Se connecter
Di malam hari, malam bisa membuat penguat bagi seseorang dalam memulai hari esok. Dan kata-kata indah di malam hari juga bisa sebagai penutup harimu menjadi tenang. Dengan begitu, suasana hati dan pikiran yang tenang akan meningkatkan kualitas tidur.
Namun tidak bagi seorang Sagara Althair Dirgantara, lelaki berparas tampan. Laki-laki dingin dan tak tersentuh, akan tetapi selalu berhasil membuat para gadis tergila-gila akan pesonanya. Malam yang seharusnya di gunakan untuk istirahat tapi tidak dengan Sagara, ia yang mengalami gangguan kesulitan untuk tidur membuat ia menghabiskan malam entah di area balap atau bahkan tak jarang ia berada di club hingga ia tak sadarkan diri. Bukan tanpa alasan Sagara mengalami gangguan tersebut, semenjak kepergian kekasihnya secara tiba-tiba dan mengatakan untuk mengkahiri hubungannya secara sepihak, membuat dirinya bertanya-tanya? Apa yang salah dari dirinya?. Jeslyne Velishia Anderson, nama yang masih melekat di hatinya, luka yang di torehkan oleh gadisnya bahkan masih membekas sampai detik ini. Gadis yang dulu menjadi pujaan hati sekaligus penyemangat di hidupnya tiba-tiba pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Samenjak kepergiaannya semangatnya sirna, hari-hari yang di laluinya terasa hambar. Malam, di tempat sirkuit arena balap mobil Sagara sudah duduk dengan pembawaan yang tenang. Ya, Sagara kini berada di arena balap mobil, ia sudah terbiasa dengan gemuruh suara derum mobil juga riuh para penonton di arena balap. Pembawaanya yang tenang juga tatapannya yang tajam, mampu membuat musuh bergidik oleh tatapannya. Bruuuumm “Huuuu, Sagara, i love you” “Sagara, saranghe” “Sagara, kamu pemilik hatiku, kiyowooo” “Gila, pesonanya makin badas” “Anjir, gantengnya gak ada duanya, meskipun kayak kulkas tujuh pintu” Suara derum mobil yang berbunyi membuat para penonton berteriak heboh, apalagi teriakan histeris dari para gadis yang meneriaakkan nama Sagara. Walaui begitu, Sagara tidak pernah perduli apalagi menengok. “Hallo, w******p, Bro! Gimana, udah siap kalah malam ini?“ ejek Alex pada Sagara yang akan menjadi lawannya malam ini. “Lo lagi hina diri sendiri,” balas Sagara tenang. “Brengsek” teriaknya dengan emosi, membuat Sagara tersenyum miring. Seorang gadis dengan pakaian sexy melangkah maju dengan membawa sehelai kain sebagai tanda bahwa acara balap akan segera di mulai. Setelah berada tepat di depan diantara dua mobil gadis tersebut mengangkatnya ke atas. One… Two… Three… Goooo… Bruuuuumm Mobil masing-masing melesat meninggalkan Area, Sagara masih memimpin dengan kecepatan penuh. Ia mampu menguasai jalan meski dengan belokan-belokan tajam. Mobil Alex yang berada tidak jauh dari mobil Sagara, semakin melaju menambah kecepatan untuk menyalip mobil Sagara. Sagara melirik kaca spion dengan tersenyum smirk. “Jangan harap lo bisa ngalahin gue,” gumam Sagara. “Sial,” gerutu Alex mencengkeram setir mobilnya. Bruuumm Ckiiiit… Mobil Sagara tiba di garis finish terlebih dulu dan kemudian di susul mobil Alex di belakangnya. Sorak gembira terdengar nyaring oleh para sahabat Sagara dan juga gadis penggemar Sagara tentunya. Sagara turun dari mobil dengan wajah dingin serta pembawaanya yang tetap tenang. “Woyooo, gak kaleng-kaleng emang bos gue nih!“ seru Kenzo sahabat Sagara. Alex berjalan menghampiri gerombolan Sagara dan melempar segepok amplop berisi uang taruhan yang sudah di sepakati. Lucas yang berada tidak jauh, langsung menangkap amplop yang di lempar Alex dengan spontan. “Woy, santai, Broo, lo kalau kalah, kalah aja gak usah emosi gitu kali,” ejek nando dengan gelak tawa. “Bangsat, cari mati lo,” teriak Alex dengan melangkah maju, akan tetapi pergerakannya di halau oleh sahabat-sahabat Sagara. “Dih, nyolot, udah kayak macan betina lo.“ “Tunggu pembalasan gue,” ancam Alex dengan menuding wajah Sagara. Sagara hanya diam tenang tidak menanggapi ocehan Alex. “Ga, kita party kan malam ini, buat rayain kemenangan kitaaa,” ajak Kenzo pada Sagara. “Lo ambil uangnya, terserah mau lo buat ap…” kalimat Sagara terhenti dan tubuhnya membeku ketika ia tidak sengaja melihat siluit tubuh yang sangat ia kenali. Ia terdiam sejenak menatap kepergian gadis tersebut. Deg… Jantungnya tiba-tiba berdebar hebat setelah melihat gadis tersebut. Sagara langsung berlari menerobos kerumunan mengejar gadis yang ia lihat barusan, ia yakin jika dirinya memang tidak salah lihat. “Sial, gue kehilangan jejak,” gerutu Sagara, ketika gadis tersebut sudah menghilang begitu saja. * * * Di SMA Pelita Bangsa, Seorang laki-laki tampan mengendarai motor sport dengan helm fullfacenya memasuki area parkiran sekolah. Kedatangannya tentu menjadi pusat perhatian para siswa-siswi sekolah karena penampilannya yang mencolok di antara siswa lainnya. Sagara melepas helm fullfacenya, memperlihatkan wajah tampannya dengan tatapan yang tajam. Seorang gadis tiba-tiba saja menghampiri Sagara, dengan membawa kotak bekal yang akan di berikan kepada Sagara. “Kak, ini bekal dari aku buat, Kak Saga!“ gadis tersebut menyodorkan kotak bekal kepada Sagara, namun Sagara enggan menerima kotak bekal tersebut dan berlalu begitu saja tanpa menghiraukan gadis tersebut. “Buat gue aja sih, gue bakal terima dengan lapang dada,” sahut Kenzo yang ingin meraih kotak bekal tersebut. “Enak aja, enggak,” ketus gadis tersebut dan berlalu pergi. “Dasar, orang sama-sama di makan juga, apa bedanya sih di kasih ke gue.“ “Jelas beda ege, Sagara cakep kalo muka lo kek tupai,” ejek Lucas menoyor kepala Kenzo. “Cabut kuy” ajak Nando mengikuti Sagara menuju kelasnya. Sebuah mobil memasuki pelataran sekolah, Jeslyne bersama kedua orang tuanya turun dari mobil melangkah menuju ruang kepala sekolah. Tok, Tok, Tok “Selamat pagi” “Selamat pagi, Bapak Roger, silahkan masuk,” sambut kepala sekolah kepada Jeslyn dan keduan orang tuanya. “Apa kabar Jeslyne, selamat datang kembali di sekolah ini.“ “Baik, Pak, trimakasih masih mau menerima saya kembali di sekolah ini.“ “Saya nitip Jeslyne ya, Pak Danang, sekali lagi trimakasih sudah menerima kembali putri saya di sekolah ini.“ “Sama-sama, Pak Roger. Mulai hari ini kamu bisa masuk kelas kamu ya, Jeslyn, nanti di antar sama guru kelas kamu,” ucap kepala sekolah memberitahu Jeslyn. “Baik, Pak!“ Setelah pertemuan dengan kepala sekolahnya, orang tua Jeslyne pamit kembali untuk pulang. Jeslyne berjalan memasuki kelasnya beriringan dengan guru kelasnya, detak jantungnya tiba-tiba saja berdetak kencang, padahal kelas yang akan ia masuki masih sama seperti dulu, namun rasanya sedikit canggung. “Selamat pagi anak-anak,” sapa guru kelas pada muridnya. “Selamat pagi, Bu!“ Balas murid-murid. “Oh ya, hari ini kita kedatangan murid baru ya, sebenarnya kalian semua sudah kenal ya, karna teman bari kalian kali ini sudah pernah sekolah di sini sebelumnya.“ “Jeslyne, ayo masuk, perkenalkan diri kamu kembali pada teman-teman kamu,” ucap sang guru menuntun Jeslyne. “OMG, Jeslyne serius itu elo,” teriak Rhea dengan suara cemprengnya. Jeslyne merutuk kecil dalam hatinya, karna satu kelas lagi dengan sahabat bar-barnya dulu. “Pagi teman-teman, namaku Jeslyne, pindahan dari Singapore School” Jeslyne berdiri di depan kelas memperkenalkan dirinya. “Jes, makin cantik aja nih!“ teriak salah seorang murid laki-laki di kelas tersebut. “Jes, duduk sama, Aa' sini,” tawar murid laki-laki di kelasnya. “Sudah-sudah, Jeslyne kamu duduk di sana ya.“ “Baik, Bu, terimakasih.“ Jeslyne mengehembuskan napasnya pelan, jujur Jeslyne senbenarnya enggan untuk pindah sekolah kembali, karena sudah nyaman di sekolah lamanya yang di Singapura. Apalagi kembali ke sekolahnya ini, tentu saja ia akan bertemu kembali dengan masalalunya. Jeslyne harap pertemuannya kembali tidak akan memberi kesan buruk. ***Di hotel bintang lima, yang juga termasuk aset milik keluarga Dirgantara kini sedang berlangsung makan malam bersama dengan keluarga lengkapnya, ada Opa wiliam, kedua orang tua Sagara, dan juga Darell, yang bergabung dalam satu meja.Opa William yang mengajak keluarga besarnya berkumpul, juga ingin mempertemukan keluarga jauh yang datang dari London.“Kalian sudah datang rupanya, ayo duduk,” sambut Opa William melihat kedatangan Sagara dan juga Jeslyne.“Maaf sedikit terlambat, Opa,” ucap Jeslyne tidak enak membuat yang lain menunggu.“Gak pa-pa, kita juga belum lama sampai,” ujar Calvin pada menantunya yang terlihat canggung.“Oh ya, kenalkan Jeslyne, ini Om Lewis dan Tante Amora sepupu dari Papa Calvin. Dan sebelahnya itu putrinya Liona, yang juga teman kecil Sagara dan Darell,” Issabella memperkenalkan keluarganya yang dari London.“salam kenal Om, Tante, Liona, saya Jeslyne istri Sagara,” Jeslyne tersenyum menyambut keluarga Sagara dengan memperkenalkan diri.“Oh, jadi ini, istri
Pov Lucas & Gisell “Sayang…” Panggil seseorang dari arah luar, dan mampu membuat Lucas membeku, bukan karena suaranya tapi dengan panggilan Sayangnya pada Gisell. Deg… Lucas yang mendengar panggilan Sayang tersebut ia tersenyum miring, “pacar, heh,” ucap Lucas dengan tangan bersidekap di dadanya. “Bukan urusan lo,” jawab Gisell hendak keluar namun pintu ternyata di kunci. Lucas maju menghampiri Gisell dan memojokkan Gisell pada pintu kamar mandi, mengungkungnya dengan ke dua tangannya. “Bilang sekali lagi,” bisik Sagara dingin tepat di telingan Gisell, membuat Gisell meremang mendengar ucapan Lucas. “Minggir, gue mau keluar,” ucap Gisell lirih, dan mencoba melepas kungkungan Lucas, namun hanya sia-sia karena tenaganya tak sebanding denga Lucas. Lucas mencium ceruk leher Gisell yang terlihat jelas, karena rambutnya yang di kuncir kuda memperlihatkan leher jenjang Gisell yang putih. Gisell meremang mendapat perlakuan seperti itu oleh Lucas, bahkan ia menggigit bibirnya kua
Kriiiing Bel pulang sekolah telah berbunyi, menandakan pelajaran telah usai, dan ujian semester kali ini telah usai. Para murid yang keluar dari kelasnya masing-masing menunjukkan ekpresi yang lega, karena ujian telah usai. Begitupun Jeslyne dan teman-temannya, mereka keluar dengan raut happy karena merasa lega setelah satu minggu bertempur dengan soal-soal ujian semesternya. “Akhirnyaaa, selesai juga ujian kita. Gila lega banget gue,” lega Rhea saat keluar dari kelasnya. “Iya, gila rasanya kepala gue mau pecah liat soal-soal ujian itu,” sambung Rachel dengan keluhannya. Berbeda dengan Jeslyne yang justru terlihat santai, tidak mengeluh seperti teman-temanya. “Temen kita satu ini nyantai bae nih,” celetuk Rhea melihat Jeslyne. “Lah, dia mah otaknya encer, emang lo otak pas-pasan,” cibir Rachel pada Rhea. “Lebay,” ejek Jeslyne pada kedua sahabatnya tersebut. Di tempat lain, tidak jauh beda dengan Jeslyne CS, Sagara dan teman-temannya yang baru kelua
“Brengsek, gue habisin lo.“ Sagara melangkah maju mengahampiri Dion, tanpa aba-aba dia langsung memukul wajah Dion keras, hingga ia tersungkur. Sagara yang sudah di selimuti emosi, apa lagi sedari tadi ia sudah menahan emosinya untuk tidak menyerangnya, tapi kini ia sudah tidak bisa lagi menahan. Dion yang terus menyebut nama Jeslyne membuat emosinya meradang. Sagara kembali menghajar Dion, dan memukulnya tanpa ampun. Dion yang menahan pukulan Sagara hanya beberapa kali saja bisa menepis, namun karena tenaga Sagara yang cukup kuat, membuat Dion kewalahan. “Cih, segitu pengaruhnya Jeslyne, sampe lo ketakutan gue bakalan rebut,” ucap Dion tersenyum menyeringai tanpa rasa takut, membuat Sagara semakin emosi. “Diem lo bangsat,” teriak Sagara yang kini kembali menghajar Dion. Bahkan Dion sekarang sudah di bawahnya membuat Sagara tidak gentar memberi pukulan demi pukulan kepada Dion. “Woy, pisahan Saga, bisa mati itu anak orang,” teriak Kenzo berlari menghampiri Sa
Sagara dan teman-temannya kini berada di parkiran sekolah elitenya. menunggu pujaan hatinya untuk pulang bersama. Sedangkan dari kejauhan, Jeslyne dan teman-temannya sudah berjalan beriringan. Jeslyne melihat Sagara bersandar di depan kap mobilnya, di kelilingi oleh teman-temannya. “Eh, udah di tungguin tuh sama pangeran lo,” goda Rhea dengan menyenggol bahu Jeslyne. “Pangeran kodok,” jawab Jeslyne membuat Rachel dan Rhea tertawa. “Dih, senyum-senyum dia ketemu bininya,” cibir Kenzo melihat Sagara yang membuatnya geli. “Cantik,” celetuk Sagara tiba-tiba dengan senyumnya yang masih mengembang. “Sekarang aja muji-muji, dulu coba hinaannya sampe menusuk relung hati yang paling dalam,” cibir Kenzo pada Sagara, namun Sagara tidak menggubris. “Sayang, gimana ujiannya, lancar?“ Tanya Sagara saat Jeslyne sudah di hadapannya. “Hmmm.“ “Jeslyne mah gak usah di tanya, otaknya encer dia,” celetuk Rhea bangga sama sahabatnya itu. “Gak kayak lo,
Ceklek Pintu terbuka, membuat Sagara dann Jeslyne menoleh. Terlihat ke orang tua dan juga mertuanya datang, dan masuk ke dalam ruang rawat Jeslyne. “Astaga, Sayang, apa yang sudah terjadi sama kamu, Sayang?“ Tanya Renata, menghampiri dan memeluk putrinya. “Aku gak pa-pa, Ma, hanya kecelakaan kecil,” bohong Jeslyne dengan melirik Sagara. “Saga, kenapa kamu bisa sampai lalai menjaga menantu, Mama,” omel Issabella menatap kesal putranya. “Gak pa-pa, Ma, tadi aku keluar duluan saat selesai ujian, dan Aga, juga belum selesai ujiannya, jadi dia gak tahu,” ujar Jeslyne membela suaminya. “sebaiknya kamu ikut ujian susulan saja, Jes, kalau belum sembuh. Nanti Papa, yang akan uruskan,” usul Calvin pada menantunya. “Iya, nak, kalau masih sakit sebaiknya jangan di paksakan untuk masuk sekolah dulu,” timpal Roger yang berada di samping sang istri. “Jeslyne, udah gak pa-pa, Jeslyne juga gak mau nginep di rumah sakit, jadi Jeslyne mau langsung pulang aja.


![Without You [Indonesia]](https://acfs1.goodnovel.com/dist/src/assets/images/book/43949cad-default_cover.png)




