"Pe... Penjaga... Penjaga!" teriak Walikota Alonzo parau. Ia panik dan wajahnya memancarkan ketakutan.
Dua penjaga yang sedari tadi berdiri dikiri-kanan sang walikota, sedikit lambat bertindak mencoba melepaskan cengkraman Juan pada kerah baju Walikota Alonzo.
Namun tak disangka tenaga Juan cukup kuat. Pria itu bergeming dengan mata lurus menatap tajam Walikota Alonzo, bagaimanapun dua penjaga tersebut mencoba melepaskan keduanya.
"Hey! Lepaskan tangan kotor kalian dari tuan Juan!"
Sebuah teriakan dengan nada mengancam datang dari arah gerbang rumah sang walikota. Juan, Walikota Alonzo serta dua penjaga yang tengah berkutat melepaskan tuannya bersamaan menoleh kearah datangnya suara tersebut.
Angelo? Kening Juan berkerut melihat tangan kanan ayahnya itu muncul ditempat ini. Mengapa dia kemari? Bukankah dia tak peduli dengan semua ini?
Angelo berjalan dengan langkah panjang-panjang serta raut wajah penuh tekad. Sesampainya didepan Juan,
Raut wajah sang walikota berubah bak habis melihat hantu. Kedua matanya terbelalak lebar bagai akan keluar meninggalkan tempatnya."Ap-apa k-katamu? T-t-tuan... Dom.. Dominica Maximo? K-k-kau putra tu-tunggalnya?"Walikota Alonzo berkata dengan susah payah. Tenggorokannya tiba-tiba terasa tercekat setelah mendengar nama "Maximo" disebut.Ya. Siapa yang tak kenal dengan keluarga Maximo. Khususnya Dominica "Don" Maximo si Singa Yang Agung, sang mafia penguasa Sicilia.Tidak ada satu orangpun di pulau ini, bahkan di negara ini, berani menghadapi sang Don Maximo. Jika kau sampai mengusik sang Maximo, baik itu keluarganya, kerabatnya atau rekan bisnisnya, jangan harap kau akan melihat matahari terbit esok hari.Lalu, apa yang kulakukan? batin Walikoya Alonzo ketakutan. Aku... Aku telah mengusik putranya. Putra tunggalnya! Apa, apa yang akan terjadi padaku nanti. Bagaimana ini? Walikota Alonzo benar-benar panik.Dia memang pernah mende
Terengah-engah, Celeste muncul dihadapan Juan dan Walikota Alonzo. Melihat busana seksi bahkan nyaris tak menutupi tubuh indah Celeste, Angelo seketika mengalihkan perhatiannya.Berbanding terbalik dengan Juan yang tertegun dengan kening berkerut melihat kemunculan Celeste."Disana rupanya kau bersembunyi selama ini, jalang sialan!" umpat Walikota Alonzo dalam hati.Celeste maju dengan hati-hati mendekati Juan dan Walikota Alonzo. Jalannya sedikit aneh karena menahan dingin cuaca diluar yang menusuk kulit.Apa ini? Pakaian apa yang dikenakannya? batin Juan bingung. Setahuku Celeste tidak menyukai busana yang seperti ini."Juan..." panggil Celeste pelan."Celeste, apa yang..." balas Juan tertahan."Sebentar. Aku mohon padamu tunggu sebentar saja. Setelah itu aku akan menjelaskan semuanya padamu," potong wanita itu.Juan menuruti keinginan Celeste walaupun dengan rasa bingung. Celeste beringsut maju mendekati Walikota Alonz
Ragu Celeste menjawab, ia melirik sang walikota yang mengkerut ketakutan setelah mendengar dirinya melapor pada Juan.Kalau bajingan tua itu sampai mengerut ketakutan begitu, sepertinya ia sudah tahu kalau Juan adalah putra tunggal Don Maximo, batin Celeste.Melihat Celeste meliriknya, tanpa suara Walikota Alonzo memohon pada wanita itu agar tak memberitahu perbuatannya pada Juan. Namun Celeste bergeming, tubuhnya masih merasakan bagaimana pria tua itu dengan buasnya menikmati tubuhnya.Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Tiba-tiba Celeste merinding mengingat peristiwa itu. Walaupun berkali-kali ia membersihkan tubuhnya, dengan sabun termahal sekalipun, mungkin jejak pria tua itu tak akan pernah hilang ditubuhnya.Memikirkan hal itu, membuat rasa bersalahnya muncul saat melihat Juan. Bagaimana ini? Bagaimana jika Juan tahu kalau aku sudah ternoda? Sudah pasti dia akan mencampakkan aku, batin Celeste gelisah."Sayang, katakanlah... apa yan
Dengan emosi memuncak, Juan melangkah masuk kedalam rumah dimana Walikota Alonzo berada. Celeste menatap punggung kekasihnya dengan pilu."ALONZO! DIMANA KAU?!" teriak Juan menggelegar.Walikota Alonzo yang sedang duduk disofa dijaga oleh Angelo terkejut bukan main mendengar suara menggelegar yang memanggil namanya."Ada apa, tuan Juan?" tanya Angelo yang melihat kemunculan Juan dengan amarah yang sangat besar.Tanpa menjawab pertanyaan Angelo, Juan terus berjalan melewati pria itu. Matanya tajam tertuju hanya pada satu orang. Walikota Alonzo!Sang walikota yang merasakan bahaya, beringsut dari duduknya. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya, tubuhnya gemetar melihat kemarahan besar dalam diri Juan.Tamat riwayatku! Jalang itu sepertinya sudah menceritakan semuanya pada pria ini, batin Walikota Alonzo mengerut.Juan berjalan pelan penuh wibawa, membuat sang walikota bertambah ciut nyalinya."Tu-t-tuan... Tuan... ma-m-m
Bagai seekor singa yang telah mendapatkan buruannya, Juan menatap ganas sang walikota yang tergeletak dilantai, tak berdaya.Dengan kasar Juan menarik kerah baju pria itu, lalu menyeretnya keluar. Walikota Alonzo yang kesadarannya mulai samar-samar hanya bisa pasrah menerima perlakuan Juan.Diluar, Celeste yang tengah berdiri menunggu dengan cemas apa yang terjadi didalam terkejut saat melihat Juan keluar dengan menyeret Walikota Alonzo yang telah babak belur.Mata indah wanita itu membelalak dan mulutnya yang ternganga segera ditutupnya dengan kedua tangan. "Ap..apa yang terjadi?" tanya Celeste ngeri.Juan terus berjalan dengan langkah besar dan mantap menyeret sang walikota. Para penjaga yang berada diluar terkejut bukan main melihat pemandangan itu. Namun mereka tidak
Juan menatap teduh wajah wanita yang ia cintai itu. Sebelah tangannya terjulur mengelus lembut pipi Celeste."Mia cara Celeste, aku tulus mencintaimu. Tanpa syarat apapun," ucap Juan lembut nyaris berbisik. "Apapun yang terjadi hari ini padamu tak mengurangi sedikitpun rasa cintaku padamu."Celeste menatap Juan dengan tatapan tak percaya. Benarkah apa yang dikatakan pria ini? Benarkah ia mencintaiku apa adanya? Benarkah ia mau menerimaku yang hina ini?"Sayang, tolong hilangkan pikiran jelekmu. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tapi, bersamamu… hidupku akan sempurna," bisik Juan seraya mengecup punggung tangan Celeste.Rasa haru seketika menyelimuti Celeste. Jika mem
Rombongan Angelo tiba lebih dulu di markas milik Don Maximo yang berada tak jauh dari pusat kota Siracusa. Selang lima menit, mobil yang ditumpangi Juan dan Celestepun tiba.Angelo segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa Walikota Alonzo keruang penyekapan yang berada dibelakang markas.Sementara Juan membantu Celeste turun dari mobil dan menuntunnya masuk kedalam markas mereka yang berupa rumah mewah dua lantai bercat kuning gading.Celeste memandang takjub bangunan didepannya. Rumah itu benar-benar terlihat mewah dan elegan. Sangat jauh dari bayangannya saat Juan mengatakan akan membawa dirinya ke markas Klan Maximo.Awalnya ia mengira markas yang dimaksud Juan berupa rumah tua yang seram, kotor dan berdebu. Tapi ternyata… sangat diluar ekspektasi seorang
Juan cukup terkejut dengan keberanian Celeste, namun ia juga menikmati ciuman yang penuh gairah itu. Tangan Celeste mulai meraba tubuh Juan, mencari-cari. Membuat tubuh pria itu menegang.Ia pun tak ingin kalah, tangannya mulai ikut meraba tubuh Celeste. Memeluk pinggang wanita itu dan menariknya hingga menempel erat di tubuhnya.Ciuman keduanya berubah liar dan semakin intens. Saat wanita itu mulai meminta lebih, dengan napas memburu Juan melepaskan ciuman Celeste lalu menjauh dari wanita itu.Celeste yang tengah menikmati cumbuan Juan menatapnya bingung saat pria itu menyudahinya."Ada apa, sayang?" tanya Celeste tak mengerti dengan napas memburu.Ada sedikit kilat kecewa dalam bola matanya, sebab ia tengah dalam puncak gai