Home / Romansa / Kisah Cinta Pembantu Sexy / Bab. 5 Seperti yang Kuinginkan

Share

Bab. 5 Seperti yang Kuinginkan

Author: Riska Karisha
last update Last Updated: 2021-01-18 13:25:12

Perlahan Andreas memotong kue itu. Lalu memindah bagian yang sudah terpotong ke atas lepek yang sudah di sediakan di samping roti.

"Kira-kira ini untuk siapa ya?" tanya Andreas sambil mengangkat lepek berisi potongan roti itu tinggi-tinggi.

"Buat gue aja! Buat gue aja!" teriak para cewek-cewek saling berebutan.

"Aduh. Telinga kalian tuh dimana sih? Tadi kan Andreas sudah bilang itu untuk seseorang yang sangat spesial. Jadi, nggak usah terlalu berharap deh," sahut Toni tidak terima.

"Wuuu…. Sirik aja loe," balas para cewek-cewek itu. Beberapa diantaranya bahkan ada yang sampai hati menipuki laki-laki itu. 

"Eh. Eh. Udah ya kalian. Nggak usah halu. Orang yang dimaksud Andreas itu sudah pasti si Renata. Pacar Andreas. Iya, kan Re?" ucap Sonya sambil menoleh ke arah wanita berbadan langsing dengan rambut ikal yang dicat coklat. Wanita yang mengenakan lingerie berwarna hitam terawang yang menunjukkan bra dan g-string berwarna senada itu pun hanya manggut-manggut mantap. Tanda setuju dengan ucapan teman dekatnya yang berpenampilan sejenis. 

"Aduh. Aduh. Aduh. Re, kasih tau tuh sama temen loe yang suka ngehalu. Orang yang dimaksud Andreas ya sudah pasti Aruna. Iya, kan Run?" kata Denada ikut memanas. Aruna pun melotot mendengar namanya disebut-sebut dalam perdebatan itu.

"Kok. Loe bawa-bawa nama gue sih?" bisik Aruna pada sahabatnya itu. Sambil melempar senyum ke arah Renata yang tengah menatapnya sebal. Sungguh, ia tidak ingin cari musuh disini. Apalagi ia sangat tau kalau Renata itu adalah seniornya. Dan menurut kabar burung yang beredar Renata sudah menjalin asmara dengan Andreas. Meskipun sampai sekarang Aruna tidak pernah melihat mereka dekat melebihi rekan kerja yang profesional.

"Sudah. Sudah. Daripada kalian ribut sendiri. Mending gue kasih tau siapa orang yang gue maksud tadi," kata Andreas yang langsung memecah keributan itu. Semua hadirin pun langsung terdiam. "Dan siapapun yang akan menerima kue ini. Dia akan menjadi pacar gue," tambah Andreas yang langsung membuat semua cewek-cewek berteriak histeris.

"Wuuu…. Kasih gue, Ndre. Kasih gue!"

"Kasih siapa ya enaknya?" tanya Andreas sambil mengedarkan pandangan ke seluruh hadirin semua. Tak terkecuali pada Aruna yang berdiri di sampingnya. 

Kemudian Andreas pun berjalan ke arah kerumunan para tamu undangan. Ia berkeliling mengitari beberapa cewek-cewek centil yang sedari tadi jingkrak-jingkrak tak jelas.

Dari tempatnya berdiri. Aruna merasa dirinya ada yang aneh. Ada rasa tak suka saat menatap Andreas berjalan mendekati gerombolan wanita tadi. Mengingat para wanita itu juga memiliki badan yang tak kalah seksi dan cantik darinya. Belum lagi kedekatan mereka yang lebih akrab ketimbang Aruna yang masih seumur jagung mengenal Andreas. Sungguh, pemandangan itu menguras emosi Aruna. Apalagi saat Andreas berjalan mendekati Renata yang berdiri tidak jauh darinya. Hati Aruna benar-benar hancur. Bahkan ia pun memejamkan mata agar tidak melihat pemandangan yang memilukan itu.

Sedangkan Andreas yang tengah berjalan ke arah Renata. Terus melangkahkan kakinya saat wanita yang pernah dekat dengannya itu mengulurkan tangan hendak menerima kue itu. Andreas justru berjalan mengitari gadis itu lalu berjalan cepat kembali ke tempatnya semula. Sampai di depan Aruna Andreas pun segera berjongkok dengan tangan yang membawa potongan roti tadi ia angkat tinggi-tinggi melebihi.

"Will you be my girlfriend?" ucap Andreas pelan tapi pasti. Aruna pun langsung membuka matanya ketika mendengar ucapan Andreas  yang begitu dekat. Dan seketika matanya melotot tak percaya menatap lelaki yang menjadi incaran para model wanita di agensi majalah dewasa itu tengah berlutut di depannya. Dengan pandangan yang penuh harap.

"Will you be my girlfriend?" ulang Andreas. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban. Aruna pun segera meraih lepek yang disodorkan ke arahnya itu sambil mengangguk cepat.

"Iya. Gue mau," balas Aruna sambil tersenyum gembira. Mendengar jawaban Aruna. Andreas pun segera mengangkat badannya ke atas hingga berada di posisi berdiri.

"Beneran?" tanya Andreas setengah tidak percaya. Dan Aruna pun langsung mengangguk dengan segera. Reflek Andreas memeluk tubuh Aruna. "Terima kasih ya," tambahnya. Sedang anak-anak yang lain langsing bertepuk tangan kecuali Renata dan sahabat dekatnya yang memilih pergi dari tempat itu. Mungkin karena malu.

"Huh. Awas tuh anak baru! Berani-beraninya dia main api sama gue," ucap Renata setelah ia dan Sonya sudah sampai di dalam sebuah toilet cewek. Renata pun meninju pinggiran wastafel hingga cukup keras. Sampai-sampai tangannya pun terasa sedikit sakit. 

"Emang tuh cewek nggak sadar diri siapa dia dan siapa elo. Kapan-kapan kita kerjain aja. Biar dia tau rasa," kata Sonya memanas-manasi. Renata pun tak menjawab. Namun, sorot matanya yang tajam seakan menggambarkan sesuatu. 

Sementara di luar, tengah mengalun dengan syahdu lagu dari Ray LaMontagne - Forever My Friend yang mengiringi gerakan dansa para tamu hadirin yang sudah tenggelam dalam suasana romantis dengan pasangan masing-masing. Begitu pula dengan Andreas dan Aruna. Dalam keadaan setengah sadar mereka menggerakkan badan sesuai irama yang ada. Tak sekali dua kali Aruna pun memeluk erat lelaki yang kini sudah resmi menjadi pacarnya itu. 

Chup! Andreas pun mengecup ujung kepala Aruna sehingga wanita itu mengangkat kepalanya. Mata keduanya pun saling menatap satu sama lain. Dan kemudian Aruna pun tersenyum sambil meraih tengkuk Andreas. Aruna pun menarik tengkuk lelaki itu untuk menutup jarak diantara wajahnya dan wajah Andreas. Bibir mereka pun menempel sempurna. Hingga sepersekian detik berikutnya. Andreas melumat bibir bawah Aruna, menyedotnya beberapa kali hingga menggigitinya dengan gemas.

Aruna pun tak mau kalah. Ia yang sudah tidak asing lagi dengan adegan ciuman mesra dengan lawan jenis. Walau ia hanya berpengalaman sebatas cium-mencium. Segera menjulurkan lidahnya yang berliur itu ke dalam mulut Andreas. Tanpa menunggu waktu terbuang lebih lama lagi. Andreas pun menyambut kedatangan daging kenyal yang berair itu dengan penuh nafsu. Apalagi kini mereka di bawah pengaruh alkohol. Jadi, hawa panas yang tercipta dari sensasi minuman keras itu membakar gairah mereka untuk melakukan lebih.

Lihat saja tangan nakal Andreas yang kini tak lagi diam. Ia begitu aktif meremas buah dada berukuran 36B yang masih sangat kenyal itu. Tentu saja Andreas yang merasa begitu gemas dengan daging ranum itu menggunakan kedua tangannya untuk bermain-main di seluruh bagiannya. Tak hanya ujung yang terdapat bakso kecil, tapi bagian samping kanan, kiri, atas dan bawah. Semuanya tak ada yang luput dari sentuhan Andreas yang semakin terbakar api asmara.

Sesekali Aruna pun berdesis nikmat. Ketika bagian sensitifnya diperlakukan sedemikian rupa oleh Andreas. Tapi, sekilas bayangan kedua orang tuanya di kampung pun terlintas. Ia pun segera sadar dan tak ingin terjerumus lebih dalam lagi di permainan panas yang menerbangkannya ke awang-awang ini.  Aruna pun mendorong dada bidang Andreas yang berotot itu.  Hingga lelaki itu melepas pelukannya dengan sedikit terpaksa.

"Kenapa? Apa gue melakukan kesalahan?" tanya Andreas dengan nada yang terdengar kecewa.

"Ma… maaf," kata Aruna. Kemudian ia pun berlari menjauhi Andreas.

"Shit!!" umpat Andreas. Kemudian ia pun segera mengangkat tangannya ke arah pelayan. Seorang wanita berpakaian pelayan seksi pun bergegas mendekati Andreas.

"Ada yang bisa saya bantu, Bos,?" tanyanya dengan sopan.

"Siapkan minuman spesial untuk seseorang. Segera!" titah Andreas tanpa menoleh ke arah wanita yang masih menundukkan kepala di sampingnya itu.

"Baik, Bos," balas si wanita kemudian pergi. Andreas pun tersenyum licik.

"Gue paling membenci penolakan," desisnya dengan tatapan yang masih ke arah yang sama dengan kepergian Aruna tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 28 Es Rujak Krim

    Aruna celingukan di luar pagar rumah Al sambil menenteng plastik hitam besar berisi sampah. Ia sedang mencari tempat sampah tapi tak kunjung menemukannya."Aduh. Dimana gue harus buang sampah-sampah ini? Masak sih kawasan elit begini nggak ada tempat pembuangan sampahnya," gumam Aruna sambil terus celingukan ke area sekitar rumah Al. Ia begitu fokus dengan benda-benda di depannya. Sehingga Aruna tak sadar jika ada seorang wanita seusianya sedang mengawasi Aruna dari belakang."Sedang cari apa, Mbak?" tanya si wanita itu sambil menepuk pundak Aruna. Tentu saja gadis cantik itu langsung terlonjak kaget sambil memutar tubuhnya."Eh, ini saya mau cari tong sampah, Mbak? Tapi, nggak ketemu-ketemu. Kira-kira dimana ya biasanya kalau mau buang sampah?" tanya Aruna apda wanita itu."Oh, buang sampah toh. Itu ada di belakang komplek ini, Mbak. Nggak jauh kok dari sini. Tapi, kalau mau bareng saya aja. Saya juga ada sampah yang mau dibuang," tawar wanita ya

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 27 Bekal Spesial Untuk Al

    Al berjalan mantap keluar dari rumah sambil menatap layar ponselnya. Menuju sebuah mobil yang siap mengantarkan lelaki berpenampilan ala eksekutif muda itu ke tempat ia memulai karir. Al memencet smart key di tangannya yang lain. Sehingga mobil itu bergoyang dan mengeluarkan suara 'pip-pip' dibarengi dengan keempat lampu mobil yang berkedip secara bersamaan.Al segera masuk ke dalam mobil. Duduk di jok kemudinya. Namun, saat ia hendak menghidupkan mobil itu. Tak sengaja matanya menangkap sebuah paper bag ukuran sedang berada di luar kaca mobilnya. "Apaan tuh?" gumam Al sambil mengerutkan keningnya. Ia membuka kaca jendela di sampingnya. Lalu menjulurkan tangannya keluar untuk meraih benda itu. Al menarik secarik kertas yang tergantung di pegangan tangan benda itu."Sebagai ucapan terima kasih atas pertolongan Pak Al tadi. Aku sudah siapkan makanan spesial yang enak dimakan nanti siang. Asri," gumam Al membaca isi kertas itu. Kedua ujung bibir Al pun terangkat. "Mbak Asri. Udah siapin

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 26 Pak Al yang Baik Hati

    Keesokan harinya Aruna menatap baju-baju yang dibelikan Al kemarin. Ternyata isi kantong belanjaan yang dibawa Al dari dalam toko baju itu berisi beberapa baju daster lain untuk Aruna."Huh. Panas banget sih pakai baju ginian. Mana harus pakai kerudung lagi," gerutu Aruna dengan kesal. "Tapi, tenang Aruna. Tenang. Ingat! Ini cuma sementara. Loe akan segera pergi dari sini kalau semuanya sudah aman. Loe harus bertahan. Daripada loe tertangkap lagi sama Andreas yang gila duit itu." Ia kembali mengingatkan dirinya sendiri. "Tapi, sumpah sih ini baju bikin ribet. Seharian make aja. Entah berapa kali gue harus megangin ujungnya biar nggak kena air ataupun debu," tambahnya masih menggerutu. Tiba-tiba sebuah ide brilian melintasi pikirannya. "Aha! Gue punya ide!"Aruna mencari gunting di dapur. Tempat ia meletakkannya kemarin. Setelah itu ia kembali ke kamar untuk memotong bagian lengan dan bawahnya hingga sebatas lutut."Nah! Kalau gini kan lebih enak dipakai. Lagian yang dipermasalahkan san

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 25 Dikira Pengantin Baru 

    "Pak Al!" panggil Aruna yang membuat Al langsung balik badan. Setelah lelaki itu menoleh. Matanya pun langsung terpaku dengan pemandangan di depannya. Aruna terlihat menawan meskipun hanya memakai daster rumahan lengan panjang yang cukup longgar di badannya. Kulit putihnya tampak semakin terang dipadu dengan warna coklat dari kain batik itu. Dan yang membuatnya tak bisa berkedip sedetikpun, adalah jilbab senada yang menutupi kepala Aruna. Benda itu menampilkan kecantikan yang nyata pada wajah gadis itu. Ini memang rekomendasi dari pelayan toko. Ia menyarankan Aruna untuk memakai jilbab karena mendengar cerita Aruna yang bingung dengan sikap aneh Al."Astaghfirullah hal'adzim," gumam Al sambil memutar tubuhnya lagi. Ia merasa berdosa karena sudah terpesona dengan kecantikan wanita yang hanya berstatus sebagai pembantunya itu. Aruna bingung dengan reaksi Al."Pak Al tidak suka ya? Atau saya ganti baju saya lagi aja?" tanyanya bingung. "Jangan-jangan. Jangan. Pakai itu saja. Baju itu… t

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 24 Ke Pasar Bareng

    Mulai hari ini Aruna sudah resmi menjadi ART di rumah Al. Makanya pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Sebenarnya dia tipe anak yang rajin dulu saat di kampung. Dulu ia sering membantu ibunya bersih-bersih dan juga masak. Jadi, dia tak begitu kaget dengan kegiatan itu sekarang. Hanya saja, Aruna masih merasa kebingungan. Sebab, ia tak menemukan peralatan yang biasa dipakainya saat ini. Saat Aruna hendak masak. Ia tak menemukan satu alat masak pun, sedang saat ia hendak bersih-bersih. Ia juga tidak menemukan sapu atau kemoceng dimanapun. Padahal, kini ia sudah mencari di kolong-kolong. Berpikir jika mungkin benda-benda itu terjatuh di sana."Mbak Asri. Sedang apa?" tanya Al heran yang ternyata sudah berdiri di belakang Aruna.Dug!"Aw!" pekik Aruna yang kaget dan langsung membentur kolong meja makan. "Aduh," rintih Aruna sambil keluar dari kolong itu dan mengelus ujung kepalanya."Astaghfirullah hal'adzim," gumam Al sembari balik badan seketika. Sebab, kaos yang digunakan Aruna begitu ke

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 23 Menjadi ART

    "Ini rumah saya, Mbak. Semoga Mbak Asri bisa betah tinggal di rumah saya," ujar Al sambil membukakan pintu rumahnya lebar-lebar.Aruna yang berjalan di belakang Al pun mengikuti gerakan Al untuk masuk ke dalam rumah itu. Ia pun langsung mengedarkan pandangan setelah kakinya melangkah masuk. Rumah ini tak semewah Apartemennya memang, tapi entah kenapa baru masuk saja hatinya merasa adem. 'Apa mungkin karena cat dindingnya yang berwarna putih bersih ya?' batin Aruna bingung. Ia pun terus melangkahkan kakinya sambil menatap keindahan tata ruangan ini yang benar-benar menakjubkan. Mulai dari hiasan bergambar ka'bah dan tulisan kaligrafi, rak buku kekinian yang menjadi pembatas dengan ruangan lain serta penataan sofa berwarna abu-abu yang terlihat sangat kontras dengan warna dinding rumah itu."Mbak," panggil Al yang langsung membuyarkan lamunan Aruna."Iy… iya," balas Aruna terbata. Sambil mengalihkan perhatiannya ke arah sosok Al yang sudah berada di ambang pintu ruang berikutnya."Mari i

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 22 Andreas Kelabakan

    Sudah satu setengah hari ini Aruna belum sadarkan diri. Matanya masih saja terpejam dengan beberapa bagian tubuh yang tertutup perban. Dia memang tidak memiliki luka dalam yang cukup serius, tapi menurut dokter Aruna sudah mengalami dehidrasi akut dan tenaganya ngedrop."Kenapa bisa begitu, Dok?" tanya Al saat Dokter menjelaskan tentang hal tersebut beberapa saat yang lalu."Saya juga kurang tau pasti. Hanya saja, sepertinya dia baru saja berlari cukup lama. Tapi, dia juga belum minum sama sekali. Jadi, sebagian besar cairan di tubuhnya itu sudah dikeluarkan lewat air keringat dan juga dibakar untuk menghasilkan tenaga. Makanya, sekarang dia sedang dalam proses recovery energy," jelas Dokter yang menangani Aruna."Oh, begitu ya, Dok. Pantas saja saat itu dia tiba-tiba muncul di depan mobil saya. Sepertinya dia sedang dikejar seseorang pada saat itu," ujar Al menyimpulkan. Dokter itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali."Mungkin saja seperti itu. Tapi, untuk lebih jelasnya

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 21 Dari Kandang Macan Ketemu Singa

    Aruna pun terus berlari sekuat yang ia bisa. Sungguh, ia baru saja keluar dari kandang macan. Dan dia tidak ingin masuk ke dalam kandang singa. 'Apalagi singanya nggak hanya satu. Bisa habis badan gue digilir mereka,' ujar Aruna sambil terus berlari."Woi!!! Tunggu!!! Jangan kabur!!! Woi!!! Woi!!!" teriak kedua orang itu saling bersautan.Aruna pun berusaha semakin mempercepat laju lariannya. Walaupun sebenarnya ritme lariannya tetap sama. Maklumlah, dia belum makan sejak tadi siang. Sebab, dia pikir malam ini dia akan dinner romantis lalu asyik-asyik sama Andreas. Bukannya dijual pada lelaki yang tidak ia kenal dan begitu bernafsu ingin segera menggagahinya.Hosh. Hosh. Hosh. Nafas Aruna pun semakin tersengal-sengal. Rasanya pasokan oksigen dalam rongga paru-parunya sudah semakin menipis. Engsel di lututnya pun sudah terasa pegal dan ingin segera beristirahat. Untung saja ia memakai sandal jepit murahan yang ia bawa dari kampung juga. Coba kalau dia masih pakai high heels seperti tadi

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 20 Memilih Kabur

    Aruna pun berlari dari tempat itu. Namun, tanpa sengaja ia menjatuhkan kalung pemberian Andreas kemarin. 'Brengsek. Biadap. Andreas keterlaluan. Bisa-bisanya dia cuma memanfaatkan gue untuk kesenangannya pribadi. Sialan. Dia memang sialan. Denada juga. Tega-teganya dia melakukan ini di belakang gue. Hiks…. Hiks…. Gue benci mereka semua. Gue benci,"' ujar Aruna dalam hati. Ia pun terus menyumpahi Andreas sambil terus berlari sekencang yang ia bisa. Air matanya pun mengalir deras. Seiring langkah kakinya yang dibuat selebar yang ia bisa, agar segera pergi dari tempat ini.Tak lama kemudian Aruna pun sampai di depan mobilnya yang tadi sempat mogok. Tanpa membuang waktu. Aruna pun masuk ke dalam mobil itu, lalu ia segera menghidupkan mesin mobil. Dan dengan ajaib. Mobil pun menyala. Tanpa pikir panjang Aruna pun menekan pedal gas dan segera melajukan mobil itu keluar area komplek perumahan mewah ini.Sepuluh menit berlalu, Aruna pun sudah sampai di Apartemennya. Ia pun langsung menuju kama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status