Share

46. Di Mana Pengawalku?!

Satu.

Bhanu tertohok keras. Ia membungkuk memegangi perutnya. Tonjokan telak itu seperti menembus semua organ-organ dalamnya.

Satu detik yang lalu, Bandit meletakkan kembali pisau itu ke dalam saku jasnya. Dia tidak pernah membunuh orang-orang yang tidak bersalah apalagi yang bukan targetnya.

Itu menyalahi prinsipnya.

Sekalipun seorang pembunuh dan penjahat bayaran, Bandit tidak ingin menjadi monster seutuhnya. Dia bisa saja membunuh siapa pun yang mengganggunya karena dia mampu melakukannya, tapi setelah itu tak ada lagi yang tersisa dalam hatinya.

Seperti saat ini, saat ia menyingkirkan bayangan Izora dan membiarkan Bhanu terus hidup. 

“Aku sendiri yang melakukannya. Tak ada yang menyuruhku.”

Bhanu masih terbatuk. Sungguh ia tak menyangka akan mendapat pukulan sekuat itu, seolah perutnya baru saja dilemparkan batu puluhan kilogram. Ia bahkan hampir merasa jantungnya akan lepas.

Dari mana kekuatan itu datang?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status