Share

Tidak Tau Harus Bagaimana

Setelah membahas itu Doyoung menarikku. Entah kemana dia akan menarikku. Dia membawaku ketempat yang bagus banget, baru kali ini aku melihat tempat seperti ini.

Taman yang super indah, aku takjub oleh keindahan taman ini. Tapi ada banyak pasangan di sana, dan juga bunga-bunga yang berbentuk cinta.

Doyoung yang ada di sampingku, melihat ku dan tersenyum. Doyoung masih memegang tanganku yang sedari tadi tidak dilepas.

"Gimana bagus gak?"

"Iya."

"Kita cari tempat duduk dulu."

Aku dan Doyoung berjalan dan mencari tempat duduk. Kita melihat-lihat sekitar, kita belum menemukan tempat yang kosong. Tapi kita tetap mencarinya, dan akhirnya ketemu.

Kita langsung menuju tempat itu. Lalu duduk disana sambil beristirahat kita melihat pemandangan sekitar. Banyak sekali pohon yang rindang, sejuk sekali disini. Disini juga bisa untuk menenangkan diri saat kita sedang dilanda kesedihan.

Aku dan Doyoung hanya diam saja, kita sibuk oleh pandangan masing-masing. Aku melihat ada keluarga disini, mereka sangat harmonis. Saling canda tawa tanpa beban di keluarga mereka, aku senang melihat keluarga yang harmonis.

Selang 1 jam, kita masih dalam pikiran masing-masing. Aku tiba-tiba merasakan haus, tapi disini tidak ada yang menjual air minum. Kira-kira harus beli dimana ya, kenapa gak ada yang jualan di tempat rame seperti ini.

"Doyoung, disini enggak ada yang jual air minum?"

"Didalam taman gak boleh ada yang jualan."

"Kenapa?"

"Gak tau, kenapa tanya? Kamu haus, kita keluar aja cari minum di luar, gimana?"

"Iya."

Aku dan Doyoung segera keluar dari taman untuk mencari minum. Sampai di luar taman, pengunjung tambah banyak. Doyoung menggandeng mungkin takut aku hilang, pede banget sih kamu Na. Kita mencari minum di penjual minum.

Sampai di tempat penjual es, Doyoung memesan 2 es. Lalu penjual itu menyodorkan es ke Doyoung dan Doyoung membayarnya.

Doyoung memberiku es 1, aku meminumnya. Aku harus banget, sampai-sampai sudah habis minuman ku. Doyoung belum meminumnya malah melihatku. Aku hanya tersenyum padanya, Doyoung hanya diam saja. 

Jam sudah menunjukkan pukul 10, cepat sekali jam ini berlalu. Doyoung yang masih meminum es sambil bermain hp. Aku ngerasa bosan ya, tapi disini sejuk. Oh iya aku harus ketemu dengan Winwin kan, jam 12 aku harus sudah sampai sana. Apa Doyoung masih lama ya.

"Na."

"Iya."

"Pulang yuk, aku aja urusan soalnya."

"Iya."

Aku dan Doyoung melanjutkan perjalanan ke parkiran. Akan pulang ke rumah, kita langsung cus pulang tidak mampir kemana-mana. Sesampainya dirumah Sana, Doyoung langsung pamit pulang. Doyoung langsung mengendarai motornya dan menghilang dari pandanganku.

Aku masuk ke rumah, dirumah tidak ada siapa-siapa kecuali bibi. Aku langsung saja masuk ke kamar bersih-bersih, dan siap-siap untuk pergi lagi ke cafe. Selesai aku istirahat sebenar, aku mengecek jam baru pukul 11. Aku berangkat sekali atau nanti ya? Sekarang aja deh Nanti telat soalnya cafe Cemara agak jauh dari sini.

Aku segera keluar kamar, pamit dengan bibi. Aku harus pamit dengan bibi kalau tidak nanti aku di cariin. Aku pakai mobil atau taksi ya? Taksi aja deh ya, biar gak ngeluarin mobil. Aku menunggu taksi di luar, setelah 10 menitan ada taksi berhenti dan aku naik taksi itu.

Perjalanan dari rumah ke cafe Cemara membutuhkan waktu sekitar 20 menitan gitu lah, jadi harus lebih awal untuk berangkatnya. Sesampainya di cafe Cemara aku turun dari taksi, disana tidak rame. Mungkin hanya pengunjung yang sedang bertemu klaien. Aku langsung masuk ke dalam dan duduk di kursi yang hanya ada dua kursi aja. Aku memesan minuman lebih dahulu. Oh iya, ini baru jam setengah 12. Jadi aku menunggu Winwin 30 menit.

Dret dret dret

Hpku berbunyi, menandakan ada yang chat. Dan yang chat aku si Winwin.

Winwin : 

"Na aku dalam perjalanan, kamu udah sampai belum?"

Sana : 

"Sudah."

Winwin : 

"Sebentar lagi aku sampai Na."

Ku tutup hpku, dan menunggu si Winwin sampai. 15 menit kemudian Winwin sampai di cafe cemara, dan segera duduk di depanku. Winwin senyum kepadaku, aku balas senyuman Winwin dengan senyuman juga. Winwin langsung memesan minuman dan sepotong roti, Winwin memesan 2, yang 1 untuk dan 1 lagi untuknya.

"Kamu sudah dari tadi Na?"

"Iya."

Kita hanya senyum senyum, masih canggung kita baru pertama kali duduk berdua seperti ini. Kita hanya diam, sampai pesan Winwin sampai. Kita berdua memakan roti itu, dan masih tidak ada percakapan sama sekali. Setelah selesai, Winwin menatapku.

"Na, kamu tau gak?"

"Tau apa?"

"Yuta."

"Yuta? Kenapa?"

"Tidak ada apa-apa."

"Bilangan aja gpp kok."

"Besok kamu juga tau kok."

Aku tersenyum, lagi-lagi gak ada percakapan. Kenapa canggung gini sih, harus membicarakan apa. Aku gak terlalu tau Winwin, apa Winwin memang pendiam gini ya. Terasa aneh jika Winwin diam saja tidak ada topik. Aku harus mencari topik tapi apa.

"Aku lihat hari ini di taman ada hiburan ya?"

"Iya, kamu mau kesana?"

"Enggak, cuma membicarakan sih."

"Tadi kamu pergi kesana kan?"

Winwin tau aku kesana, darimana? Apa dari Doyoung? Mereka berdua kan berteman, mungkin aja ya kan.

"Iya, tau darimana?"

"Doyoung, dia bilang ngajak kamu pergi hari ini ke taman."

Aku tersenyum ke Winwin.

"Aku gak bilang kalau aku akan pergi sama kamu Na."

"Kenapa?"

"Di 127ku kan ada 2 orang yang dekat sama kamu."

"Siapa?"

"Doyoung dan ......."

"Dan?"

"Yuta."

"Aku tidak dekat dengan mereka berdua, hanya berteman aja kok win."

"Teman juga bisa jadi suka kok Na."

"Maksudnya?"

"Gak apa-apa." Winwin tersenyum.

Aku dan Winwin tidak lama di cafe itu hanya bertemu, membicarakan hal yang tidak terlalu penting dan meminum kopi di sana, itu aja yang kita lakukan. Aku dan Winwin langsung pulang, karena aku menunggu taksi jadi Winwin menungguku sampai taksi itu datang. Setelah taksi itu datang aku pamit dengan Winwin untuk pulang duluan, aku melambaikan tangan ke arahnya dan dia membalas lambaikanku. Disana aku tersenyum melihat Winwin dari taksi ini, lalu pandangan itu menghilang.

Aku sampai di rumah, dirumah sudah ada Mama dan Jungwoo. Jungwoo langsung menghampiriku, menyuruhku duduk di sofa.

"Gimana kak?"

"Apa?"

"Tadi sama kak Doyoung."

"Gak ada apa-apa kok. Kenapa?"

"Tadi kok cuma sebentar kak pergi nya?"

"Emang harus berapa lama?"

"8 jam atau berapa gitu."

"Dia ada urusan dan kak juga ada urusan."

"Jam 11 kakak pergi kemana?"

"Cafe sama temen kakak."

"Owh ya udah."

Aku berjalan ke kamar, terasa capek hari ini, lemas sekali. Aku membaringkan badanku ke tempat tidur, sangat nyaman di kasurku ini. Karena terasa nyaman sampai akhirnya aku tertidur.

Saat aku bangun jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Aku segera bangun dari tempat tidur dan lekas mandi. Setelah mandi aku turun ke bawah untuk membantu Mama dan bibi mempersiapkan makan malam. Didapur sudah ada Mama dan bibi, aku menghampiri mereka.

"Ma ada yang harus dibantu?" Tanyaku.

"Ini bantuin Mama ngelupas bawang."

Aku mengambil bawang dan mengelupas nya. Setelah selesai, aku menghampiri Mama memberikan bawangnya. Mama menyuruhkan menata meja saja. Aku langsung saja mengambil alat-alat makan dan merapikan meja. 

Selesai merapikan meja, aku membantu Mama dan bibi membawa lauk ke meja makan. Aku memanggil Jungwoo untuk makan malam. Makan malam tanpa Papa, karena Papa sedang ada kerjaan dan pulang malam. 

Tok tok tok

"Jungwoo." Panggilku.

"Iya, kenapa?"

"Makan malam dulu."

"Iya, aku keluar."

Tidak menunggu jungwoo keluar, aku langsung ke ruang makan. Aku dan Mama sudah duduk di meja makan, tapi Jungwoo masih belum di situ. Kita menunggu Jungwoo, lama sekali dia.

"Na panggil Jungwoo lagi." Pinta Mama.

"Iya Ma."

Dan lagi ke kamar Jungwoo, aku mengetuk pintu tapi tidak dibuka Sama Jungwoo. Jadi kubuka saja pintunya, dan ternyata Jungwoo malam tidur. Kebiasaan kalau lagi di suruh apa pasti langsung tidur. Ku ambil air untuk menciprat-cipratkan ke Jungwoo. Jungwoo pun bangun,

"Aduh, apa ini?"

"Bangun, makan malam dulu."

Dia hanya bangun dan duduk di tepi tempat tidur. Ku tunggu saja Jungwoo, memastikan dia akan beranjak dari tempat tidur. Jungwoo malah menatapku, sambil masih mau memejamkan matanya. Lalu Mama dateng.

"Kok lama Na."

Aku nunjuk si Jungwoo yang masih setengah mengantuk. Jungwoo melihat Mama dan langsung bangun, masuk kamar mandi dia. Aku dan Mama menunggu Jungwoo di depan pintu kamarnya. Jungwoo pun keluar dari kamar mandi dan menatap aku dan Mama. Kita bertiga sama-sama diam aja, cuma saling tatap menatap.

"Ayo keluar Jung."

"Iya Ma." Jungwoo malah menatapku kesal.

Aku mengalihkan pandanganku dan pergi ke ruang makan, disusul Mama dan Jungwoo. Kita bertiga mulai makan malam, kami makan dengan lahapnya. Setelah selesai Jungwoo masih duduk di ruang makan sambil main hp. Aku dan Mama membereskan piring kotor, bibi juga membantu. Aku lihat Jungwoo senyum-senyum sendiri, mungkin lagi chattingan sama Jihan. 

Selesai membereskan semuanya, aku dan Jungwoo menemani Mama di ruang keluarga. Kami sibuk dengan kesibukan masing-masing, sampai Papa pulang. Kami memberhentikan aktivitas untuk menyambut Papa pulang. Kami senyum kepada Papa dan Papa membalas senyuman kami.

"Kenapa pada belum tidur, udah jam 10. Sana Jungwoo kok malah gak tidur besok kalian sekolah kan?"

"Iya Pa, aku dan Jungwoo nemenin Mama untuk nunggu Papa pulang." Kataku.

"Iya Papa, jangan marahi mereka. Mama tau kok, Mama salah gak nyuruh mereka istirahat Pa." 

"Iya gak apa-apa, sekarang istirahat sana. Ayo Ma kita istirahat."

"Papa gak mau makan dulu?" Tanyaku.

"Papa udah makan tadi dikantor, sekarang waktunya istirahat. Masuk."

Aku dan Jungwoo pergi keatas masuk kamar. Sampai di depan pintu, Jungwoo memanggilku.

"Kak Sana." Sambil berlari.

"Iya?"

"Besok aku anterin ya."

"Ada apa nih, kamu mau jemput Jihan ya?"

"Tau aja." Senyum malu-malu.

Aku ikut senyum, dan Jungwoo pergi ke kamarnya sembari senyum-senyum sendiri. Dasar adek aneh. Aku langsung masuk ke kamarku, membaringkan badanku dan tidur.

Pagi harinya, aku bangun jam 5 pagi. Aku langsung aja mandi membereskan kamarku yang kayak kapal pecah. Selesai aku turun, jangan lupa bawa tas sekolahku. Saat aku dapatkan tangga ke tiga dari atas, tiba-tiba Jungwoo merangkulku, ya seperti aku itu temannya. Aku hanya menatap nya kesal. Sampai di meja makan untuk sarapan, aku dan Jungwoo langsung duduk sarapan.

"Jungwoo jadi nganterin kakak kamu?"

"Jadi Pa."

"Hati-hati."

Jungwoo tersenyum kepada Papa dan lanjut sarapan. 

Setelah selesai sarapan aku dan Jungwoo berangkat sekolah, berpamitan dengan Papa dan Mama. Kita langsung ke garasi mengambil kendaraan Jungwoo. Lalu kita cuss berangkat sekolah.

Dijalan tidak terlalu macet jadi cepet deh sampai sekolah. Sampai di sekolah, aku turun. Semua anak di sekolah menatapku, mungkin karena aku dianterin Jungwoo. Aku mengambaikan mereka dan masuk ke kelasku. 

Sesampainya di kelas semua anak menatapku juga. Ada apa ini? Tiba-tiba mereka menatapku seperti ini menakutkan. Aku menuju bangku ku, sudah ada Jihyo. Jihyo juga menatapku, dengan muka yang ingin bertanya.

"Na kamu udah tau belum?"

"Belum, apa?"

Jihyo memperlihatkan foto di forum, aku melihat nya dan kaget. Ini kan aku dengan Jungwoo kenapa ada di forum? Aku menatap Jihyo, juga hanya menatapku bingung.

"Itu kan adek kamu Na? Bener bukan?"

"Iya ini adek aku. Siapa yang menyebarkan ini Yo?"

"Aku gak tau tiba-tiba aja geng nya Sowon memberi tau ku tentang ini. Tapi gak mungkin mereka, mereka gak pernah naik bus Na."

Aku berfikir siapa kira-kira yang menyebarkan gosip yang gak bener ini. Dia belum tau tentang aku kenapa nyebar-nyebar gosip sih. Kesal aku, untung aku itu sabar ya. Apa mungkin si Rose, dia kan gak suka sama aku. Ah jangan berburuk sangka dulu, kalau bukan dia bisa jadi fitnah. Aku akan cari tau tentang gosip ini.

Bel masuk berbunyi, guru sudah memasuki ruang kelas. Pelajaran dimulai.

"Anak-anak hari ini kita ulangan." Kata Bu Hyewon.

"Ha ulangan." Semua anak kompak.

"Kenapa tiba-tiba sih Bu, gak ngabarin dulu kita kan belum belajar." Kata Yerin.

"Siap gak siap, tetap ulangan ya."

"Iya Bu."

Bu Hyewon memberikan soal dan lembar jawab kepada semua anak.

"Kita mulai, silahkan di kerjakan."

Semua anak serius dengan soal masing-masing. Aku pun mengerjakan soal itu dengan telit agar nilai nya tidak terlalu merosot. Semua anak memperhatikan ku apa lagi Jihyo. Karena aku mengerjakan tanpa melihat sekeliling. Mereka meminta jawab dari ku, aku kasih aja kan. Yang pertama Jihyo lah, terus sampai semua anak mendapatkan jawab dariku.

Setelah selesai aku langsung mengumpulkan lembar jawabku, diikuti teman-teman lainnya. Bu Hyewon memeriksa apakah semua anak sudah mengumpulkan atau belum. Setelah selesai mengecek ibu memeriksa jawaban kami.

Bel berbunyi, waktunya istirahat. Bu Hyewon menyuruh kami untuk istirahat, tapi Bu Hyewon masih di kelas. Anak-anak hanya duduk diam menunggu Bu Hyewon keluar duluan. Bu Hyewon belum juga keluar. Lalu beliau memperhatikan kami.

"Kenapa masih di sini? Udah boleh istirahat."

"Gak apa-apa Bu?" Tanya Nino.

Bu Hyewon mengangguk dan mempersilahkan kami untuk keluar dan istirahat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status