. Tangan Lerina Tang terkepal sempurna bersamaan giginya bergemeretak saking marahnya. Siapa yang tidak marah ketika mengetahui hadiah yang dibawa kemudian diberikan kepada orang lain dengan status tidak dapat diperhitungkan di depan matanya sendiri.Ketiga teman gosipnya mengigit bibir bagian bawahnya agar tidak menertawakan Lerina Tang. Mereka hanya bisa diam-diam menertawakan kebodohan Lerina Tang.Lerina Tang seperti badut yan