Compartir

Kini Ku Hilang Selamanya
Kini Ku Hilang Selamanya
Autor: Bagel

Bab 1

Autor: Bagel
Pada ulang tahun pernikahan kami yang ke-7, aku menindih tubuh Lionel, suamiku yang adalah seorang mafia, dan menciumnya dengan penuh hasrat.

Di tengah keintiman yang membara, aku merogoh saku gaun sutra mahalku dan mengenggam test pack yang aku sembunyikan di sana.

Aku berencana untuk memberitahunya kabar kehamilanku tengah malam nanti.

Maryos, tangan kanan Lionel, menatapnya sambil tersenyum menggoda dan bertanya kepadanya dalam bahasa Iltan, "Bos, bidadari kecil barumu itu ... si Sofia .... Gimana rasanya?"

Seketika itu juga, Lionel tertawa dengan begitu kencang, membuat bulu kudukku meremang.

Lionel pun menjawab, tentunya dalam bahasa Iltan, "Rasanya seperti ... seperti buah persik yang belum matang. Segar dan lembut."

Tangannya masih mengelus pinggangku dengan lembut, tetapi tatapannya tidak tertuju padaku.

"Ingat, ini rahasia kita. Kalau istriku sampai tahu, habislah aku."

Para anak buahnya tertawa. Mereka bersulang, berjanji untuk tidak membocorkan apa-apa.

Kesabaranku perlahan menipis, digantikan dengan darahku yang mulai mendidih.

Mereka semua tidak tahu bahwa nenekku berasal dari Pulau Sagara. Aku memahami semua isi pembicaraan mereka.

Aku berusaha menahan emosi, mempertahankan senyum sempurna seorang istri pemimpin keluarga mafia. Meski begitu, aku tetap tak bisa membuat tanganku yang memegang gelas sampanye berhenti gemetar.

Emosiku bisa meledak kapan saja dan aku tidak mau membuat kegaduhan. Jadi, untuk mengalihkan pikiranku, aku menyalakan ponsel, membuka undangan proyek riset medis internasional pribadi beberapa hari lalu, lalu menekan tombol "Terima".

Dalam tiga hari, aku akan menghilang dari dunia Lionel, selamanya.

Lionel menoleh ke arahku dan melihat aku belum menyentuh jeruk yang dikupasnya sama sekali. Dia mengangkat tangannya, lalu menyeka dengan lembut bekas anggur di sudut mulutku dengan ibu jarinya.

"Sayang, kenapa? Nggak enak badan?"

Aku menengadah, mataku menatap matanya yang memancarkan kehangatan. Namun, alih-alih senang, yang bisa aku rasakan hanya rasa jijik.

Sebelumnya, dia bisa dengan gamblangnya membahas hal-hal tidak senonoh tentang adikku bersama para cecunguknya. Dan lihatlah sekarang. Dia bertingkah seperti suami teladan yang sangat mencintai istrinya.

Mau sampai kapan dia mempertahankan sandiwaranya ini?

"Nggak kok. Aku cuma penasaran .... Kalian sedang ngomongin apa?"

Lionel mencubit pipiku dengan gemas, lalu tertawa kecil.

"Kami lagi ngomongin soal transaksi senjata. Aku tahu kau pasti nggak suka topik yang kayak begitu, makanya kami ngomongnya pakai bahasa Iltan."

Dia pasti sudah terlalu tenggelam dalam kehidupan liarnya belakangan ini sampai lupa kalau nenekku dari Pulau Sagara dan aku bisa memahami bahasa Iltan sejak kecil.

Bau asap rokok dan alkohol bercampur di udara, membuat dadaku terasa sesak. Aku mendorong Lionel menjauh.

"Lanjutkan saja. Aku mau keluar cari udara segar dulu."

Tanpa menunggu tanggapan Lionel, aku berdiri dan berjalan ke arah teras.

Saat aku berjalan melewati orang-orang, para istri yang lainnya memandangku dengan tatapan iri.

"Lihatlah Nyonya kita, begitu beruntung. Sang bos mengadakan pesta untuknya setiap tahun."

"Ya. Namanya juga ratu Keluarga Mandala. Bikin iri saja."

Kalau dulu, aku pasti akan senang dan bangga mendengar pujian itu.

Saat itu, aku berpikir bahwa aku sudah menemukan suami terbaik di dunia.

Namun sekarang, aku sudah tersadar, dan hatiku sudah tidak lagi tergerak.

Mereka tidak tahu permainan kotor apa yang sudah dilakukan oleh pria yang mereka kira mencintaiku setengah mati di belakangku.

Kemarin, aku diam-diam masuk ke ruang kerja Lionel, berniat untuk meninggalkan hadiah ulang tahun pernikahan yang sudah aku siapkan di sana.

Lionel melarang siapa pun masuk ke sana, tempat di mana banyak rahasia Keluarga Mandala tersimpan, tempat yang bahkan aku sendiri pun jarang bisa masuki.

Namun, saat itu, aku bisa mencium aroma parfum yang biasa dipakai Sofia di sana.

Aku mengendus dan mendapati bahwa aroma parfum menyengat yang bercampur di udara itu berasal dari sofa kulit dan jas milik Lionel.

Dan di saat aku melangkahkan kaki keluar dari ruang kerjanya, satu hal tertanam jelas di hatiku: inilah titik balik kehancuran rumah tanggaku dan Lionel.

Drrr ... drrr .... Suara getar ponselku memecahkan lamunanku.

"Ersa, aku lihat di sistem kalau kau menerima tawaran proyek. Dulu kau rela meninggalkan kariermu demi menikahi pria dari Keluarga Mandala selama bertahun-tahun. Aku senang sekali bisa melihatmu kembali."

"Aku akan suruh seseorang untuk menjemputmu tiga hari lagi."

"Kau gunakan waktu yang ada untuk berpamitan dengan keluargamu."

Begitu mendengar kata "keluargamu", aku tanpa sadar mengencangkan genggaman di ponselku.

Semenjak orang tuaku dibunuh dalam pertikaian berdarah lima tahun lalu, Lionel menjadi satu-satunya keluarga yang kumiliki.

Namun, setelah mengetahui pengkhianatannya sekarang, dia sudah tak kuanggap sebagai keluarga lagi.

"Profesor, aku nggak perlu berpamitan. Tolong bantu ajukan keamanan tingkat tertinggi untukku dan hapus semua cacatan publik tentangku."

Mentorku pun membalas, suaranya terdengar heran dari ujung telepon.

"Kenapa? Kalau semuanya dihapus, itu sama saja dengan melenyapkan Ersa Vernata dari muka bumi. Lionel bakal gila karena dia nggak bisa menemukanmu."

Aku tertawa getir. "Nggak akan kok. Lagian, dia sudah mengkhianatiku."

Mataku mulai berair setelah mengatakan itu.

Setelah meninggalkan sekolah kedokteran, satu-satunya praktik medis yang kujalani adalah merawat luka-luka Lionel setelah bertarung.

Aku sudah mencurahkan semuanya, tetapi apa yang kudapat? Tidak ada.

Mentorku terdiam. Setelah beberapa saat, dia akhirnya menghela napas.

"Jujur, aku sempat berpikir kalau kau kenapa-kenapa waktu aku lihat kau menerima tawaran itu. Tapi aku nggak nyangka kalau ternyata ...."

"Ya sudah. Aku akan ajukan keamanan tingkat tertinggi untukmu. Tuntaskan urusanmu dalam waktu tiga hari ini."

Mendengar itu, aku akhirnya bisa menarik napas lega.

Dengan adanya bantuan keamanan dari pihak luar, aku bisa merasa lebih tenang dan tidak perlu lagi memusingkan cara untuk lepas dari Lionel.

"Terima kasih, Profesor."

Aku baru saja selesai mengucapkan itu ketika tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara yang familier dari arah belakang.

"Sayang, siapa yang kau bilang sudah dikhianati?"

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 8

    Direktur laboratorium menempatkan layar video yang menampilkan wajah Lionel di ujung meja, lalu memperkenalkan kepada semua orang di sana, siapa sosok donatur yang baik tersebut.Barulah saat itu aku mengetahui bahwa sang bos mafia telah mencuci hampir setengah dari aset ilegal keluarganya dan menginvestasikan seluruhnya ke dalam proyek riset medis kami.Semua itu demi bisa mendapat akses ke program rahasia ini.Aku berusaha menenangkan diri dan menatap lurus ke layar dengan ekspresi kosong."Pak Lionel telah memberikan donasi terbesar dalam sejarah proyek riset kita."Suasana di ruang rapat itu dipenuhi oleh riuh tepuk tangan yang hangat. Para rekan kerjaku tampak begitu antusias dengan masuknya dana besar itu."Dengan bantuan dana dari beliau, kita bisa mempercepat terobosan dalam teknologi pengobatan kanker.""Saya harap kalian semua bisa menghadiri acara jamuan makan malam untuk menyambut beliau malam ini."Pada pukul delapan malam harinya, mau tak mau aku menghadiri acara jamuan i

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 7

    Sofia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa Lionel bisa sekejam itu padanya. Permohonannya untuk tidak dieksekusi terus menggema, kian hari kian melengking.Namun, Lionel tak menoleh sedikit pun.Setelah menyingkirkan wanita yang mengkhianati keluarganya, Lionel akhirnya bisa kembali mencurahkan energinya untuk mencariku.Akan tetapi, sekalipun dia memakai koneksinya di Bareskrim maupun mengaktifkan jaringan intelijen bawah tanah yang ada di seluruh wilayah Seruni, dia tidak akan bisa menemukan satu jejak pun dariku.Bahkan, kenalan-kenalannya di pemerintahan pusat mengatakan kalau mereka tidak memiliki catatan tentangku.Seolah-olah aku seperti sudah dihapus dari dunia ini."Mustahil!"Lionel menghantamkan tinjunya di atas meja, saking kuat tenaganya sampai memecahkan secangkir teh."Bagaimana mungkin seseorang yang masih hidup bisa lenyap begitu saja?"Lalu, dia tiba-tiba terdiam. Saat itulah dia akhirnya teringat akan pertanyaan yang k

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 6

    Dan melalui pesan itulah, mataku akhirnya benar-benar dibukakan oleh kenyataan. Cukup dengan satu pesan dari Sofia, segalanya berubah. Saat itu juga, Lionel memahami semuanya.Dia akhirnya tahu mengapa aku memilih jalan untuk pergi. Semua itu karena ulah Sofia.Napas Lionel menderu, dadanya naik turun menahan amarah, seolah ada lautan lahar yang membentang luas di dalam dirinya yang siap meledak kapan saja.Satu-satunya penyesalanku saat itu adalah tidak dapat menyaksikan sendiri apa yang terjadi selanjutnya.Justru melalui mulut orang-orang di sekitar, aku bisa mendapatkan gambaran lengkap tentang kejadian di malam berdarah itu.Kata mereka, saat itu, Lionel mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan ke rumah rahasia yang ditinggali oleh Sofia.Ketika Sofia membuka pintu dan melihatnya, wajahnya seketika berseri, mengira bahwa Lionel akhirnya sudah benar-benar membuangku dari hidupnya.Sofia masih tenggelam dalam angannya untuk menjadi nyonya Keluarga Mandala berikutnya."Lionel, kau da

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 5

    Pada detik berikutnya, ponselku tidak berhenti bergetar.Aku mengeluarkan ponsel dari tas dan melihat nama "Lionel" di layar.Seketika itu juga, aku mematikan ponselku.Berhubung aku telah menerima protokol keamanan tertinggi, aku harus benar-benar memutuskan hubungan dengan masa laluku.Mobil yang kutumpangi terus melaju melewati jalan-jalan yang familier.Setiap sudut kota ini adalah wilayah kekuasaan Keluarga Mandala. Kota ini juga merupakan tempat aku membangun kenangan bersama Lionel.Namun sekarang, semua itu sudah tidak ada hubungannya lagi denganku.Aku mencabut kartu SIM dari ponsel dan membuangnya ke luar jendela tanpa ragu...."Sial!"Pada saat yang sama, di sisi lain, Lionel menyusuri kerumunan orang, mengabaikan teriakan Sofia yang panik, dan bergegas menuju tempat mobilku tadi berada.Namun, sudah terlambat. Mobil yang kutumpangi sudah lama pergi dari sana, membaur dengan deretan mobil-mobil yang terus melaju, hanya meninggalkan jejak sisa asap kendaraan.Di belakangnya,

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 4

    Wajah Lionel seketika berubah suram. Dia menggapai pergelangan tangan Sofia dan menariknya ke taman belakang."Kau mau cari mati ya? Bukannya sudah kubilang jangan menunjukkan wajahmu di sini?! Kalau kakakmu sampai tahu sesuatu, awas saja!"Aku menghampiri jendela yang ada di lantai dua. Di sana, aku bisa melihat dengan jelas semua yang terjadi di taman belakang.Lionel berkoar-koar seperti binatang buas, mendorong Sofia dengan begitu keras."Kau sudah gila, hah?! Kau mau seluruh keluarga ini hancur?!"Sofia hanya bisa menunduk, seluruh tubuhnya gemetar saking takutnya. Dengan tangan yang tak bisa berhenti gemetar, dia mengeluarkan rekam medis dari tasnya.Bahkan dari jarak yang jauh, aku bisa samar-samar mendengar ucapannya. "Aku tahu aku salah dengan datang kemari .... Tapi ... tapi aku hamil.""Dokter bilang semalam kita melakukannya terlalu kasar. Usia kehamilanku sekarang 9 minggu dan sudah masuk dalam masa rentan.""Lionel, aku tahu aku nggak seharusnya menyusahkanmu, tapi ... ta

  • Kini Ku Hilang Selamanya   Bab 3

    Aku mengikuti konvoi mobil Lionel ke sebuah klub privat yang ada di bagian timur kota.Klub itu hanya dibuka untuk anggota Keluarga Mandala. Untungnya, para penjaga di sana mengenali mobilku. Begitu mereka melihatku datang, mereka langsung mengangguk hormat dan mempersilakanku masuk.Aku memarkirkan mobilku tidak terlalu jauh agar aku bisa melihat semuanya dari kaca mobilku.Di kejauhan, aku bisa melihat Sofia yang mengenakan gaun merah ketat dan sepatu hak sepuluh sentimeter keluar dari salah satu mobil. Dia berlari kecil dan melompat ke pelukan Lionel seperti seekor kucing yang sedang birahi."Sayang, kau menghadiahinya pertunjukan drone itu? Aku cemburu loh."Lionel menepuk punggungnya dengan pelan, nadanya terdengar lembut saat dia menjawabnya."Apa pertunjukan kembang api di hari ulang tahunmu beberapa hari lalu itu belum cukup, hm? Bidadari kecilku sekarang sudah jadi serakah ya?""Dasar kau ini. Kau pasti akan mendapatkan apa pun yang kau inginkan. Tapi bukan sekarang saatnya."

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status