Share

Ketika Dia Datang Lagi

Anak-anak pada keluar kelas untuk istirahat, aku dan Jihyo juga. Sesampainya di kantin, sekarang gak terlalu ramai. Jadi aku dan Jihyo langsung mencari tempat duduk, dan pesan makanan. Sambil menunggu makanan datang aku dan Jihyo sibuk main hp.

"Sana."

"Iya."

"Gosip tentang kamu tadi, nambah banyak yang penasaran."

"Kenapa begitu?"

"Mereka ingin tau Na kebenaran nya, jadi mereka mengotak atik semua tentang kamu."

"Apa aku harus memberi tau mereka?"

"Iya harus Na, daripada kamu di lihatin begitu."

"Aku ikut komen aja deh."

"Iya bener Na, nanti mereka malah makin penasaran lagi."

Aku langsung membuka hp dan melihat forum yang berisi tentangku. Aku komen dengan kata-kata yang baik, semoga mereka bisa mengerti. Komen kui ini banyak yang membalas, seperti nya mereka lega sudah ku jawab dengan terang-terangan.

"Na mereka udah berhenti komen, syukur deh kalau gitu."

Aku tersenyum ke Jihyo, Jihyo pun ikut senyum. Syukur kalau mereka bisa mengerti apa yang aku bicarakan. Lalu semua anak melihatku dengan muka senang. Mungkin karena ini, aku sudah bilang kalau itu bukan pacarku tapi adekku.

Setelah perbincangan itu, makanan kita sudah datang dan langsung memakannya. Saat kami sedang makan, tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk di dekatku. Dia adalah Yuta. Kenapa dia duduk disini? Yuta hanya memperhatikan saja, saat aku sedang makan. Aku melanjutkan makanku, mengabaikan Yuta yang ada disini.

Selesai makan, Yuta menarik tanganku. Tapi di tahan oleh Jihyo. Jadi mereka saling pandang.

"Mau kemana?" Tanya Jihyo.

"Ke taman."

"Ngapain?"

"Gak ada apa-apa. Cuma mau bicara aja sama Sana."

"Beneran?"

"Iya."

Jihyo melepaskan genggamannya, aku dan Yuta langsung pergi ke taman. Sesampai nya di taman, aku duduk di kursi panjang yang ada di taman Yuta juga ikut duduk. Yuta hanya diam saja, dia melamun. Aku akan bertanya Yuta dulu.

"Yuta."

"Iya." Menatapku.

"Kamu lagi sakit ya? Kok gak seperti biasanya."

"Aku gak lagi sakit, sehat kok."

"Tapi kamu kayak lagi ada beban."

"Apa aku boleh tanya Na?"

"Boleh."

"Yang ada di forum itu pacar kamu?"

"Bukan, itu adekku."

"Kamu gak bohong kan?"

"Enggak. Kamu mau aku temuin dengan adekku, agar kamu percaya."

Yuta hanya tersenyum kecil. Kenapa di senyum, aku salah bicara ya. Yuta ketawa tanpa menghadapku. Aku malah jadi bingung, kenapa jadi malu ya. Aduh aku pasti salah ini.

"Apa aku boleh ketemu sama adek kamu?" Menghadapku.

"Boleh, tapi aku harus bilang dia dulu."

"Iya, besok gak apa-apa. Gak harus sekarang kok."

Aku tersenyum, lalu kita berdua membicarakan banyak hal. Sampai tidak bisa di bicara kan.

Yuta dan aku kembali ke kelas, sebentar lagi bel berbunyi. Yuta mengantarku sampai di depan kelas. Semua anak kelasku menatap kita berdua, jadi sudah biasa jadi tontonan. Yuta segera pergi dari kelasku dan masuk ke kelas sebelah. Aku masuk juga ke kelas dan duduk di bangku, disebelahku kosong. Jihyo belum masuk, biasanya dia udah ada di kelas sebelum kelas dimulai.

"Na." Seseorang memanggilku.

"Iya, eh Nino ada apa?"

"Aku boleh duduk."

"Boleh, silahkan."

"Aku tadi udah bilang sama Bu Hyewon wali kelas kita, Bu Hyewon setuju kalau mau jadi wakil kelas Na."

"Oh iya? Wah aku baru pertama kali jadi wakil kelas, takut gak bisa apa-apa."

"Aku akan memberi tahu apa aja tugas kamu Na."

"Terima kasih Nino."

"Sama-sama Na. Mohon bantuannya ya." Nino tersenyum.

"Iya." Aku pun ikut tersenyum.

Anak-anak semua duduk di tempat, ternyata sudah ada guru yang masuk. Tapi, Jihyo kemana? Kenapa gak ke kelas. Hpku bergetar, aku mengecek hp.

Jihyo :

"Na aku gak masuk, lagi ada urusan, aku udah pamit dengan guru yang jam ini mengajar. Maaf ya, aku gak bilang sama kamu."

Sana :

"Iya, nanti aku bawain tas kamu ke rumahmu ya. Kirim alamat kamu, hati-hati ya Yo."

Jihyo :

"Terima kasih, selamat belajar Na."

Aku langsung fokus dengan pembelajaran nya, tiba-tiba ada yang duduk di sebelahku. Aku menengok ke samping, yang duduk si Winwin. Dia tidak memperhatikanku, masih fokus dengan pelajaran. Dia gak merasa duduk denganku, ah abaikan aku harus fokus.

Bel berbunyi untuk menganti pelajaran berikutnya. Setelah guru tadi keluar semua anak langsung berbincang-bincang, ada yang pamit ke WC dan masih banyak lagi. Winwin yang dari tadi sibuk dengan bukunya, ada apa sih dengan buku itu.

"Na."

"Iya." Sambil membereskan buku.

"Kamu tadi pergi ke taman sama Yuta kenapa?"

Aku langsung menatap Winwin yang tiba-tiba menanyakan aku dengan Yuta.

"Tidak bicara apa-apa kok."

"Kamu di tembak sama Yuta?"

Mataku melotot, kaget dengan pertanyaan Winwin.

"Di tembak pacaran maksud kamu?"

"Iya."

"Ah enggak kok, tadi cuma duduk-duduk aja di taman."

"Owh iya, maaf aku menyinggung kamu Na."

"Enggak kok gak apa-apa, gak usah minta maaf kamu gak salah Win."

Winwin hanya senyum saja dan melanjutkan fokus dengan bukunya. Semua anak sibuk dengan aktivitas mereka, dan aku malah ngalamun.

"Na."

Aku mengangkat kepalaku, dan melihat sesosok perempuan an. Dia Nayeon, aku tersenyum melihat ku lalu duduk di kursi depanku.

"Nanti ada waktu gak?"

"Kenapa?"

"Aku mau ngajak kamu ketemu sama temen cowokku."

"Kenapa harus aku? Teman kamu yang lain kemana?"

"Ada, tapi aku mau ngajak kamu aja Na. Mau gak?"

"Iya aku mau."

Nayeon tersenyum dan balik ke bangkunya. Pelajaran ke 3 sudah dimulai, aku fokus dengan pelajaran ini. Winwin yang ada di sebelahku tidur, tadi semangat sekarang lemas. Winwin ini gimana sih ya, kadang semangat kadang lemas.

Bel berbunyi waktunya pulang, guru menutup pelajarannya dan semua anak membereskan buku. Winiwin masih tidur, aku tinggal atau aku bangunkan.

"Win?"

Winwin seketika membuka mata dan bangun. Dia melihat sekeliling sudah mulai sepi.

"Sudah waktu pulang?"

"Iya, sudah. Cepat beres-beres dan pulang, kamu kelihatan capek."

Winwin beranjak untuk ketempat duduknya dan membereskan bukunya. Aku bangkit dan berjalan ke pintu, tanganku di pegang sama seseorang. Aku menengok ke belakang, itu si anak baik di kelas dia adalah Winter. Dia hanya melihatku, tidak bicara sama sekali.

"Ada apa?"

"Kalau kamu ketemu dengan Yuta sampaikan ini ke Yuta, terima kasih." Memberiku sebuah surat.

"Harus sampai ke dia?"

"Iya."

"Aku duluan ya."

Winter mengangguk dan aku pergi ke pemberhentian bus. Gimana cara kasih ini ke Yuta, aku tidak selalu bertemu dia. Ku lihat sekeliling mungkin ada Yuta disini, dia ada disini. Aku menghampiri Yuta dulu sebelum pulang.

Tin tin

Aku menengok ke arah suara itu, ternyata itu Jungwoo. Menjemput ku lagi, tadi mampir ke pacarnya ini. Jungwoo melepas helmnya, anak-anak cewek memperhatikan Jungwoo, mereka terlihat takjub dengan ketampanan Jungwoo. Kenapa dia buka helm nya, udah tau dia itu banyak yang suka.

"Kak ayo pulang."

"Iya."

Gak jadi aku bertemu Yuta, ya besok aja deh aku kasih. Aku langsung naik ke motor si Jungwoo dan segera pulang.

Sesampainya dirumah, aku masuk kamar dan berganti pakaian. Saat aku sedang membuka buku pelajaran hpku bergetar. Ku cek hpku,

Nayeon :

"Na jadi kan? Aku tunggu di cafe Cemara ya."

Sana :

"Iya, aku berangkat."

Segera aku siap-siap, dan segera keluar kamar. Saat keluar kamar Jungwoo juga sedang keluar kamar. Dia memperhatikanku dari atas sampai bawah. Jungwoo menghampiri ku.

"Mau kemana kak?"

"Ketemu temen kakak."

"Mau di anterin?"

"Kamu mau nganterin kakak?"

"Iya, ayo aku ambil jaket dulu kakak tunggu di depan."

Jungwoo langsung masuk kamar lagi, aku keluar ke depan menunggu Jungwoo. Jungwoo belum juga datang, apa dia ketiduran lagi. Suara motor keluar, aku kira dia tidur, karena kebiasaan dia. Jungwoo langsung menyuruhku naik ke motor.

Sampai lah aku dan Jungwoo di cafe Cemara, aku langsung turun. Jungwoo melihat lihat sekeliling, lalu di memperhatikanku. Menyuruhku masuk, biasanya dia tanya, mungkin dia lagi ada urusan ya udah deh aku masuk aja.

Aku masuk dan mencari Nayeon, tapi dia belum ada disana. Mungkin dia belum dateng, aku tunggu saja di kursi itu. Aku duduk dan pelayan datang menghampiri ku.

"Silahkan pesan kak."

"Nanti saja aku menunggu teman saya."

Pelayan itu langsung pergi, apa aku chat aja Nayeon ya. Iya deh, daripada aku menunggu lama disini.

Sana :

"Nayeon kamu dimana? Aku udah sampai."

Nayeon :

"Aku di perjalanan Na, tunggu dulu ya. Udah Deket kok aku, aku belum sampai soalnya jemput temenku."

Sana :

"Teman siapa? Dia yang kamu maksud."

Nayeon :

"Iya, itu orangnya Na. Tunggu ya."

Kutunggu saja mereka. Setelah kira-kira setengah jam lah ya, mereka dateng.

"Sana."

Aku beranjak dari dudukku, dan menampakkan wajahku ke mereka. Aku terkejut melihat cowok yang ada disamping Nayeon, cowok ini seperti nya aku kenal.

"Ternyata kamu Na."

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke cowok ini. Dia masih ingat aku, kenapa dia ada di sini. Seharusnya dia gak disini kan.

"Kamu kenal Sana?"

"Iya aku kenal, dia pernah satu sekolah denganku. Ternyata kita bertemu lagi Na, gak nyangka."

Aku hanya tersenyum tipis dan mempersilakan mereka duduk. Pelayan datang, kami pun memesan minuman saja.

"Wah kalian ternyata udah saling kenal ya, gak sia-sia dong aku mempertemukan kalian."

Cowok ini hanya tersenyum saja, aku diam saja tanpa ada ekspresi apapun. Mereka melihatku dengan serius.

"Kamu sedang sakit Na?"

"Tidak."

"Oh iya, aku pindah ke sini Na, Nayeon ini temanku waktu kecil. Aku pernah tinggal di sini, jadi aku pindah ke sini lagi. Aku bakal satu sekolah denganmu Sana, semoga kita jadi teman lagi Na."

"Ah iya." Senyum tipis.

Mereka membicarakan masa kecil mereka. Apa aku hanya diam saja ya? Mereka asik saja, menghiraukan aku. Mereka anggap aku tidak ada mungkin.

"Na."

"Iya."

"Gimana di sekolah barumu?"

"Bagus kok."

"Maksud aku temen-teman di sekolah."

"Asik-asik kok temennya."

"Syukur deh. Katanya disana banyak cowok ganteng ya Na."

Mengalihkan pandanganku ke Nayeon dan kembali lagi ke cowok ini.

"Enggak tau."

"Menurut kamu ada yang ganteng gak?"

"Enggak."

"Ha enggak?" Sahut Nayeon. "Sana banyak Na, kamu gak tau?"

"Aku enggak tau."

"Maaf ya Sana kan baru aja masuk jadi Sana gak terlalu memperhatikan semua anak di sekolah iya kan Na."

"Iya." Senyum.

Kita bertiga melanjutkan perbincangan sambil menghabiskan minuman. 2 jam berlalu, gak terasa aja hari ini.

"Aku yang traktir hari ini."

"Oke."

Cowok itu segera ke kasir membayar minuman yang kita pesan.

"Na, kamu dingin si sama dia? Ada apa?"

"Enggak ada apa-apa."

Cowok itu kembali ke tempat duduk, dan mengajak kita keluar pulang. Sampai di depan kami menunggu taksi, taksi tak juga datang. Aku coba aja chat si Jungwoo.

Sana :

"Jungwoo bisa jemput aku gak?"

Jungwoo :

"Enggak kak maaf, kakak pulang pakai taksi aja, aku pesenin ya."

Sana :

"Aku tunggu."

Ku masukkan lagi ke saku, cowok ini menatapku, aku juga menatapnya. Sampai taksi Nayeon datang, Nayeon pamit duluan.

"Aku duluan ya, maaf ya aku tinggal." Melambaikan tangan.

Hanya ada aku dan cowok ini disini. Taksi ku kenapa lama sih, aku gugup ada di dekat dia. Ayo dong dateng.

"Na."

Aku mengarahkan mataku ke dia.

"Taksi kamu udah datang."

Aku langsung melihat taksi yang ada di depanku. Aku berjalan ke taksi itu.

"Atas nama Minatozaki Sana."

"Iya benar."

"Dari Kim Jungwoo ya."

Aku mengangguk, dan memperhatikan cowok itu. Aku menundukkan kepalaku ke dia. Dia membalas dengan melambaikan tangan. Aku segera masuk sebelum dia menghampiriku. Tapi dia jadi sendirian, ah dia juga gak takut kan.

Sesampainya di rumah, ada Mama didalam. Aku tersenyum ke Mama, lalu aku naik ke lantai atas untuk ke kamarku. Aku mandi dan belajar. Sambil menunggu makan malam.

Tok tok tok

Siapa yang mengetuk pintu, Jungwoo mungkin. Tapi dia belum pulang, Mama? Kalau Mama pasti langsung buka pintu, ku cek aja. Ku buka pintu kamar, emang ternyata Jungwoo. Dia tersenyum dan memberiku bunga.

"Kenapa memberiku bunga?"

"Gak apa-apa kak."

"Kamu pasti lagi senang ya?"

"Iya kak, aku udah sah jadi pacar Jihan kak."

"Waktu itu belum?"

"Belum kak, aku mau ngenalin kakak ke Jihan dulu. Kalau kakak setuju aku akan secepatnya menjadi kan dia pacarku." Senyum lebar.

"Oh gitu, ya udah. Gak ada lagi kan?"

"Enggak kak." Jungwoo melambaikan tangan dan menutup pintu.

Anak kecil, bisa-bisanya dia beliin aku bunga segala. Harusnya di kasih ke Jihan kenapa aku. Terserah dia deh, yang penting dia seneng. Ku taruh bunga itu ke vas bungaku di samping tempat tidurku, dan kembali lagi belajar.

Dret dret

Hpku bergetar, segera ku raih hp itu. Ku lihat layar nya, Doyoung chat aku.

Doyoung :

"Na, besok bisa temenin aku ke kantor Papa ku?"

Sana :

"Kenapa aku? Harusnya Yeji yang kamu aja Doyoung."

Doyoung :

"Papa menyuruhku bawa perempuan selain Yeji. Kamu mau gak?"

Sana :

"Ku pikir-pikir dulu."

Doyoung tidak membalas lagi, mungkin Doyoung sedang di marahi Papanya. Aku masih bingung kenapa Papanya ngelarang Doyoung pacaran dengan Yeji, Yeji cantik pintar kurang apa di Yeji. Kalau memang mereka saling mencintaikan harusnya orang tuanya mendukung anaknya. Aku pusing memikirkan masalah si Doyoung, aku tidur sebentar deh ya. Langsungku baringkan tubuh ke ranjangku.

Ada yang membangunkan ku, ternyata Mama. Aku membuka mataku, ku lihat jam ternyata sudah jam 7 malam.

"Ayo Sana makan malam."

"Iya Ma, aku cuci muka dulu."

"Mama tunggu di meja makan, disana udah ada Papa."

"Jungwoo?"

"Lagi pergi sama temennya."

Ku anggukan kepala, dan segera beranjak ke kamar mandi. Mama keluar dari kamarku. Selesai cuci muka, ku langsung turun ke bawah. Sudah ada Papa dan Mama, menungguku makan malam. Papa menyuruhku duduk dan makan malam. Selesai makan, Papa menyuruhku ke kantor setelah membereskan piring kotor.

Selesai aku menuju kantor Papa, aku membuka pintu dan Papa menyuruhku duduk. Papa menyelesaikan pekerjaan nya dulu. Setelah selesai, Papa duduk di depanku.

"Kamu sudah tau adek kamu punya pacar?"

Aku langsung menatap Papa, kenapa Papa bisa tau. Apa Jungwoo yang bilang? Mana mungkin di berani bilang dengan Papa.

"Darimana Papa tau Jungwoo punya pacar?"

"Papa cuma menebak."

"Menebak?"

"Jungwoo selalu nganterin kamu jemput kamu iya kan. Mungkin Jungwoo sedang mengejak cewek kan di sekolah kamu."

"Enggak Pa, dia gak suka sama temen Sana."

"Terus kenapa setiap hari nganterin kamu?"

"Gak tau Pa."

"Ya udah, Papa gak ngelarang kamu dan Jungwoo pacaran tapi Papa itu maunya kalian jujur kalau kalian punya pacar, gitu aja sih maunya Papa."

"Nanti aku bilangin ke Jungwoo Papa."

"Masuk kamar gih, belajar yang rajin ya."

Aku tersenyum ke Papa, dan pergi meninggalkan Papa. Lalu Mama masuk ke kantor Papa.

"Pa."

"Oh Mama, ada apa ma?"

"Tadi Mama denger pembicaraan Papa sama Sana. Maaf pa."

"Gak apa-apa Ma, harusnya Papa juga ngomong sama Mama."

"Iya, istirahat dulu Pa, Papa masih mau bekerja."

"Iya Ma, Mama istirahat duluan aja."

Mama langsung keluar dari kantor Papa dan pergi ke kamar bukan tidur melainkan melihat pesanan rotinya.

Aku di kamar, belajar untuk pelajaran di sekolah. Seperti ada yang menunggu di depan pintu, tapi siapa malam gini. Aku cek aja, siapa tau Jungwoo. Ku buka pintu kamarku, dan ternyata Jungwoo yang ada di sebelah pintu.

"Kamu kenapa Jung?"

"Gak kenapa-napa."

"Kenapa di sini, kamar kamu di sebelah."

"Iya tau kak."

"Ya udah masuk kamar sana."

"Kak besok aku gak berangkat sekolah."

"Kenapa?"

"Tadi aku lihat Jihan sama cowok lain kak."

"Kenapa harus gak berangkat sih? Mungkin aja cowok itu saudaranya iya kan."

Jungwoo diam aja, dan duduk di lantai. Sesedih itu si Jungwoo ya, kasian banget sih nih anak. Aku bantuin dia masuk kamar deh. Ku angkat dia untuk ke kamar, dia berat banget sampai gak kuat mau sampai kamar. Jungwoo melepas rangkulan ku, dan melihatku.

"Aku bisa jalan kak."

"Tapi kamu seperti tidak punya tenaga ngerti gak."

"Iya kak."

"Besok kamu harus tetep sekolah, Jihan gak mungkin meninggalkan kamu Jungwoo. Jadi, tenang aja gak usah sedih lagi sekarang kamu tidur istirahat masuk." Ku dorong si Jungwoo.

Setelah memastikan Jungwoo masuk kamar, aku juga masuk kamar. Badanku terasa capek banget jadi aku membereskan buku ku dulu lalu tidur.

Pagi harinya, aku bangun dari siap-siap untuk ke sekolah. Ku buka pintu kamarku dan mendapatkan Jungwoo yang duduk di anak tangga. Nih anak kenapa lagi, masih sedih karena kemarin. Padahal tadi malem udah aku kasih tau masih aja sedih.

"Jungwoo." Melangkah mendekati Jungwoo.

"Apa?"

"Masih sedih?"

"Enggak."

"Terus kenapa duduk di sini?"

"Nunggu kakak."

"Ada apa nih? Biasanya kamu turun duluan kan sebelum aku."

"Aku udah di kabarin sama Jihan kak, cowok itu saudara Jihan."

"Tuhkan apa aku bilang, cowok itu cuma saudaranya."

Jungwoo berdiri dan menggandengku untuk pergi ke meja makan. Sampai di meja makan, Papa dan Mama menatap kita berdua. Aku dan Jungwoo langsung duduk di meja makan. Kita tersenyum ke Mama dan Papa. Mama mengambilkan nasi untukku dan Jungwoo, kita lanjut makan. Selesai makan aku dan Jungwoo pamit berangkat sekolah.

Sampai di tempat sekolahku, aku masuk dan di gerbang ada Yuta. Yuta menyapa Jungwoo, dan menyapaku. Yuta mendekati Jungwoo.

"Hai, aku temen kakak kamu. Salam kenal aku Yuta."

Jungwoo tersenyum dan membuka helmnya. Seketika cewek-cewek di sekolah ini memandangi Jungwoo. Yuta menatap Jungwoo, semoga Yuta tidak memikirkan yang aneh-aneh tentang Jungwoo.

"Aku pamit dulu ya kak." Melambaikan tangannya.

Aku juga melambaikan tanganku. Lalu Yuta menatap ku, dan menghampiriku.

"Adek kamu ganteng juga ya."

Aku terkejut mendengar apa yang Yuta bicarakan. Menurut anak-anak cewek Jungwoo ganteng lah, kalau menurutku biasa aja. Karena setiap hari, dari kecil sampai sekarang bertemu terus.

Aku hanya tersenyum, dan melangkah masuk ke sekolah dan masuk kelas. Di kelas sudah ada anak-anak, semua memperhatikan ku. Aku masuk saja ke kelas dan duduk dibangku. Sudah ada Jihyo di sini, aku menyapanya dia balas menyapaku.

Nayeon mendatangiku, duduk di depanku. Nayeon tersenyum terus Jihyo juga memandang Nayeon. Kita bertiga saling lihat-melihat, aku bingung kenapa.

"Na adek kamu tadi ganteng ya. Udah punya pacar belum?"

"Udah."

"Udah ternyata. Na laki-laki yang aku kenalin ke kamu itu hari ini pindah disini, tapi gak tau kelas apa."

"Ada anak baru lagi?" Tanya Jihyo.

"Iya."

"Kamu kenal Na?"

"Iya Sana kenal, mereka pernah satu sekolah di sekolah lamanya."

Jihyo menganggukkan kepalanya, dan fokus lagi dengan aktivitas. Nayeon kembali ke bangkunya. Bel masuk berbunyi.

Bel berbunyi, waktunya istirahat semua anak keluar ke kantin. Jihyo mengajakku ke kantin, Nayeon pun juga ikut kita ke kantin.

Sesampai nya di kantin, sudah banyak anak-anak yang mengantri di kantin. Kita bertiga mencari tempat duduk dulu sambil menunggu antrian.

"Jihyo, kamu udah lama ya pacaran sama Jaehyun?"

"Baru-baru ini kok."

Nayeon hanya menangguk saja. Antrian sudah mulai mereda, di antara kita bertiga ada yang mengantri di sana. Yang mau mengantri si Nayeon.

Saat Nayeon mengantri, aku dan Jihyo menunggu Nayeon. Kita berdua tidak ada yang mulai pembicaraan apapun. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sebelahku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status