"Cepat tutup pintu dan jendela rumah kalian. Ini titah Raja Edward!" Para prajurit penunggang kuda meneriakkan peringatan keras kepada penduduk Centurion Land sembari berpatroli agar tak ada seorang pun yang berada di jalanan.
Suara angin ribut berdesau kencang dengan awan kelabu bergulung-gulung di langit seolah badai hebat akan melanda bumi. Barang-barang yang ada di luar bangunan berserakan di jalanan kota Highmerciful, sebagian terbawa oleh tiupan angin topan.
"Jenderal Derrick, apakah kita bisa kembali ke istana sekarang? Paduka Raja Edward Forester mungkin membutuhkan kita di sana!" seru Oliver Davis. Dia cemas melihat percikan api dengan cahaya mistis yang nampak dari kejauhan berasal dari pelataran istana.
Namun, sebaliknya justru jenderalnya tertawa seraya menjawab, "Biarkan saja sang raja menghadapi Amaraca dan pengikutnya sendirian!"
Kernyitan di antara kedua alis Oliver Davis nampak dalam, sesaat dia merasa Jendral Derrick Karpac bermaksud mengkhianati raja mereka. Dia pun tanpa izin atasannya, segera memacu kudanya menuju ke arah istana sendirian meninggalkan pasukan prajurit yang jumlahnya ratusan di tengah kota Highmerciful.
Sementara itu di pelataran depan Palazzo Vrindavan, seorang pria dengan baju zirah berjubah ungu dengan ornamen benang emas berinisial F di dadanya sibuk menyabetkan pedang saktinya ke udara untuk menghalau kekuatan sihir jahat yang menyerang ke arahnya. Di permukaan tanah sekitarnya para pengawalnya bergelimpangan tak lagi bernyawa.
"HA-HA-HA. Menyerahlah Raja Edward Forester! Kau hanya sendirian sekarang, tak ada yang bisa membantumu untuk melawan aku dan pengikutku!" ujar Amaraca, penyihir perempuan yang ingin menguasai Kerajaan Centurion Land.
Namun, sambil mengerahkan segenap kekuatannya yang tersisa, Raja Edward mengirimkan lightning thunder belt ke arah Amaraca dan kroni-kroninya hingga menggelepar. "Hiyaa!" teriaknya dengan tangan yang gemetaran menggenggam pedang sakti Amethyst Draco di tangannya.
Dengan napas terengah-engah kelelahan bertarung sendirian selama berjam-jam, paduka raja berkata, "Amaraca, tinggalkan negeriku! Kau tak akan pernah bisa merebutnya dariku. Tanah kami yang subur akan menjadi padang tandus bila kau berkuasa di sini. Aku tak akan membiarkanmu membuat rakyatku menderita!"
"Severus Serpentine datanglah!" panggil Amaraca. Sedangkan, para pengikutnya berlarian menjauhinya karena tahu sosok yang dipanggil penyihir itu sangat ganas.
Seekor naga api bersisik merah melayang cepat mendekati Amaraca dan menyemburkan napas apinya ke sekeliling. Dengan sigap penyihir wanita itu terbang ke atas punggung naga peliharaannya lalu berseru kepada Raja Edward Forester, "Kau harus mati agar keinginanku tercapai!"
"Alamus Eldoran datanglah, aku memanggilmu!" teriak Raja Edward dengan kencang. Dia tak bisa menghadapi Amaraca sendirian di atas kaki yang memijak permukaaan bumi.
Seekor naga bersisik emas terbang dari angkasa menuju ke hadapan sang raja dan tunduk menyembahnya. "Hamba siap melayani, Your Majesty!" jawab Alamus Eldoran yang terbang rendah hingga pria yang memiliki kekuasaan atas Centurion Land itu dapat melompat naik ke punggungnya.
Pertarungan sengit dua kekuatan magis yang sama kuatnya pun tak terelakkan di angkasa. Raja Edward Forester sengaja membawa Amaraca agar menjauh dari istana dan pemukiman penduduk. Mereka saling melemparkan mantra sakti penghancur di atas deretan gunung batu yang ada di fyord.
"BUMM!" Ledakan api menghancurkan sebuah karang besar karena sang raja mengelak serangan berbahaya dari Amaraca.
"Hyaaahh!" teriak Raja Edward melepaskan serangan api merah dari telapak tangannya yang mengumpulkan panas bumi ke arah Amaraca.
Penyihir wanita berambut hitam dengan sepasang mata biru cobalt itu memekik saat dia terjatuh dari punggung naga piaraannya yang terkena serangan api merah. "Aaaarrrgghhh!" teriak Amaraca saat melayang terjun ke bawah.
Raja Edward menghela naga emasnya untuk memastikan musuhnya binasa kali ini. Dia terbang menukik rendah bersama Alamus Eldoran. Namun, Severus Serpentine, sang naga merah yang telah pulih dari serangannya tadi mengejarnya dan membalas dengan menyemburkan api ke arah paduka raja.
"Berpegangan padaku, Your Majesty. Kita akan terbang melewati hutan rimba!" ujar naga emas itu lalu terbang rendah menghindari kejaran naga merah yang mengamuk di belakangnya.
Ternyata penyihir Amaraca berhasil diselamatkan oleh naga peliharaannya itu dan ikut mengejar mereka. "Severus Serpentine, kita harus binasakan raja tak berguna itu agar Centurion Land bisa kukuasai!" ucapnya sambil tertawa mengerikan.
Karena hutan rimba itu terlalu rapat pepohonannya, Alamus Eldoran segera terbang menuju ke angkasa kembali. Di belakangnya naga merah dan Amaraca terus mengejar hingga pertarungan sengit kembali terjadi.
Lightning Thunder Belt dilepaskan oleh Raja Edward Forester dan melecut lengan kiri Amaraca hingga terluka lebar. "Menyerahlah, Amaraca atau aku harus melenyapkanmu selamanya!" teriak sang raja di atas punggung naga emasnya.
"Baiklah, aku menyerah!" seru penyihir wanita itu. Dia lalu berkata, "Tinggalkan saja aku di sini, kita berdamai, Raja Edward!"
"Jangan pernah menampakkan dirimu di Centurion Land lagi!" titah paduka raja sebelum dia berbalik arah untuk kembali ke istananya.
Namun, ternyata itu hanyalah muslihat licik dari Amaraca. Penyihir wanita yang berada di punggung naga merah tadi merapal sebuah mantra lalu mengirimkannya kepada Raja Edward.
"Jadilah kucing!" teriak Amaraca seusai merapal mantra sihir saktinya.
Sang raja sebelum terkena pengaruh mantra transfigurasi itu membuat perisai sihir untuk menutupi Centurion Land agar aman. Lapisan kristal es berbentuk seperti tempurung kelapa menaungi negeri tercintanya. Akan tetapi dia harus oleng dan terjatuh dari punggung naga emasnya dan masuk ke pusaran lubang hitam yang dibuat oleh Amaraca.
"Alamus Eldoran, cari Master Estefan dan ceritakan kejadian ini. Cepatlah pergi sekarang!" titah Raja Edward yang tak lama kemudian terkena mantra sihir dari Amaraca dan menjadi seekor kucing berbulu oranye.
Pusaran lubang hitam yang menyedot tubuh sang raja pun membawanya berputar-putar tanpa tahu di mana ujungnya hingga Raja Edward Forester hilang kesadaran dan merasakan semua gelap dalam pandangannya.
"Ohh, sial sekali, Severus Serpentine. Raja Edward telah menutup akses ke Centurion Land. Para pengikutku masih di dalam pelataran istana, tetapi aku justru tak bisa masuk ke sana karena perisai kristal magis ini!" gerutu Amaraca yang tak berdaya menembus lapisan kristal es tebal yang melingkupi kerajaan milik Raja Edward Forester.
Naga api itu menjawab, "Coba kubakar dengan hembusan apiku, Yang Mulia Amaraca!" Makhluk bersisik merah itu menyemburkan api sekuat-kuatnya, tetapi sayang sekali kriatal es tebal itu tak meleleh sedikit pun.
"Huh! Menyusahkan sekali, kita kembali ke Gua Darkness Tapestry untuk memikirkan penyerangan selanjutnya, Severus Serpentine!" titah Amaraca.
Di sisi lainnya, naga emas pelayan raja itu terbang menuju ke sebuah tebing tinggi di sebelah selatan Centurion Land untuk mencari sahabat Raja Edward yaitu Ksatria Estefan Riddler.
Pria muda itu sedang memecah kayu untuk kayu bakar di halaman belakang rumahnya. Dia melihat sosok naga emas milik sahabatnya itu dari kejauhan. Estefan menaungi matanya dengan telapak tangannya dari silau cahaya matahari yang terpantul di sisik naga emas tersebut.
"Alamus Eldoran, ada apa kau ke mari?" tanya Estefan Riddler tak dapat menebak alasan kedatangan makhluk magis itu di rumahnya.
Naga emas itu terbang rendah di hadapan sang ksatria dan berkata, "Raja Edward Forester membutuhkan bantuanmu, Master Estefan!"
"Stefany, aku pulang duluan ya. Jangan lupa matikan lampu kalau kau sudah selesai bekerja!" pamit Gwen kepada rekannya yang terkenal paling rajin di Houston Public Library.Gadis berkaca mata bening berbentuk bulan separuh itu pun melambaikan tangan kanannya seraya berseru, "Hati-hati di jalan yoo, Bestie!"Gwen memang bekerja di bagian yang berbeda dari Stefany sehingga dia bisa pulang tepat waktu ketika jam kerja berakhir. Sedangkan, pustakawati yang rajin itu harus menghabiskan lebih banyak waktunya mengembalikan buku-buku yang telah ditinggalkan pengunjung perpustakaan di meja baca ke rak asalnya lagi. "I'm dreaming of a white Christmas. Just like the one I used to know. Dumm ... dumm ... dumm!" Senandung lagu itu terdengar merdu dan bergema di ruangan yang telah sepi pengunjung di petang hari. Dengan langkah-langkah kaki lincahnya, Stefany menata buku-buku tebal terbitan Elsivier Publishing ke rak empat susun. "William MacGriffin, hmm dia banyak sekali menulis buku-buku tebal!"
'Astaga, aku ingat sekarang. Ini pasti kutukan sihir Amaraca sebelum aku masuk ke pusaran lubang hitam itu!' ucap Raja Edward dalam hatinya. Dia merasa cukup terganggu dengan suara kucing yang dihasilkan oleh pita suaranya sendiri.Matanya memicing sembari duduk nyaman di keranjang rotan berlapis handuk lembut milik Stefany. Dia mengamati situasi dengan tenang. Ibu gadis tersebut ingin membuangnya ke jalanan, sungguh terlalu. Di luar kaca jendela salju mulai turun dengan deras, suhu udara pasti di bawah nol derajat. Itu tidak baik untuk seekor kucing ... seperti dirinya! "Jadi, apa kamu ingin memelihara kucing oranye kumal itu di rumah kita, Stefy Sayang?" tanya Nyonya Victoria menyebutkan identitas baru Raja Edward dengan sangat tidak hormat sehingga kucing jantan itu menggeram kesal.'Kalau Anda berada di Centurion Land dapat kupastikan algojo memancung kepala Anda yang berkonde itu, Nyonya!' gerutu Raja Edward. Seumur hidup dia belum pernah dikatai kumal, itu sungguh menyakiti har
"Hwaaaaa ... hwaaa ... hwaaa!" Para penduduk Centurion Land yang berada di jalanan lari tunggang langgang menghindari kejaran para penyihir yang menaiki sapu terbang mereka. "Dziiingg!""Dziinggg!"Suara lecutan dari mantra sihir yang menguarkan cahaya bak kilat terdengar mengerikan di sela-sela teriakan manusia yang kocar-kacir mencari tempat persembunyian."Raja Edward Forester tak ada lagi di negeri ini. Kalian harus mematuhi pemimpin baru kalian yaitu Jenderal Derrick Karpac!" teriak Madmavis, penyihir perempuan sakti yang menjadi tangan kanan Amaraca.Dari atas kudanya, jenderal pengkhianat itu tertawa pongah melihat rakyat Centurion Land yang ada di jalanan kota Highmerciful berlutut tunduk menyembahnya. Jenderal Derrick pun berkata, "Mulai saat ini, aku akan menggantikan Raja Edward Forester. Dia sudah mati dan tak akan kembali. Tunduklah pada pemerintahanku maka kalian akan aman!"Di sekeliling Jenderal Derrick Karpac dan pasukan prajurit militer Centurion Land, para penyihi
"Hoopp!" Dengan sebuah gerakan meringankan tubuh, Brigitte Walder menangkap surat yang dijatuhkan seekor burung hantu pos dari langit di atasnya. Dia segera menarik pita ikatannya dan membaca tulisan di perkamen itu."Hah?! Raja Edward Forester menghilang?" Reaksi terkejut itu semakin menjadi-jadi ketika ksatria wanita yang berusia awal tiga puluh tahun tersebut membaca pemberitahuan adanya pemberontakan oleh Jenderal Derrick Karpac. "Sialan, pria itu memang tak tahu diri. Raja pasti mengandalkannya di situasi genting yang melanda Centurion Land, tetapi justru dia merebut tahta di saat Yang Mulia menghilang!"Brigitte tak membuang waktu lagi, dia menghela kuda pegasusnya untuk berangkat menuju ke kota Highmerciful. Ksatria wanita itu yakin akan ada kekacauan susulan dan mungkin juga ancaman hukuman mati bagi pejabat yang loyal kepada Raja Edward Forester.Di perbatasan Centurion Land dengan Galapagos Land, ksatria kepercayaan raja lainnya yaitu Taron Filbert juga menerima surat yang i
"Rooaarr!" Auman raja kucing itu memecah keheningan pagi di kamar tidur seorang gadis remaja. Sepasang mata berwarna keemasan dengan pupil pipih terbuka penuh, Raja Edward Forester merasakan alas tidurnya yang empuk dan selembar selimut hangat menutupi tubuhnya yang berbulu lebat. Namun, pemilik tempat tidur itu justru menghilang entah ke mana.Sayup-sayup terdengar suara senandung nyanyian yang merdu di antara gemericik air. Dia menebak itu Stefany Rowland yang sedang mandi pagi. Dia pun memutuskan untuk duduk menunggu di kasur dengan posisi santai ala kucing.Setelah terdengar pintu kamar mandi terbuka, sosok yang ditunggu oleh Raja Edward Forester pun muncul dengan bathrobe putih dan handuk tergelung di kepalanya. "Ohh ... hai, selamat pagi, Teman Sekamar! Kuharap tidurmu nyenyak semalam, maaf aku memindahkanmu dari dekat jendela ke kasur," ujar Stefany dengan nada riang sambil duduk di tepi tempat tidurnya.'Selamat pagi dan terima kasih atas perhatianmu, Stefy. Baiklah, back to b
"Ini boneka kucing baruku, Mrs. Campos. Lucu sekali ya? Aku ingin membawanya untuk menemaniku sepanjang hari di perpustakaan agar tidak bosan," jawab Stefany Rowland dengan nada yang meyakinkan. Dia menepuk-nepuk kepala kucing itu pelan seperti sedang bermain boneka.Sementara sang raja kucing bertahan tak bergerak sedikit pun di gendongan Stefany dan menatap lurus ke depan dengan pupil melebar bak boneka sungguhan di hadapan Mrs. Diana Campos, manager perpustakaan tempat Stefany bekerja."Ohh ... baiklah, mulailah bekerja. Ini akhir pekan, hanya setengah hari waktu kerja normal. Sampai nanti, Stefy!" ujar Mrs. Diana Campos lalu dia bergegas masuk ke kantornya di ujung barat ruangan perpustakaan.Stefany dan Raja Edward bersamaan menghela napas lega. Kemudian dia melangkah cepat menuju meja penjaga perpustakaan. "Kau melakukan peran yang sangat bagus, Rajaku. Hmm ... ngomong-ngomong, aku harus membuat nama panggilan untukmu karena kamu bonekaku sekarang!" ujar gadis itu lirih sehingga
"Para pembelot ini akan dipancung kepala oleh algojo sebentar lagi. Wahai rakyatku, patuhi perintah raja baru kalian!" teriak Raja Derrick Karpac dengan nyaring di panggung alun-alun kota Highmerciful.Kerumunan rakyat jelata dan juga para bangsawan berbisik-bisik membicarakan pengumuman eksekusi atas beberapa pejabat tinggi kerajaan Centurion Land beserta keluarga mereka. Bahkan, Perdana Mentri Andres Wilbur ikut dalam antrean yang akan menjalani hukuman pancung.Ketegangan semakin memuncak ketika perdana mentri di paksa berlutut di hadapan algojo yang menendang punggung pria tua tersebut hingga kepalanya tergeletak di meja kayu siap untuk dipancung dengan kapak raksasa."HENTIKAN!" Suara teriakan nyaring seorang wanita dari atas pohon Dedalu berdaun rimbun. Jean-Anna Lovey menunggangi Savannah, seekor cheetah jantan melompat turun ke tengah panggung alun-alun kota Highmerciful."Jenderal pengkhianat itu ingin menggantikan Paduka Raja Edward Forester. Sebaiknya dia bercermin dahulu a
"Gua Darkness Tapestry menjadi sepi karena seluruh pengikutku terjebak di Centurion Land. Aku malahan di luar dan tak bisa masuk ke kerajaan itu, huh konyol sekali rasanya!" gerutu Amaraca sambil menyusuri lorong gua yang kanan kiri jalannya penuh tumpukan tengkorak serta tulang manusia kering. Naga merah peliharaannya melayang rendah di sebelah Amaraca. Dia pun bertanya, "Apa Yang Mulia Amaraca tidak sanggup memecah kristal perisai pelindung yang dibuat oleh Raja Edward?""Hmm ... itu kekuatan tingkat tinggi yang hanya dimiliki beberapa orang di bumi ini, kristal perisai buatan Raja Edward bersifat memantulkan kekuatan sihir yang dilepaskan dengan tujuan merusak. Konon kabarnya, perisai tersebut bisa menyerap energi penyerangnya hingga habis. Hanya pembuatnya sendiri yang bisa menghilangkan kristal perisai pelindung gaib itu!" terang Amaraca kepada Severus Serpentine. Penyihir wanita berambut hitam legam panjang hingga menyentuh lantai gua dengan mata merah itu menyalakan tungku ap